Satu tahun kemudian...Daniella kembali ke negara kelahirannya. Bentuk tubuh wanita itu tidak berubah sedikit pun meski dia telah melahirkan, jadi pasti keluarganya tidak akan pernah menyangka jika dia memiliki anak. Namun, dia tidak akan menyembunyikan tentang anaknya dari keluarganya.Selama dia berada di luar negeri dia telah memikirkan bagaimana cara memberitahu orangtuanya tentang kehadiran anak itu. Dia tahu bahwa orangtuanya pasti akan marah padanya karena menyembunyikan hal itu, dan dia sudah siap menghadapi hal itu.Kembalinya Daniella hari ini tanpa memberitahu keluarganya, dia ingin membuat kejutan untuk orangtuanya, dan dia yakin bahwa orangtuanya akan jauh lebih terkejut karena bayi yang datang bersamanya."Apakah kau sudah siap?" Altan yang menjemput Daniella menatap wanita cantik di sebelahnya yang sedang memeluk bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang berusia lima bulan."Ya," balas Daniella. "Ayo turun.""Ya, ayo." Altan keluar dari mobilnya, kemudian membukakan p
Daniella melangkah keluar mengantar Altan yang akan meninggalkan kediaman keluarganya."Bagaimana perasaanmu saat ini?" Altan memiringkan wajahnya menatap Daniella dengan lembut."Aku merasa lebih baik. Terima kasih karena sudah mau membantuku, Altan." Daniella tahu bahwa ucapan saja tidak cukup, Altan telah begitu banyak membantunya. Pria itu juga sering mengunjunginya ketika dia berada di luar negeri, membuatnya merasa nyaman meski dia tinggal jauh dari keluarganya di sana.Selain itu Altan juga begitu memperhatikannya dan kandungannya. Mengingatkannya dalam segala hal kecil yang bahkan dirinya sendiri tidak begitu ingat."Tidak perlu berterima kasih, Ella. Aku membantumu dan kau membantuku, kita tidak saling berutang. Dengan menikahimu aku mendapatkan istri sekaligus anak, bukankah itu sangat menguntungkan bagiku." Altan tersenyum ringan.Daniella tidak tahu harus berkata apa lagi. Jadi Altan kembali bicara."Aku pergi sekarang. Jika terjadi sesuatu hubungi aku.""Baik. Hati-hati d
Mata Daniella terbuka, dia melihat ke jam dan ternyata dia sudah satu jam terlelap. Wanita itu turun dari ranjang. Dia segera pergi mencari Quinn. Putrinya itu pasti sudah lapar.Langkah kaki Daniella terhenti ketika dia melihat Siegren yang baru keluar dari kamarnya. Letak kamarnya dan kamar Siegren berada di lantai yang sama, itu hanya dibatasi oleh beberapa ruangan saja.Melihat pria itu melangkah semakin dekat ke arahnya, Daniella mengepalkan tangannya erat. Jantungnya saat ini berdetak kencang. Untuk sementara waktu pikirannya menjadi kosong.Detik berikutnya Siegren berdiri tepat di depan matanya. Satu tahun berlalu, Siegren menjadi lebih memikat dari sebelumnya. Pria itu tampak semakin matang dan karismatik."Selamat datang kembali di rumah, Ella."Suara Siegren menarik kembali Daniella ke dunia nyata. Dia bersikap setenang mungkin, menekan rasa gugup di dalam dirinya."Terima kasih, Kakak," balas Daniella. Wanita itu melihat ke jam tangannya. "Kakak kembali lebih cepat dari bi
"Selamat pagi, Ella." Siegren menyapa Daniella di ruang makan setelah pria itu menyapa ayah dan ibunya."Selamat pagi, Kak.""Biarkan aku menggendong Quinn." Siegren mengalihkan pandangannya pada Quinn. Pria itu mengulurkan tangannya.Daniella menyerahkan Quinn pada Siegren. Ada rasa terharu di dalam hatinya ketika dia melihat putrinya berada di pangkuan ayahnya."Sarapanlah terlebih dahulu, aku akan menjaga Quinn untukmu.""Tidak perlu, Kak. Ada pelayan yang bisa menjaga Quinn. Kau juga perlu sarapan karena harus berangkat bekerja.""Tidak apa-apa," seru Siegren. Jari mungil Quinn menggenggam telunujuk Siegren dengan kuat.Daniella tidak berdebat dengan Siegren, dia segera sarapan dan membiarkan Siegren menjaga Quinn di sebelahnya.Richard dan Jasmine memperhatikan Siegren sejenak. Mereka menemukan bahwa Quinn tampak mirip dengan Siegren.Akan tetapi, orangtua Daniella tidak mencurigai apapun karena wajah Daniella dan Siegren memiliki kemiripan, itulah sebabnya banyak orang yang perc
