Cassie menghentikan langkahnya dan berbalik. Zico melepaskan Hazel, lalu berjalan menghampirinya dengan santai.Sudut bibir Zico terangkat, dia berkata dengan tegas, "Minta maaf pada Hazel!"Cassie tidak bergerak, dia menatap Zico dengan kukuh."Aku nggak akan minta maaf padanya!" Sebenarnya dia takut pada Zico.Dia tidak salah, Hazel yang duluan mendorongnya.Dia hanya melindungi diri sendiri, ini adalah reaksi alam bawah sadar!Kenapa dia harus meminta maaf?Melihat ekspresi tegas Cassie, Zico sontak mengerutkan kening. Dia tidak pernah memandang wanita ini dengan cermat, termasuk saat dia kehilangan akal sehat dan mencium Cassie.Dia agak kurus, wajahnya hanya seukuran telapak tangan, sangat halus dan polos. Saat ini, sepasang matanya sangat tegas dan kukuh.Keduanya bertatapan dan enggan mengalah."Kamu mendorongnya, harus minta maaf!" Nada bicara Zico sangat dingin, tetapi tidak terlalu galak.Sepertinya dia dikejutkan oleh ekspresi Cassie."Zico, aku baik-baik saja, aku nggak hat
Namun, sepertinya Zico memiliki maksud lain.Hazel melangkah maju dan ingin mengetuk pintu, tetapi Lasri mengadangnya. "Bukannya Tuan Muda sudah menyuruhmu pulang?"Hazel tahu Lasri tidak menyukainya.Seberusaha apa pun dia menyanjung Lasri, sikap Lasri tidak pernah berubah.Lasri bukan pembantu biasa, dia adalah orang yang merawat Zico dari kecil.Zico sangat menghargainya."Bibi Lasri, kulihat suasana hatinya kurang baik, aku ingin temani dia ....""Temani dia? Biar Nyonya Cassie yang lakukan. Kelak Nona Hazel jangan sering-sering datang ke sini, kalau sampai dicap sebagai selingkuhan, reputasi Nona Hazel bisa hancur." Sebelum Zico menikah dengan Cassie, Lasri sudah tidak menyukai Hazel.Namun, sejak Zico menikah dengan Cassie dan Hazel masih datang untuk mendekati Zico, dia tampak seperti seorang selingkuhan.Di dunia ini, tidak ada yang menyukai wanita selingkuhan!Terutama orang yang sudah berumur seperti Lasri."Zico menyukaiku. Dia juga nggak mau nikah dengan anggota Keluarga La
Ketika Cassie sampai di rumah sakit, Reynold sedang duduk di koridor. Dia meletakkan tangannya di lutut dan sedikit membungkukkan badan, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Bahkan saat Cassie sudah berdiri di sampingnya pun, dia tidak sadar."Lagi pikir apa?"Reynold mendongak. Melihat Cassie datang, dia menstabilkan emosinya dan melihat ke dalam bangsal. "Sepertinya emosi ibumu nggak stabil."Cassie sudah mempersiapkan diri. "Ya, pulanglah untuk beristirahat, biar aku yang jaga ibuku."Reynold menatap perutnya sambil berkata, "Kamu pun perlu istirahat.""Jangan khawatir, aku bisa menjaga diri diriku sendiri." Cassie tersenyum padanya.Reynold terdiam beberapa saat, lalu mengangguk. "Kalau butuh sesuatu, hubungi aku."Cassie mengiakan, lalu Reynold bangkit dan berjalan keluar. Cassie memandang punggung Reynold sambil mengerutkan kening. Meskipun mereka sudah lama kenal, Cassie tidak tahu apa-apa soal Reynold, termasuk latar belakang dan keluarganya.Terlihat jelas dia sedang memikir
"Apa bisa diobati?" kata Cassie dengan linglung. Dia berusaha untuk bertahan.Dokter mengembuskan napas. "Gangguan jiwa sulit diobati. Bukannya kamu kenal Dokter Reynold, dia psikiater, seharusnya dia bisa membantumu."Cassie teringat akan sikap Reynold, apa dia menyadari sesuatu?Namun, tidak berani memberitahunya?"Kusarankan pindahkan ibumu ke rumah sakit jiwa."Cassie mengangguk untuk mengiakan.Setelah mengantar dokter pergi, Cassie duduk di lantai. Dia menatap wajah Debby yang terluka, hatinya sangat sesak.Momen Debby kehilangan kendali dan terus melukai diri sendiri melekat di benaknya.Hari ini, Debby dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Karena pasien sakit jiwa tidak bisa mengendalikan emosi, dapat melukai diri sendiri dan orang lain, keluarga pasien hanya boleh berkunjung pada waktu yang ditentukan.Mereka diisolasi untuk menjalani pengobatan.Setelah meninggalkan rumah sakit, Cassie mengemas barang-barang Debby dan mengosongkan rumah.Karena benda-benda di depan pintu, pemilik
