Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 324. Seribu Rasa Sedih Menjadi Satu

Share

Bab 324. Seribu Rasa Sedih Menjadi Satu

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-18 13:57:47

Mobil hitam milik Evan membelah jalanan malam yang sepi di musim dingin. Sepanjang jalan yang sepi membuat mobil itu melaju dengan kecepatan penuh.

Bersama dengan Jasper yang mengemudi mobil itu, Evan nampak begitu cemas. Ia berharap Jericho benar-benar menemukan keberadaan Exel di tempat alamat ponsel yang berhasil dilacak oleh Jericho.

"Itu mobil Jericho ada di depan, Tuan," ujar Jasper.

"Apa yang dia lakukan di sini? Bukannya dia menunggu kita di lokasi?" tanya Evan bingung.

"Entahlah, Tuan. Mari kita turun," ajaknya.

Seketika, Evan dan Jasper pun langsung turun dari dalam mobilnya saat mereka berdua melihat mobil milik Jericho yang berhenti di tepian jalan.

Nampak Jericho berdiri di depan mobilnya dan menatap Evan yang berlari ke arahnya.

"Jer, kenapa kau malah berhenti di sini? Tempat apa ini?!" seru Evan menatap beberapa pohon-pohon tinggi di tepian jalan yang ditutupi oleh salju yang tipis.

Jalanan itu menuju ke arah kota sebelah dengan jalur cepatnya.

"Tuan, alamat po
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 325. Sampai Kapanpun, Mamaku Tetap Mama Elizabeth!

    Udara yang sangat hangat menyelimuti Exel. Anak laki-laki berusia sembilan tahun itu tidur meringkuk memeluk boneka beruang yang terasa lembut dan hangat bulu boneka tersebut. Namun, aroma wangi kamar itu membuat Exel terbangun ketika dia sadar, itu bukan aroma kamarnya. Exel membuka kedua matanya lebar dan mengedar. Dia terduduk dengan napas naik turun mengingat siang tadi seseorang menyeretnya dengan paksa ke dalam mobil dan membawanya entah ke mana. "Mama, Papa..." Exel langsung menyibak selimutnya cepat. Anak laki-laki itu berlari ke arah jendela kamar, Exel membuka gorden dan anak itu nampak kebingungan.Pemandangan kota yang sangat ramai diselimuti salju dan meriahnya perayaan menjalang natal. "Ini di mana?" lirih Exel takut, tubuhnya seketika gemetar hebat dan berkaca-kaca seketika. "Ini bukan di Berlin..." Exel yang tengah menatap ke arah jendela, anak itu tersentak saat tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Sontak, Exel menoleh ke belakang. Dia terkejut melihat Tania yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 326. Ma, Pa, Exel Kangen

    Sudah beberapa hari lamanya tidak ada kabar apapun tentang Exel yang kini keberadaannya entah di mana. Elizabeth pun stress dan wanita itu hanya bisa diam melamun setiap hari memikirkan anaknya. Seperti pagi ini, Elizabeth bangun pagi-pagi sekali, dia hanya diam duduk di dalam kamar Exel yang sejak awal sudah dihias oleh gambar-gambaran dinding yang anak itu inginkan. Elizabeth terenyuh mengusap bantal yang terletak tapi di atas ranjang. "Exel ... apa sekarang kau sudah bangun, Nak? Bagaimana keadaan Exel sekarang? Apakah Exel kedinginan atau bagaimana?" lirih Elizabeth menundukkan kepalanya. Wanita itu terdiam sejenak. "Mama Elizabeth-mu ini memang bukan seorang Mama yang baik untuk Exel. Mama tidak bisa menjagamu," ucap Elizabeth berputus asa menyalahkan dirinya sendiri. Pintu kamar itu terbuka, muncul Evan yang kini berdiri di ambang pintu menatapnya. Elizabeth dengan cepat mengusap air matanya. Wanita itu terdiam saat Evan mendekat dan duduk di sampingnya, Evan menatap lekat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 327. Rindu ini Pasti Akan Terobati

