Home / Pernikahan / Suamiku Bos Tampan / 2. Meminta Restu

Share

2. Meminta Restu

Author: Ichira Sherry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kinara terus saja melirik ke arah Arjuna yang duduk di samping kursi kemudi. DIa akui bosnya itu memang tampan dan mempesona. Seandainya mereka menikah karena cinta pasti Kinara akan bahagia. Dia selalu bermimpi bisa membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia suatu hari nanti, tentu saja dengan seseorang yang mencintai dan dicintainya. 

Kinara bahkan tidak percaya kalau nasib akan membawanya pada sebuah pernikahan kontrak. Pernikahan yang tidak di dasari dengan cinta tapi di dasari kepentingan masing-masing pihak. 

"Kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Arjuna tiba-tiba. 

"Oh, itu … aku memikirkan ibu panti." 

"Benarkah?" 

"Menurutmu?" tanya Kinara

"Aku pikir kamu sedang memikirkanku," goda Arjuna. 

Jawaban Arjuna sukses membuat pipi Kinara memerah. Dia segera memalingkan muka ke jendela untuk menghindari tatapan Arjuna. 

"Kamu malu?" tanya Arjuna. 

"Tidak. Kenapa aku harus malu?" 

Arjuna tersenyum menyeringai, sementara Argan yang awalnya fokus menyetir tiba-tiba tertawa pelan. Meskipun pelan Arjuna dan Kinara bisa mendengarnya. 

"Kamu menertawakanku?" tanya Arjuna. 

"Ma–maaf, Pak. Anda lucu. Hahaha." Argan kembali tertawa dan jauh lebih kencang

Arjuna tampak kesal dan menatap malas pada asisten pribadinya itu. Arjuna dan Argan berteman sejak dulu, membuat hubungan keduanya seperti saudara. Saat Arjuna diminta untuk memimpin perusahaan, dia langsung merekrut Argan sebagai asisten pribadinya. Argan bersikap profesional saat di kantor dan bersikap layaknya sahabat dan saudara saat berada di luar kantor. 

"Besok berikan kepadaku surat pengunduran dirimu, akan aku tanda tangani segera," ucap Arjuna. 

"Anda tidak bisa memberikan perintah diluar jam kantor, Pak." Argan terkekeh. 

"Terserah kamu, aku tidak peduli." Arjuna semakin kesal. 

Kinara tersenyum mendengar percakapan Arjuna dan Argan. Tiba-tiba rasa canggung yang sejak tadi menghantuinya menghilang seketika. Meskipun begitu, pikirannya masih saja tertuju pada ibu Diana. Sejak tadi dia terus merapalkan doa agar operasinya berjalan lancar. 

"Pak Arjuna, pak Argan?" 

"Ya?" jawab Arjuna dan Argan bersamaan. 

"Bisakah kalian ikut mendoakan Ibu panti?" pinta Kinara. 

"Pasti, kami akan ikut mendoakan, Kinara," ucap Argan. 

"Terima kasih, Pak." 

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit. Perasaan Kinara menjadi tidak karuan, semakin dekat dengan rumah sakit semakin jantungnya berdetak lebih kencang. Beberapa kali dia menghubungi ibu Linda dan tidak mendapat jawaban. 

Kinara bergegas menuju tempat operasi ibu Diana. Air mata sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Perasaan takut dan sedih menderanya. Dia menemukan ibu  Linda berada di ruang tunggu, segera Kinara menghampirinya dan memeluk wanita paruh baya itu. Air mata Kinara terus saja terjatuh tanpa terkendali. 

"Ibu, gimana dengan operasi Ibu Diana?" 

Ibu Linda menghapus air mata yang menetes di pipi Kinara. Wanita itu kembali memeluk Kinara dengan hangat. Begitu sayang Kinara dengan wanita ini, wanita yang membesarkan dan merawatnya sejak kecil bersama ibu Diana. 

"Kita doakan semoga berjalan dengan lancar."

Kinara mengangguk dan terus merapalkan doa agar ibu Diana diberi keselamatan. 

"Selamat malam." 

Kinara dan ibu Linda menoleh. Kinara sampai melupakan dua laki-laki yang mengantarnya sampai ke rumah sakit. Kinara begitu khawatir dan langsung berlari setelah keluar dari mobil. 

