Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 433. (EXEL STORY) Impian Kita Berdua

Share

Bab 433. (EXEL STORY) Impian Kita Berdua

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 20:41:36

Udara dingin terasa menusuk, Hauri membuka kedua matanya pukul satu dini hari. Gadis itu menghembuskan napasnya panjang berusaha menyingkirkan lengan kekar Exel yang memeluknya dengan sangat erat.

Exel selalu menolak tidur sendiri-sendiri, toh mereka akan menikah beberapa hari lagi, di sisi lain, Exel tidak tega bila dia terbayangkan Hauri sakit tiba-tiba saat sedang tidur sendirian.

Hauri melepaskan satu tangan Exel dengan perlahan-lahan. Namun, justru pelukan itu semakin mengerat kuat.

"Ya ampun, Exel ... lepaskan sebentar. Aku mau ke kemarin mandi," ujar Hauri memukuli lengan laki-laki itu.

"Hehhh..." Exel menarik napasnya panjang dan melepaskan pelukannya. "Ayo, aku temani."

"Nyalakan lampunya, aku takut gelap," ujar gadis itu.

Exel segera menyalakan penerangan di dalam kamarnya. Hauri pun menyibak selimutnya cepat dan berjalan ke kamar mandi.

Sedangkan Exel menunggu duduk di tepi ranjang dengan wajah mengantuknya.

Sampai Hauri kembali keluar, gadis itu mendekati Exel dan H
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 434. (EXEL STORY) Gaun Pernikahan untuk Hauri

    Keesokan paginya, Hauri pergi bersama Exel ke butik milik Elizabeth. Di sana, mereka berdua diminta untuk memilih baju pengantin mana yang akan dipakai di acara pernikahan mereka beberapa hari lagi. Tampak Hauri kebingungan memilih gaun mana yang serasi untuknya. Gadis cantik berambut sepundak itu berdiri mendongak menatap macam-macam gaun pengantin yang terpajang di dalam lemari kaca. 'Mama Elizabeth sangat hebat, memiliki butik sebesar ini,' batin Hauri terkagum-kagum. Gadis itu masih berdiam diri menatap gaun pengantin di hadapannya saat ini. "Pasti ini sangat mahal dan berat, semuanya dipenuhi hiasan mutiara yang berkilau, dan motif kainnya juga sangat cantik," ujar Hauri tersenyum manis. "Hauri mau mencoba yang ini, Sayang?" Suara Elizabeth yang tiba-tiba muncul membuat Hauri tersentak kaget. Gadis itu menatapnya dan menggelengkan kepalanya cepat. "Ti-tidak, Ma. Gaunnya terlihat sangat berat," ujar gadis itu. Elizabeth menatap gaun di hadapannya itu dan mengangguk. "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 435. (EXEL STORY) Kekesalan Exel pada Lafenia

    Setelah siang tadi Exel mengajak Hauri untuk pergi ke pantai berdua dengannya setelah fitting baju pengantin. Malam ini, Exel mengajaknya pergi bersamanya. Exel kali ini memenuhi undangan teman-temannya untuk datang ke acara makan malam, dan ia mengajak Hauri karena kondisi Hauri saat ini tampak baik-baik saja dan dia juga tidak mengeluh pusing atau yang lainnya. Mereka berdua kini masuk ke dalam sebuah restoran mewah di mana semua teman-teman Exel tampak menunggunya di sana. "Exel, akhirnya datang juga..." Keilan menjabat tangan Exel, kemudian juga pada Hauri. "Kemarin malam kenapa tidak datang, heh?!" tanya Eithan merangkulnya. "Sorry, aku menemani istriku," ujar Exel menoleh pada Hauri sebelum ia menatap teman-temannya. "Perkenalkan, ini calon istriku, mamanya Miko Hauri." Semua teman-temannya di sana, termasuk Heiner dan Lafenia menatap ke arah Hauri yang berdiri di belakang Exel. Senyuman mereka seolah menyambut kedatangan Hauri di sana dengan senang hati. "Hai, salam kena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 436. (EXEL STORY) Hauri, Terimalah Takdir Pahitmu