    "Ma, Pa, Kakak ke mana? Kenapa tidak pulang-pulang? Pauline kangen sama Kakak Exel, Ma..." Pauline merengek dalam pangkuan Elizabeth saat ini, anak empat tahun itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Sejak kemarin-kemarin, Pauline terus mencari-cari sang Kakak dan dia juga merasa kesepian karena tidak punya teman bermain lagi. "Kakak masih pergi, Sayang. Nanti kalau Kakak sudah pulang, kita main sama Kakak lagi ya, Nak," jawab Elizabeth berusaha tersenyum. Pauline mengangguk lemah. Anak perempuan itu kembali memeluk Mamanya dengan wajah sedih.Elizabeth menoleh ke arah ruangan samping di mana nampak Evan dan Arshen berbincang dengan beberapa orang yang bertugas mencari Exel hingga kini jatuh sampai berhari-hari lamanya. Bahkan Evan baru saja pulang dua jam yang lalu mencari keberadaan Tania, dia mencari ke seluruh tempat, hingga Evan mendesak Kian dan semua orang-orang yang dikenali Tania. Namun semua itu, hasilnya pun nihil. Tak ada yang tahu di mana Tania berada, jelasnya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 328. Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya

    Malam ini, Exel tidur ditemani Tania. Anak laki-laki itu sudah menolaknya, namun Tania tetap kukuh berkata ingin menjaganya. Bahkan Tania tidak memberikan ruang bagi Exel untuk bermain sendirian, hingga anak itu tidak punya kesempatan bebas. Tania kini menyelimuti Exel dengan hangat, berbaring di sampingnya dan bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan. "Dulu, saat Exel masih bayi, Papa membelikan kalung untuk kita berdua. Exel tahu, kan?" tanya Tania pada Exel. "Tahu," jawab Exel singkat dan malas. "Tapi saat itu Mama harus pergi karena Mama ingin melanjutkan belajar, dan—""Tidak usah bercerita. Aku sudah tahu semuanya." Exel membalikkan badannya menatap Tania. "Terima kasih sudah pergi, karena dengan Tante Jahat pergi, aku bisa mengenal Mama Elizabeth yang mau merawatku sejak aku masih bayi, mau menemaniku bermain, dan mau menjadi Mama yang baik untukku!" Exel menarik napasnya panjang dan cepat sebelum anak itu kembali memunggungi Tania dan menutup sekujur tubuhnya dengan se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 329. Telepon dari Exel

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Hari ini adalah tepat datangnya perayaan hari natal.Anak laki-laki itu perlahan melepaskan tangan Tania yang memeluknya. Ia menoleh ke belakang pada Tania yang memeluknya. Exel terdiam menatap wanita itu dengan lekat. Setiap hari, Tania sabar menjaga Exel sekalipun Exel kadang marah-marah, menuruti apapun yang Exel mau, dan dia selalu memeluk Exel setiap Exel tertidur. "Eumm ... Mama," lirih Exel sedih mengucapkan kata itu, nadanya pun sedikit ragu. Ia ingin menyentuh wajah Tania dengan jemarinya, namun Exel menarik kembali tangannya. 'Mamaku hanya Mama Elizabeth,' batin Exel menguatkan dirinya. Anak itu bergegas menyibakkan selimutnya dan turun dari atas ranjang. Exel berjalan membuka pintu balkon kamar itu dan berjalan keluar melihat seisi kota yang sangat meriah pagi ini. "Wahhh ... ramainya," lirih Exel berbinar-binar. "Bagus sekali..." Exel berdiri memperhatikan sekitar, banyak sekali anak-anak

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 330. Kami Akan Menjemputmu, Exel

    Pagi di hari natal tahun ini, tidak seperti tahun natal kemarin-kemarin. Semua terasa hampa bagi Evan dan Elizabeth. Apalagi Elizabeth yang sekarang berdiam diri merenung sedih memikirkan putranya yang hilang. Bahkan semua orang di rumah itu, tidak ada yang menunjukkan ekspresi bahagianya. "Ini sudah minggu kedua, ke mana kau, Nak?" Arshen berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. "Exel, Cucuku..." Evan yang duduk di sofa, dia merangkul istrinya yang memeluk boneka koala milik Exel. Elizabeth benar-benar stress memikirkan putranya dan ia selalu menghabiskan hari-harinya dengan menangis dan melamun. Namun, wanita itu juga masih mengurus Pauline dengan baik. "Apa tidak ada kabar dari luar kota?" tanya Melodi pada Evan. "Tidak ada, Ma. Setelah natal, aku akan mencoba melakukan penelusuran lagi di Munich," ujar Evan dengan wajah lelah. "Mendengar dari salah satu mantan karyawan di butik Tania, wanita itu bilang Tania sering berhubungan dengan seseorang yang tinggal di Munich."