"Selamat malam," jawab ibu Linda. 

"Kalian–" 

"Teman Kinar, Bu," jawab Kinara. 

"Saya Arjuna dan ini asisten pribadi saya, Argan." Arjuna memperkenalkan diri dan menjabat tangan ibu Linda. 

"Linda. Saya ibu pantinya Kinar." 

"Saya ikut sedih dengan keadaan ibu Diana," ucap Arjuna lembut. 

"Terima kasih." 

"Ibu, bolehkah kita bicara? Saya ingin mengatakan sesuatu kepada anda." Arjuna menatap serius pada ibu Linda. 

Kinara sangat cemas, dia takut ibu Linda akan marah dengan keputusan yang dibuatnya. Beberapa kali Kinara menggigit bibir bawahnya dan menggeleng pada Arjuna saat mereka bertatapan. Namun, Arjuna tidak berniat membatalkan keinginannya untuk berbicara dengan ibu Linda. 

"Baiklah." Ibu Linda mempersilahkan Arjuna untuk berbicara dengannya. 

"Saya ingin melamar Kinara." 

Ibu Linda menatap serius laki-laki tampan di depannya. Dia terkejut dan mencoba mencari keseriusan di wajah Arjuna. Rasanya seperti tidak mungkin Kinara bertemu dengan laki-laki tampan dan terlihat kaya, lalu mengajaknya menikah. 

"Kalian berpacaran?" 

"Tentu," jawab Arjuna. 

Kinara bernapas lega, beberapa saat lalu rasanya sangat sulit untuk bernapas. Dia tidak tahu apakah ibu Linda akan percaya dan menyetujui permintaan Arjuna, rasanya Kinara ingin pingsan mendadak. 

"Kamu mencintai, Kinar?" 

"Tentu, Bu." 

"Kamu mencintai Arjuna, Kinar?" 

"Oh, iya, Bu. Kami saling mencintai." Kinara rasa aktingnya sangat menggelikan. Dia harap ibu Linda mempercayainya. 

"Baiklah. Ibu setuju. Diana pasti juga setuju. Kamu boleh menikahi Kinar. Kapan rencanamu akan menikahi Kinar?" tanya ibu Linda. 

"Dalam waktu dekat. Akan saya bicarakan lagi dengan keluarga saya."

Kinara melotot mendengar perkataan Arjuna. Bahkan dia tidak tahu pernikahan itu akan berlangsung dalam waktu dekat. Rasanya jantung Kinara ingin melompat dari tempatnya. Sungguh, Kinara ingin pingsan sekarang juga. 

"Baiklah. Kami akan pulang dulu, Bu. Semoga semua berjalan lancar," ucap Arjuna. 

"Kinar juga akan ikut pulang, Bu. Besok Kinar ada kuliah."

"Baiklah, terima kasih, nak Arjuna. Tapi, Bisakah ibu bicara dengan Kinar sebentar?" 

Arjuna dan Argan mengangguk, berpamitan dan bersalaman dengan ibu Linda. Arjuna mengatakan pada Kinara akan menunggunya di dalam mobil. 

Setelah melihat punggung Arjuna dan Argan menghilang dari penglihatannya, Kinara mendekati ibu Linda. Kinara melihat raut kecemasan di wajah wanita yang berdiri di depannya itu. 

"Kamu yakin dengan ini semua, Kinar?" tanya ibu Linda. 

"Kinar yakin, Bu." Kinara harus bisa meyakinkan ibu Linda kalau dirinya baik - baik saja. 

"Bukan terpaksa?" 

Kinara menggeleng. Dia takut menyakiti ibu Linda. Meskipun beliau bukan ibu kandung Kinara, tapi Kinara sudah menganggapnya lebih dari ibu kandung. 

"Dia yang memberikan uang untuk biaya operasi Diana?" 

Kinara mengangguk. Dia yakin ibu Linda sudah menduganya, karena tidak mungkin dirinya memperoleh uang sebanyak itu dalam waktu dekat. 

"Arjuna baik, Bu. Dia akan membiayai semua perawatan ibu Diana sampai sembuh. Dia juga akan menjadi donatur tetap di panti asuhan kita. Ibu tidak perlu bingung dengan semua kebutuhan panti." 