Seperti yang sudah dijanjikan oleh Siegren sebelumnya terhadap sang ibu, hari ini dia pergi ke luar negeri untuk menonton pertunjukan Mielle.Dia tidak memberi kabar pada Mielle sebelumnya, jadi itu adalah kejutan untuk Mielle. Pria itu menonton pertunjukan Mielle sampai selesai. Para penggemar Mielle memberikan tepuk tangan yang meriah ketika pertunjukan usai.Siegren kemudian meninggalkan tempat duduknya, pergi ke ruang khusus untuk Mielle. Dia membawa bunga serta hadiah lain yang telah disiapkan oleh Royce.Mielle yang baru saja masuk ke dalam ruangannya terkejut ketika dia melihat Siegren di dalam ruangannya."Sayang." Wanita itu bersuara terharu. Dia melupakan kemarahannya kemarin dan segera melangkah menuju ke Siegren, memeluk Siegren dengan kebahagiaan di dalam dirinya.Setelah memeluk Siegren, Mielle mencium bibir Siegren. Dia menjadi seseorang yang selalu memulai dalam hubungan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Jasmine, Siegren tidak memiliki sisi romantis."Kenapa kau tida
Hari-hari berlalu, Siegren dan Daniella masih memainkan peran mereka masing-masing dalam skenario yang diakui Daniella sebagai kisah nyata.Malam ini keluarga Altan datang ke kediaman Daniella. Mereka membicarakan mengenai rencana pernikahan Daniella dan Altan.Orangtua Altan dan orangtua Daniella berkomunikasi dengan baik. Mereka kemudian menetapkan pernikahan Altan dan Daniella akan dilaksanakan dalam waktu enam bulan lagi.Saat ini status Altan dan Daniella yang awalnya hanya berteman saja berubah menjadi bertunangan. Keduanya tidak menginginkan pesta pertunangan jadi hanya keluarga kedua belah pihak yang menjadi saksi.Siegren ada di sana menyaksikan wanita yang dia cintai dipakaikan cincin oleh pria lain. Tidak, Siegren tidak pernah berani bermimpi bahwa dia yang seharusnya ada di posisi Altan, karena dia tahu bahwa statusnya berada jauh di bawah Altan. Dia benar-benar sangat tahu diri dalam hal ini.Akan tetapi, hatinya masih saja tetap tidak rela. Altan mendapatkan dua sekaligu
"Bagaimana keadaan Ella, Bu?" Siegren telah kembali dari bekerja. Dia segera menanyakan Daniella pada ibunya yang sedang memberikan susu pada Quinn."Beberapa waktu lalu demamnya turun, tapi sekarang demamnya kembali tinggi." Jasmine baru saja memeriksa keadaan Daniella. Dia belum tidur di pukul sepuluh malam karena menjaga Quinn dan Daniella.Meski Daniella sudah berusia hampir tiga puluh tahun, tapi baginya Daniella tetap gadis kecilnya."Ibu pasti lelah, biarkan aku yang menjaga Ella malam ini.""Kau juga lelah, Siegren.""Aku baik-baik saja, Bu. Jika Ibu juga sakit, maka tidak akan ada yang menjaga Quinn."Jasmine berpikir sejenak, apa yang dikatakan oleh Siegren benar. "Baiklah, baiklah.""Sekarang ibu istirahatlah.""Ya. Terima kasih, Sayang.""Sama-sama, Bu."Jasmine sangat bersyukur karena dia memiliki putra yang sangat pengertian dan penuh perhatian. Setidaknya dia bisa berbagi beban dengan putranya.Sekarang dia dan suaminya bisa bergantian menjaga Quinn jika Quinn bangun di
Malam ini Altan mengunjungi Daniella seperti yang dia sampaikan di telepon pagi tadi. Dia dan Daniella saat ini berada di taman belakang kediaman itu yang diterangi oleh lampu dengan cahaya yang sedikit redup."Suasana hatimu sepertinya tidak baik." Altan bisa menebak suasana hati Daniella hanya berdasarkan ekspresi wajah wanita yang sudah menjadi tunangannya itu."Aku memarahi Kak Siegren tadi pagi.""Kenapa?"Daniella menghela napas pelan lalu kemudian menceritakan pada Altan.Altan tersenyum geli. "Kakakmu pasti terkejut karena dimarahi olehmu.""Itu sudah pasti. Tidak ada angin tidak ada hujan aku memarahinya hanya karena dia memintaku untuk makan."Altan tiba-tiba memikirkan sesuatu. "Ella, jangan sampai kau melakukan hal seperti itu padaku. Dimarahi tanpa kita berbuat salah benar-benar tidak menyenangkan."Kata-kata Altan membuat Daniella merasa semakin bersalah. "Aku akan mengingatnya dengan baik."Altan menarik Daniella ke dalam pelukannya. "Jangan terlalu dipikirkan. Kakakmu