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 331. Tak Ingin Exel Dikembalikan

    Tidak biasanya Tania bangun dari tidurnya tidak mendapati Exel di sampingnya. Wanita itu langsung bergegas turun ke lantai satu. Pemandangan asing Tania lihat di sana, ia memperhatikan Exel yang tengah duduk bersama dengan Jeff di ruang keluarga. "Exel," sapa Tania berjalan ke arah mereka berdua. Exel pun menoleh, anak itu diam memeluk bantalan sofa dan ia menyandarkan punggungnya pada Jeff. "Aku mau di sini dengan Om Jeff!" seru Exel memasang wajah cemberut. Tania dengan ekspresi curiga, dia menatap Jeff lekat-lekat. "Kau tidak bicara macam-macam dengan anakku kan, Jeff?" tanya wanita itu. "Kau tanyakan sendiri pada anakmu ini, apa saja yang aku bicarakan dengannya. Exel hampir mati kebosanan karena kau masih belum bangun di jam segini!" jawab Jeff tanpa menatap Tania, laki-laki itu masih sibuk menatap televisi. Tanpa membalas lagi, Tania berjalan mendekati Exel. Wanita itu mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Exel dengan lembut. "Ayo mandi dulu, Sayang. Setelah i

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 332. Selamat Tinggal, Mama Clarisa

    Elizabeth dan Evan sudah sampai di Munich sejak beberapa jam yang lalu. Penculik Exel sudah mengirimkan pesan dengan jumlah uang yang dia minta pada Evan pagi tadi, sebelum jejaknya menghilang begitu saja tanpa bisa dilacak kembali. Evan dan Elizabeth pun memutuskan mencari tempat tinggal untuk sementara waktu, karena cuaca yang dingin, dan orang yang menculik Exel itu juga tidak jelas ingin bertemu kapan. "Apa dia tidak mengabari lagi?" tanya Evan mendekati Jericho yang duduk di sebuah sofa. "Belum Tuan. Tapi sepertinya orang itu tidak berbohong, jejak yang kami lacak dari nomornya, dia benar-benar berada di Munich," ujar Jericho menatap Evan. "Mungkin kita perlu bersabar hingga orang itu menghubungi kita lagi," sahut Elizabeth, dia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Evan menatap istrinya dan tersenyum tipis. "Kita akan bertemu dengan Exel, percayalah..." Anggukan kecil diberikan oleh Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah luar dari dinding kaca tempat ia berada saat in

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 333. Kembalinya Exel ke Pelukan Elizabeth dan Evan

    Tania kembali ke tempat di mana ia meninggal Exel dan Jeff. Dengan membawa satu cup minuman cokelat hangat yang Exel minta, wanita nampak kebingungan tidak menemukan anaknya. "Exel ... Jeff? Ke mana mereka?" Tania menoleh ke kanan dan ke kiri. Tania menatap sekitar, tempat itu sangat ramai, namun dia tidak melihat keberadaan Jeff ataupun Exel sama sekali. "Ya Tuhan, ke mana anakku?!" Tania mengusap wajahnya frustrasi. Wanita itu menjatuhkan cup cokelat hangat yang ia beli dan berlari ke sana kemari mencari Exel. "Exel...! Kau di mana, Nak?!" pekik Tania mencari-cari. Semua orang menatap betapa bingungnya Tania saat ini. Hatinya begitu gelisah dan takut, khawatir bila terjadi sesuatu dengan anaknya.Sampai tiba-tiba langkah Tania terhenti dengan sendirinya. Wanita itu terdiam berpikir tentang Jeff dan permintaan laki-laki itu sebelumnya. Yaitu dengan kukuh menjadikan Exel sebagai alat untuk mendapatkan uang dari Evander seperti rencana mereka sejak awal. 'Tidak mungkin Jeff memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 332. Selamat Tinggal, Mama Clarisa

    Elizabeth dan Evan sudah sampai di Munich sejak beberapa jam yang lalu. Penculik Exel sudah mengirimkan pesan dengan jumlah uang yang dia minta pada Evan pagi tadi, sebelum jejaknya menghilang begitu saja tanpa bisa dilacak kembali. Evan dan Elizabeth pun memutuskan mencari tempat tinggal untuk sementara waktu, karena cuaca yang dingin, dan orang yang menculik Exel itu juga tidak jelas ingin bertemu kapan. "Apa dia tidak mengabari lagi?" tanya Evan mendekati Jericho yang duduk di sebuah sofa. "Belum Tuan. Tapi sepertinya orang itu tidak berbohong, jejak yang kami lacak dari nomornya, dia benar-benar berada di Munich," ujar Jericho menatap Evan. "Mungkin kita perlu bersabar hingga orang itu menghubungi kita lagi," sahut Elizabeth, dia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Evan menatap istrinya dan tersenyum tipis. "Kita akan bertemu dengan Exel, percayalah..." Anggukan kecil diberikan oleh Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah luar dari dinding kaca tempat ia berada saat in