Kinara memeluk ibu Linda. Beberapa bulan ini kebutuhan panti melonjak, uang donatur tidak mencukupi kebutuhan. Sementara banyak bayi dan anak baru yang masuk ke dalam panti.

"Kamu bahagia?" 

"Kenapa tidak? Kinar bahagia." Kinara berbohong. Dia sama sekali belum tahu bagaimana nasibnya kedepan. Apakah dia akan bertemu dengan keluarga yang baik atau sebaliknya? Dia juga belum mengetahui bagaimana sifat Arjuna yang sebenarnya. 

"Yaudah. Kamu pulang, kasihan Arjuna dan temannya nungguin. Nanti ibu kabarin kalau operasinya sudah selesai." Ibu Linda mencium pipi Kinara. 

Kinara berpamitan dan menuju parkiran untuk menemui Arjuna dan Argan. 

"Aku harus berpikir positif. Semua akan baik-baik saja," ucap Kinara. 

Sementara di parkiran rumah sakit, Arjuna dan Argan berdiri menyender pada mobil. Mereka sedang menunggu Kinara yang tidak kunjung keluar dari rumah sakit. 

"Gimana menurut kamu tentang Kinara?" tanya Argan. 

"Cukup cantik dan bagus," jawab Arjuna. 

"Maksudnya bagus?" 

"Tubuhnya," jawab Arjuna singkat. 

"Otak mesummu, Jun. Jangan lupa, kalian nikah kontrak." 

"Aku bercanda. Lagian aku gak mungkin jatuh cinta sama Kinara. Aku menikahinya agar Rama tidak memaksaku untuk menikahi Laura."

"Laura itu—“ 

"Dia cuma alat yang dipakai Rama." 

"Apa bedanya dengan Kinara? Bagimu, dia cuma alat, bukan?" tanya Argan. 

"Ya, kamu benar, Gan."

Related chapters

  • Suamiku Bos Tampan   3. Makan Malam

    "Pak Arjuna, pak Argan, maaf menunggu lama."Arjuna dan Argan menoleh pada sumber suara. Kinara menghampiri dua laki-laki itu dan segera masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, Kinara teringat kata-kata Arjuna di parkiran tadi. Kinara yang keluar dari rumah sakit langsung menuju parkiran dan hendak memanggil Arjuna, namun terhenti ketika mendengar percakapan dua laki-laki itu. Meskipun perkataan Arjuna benar, bahwa dia hanya dijadikan alat bagi Arjuna, entah kenapa rasanya tidak rela dikatakan seperti itu. Hati Kinara mendadak sakit secara tiba-tiba."Kamu sedang memikirkan sesuatu, Kinar?" tanya Arjuna tanpa menoleh ke belakang."Hah? Itu ... aku sedang memikirkan Ibu panti.""Benarkah?" tanya

  • Suamiku Bos Tampan   4. Bertemu Calon Mertua

    Arjuna membawa Kinara ke beberapa tempat, salah satunya adalah butik wedding dress langganan keluarganya. Dia ingin Kinara memilih baju pernikahan yang dipakainya nanti. Arjuna sengaja mempersiapkan semuanya lebih dulu agar pernikahan ini segera dilaksanakan."Kenapa secepat ini mempersiapkan semuanya, Pak?" tanya Kinara."Pernikahan akan segera diselenggarakan, Kinar.""Maksudku adalah, bahkan kamu belum mengenalkanku pada orang tuamu. Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?" Kinara sadar, dirinya adalah anak panti asuhan. Sementara Arjuna berasal dari keluarga kaya raya."Mereka pasti setuju."

  • Suamiku Bos Tampan   5. Dibenci Calon Kakak Ipar

    Apa yang diharapkan seseorang dari sebuah pernikahan? Tentu saja perasaan saling mencintai di antara keduanya telah sah di mata agama dan hukum. Menjalani kehidupan setelah menikah dengan status sebagai suami istri, memiliki anak dan hidup dengan bahagia.Setiap pasangan yang saling mencintai akan mengharapkan pernikahan. Begitu juga dengan Kinara. Dia juga mengharapkan pernikahan yang sebenarnya, bukan pernikahan palsu seperti yang akan ia jalani setelah ini. Jika Kinara boleh memilih, dia ingin menikah dengan orang biasa saja asal didasari dengan cinta diantara keduanya.Bolehkah Kinara menyesali keputusannya? Seandainya bisa, tapi dia sudah terlanjur masuk ke dalam perjanjian itu. Ia sudah mendapatkan bayarannya, sekarang tinggal memenuhi kewajibannya.Genggam