"Bu, maaf, jangan tinggalkan aku ...."Zico tertegun, dia menatap tangan Cassie yang sedang menggenggam kerah bajunya. Matanya perlahan-lahan beralih ke wajah Cassie, sepertinya Cassie sangat menderita dan kesakitan.Zico mengerutkan keningnya. "Cassie?"Cassie tidak mendengarnya, seolah-olah terperangkap dalam ketakutan dan sangat gelisah. Namun, emosinya segera kembali tenang. Dia melepaskan Zico dan kembali tertidur.Zico perlahan-lahan menegakkan badannya. Setelah menatap Cassie beberapa detik, dia keluar dari kamar.Hazel duduk di sofa sambil menggenggam erat gelas di tangannya. Makin lama Zico berada di kamar, makin panas hatinya.Bukankah seharusnya Cassie merawat ibunya di rumah sakit?Kenapa punya waktu untuk pulang ke rumah?Hazel mendapati Jason ingin menyelidiki Cassie. Jadi, sebelum Jason mengirim orang pergi ke Negara Aruna untuk menyelidiki Cassie, bawahan Hazel sudah membunuh wanita yang menawarkan bisnis itu pada Cassie. Kematian wanita itu dirancang dengan cermat hing
Menghadapi tatapan Zico, Hazel agak kaget. Mata Zico diselimuti dengan hawa dingin yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Seketika, dia gugup. "Aku ...."Dia yang selalu bersikap patuh dan anggun pun kehilangan kendali. "Aku takut, karena aku takut!"Dia melepaskan dirinya dari pelukan Zico, lalu menutup wajahnya sambil berkata dengan terisak-isak, "Aku takut kamu memberikan tanah ini pada Nona Cassie. Aku takut karena dia menjadi istrimu, kamu akan jatuh cinta padanya. Aku takut kamu akan meninggalkanku ...."Sembari berbicara, Hazel mulai menangis. Dia tampak sangat sedih!Zico tidak pernah melihatnya seperti ini.Zico memejamkan matanya, keningnya berkerut dan ekspresinya sangat rumit. Saking rumitnya, tidak ada yang bisa menebak isi hatinya.Setelah sekian lama, Hazel pun berhenti menangis.Dia tahu ada saatnya dia harus menahan amarahnya, tetapi terkadang dia juga perlu menggunakan air mata untuk memikat hati pria.Zico membuka matanya, suasana hatinya pulih.Dia mengulurkan tang
Cassie berdiri di depan pintu sambil menatap Hazel.Hazel ketakutan dengan benda yang dilihat Cassie. Dia melirik layar ponsel Cassie, tetapi jarak mereka cukup jauh dan dia tidak dapat melihat dengan jelas. Selain itu, Zico berada di sini dan dia harus menjaga citranya. Jadi, dia bertanya dengan tenang, "Nona Cassie, kenapa kamu menatapku seperti itu?"Pikiran Cassie disela oleh suara Hazel. Tadi, dia hampir menanyakan hal ini di depan Zico.Namun, setelah menenangkan diri, dia tidak berbuat seperti itu.Hazel adalah wanita yang dicintai oleh Zico. Sekalipun Hazel berbuat jahat, Zico tidak mungkin menghukum wanita yang dia cintai demi seorang istri kontrak.Dia mengepalkan tangannya yang sedang menggenggam ponsel. Setelah sekian lama, suasana hatinya kembali tenangDia tersenyum pada Hazel. "Aku terpana oleh kecantikan Nona Hazel. Nona Hazel nggak keberatan, 'kan?"Setelah berkata demikian, Cassie berjalan menghampiri mereka. Matanya tertuju pada dokumen di atas meja kopi. Dia mengulu
Wanita bisa berubah kapan saja.Jelas-jelas sebelumnya dia tampak sangat tidak berdaya dan menyedihkan, tetapi sekarang malah sangat garang.Sebenarnya wanita seperti apa dia?Tidak ada yang bisa memprediksi isi hati Zico, termasuk Jason. Namun, dia tahu salah satu dari mereka harus pergi dari sini.Meskipun Jason tidak memahami keseluruhan masalah, dia sangat cerdas.Dia berdiri, lalu menepuk bahu Hazel sambil berkata, "Ayo pergi."Hazel enggan.Dia ingin mengetahui posisinya di hati Zico.Namun, kalau Zico memilih Cassie, semua usahanya akan terbuang sia-sia. Zico tidak mencintainya, dia jelas akan hal ini.Zico baik padanya karena malam itu dan kesetiaannya selama beberapa tahun ini.Tidak ada suka maupun cinta.Dia tidak boleh bertaruh.Dia tidak ingin kalah!"Aku nggak ingin mempersulit Zico, kamu menang." Pada akhirnya, Hazel pergi dengan terhormat.Dia tidak mengaku kalah, melainkan tidak ingin melihat Zico kesulitan.Dia baik hati dan pengertian.Tak lama kemudian, seisi ruanga