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 331. Tak Ingin Exel Dikembalikan

    Tidak biasanya Tania bangun dari tidurnya tidak mendapati Exel di sampingnya. Wanita itu langsung bergegas turun ke lantai satu. Pemandangan asing Tania lihat di sana, ia memperhatikan Exel yang tengah duduk bersama dengan Jeff di ruang keluarga. "Exel," sapa Tania berjalan ke arah mereka berdua. Exel pun menoleh, anak itu diam memeluk bantalan sofa dan ia menyandarkan punggungnya pada Jeff. "Aku mau di sini dengan Om Jeff!" seru Exel memasang wajah cemberut. Tania dengan ekspresi curiga, dia menatap Jeff lekat-lekat. "Kau tidak bicara macam-macam dengan anakku kan, Jeff?" tanya wanita itu. "Kau tanyakan sendiri pada anakmu ini, apa saja yang aku bicarakan dengannya. Exel hampir mati kebosanan karena kau masih belum bangun di jam segini!" jawab Jeff tanpa menatap Tania, laki-laki itu masih sibuk menatap televisi. Tanpa membalas lagi, Tania berjalan mendekati Exel. Wanita itu mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Exel dengan lembut. "Ayo mandi dulu, Sayang. Setelah i

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 330. Kami Akan Menjemputmu, Exel

    Pagi di hari natal tahun ini, tidak seperti tahun natal kemarin-kemarin. Semua terasa hampa bagi Evan dan Elizabeth. Apalagi Elizabeth yang sekarang berdiam diri merenung sedih memikirkan putranya yang hilang. Bahkan semua orang di rumah itu, tidak ada yang menunjukkan ekspresi bahagianya. "Ini sudah minggu kedua, ke mana kau, Nak?" Arshen berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. "Exel, Cucuku..." Evan yang duduk di sofa, dia merangkul istrinya yang memeluk boneka koala milik Exel. Elizabeth benar-benar stress memikirkan putranya dan ia selalu menghabiskan hari-harinya dengan menangis dan melamun. Namun, wanita itu juga masih mengurus Pauline dengan baik. "Apa tidak ada kabar dari luar kota?" tanya Melodi pada Evan. "Tidak ada, Ma. Setelah natal, aku akan mencoba melakukan penelusuran lagi di Munich," ujar Evan dengan wajah lelah. "Mendengar dari salah satu mantan karyawan di butik Tania, wanita itu bilang Tania sering berhubungan dengan seseorang yang tinggal di Munich."

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 329. Telepon dari Exel

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Hari ini adalah tepat datangnya perayaan hari natal.Anak laki-laki itu perlahan melepaskan tangan Tania yang memeluknya. Ia menoleh ke belakang pada Tania yang memeluknya. Exel terdiam menatap wanita itu dengan lekat. Setiap hari, Tania sabar menjaga Exel sekalipun Exel kadang marah-marah, menuruti apapun yang Exel mau, dan dia selalu memeluk Exel setiap Exel tertidur. "Eumm ... Mama," lirih Exel sedih mengucapkan kata itu, nadanya pun sedikit ragu. Ia ingin menyentuh wajah Tania dengan jemarinya, namun Exel menarik kembali tangannya. 'Mamaku hanya Mama Elizabeth,' batin Exel menguatkan dirinya. Anak itu bergegas menyibakkan selimutnya dan turun dari atas ranjang. Exel berjalan membuka pintu balkon kamar itu dan berjalan keluar melihat seisi kota yang sangat meriah pagi ini. "Wahhh ... ramainya," lirih Exel berbinar-binar. "Bagus sekali..." Exel berdiri memperhatikan sekitar, banyak sekali anak-anak

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 328. Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya

    Malam ini, Exel tidur ditemani Tania. Anak laki-laki itu sudah menolaknya, namun Tania tetap kukuh berkata ingin menjaganya. Bahkan Tania tidak memberikan ruang bagi Exel untuk bermain sendirian, hingga anak itu tidak punya kesempatan bebas. Tania kini menyelimuti Exel dengan hangat, berbaring di sampingnya dan bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan. "Dulu, saat Exel masih bayi, Papa membelikan kalung untuk kita berdua. Exel tahu, kan?" tanya Tania pada Exel. "Tahu," jawab Exel singkat dan malas. "Tapi saat itu Mama harus pergi karena Mama ingin melanjutkan belajar, dan—""Tidak usah bercerita. Aku sudah tahu semuanya." Exel membalikkan badannya menatap Tania. "Terima kasih sudah pergi, karena dengan Tante Jahat pergi, aku bisa mengenal Mama Elizabeth yang mau merawatku sejak aku masih bayi, mau menemaniku bermain, dan mau menjadi Mama yang baik untukku!" Exel menarik napasnya panjang dan cepat sebelum anak itu kembali memunggungi Tania dan menutup sekujur tubuhnya dengan se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 327. Rindu ini Pasti Akan Terobati

    "Ma, Pa, Kakak ke mana? Kenapa tidak pulang-pulang? Pauline kangen sama Kakak Exel, Ma..." Pauline merengek dalam pangkuan Elizabeth saat ini, anak empat tahun itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Sejak kemarin-kemarin, Pauline terus mencari-cari sang Kakak dan dia juga merasa kesepian karena tidak punya teman bermain lagi. "Kakak masih pergi, Sayang. Nanti kalau Kakak sudah pulang, kita main sama Kakak lagi ya, Nak," jawab Elizabeth berusaha tersenyum. Pauline mengangguk lemah. Anak perempuan itu kembali memeluk Mamanya dengan wajah sedih.Elizabeth menoleh ke arah ruangan samping di mana nampak Evan dan Arshen berbincang dengan beberapa orang yang bertugas mencari Exel hingga kini jatuh sampai berhari-hari lamanya. Bahkan Evan baru saja pulang dua jam yang lalu mencari keberadaan Tania, dia mencari ke seluruh tempat, hingga Evan mendesak Kian dan semua orang-orang yang dikenali Tania. Namun semua itu, hasilnya pun nihil. Tak ada yang tahu di mana Tania berada, jelasnya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 326. Ma, Pa, Exel Kangen

    Sudah beberapa hari lamanya tidak ada kabar apapun tentang Exel yang kini keberadaannya entah di mana. Elizabeth pun stress dan wanita itu hanya bisa diam melamun setiap hari memikirkan anaknya. Seperti pagi ini, Elizabeth bangun pagi-pagi sekali, dia hanya diam duduk di dalam kamar Exel yang sejak awal sudah dihias oleh gambar-gambaran dinding yang anak itu inginkan. Elizabeth terenyuh mengusap bantal yang terletak tapi di atas ranjang. "Exel ... apa sekarang kau sudah bangun, Nak? Bagaimana keadaan Exel sekarang? Apakah Exel kedinginan atau bagaimana?" lirih Elizabeth menundukkan kepalanya. Wanita itu terdiam sejenak. "Mama Elizabeth-mu ini memang bukan seorang Mama yang baik untuk Exel. Mama tidak bisa menjagamu," ucap Elizabeth berputus asa menyalahkan dirinya sendiri. Pintu kamar itu terbuka, muncul Evan yang kini berdiri di ambang pintu menatapnya. Elizabeth dengan cepat mengusap air matanya. Wanita itu terdiam saat Evan mendekat dan duduk di sampingnya, Evan menatap lekat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 325. Sampai Kapanpun, Mamaku Tetap Mama Elizabeth!

    Udara yang sangat hangat menyelimuti Exel. Anak laki-laki berusia sembilan tahun itu tidur meringkuk memeluk boneka beruang yang terasa lembut dan hangat bulu boneka tersebut. Namun, aroma wangi kamar itu membuat Exel terbangun ketika dia sadar, itu bukan aroma kamarnya. Exel membuka kedua matanya lebar dan mengedar. Dia terduduk dengan napas naik turun mengingat siang tadi seseorang menyeretnya dengan paksa ke dalam mobil dan membawanya entah ke mana. "Mama, Papa..." Exel langsung menyibak selimutnya cepat. Anak laki-laki itu berlari ke arah jendela kamar, Exel membuka gorden dan anak itu nampak kebingungan.Pemandangan kota yang sangat ramai diselimuti salju dan meriahnya perayaan menjalang natal. "Ini di mana?" lirih Exel takut, tubuhnya seketika gemetar hebat dan berkaca-kaca seketika. "Ini bukan di Berlin..." Exel yang tengah menatap ke arah jendela, anak itu tersentak saat tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Sontak, Exel menoleh ke belakang. Dia terkejut melihat Tania yang

DMCA.com Protection Status