  • Suamiku Bos Tampan   6. Isu

    Kinara merapikan catatan dan alat tulisnya setelah mata kuliah terakhir hari ini usai. Manajemen akuntansi sedikit membuatnya pusing, apalagi dosen muda killer yang mengajar menambah otak mahasiswanya semakin panas. Bagaimana tidak, dosen itu masih muda dan tampan tapi galak setengah mati. Dia tidak membiarkan mahasiswanya ngobrol sedikit saja dengan mahasiswa lain, apalagi melihat mahasiswa ngantuk dan tertidur, tidak tanggung-tanggung, hukuman nilai D menanti. Kinara sedikit kesal karena tadi dia sempat ngobrol sedikit dengan Amel–sahabat Kinara, dan langsung mendapat teguran darinya. Arya namanya, usianya 28 tahun. Kinara dan Amel masih berada di kelas karena permintaan Arya sebagai hukuman. Dosen muda killer itu menghampiri Kinara dengan muka datarnya yang cukup membuat Kinara dan Amel menelan ludah berkali-kali karena takut.

  • Suamiku Bos Tampan   7. Kemarahan Laura

    Kinara menutup pintu ruangan Arjuna dengan napas yang memburu. Jantungnya berpacu dengan cepat, segera dia memegang dada untuk menetralkan suasana hatinya."Kenapa dia tiba-tiba melakukan itu? Apa dia gak tahu kalau aku hampir saja pingsan." Kinara berbicara sendiri.Setelah hatinya tenang, Kinara bergegas kembali melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba Kinara merasakan tangannya dicekal oleh seseorang, membuatnya berhenti mendadak dan hampir terjatuh. Seorang wanita menatap Kinara dengan ekspresinya yang kesal dan jijik. Siapa lagi, dialah Laura putri Laksmana, anak tunggal kaya raya pemilik PT. Abadi Laksmana, Tbk.Kinara menatap kesal pada Laura, wanita itu begitu tidak sopannya menarik tangannya dengan begitu keras, membuat Kinara merasakan perih. Di tambah tatapan dan ekspres

  • Suamiku Bos Tampan   8. Menginap

    "Hah?""Buka bajumu," titah Arjuna."Jangan bercanda, Pak."Kinara memalingkan muka karena malu. Baru saja bosnya itu mengatakan akan mengoleskan salep memar ke punggungnya."Memangnya, kenapa?""Malu! Bisa bahaya." Kinara menyilangkan kedua tangannya di depan dada"Hahaha, lucu sekali muka kamu, Kinar."Arjuna tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Dia hanya ingin melihat wajah paniknya Kinara, yang kata Arjuna sangat menggemaskan."Bercandanya kelewatan, Pak." K

  • Suamiku Bos Tampan   9. Cemburu?

    Kinara dan Arjuna bersiap pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibu Diana. Awalnya Kinara menolak tawaran Arjuna yang ingin mengantarnya. Lagi pula, Kinara bisa pergi sendiri karena dia wanita yang mandiri. Sebenarnya, karena efek 20 tahun menjomblo, sehingga tidak ada yang bisa menemaninya ketika bepergian. Ngenes? Mungkin iya, mungkin saja tidak, toh Kinara menikmati hidupnya. Bahkan dia berpikir jika memiliki kekasih akan membuat hidupnya tidak bebas dan rumit."Kamu sudah siap?" tanya Arjuna."Sudah, Pak." Kinara keluar kamar menemui Arjuna yang menunggu di ruang tamu.Kinara melihat Arjuna yang mengamati penampilannya dari atas ke bawah. Kinara refleks menunduk melihat dirinya sendiri.