    Hauri cukup lama menunggu Exel di dalam mobil, ia penasaran ke mana Exel perginya setelah ia memintanya menunggu. Saat sibuk menunggu, tiba-tiba saja Hauri melihat sosok Heiner yang baru saja keluar dari dalam area restoran dan ia tampak berjalan sendiri. "Loh, Exel mana?" lirih Hauri. Gadis itu segera membuka pintu mobil, ia berjalan ke arah Heiner yang kini tengah menuruni sebuah tangga. "Heiner..." Hauri memanggilnya. Laki-laki tampan itu menoleh dan tersenyum. "Ya, Hau? Kenapa?" tanyanya. "Exel mana?" tanya Hauri. "Dia bilang tadi dia—""Oh, Exel sedang di dalam dengan Lafenia," sela Heiner. Wajah Hauri tiba-tiba menjadi sedikit kecewa. Karena tadi Exel mengatakan kalau dia ingin bertemu Heiner, kenapa sekarang malah di dalam dengan Lafenia? "Hei, kenapa malah melamun?" Heiner mengusap pucuk kepala Hauri. "Ayo kalau kau mau aku temani memanggil Exel di dalam," ajak laki-laki tampan berambut cokelat itu. Hauri mengangguk pelan. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 437. (EXEL STORY) Apa yang Membuatmu Diam Padaku, Sayang?

    Sesampainya di rumah, Hauri pun bergegas mengganti pakaiannya dan gadis itu berbaring di atas ranjang kamarnya. Ia tidur memunggungi Exel yang kini duduk memangku laptopnya. Tidak biasanya Hauri mengacuhkannya seperti ini, tidak biasanya dia tidak bermanja-manja sebelum tidur, bahkan tidak ada sepatah katapun yang terucap darinya. "Sayang, kenapa diam saja? Apa kau sakit?" tanya Exel mengusap pundaknya. Hauri menggeleng. "Tidak papa. Aku hanya lelah," jawab gadis itu. "Jangan menghadap ke sana," ujar Exel mengelus pipi Hauri. Perlahan Hauri menjauhkan tangan Exel dari pipinya. Ia menarik selimutnya tinggi-tinggi dan memejamkan kedua matanya perlahan. Exel tidak mau membujuknya, karena ia tahu semakin membujuk Hauri yang sedang kesal, mungkin akan semakin membuatnya bertambah marah padanya. Exel meletakkan laptopnya cepat, ia ikut berbaring dan memeluknya dari belakang. "Jangan marah, kalau ada apa-apa harusnya kau bilang, Sayang," bisik Exel. "Tidak ada," jawab Hauri dengan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 438. (EXEL STORY) Seseorang yang Diam-diam Perhatian Pada Hauri

    Sudah beberapa jam yang lalu Hauri selesai menjalani pengobatan rutinnya di dalam sebuah ruangan bersama seorang dokter. Hauri sendirian di rumah sakit, karena dua jam yang lalu Exel dihubungi oleh orang kantor karena ada urusan mendadak yang sangat penting, hingga Exel pergi dan berjanji akan segera kembali. Di dalam kamar rawatnya, Hauri diam seorang diri menatap air infus yang menetes, setetes demi setetes. Hal ini sangat membosankan, tetapi itulah yang Hauri nikmati dalam kesendiriannya. "Sejak pukul delapan hingga pukul setengah dua belas, kenapa Exel belum ke sini?" gumam Hauri bingung. "Apa dia lupa aku ada di sini?" Hauri meraih ponselnya, ia mendapatkan pesan dari Lafenia yang memamerkan sebuah momen, dengan pesan tertulis. 'Aku sedang makan siang dengan Exel di rumah makan mewah...' tulisnya di sana. Pesan itu masuk sepuluh menit yang lalu. Hauri diam dan kembali meletakkan ponselnya tanpa membalas. Perlahan, Hauri beranjak bangun. Ia merasakan tubuhnya sangat lemas d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 439. (EXEL STORY) Jangan Mendekati Heiner!