  • Suamiku Bos Tampan   10. Pingsan

    Arjuna terus saja menarik tangan Kinara meninggalkan kantin. Kinara tidak tahu kenapa Arjuna sepertinya kesal dan meninggalkan kantin sebelum membeli makan. Perut Kinara semakin perih, badannya juga lemas karena kurang energi."Pak, berhenti," teriak Kinara.Bukannya berhenti, Arjuna terus menarik tangan Kinara sampai di parkiran dan meminta calon istrinya itu untuk masuk ke dalam mobil.Mobil melaju dengan kecepatan kencang membuat Kinara merasa takut. Dia takut mati mendadak karena kelaparan atau mati mendadak karena kelalaian pengemudi mobil. Selama di perjalanan Kinara terus merapalkan doa sambil menahan perih di perutnya. "Pak, Bisakah kita berhenti, peru–Akh." Kinara berteriak kaget karena Arjuna mempercepat laju mobilnya. Terpaksa Kinara menahan sakit perutnya sampai mobil Arjuna berhenti. Kinara merasa mual dan pusing, di tambah sakit di perutnya, rasanya bercampur jadi satu. Mobil Arjuna tiba-tiba berhenti di depan minimarket. Arjuna keluar dan meminta Kinara untuk keluar ju

Latest chapter

  • Suamiku Bos Tampan   94. Akhir Bahagia

    Kinara dan Arjuna sampai di rumah sakit untuk menjenguk Lisa. Keadaan Lisa membaik. Ibu dan Rama bisa bernapas lega karena setelah ini bisa dibawa pulang. Dua hari kemudian Lisa bisa di bawa pulang untuk mendapatkan perawatan di rumah. Setelah dari rumah sakit itu, Kinara memberitahu Arjuna tentang pesan yang menanyakan Kinara itu dan meminta Argan untuk menyelidikinya. Argan bertindak dengan cepat dan hari ini Kinara diajak oleh Arjuna menuju alamat seseorang yang mengirim pesan itu. Argan melacak alamat orang itu dan berhasil menemukannya. "Mas, benaran ini tidak apa-apa kita ke rumah orang itu? Beneran bukan orang jahat, 'kan?" tanya Kinara. "Bukan, Sayang. Argan sudah menyelidikinya, bukankah kamu ingin tahu siapa yang mengirim pesan itu? Kinara mengangguk. Dia sangat ingin tahu. Dia menatap suaminya yang sedang menyetir. Sepertinya, Arjuna sudah tahu dan belum memberitahukan pada Kinara. Setah menempuh perjalanan satu jam , akhirnya Kinara dan Arjuna sampai di sebuah rumah m

  • Suamiku Bos Tampan   93. Kantor Polisi

    Tanpa aba-aba, Arjuna mendaratkan bibirnya di bibir Kinara dan melumatnya dengan rakus. Kinara harus menggunakan lipstik lagi setelah ciuman itu berakhir."Mas, udah! Kita harus berangkat ke kantor polisi," ucap Kinara sambil meremas kemeja Arjuna. Dia tidak peduli jika kemeja yang suaminya kenakan itu kusut kembali karena ulah tangannya.Bibir Arjuna masih bertahan di leher Kinara dan satu tangannya dia masukkan ke dalam blouse milik istrinya. Arjuna menaikkan penutup bukit kembar sang istri dan meremasnya pelan."Mas ... uhh," lenguh Kinara."Tambah gede banget, Sayang," ucap Arjuna sambil menggigit pelan daun telinga Kinara."Mas, Sudah dong, nanti kita terlambat, uhh ..."Arjuna seperti tidak mendengar perkataan dari Kinara. Bukannya berhenti, dia justru menarik blouse Kinara keatas hingga terekspos kedua bukit kembarnya yang menantang. "Mas, mau ap--uhh." Kinara mencengkeram rambut Arjuna karena kini bibirnya yang mulai aktif menyentuh dan memanjakan ujung kedua benda kenyal mi

  • Suamiku Bos Tampan   92. Perjuangan Arjuna

    Kinara hanya terkekeh melihat suaminya itu meninggalkan kamar. Menggemaskan! "Ah, capek sekali. Semoga kalian nggak apa-apa ya, Nak." Kinara mengusap perutnya sebentar, kemudian memposisikan tidurnya agar lebih nyaman."Juna dapat telurnya nggak ya? Rasanya nggak bisa tidur kalau nggak makan telur," gumam Kinara."Nggak apa-apa ya Nak, biarkan papa kalian berjuang dong. Pastinya papa akan melakukan apapun untuk kalian dan untuk mama." Kinara berusaha mengajak bicara anaknya yang masih berada di dalam perut.Kinara bosan menyalakan televisi sambil menunggu Arjuna pulang dan membawa telur. Kinara ingat dengan Lisa. Bagaimana keadaan kakak sepupunya itu? Dia harap Lisa baik-baik saja. Kinara mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan mengirim pesan pada ponsel Lisa. Ia mengatakan akan ke rumah sakit besok untuk menjenguknya setelah pulang dari kantor polisi.Setelah selesai menulis chat pada Lisa, Kinara mengambil remot televisi dan mengubah salurannya. Daripada dia bosan tidak mela

  • Suamiku Bos Tampan   91. Telur Rebus

    "Tapi, kenapa kamu menutupi tubuhmu dengan selimut? Dingin?" tanya Arjuna. "Nggak! Sebenarnya...."Kinara malu untuk bilang pada Arjuna. Hari ini dengan berani dia menggunakan Lingerie yang ada di dalam lemarinya. Dia tidak tahu kenapa berpikir untuk memakainya dan sekarang dia malu sendiri untuk mengatakan pada Arjuna.Duh, aku jadi malu. Aku harus bilang apa pada Juna, kenapa aku kepikiran memakainya sih? Batin Kinara."Itu ... Aku mau ke kamar mandi dulu," ucap Kinara dan berbalik. Kinara hendak berjalan namun tubuhnya dipegang oleh Arjuna. Kinara tidak bisa melangkah. Dia menunduk karena malu saat Arjuna membalikkan tubuhnya dan memegang dagu Kinara agar mendongak."Kenapa mendadak ingin ke kamar mandi, Hm?" tanya Arjuna dengan nada sensual membuat buku kuduk Kinara merinding."Itu ... Aku ... Mas!" teriak Kinara karena kini selimut yang menutup tubuhnya lolos dan melorot ke bawah.Kinara menunduk untuk melihat tubuhnya yang terbalut oleh Lingerie tipis berwarna merah. Dia malu

  • Suamiku Bos Tampan   90. Siapa Lagi?

    Kinara melihat ponselnya dan ada bunyi notifikasi chat dari seseorang yang membuat Kinara terkejut. "Jun...." "Ada apa?"Kinara memberikan ponselnya pada Arjuna. Ada chat dari nomor yang tidak di kenal. Isi chat itu menanyakan apakah benar ini adalah nomor Kinara. Ia tidak tahu chat dari siapa itu, dan apakah teror itu belum berakhir? Seharusnya sudah berakhir karena Arya dan Handika sudah tertangkap. Kinara terkejut, karena ia masih trauma dengan sms nomer asing. Arjuna melihat isi chat dari ponsel Kinara. Ia mencatat nomer itu di ponselnya dan memberikannya kembali pada Kinara. "Seharusnya teror itu sudah berakhir, Kinar. Tapi, aku harus memastikan lagi, aku akan minta Argan untuk menyelidikinya. Sekarang kita makan dulu," ucap Arjuna sambil memegang tangan istrinya itu. Arjuna tahu Kinara cemas dengan chat itu dan ia harus menenangkannya. Kinara sedang hamil anaknya dan Arjuna tidak ingin istrinya itu cemas, banyak pikiran dan berpengaruh pada bayi mereka. "Jangan dipikirkan,

  • Suamiku Bos Tampan   89. Apakah Sudah Berakhir?

    Setelah mengunjungi Lisa dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Safira dan Rama menyuruh Arjuna dan Kinara pulang ke rumah. Sebenarnya Rama juga meminta Safira pulang dan istirahat, namun Safira bersikukuh untuk menemani Lisa di rumah sakit. Dia harus memastikan Lisa segera sembuh dan merawat anak menantunya itu."Kalian pulanglah. Pastikan Kinar istirahat dengan baik, Jun. Kinar sedang hamil dan ibu nggak mau kesehatannya menurun.""Baik, Bu. Ibu yakin nggak pulang?" tanya Arjuna."Ibu akan menjaga Lisa, lagipula ibu nggak apa-apa. Satu lagi, Kinar masih syok dengan kenyataan ini. Kamu harus bisa menenangkan pikirannya, Jun," pinta ibu."Baik, Bu."Kinara keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju Arjuna. Safira mendekat dan memeluk Kinara dengan hangat."Istirahat ya, Kinar. Jangan banyak pikiran, yang terjadi sudah terjadi. Sudah menjadi jalan bagi Arya untuk mendekam di penjara," ucap Ibu."Iya, Bu. Kinar berusaha melupakan kejadian hari ini dan menata hati untuk ikhlas meneri

  • Suamiku Bos Tampan   88. Akankah Datang Bantuan?