    Menunggu Exel yang tidak kunjung datang, akhirnya Hauri pun berencana pulang oleh Heiner. Di luar dugaan Hauri, sosok Heiner ternyata sangat baik dan juga sopan, di sisi lain dia orang yang ramah dan suka bercanda. Laki-laki itu, kini merangkulnya dengan erat sembari berjalan. Bedanya, mungkin bila Exel di posisi ini biasanya akan memeluknya, karena tubuh Hauri sangat-sangat lemas. "Nenekku dulu juga seperti ini, Hau. Dia sangat lemas setelah perawatan, tapi tidak akan lama kembali pulih," ujar Heiner melirik wajah Hauri. "Iya Heiner. Aku masih bisa berjalan Sekang demi selangkah, tapi setelah itu aku bisa pusing. Tadi saat bersama Nenek, tubuhku seperti tidak ada tulangnya." Hauri bercerita sambil merangkul tubuh Heiner dari belakang. "Sudah, tidak papa. Kau peluk saja aku ... biar tidak jatuh," ujarnya. Hauri memeluknya dan mereka berjalan keluar dari dalam rumah sakit. Namun, saat di luar, Hauri dan Heiner terkejut melihat sosok Exel yang baru saja keluar dari dalam mobil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 440. (EXEL STORY) Kemarahan Hauri

    Beberapa hari kemudian, acara pernikahan Hauri dan Exel akan diselenggarakan besok pagi. Dan malam ini, Exel mengajak Hauri datang ke hotel tempat mereka menikah besok, untuk melihat dekorasi yang telah Exel pesan. Hauri tampak begitu senang melihat dekorasi bernuansa putih, dan mawar putih yang begitu indah. "Cantik sekali," ujar Hauri tersenyum. "Kau suka, Sayang?" tanya Exel menoleh padanya. "Heem. Aku suka," jawab Hauri. "Pasti sangat mahal untuk menyewa semua ini, kan?" Exel terdiam sesaat, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Berapapun uang yang harus aku keluarkan, asal kau senang, itu tidak masalah untukku," jawabnya. Hauri hanya diam merasakan genggaman tangan Exel yang semakin mengerat. Mereka berdua pun melangkah menaiki anak tangga menuju ke selasar lantas atas. Dari sana, pemandangan indah hall pesta yang sangat mewah begitu cantik terpandang. "Besok, kau akan menjadi istriku, Hau," ujar Exel tersenyum mengusap pucuk kepala Hauri. "Apa kau bahagia memiliki aku seba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 441. (EXEL STORY) Ungkapan Hati Hauri

    Setelah bertengkar dengan Lafenia di hotel, Hauri pun dibawa pulang oleh Exel. Sepanjang perjalanan, gadis itu diam dan tidak mengatakan sepatah katapun. Exel tahu Hauri kesal dan marah, namun bodohnya Exel tidak tahu bila Hauri mengetahui kesalahpahaman saat Lafenia memeluknya. Sesampainya di rumah, Exel mengajak Hauri naik ke lantai dua masuk ke dalam kamar. "Ayo," ajak Exel meraih tangannya. Mereka masuk ke dalam kamar, Hauri berjalan melengos melewati Exel dan duduk di tepi ranjang, diam membisu di sana. "Sayang...." Exel mendekat, laki-laki itu menekuk lututnya di hadapan Hauri. "Aku minta maaf kalau aku telah menyakiti hatimu," ujar Exel lirih. Hauri menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, itu memang yang kau inginkan," jawabnya. "Hauri...." Lagi-lagi Exel menggenggam erat tangan Hauri. "Aku memeluk Lafenia tidak seperti yang kau lihat. Dia tiba-tiba saja memelukku tanpa aku tahu apa yang terjadi. Saat itu aku sedang memarahinya karena dia terus menyinggungmu." Penjelasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status