    "Menggelikan sekali. Lebih baik kalian mati semua!" teriak Arya.Arya mengarahkan pistolnya pada ketiga wanita di depannya. Namun, pistol itu dia arahkan tepat pada Safira terlebih dahulu. Arya sudah menutup mata dan hatinya dengan kebencian dan dendam. Dia tidak peduli dengan apapun yang ada disekitarnya, penjelasan dari Safira mental dan tidak bisa merubah keputusannya untuk menghabisi nyawa wanita itu. Bahkan kini, bukan hanya Safira, tapi Kinara dan juga Lisa ikut menjadi sasarannya.Kinara sekali lagi meminta Arya untuk menarik pistolnya dan memperbaiki semuanya, namun sekuat apapun Kinara meyakinkan Arya, laki-laki itu tidak bergeming sama sekali. Dia sudah larut dengan kebencian yang menggerogoti tubuhnya."Pak izinkan kami, terutama ibu kami untuk memperbaiki semuanya. Aku yakin dalam hati nuranimu masih ada sisi baik, Pak." Kinara berusaha memohon lagi pada Arya, dia harap Arya masih memiliki hati untuk membiarkan mereka hidup.Juna ku mohon, datanglah tepat waktu, aku gak m

  • Suamiku Bos Tampan   87. Semua Salah Safira?

    Kinara tidak mengerti dengan situasi ini. Jadi, selama ini Arya memiliki dendam pada keluarga Atmaga, terutama pada Safira. Karena Safira lah, orang tuanya stres kemudian bunuh diri dan mamanya hingga sekarang masih dirawat di rumah sakit jiwa."Maaf, Nak Arya. Semua memang salahku. Aku dan papamu memang dulu saling mencintai, tapi sejak kami dijodohkan oleh keluarga masing-masing, aku sudah minta maaf ke papamu dan meminta untuk mengakhiri hubungan kami. Aku meyakinkan papamu untuk menerima mamamu, begitu juga aku yang menerima papa Arjuna.""Tunggu dulu, Pak Arya. Tindakan ibu Safira benar. Dia ingin papamu kembali ke mamamu. Itu adalah tindakan yang benar," ucap Kinara."Memang, tapi, harusnya kamu tidak meninggalkannya begitu saja, bukan? Kamu bisa memberikan pengertian padanya! Laki-laki itu menyakiti mamaku seumur hidupnya dan hanya mencintaimu. Lalu, kenapa kalian harus bertemu lagi, hingga kamu meminta untuk lari bersama? Seharusnya kamu tidak memintanya bertemu, karena saat i

  • Suamiku Bos Tampan   86. Kemarahan Arya

    Perjalanan, Arya hanya diam sementara Kinara dan lainnya terus bercerita banyak hal. Kinara agak heran dengan Arya yang mendadak diam. Dia juga tidak melihat keramahan Arya seperti biasanya. Kinara ingin bertanya sesuatu namun segera dia urungkan. Kinara melihat jalan sekitar dan ini bukanlah jalan menuju rumah Atmaga. Ada yang aneh dan berbeda dengan Arya. Kinara yang awalnya ragu akhirnya berani untuk bertanya. Dia ingin bertanya namun Lisa berkata lebih dulu. "Loh, ini bukan jalan ke rumah kita, 'kan?" tanya Lisa. "Benar, loh nak Arya salah jalan," tegur Safira. "Pak Arya kita salah jalan, kita mau kemana pak?" tanya Kinara mulai khawatir dengan diamnya Arya sejak tadi. "Nak Arya, kita mau ke mana?" tanya Safira. Kinara semakin khawatir dengan perubahan sikap Arya. Dia khawatir kalau Arya berhubung dengan kasus teror yang menimpanya. "Pak!" "Kalian ikut saya," ucap Arya. "Maksudnya apa?" tanya Lisa. "Pak Arya, maksudnya ikut itu apa? Dan kemana? Sikap pak Arya aneh, tidak

DMCA.com Protection Status