Saat mendengar permintaan si pelayan, manager itu menggelengkan kepala. Sebagai seorang manajer dia memberi prioritas pada urusan kafe. Michael sudah membantu membereskan masalah si pelayan. Tentu saja sang manajer merasa bersyukur. Namun, dia tidak ingin membuat masalah baru.Saat kamu membuka toko, hal yang tidak bisa dihindari adalah bertemu dengan preman. Jika kamu membuat masalah dengan preman, bisnismu tidak akan berjalan dengan baik. "Jangan ikut campur untuk masalah yang bukan urusan kita," kata sang manajer. Si pelayan mencemaskan keadaan Michael. Bagaimana bisa sang manager berkata seperti itu. Dia lah yang menyebabkan perkelahian ini terjadi. "Gara-gara aku, dia jadi terlibat masalah ini," kata si pelayan. "Orang itu juga menerima tantangan si preman. Salah dia sendiri," kata sang manajer. Si pelayan merasa bersalah, jadi dia menangis keras. Dia tidak bisa menyelamatkan Michael.Sebelumnya Michael pikir, Jarrot hanya unggul di otot. Namun, semakin lama perkela
"Apa mereka sudah selesai berkelahi?""Hebat sekali orang itu, dinding kafe ini sampai retak.""Apa mungkin orang itu memiliki jurus rahasia?"Setelah Jarrot dan lainnya meninggalkan kafe, Michael juga meninggalkan kafe. Orang-orang yang masih berada dalam kafe, melihat-lihat dinding yang dipukul oleh Michael. Raut muka mereka semuanya sama menunjukkan ekspresi kekaguman.Sang manajer menghela napas. Sebelumnya dia mengira Michael akan kalah. Namun dia salah sudah meremehkan Michael."Bu manajer, orang itu kuat sekali ya?" kata si pelayan. Sang manajer tersenyum masam, "Aku tidak tahu siapa orang itu. Yang pasti dia bukan orang sembarangan. Kamu beruntung sudah ditolong orang itu."Setelah meninggalkan kafe, Michael menjadi semakin cemas. Apa mungkin kekuatannya bertambah? Dia sendiri saja tidak tahu kenapa tiba-tiba bisa mengeluarkan tenaga sebesar itu.Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam pikirannya. Apa dia baru saja minum atau makan sesuatu yang aneh? Kenapa bisa tiba-t
"Aku bisa mencobanya?" tanya Michael.Si pelatih menahan tawanya. Murid senior saja tidak ada yang mau mencoba memukul samsak ini. Terakhir dicoba, murid itu mengalami patah kaki."Orang ini betul-betul sombong.""Memangnya dia mampu memukul samsak paling berat di tempat latihan ini?""Sebentar lagi dia akan kena batunya."Murid-murid yang ada di situ berhenti berlatih. Mereka memandangi Michael sambil berbisik-bisik.Michael berjalan mendekati samsak itu dan mencoba menggerakannya. Memang berat. Namun inilah yang dia cari. "Bolehkah aku memukulnya?" tanya Michael pada si pelatih. Si pelatih itu menunjukkan raut muka tidak suka. Biarkan saja Michael merasakan akibatnya. "Tentu saja, tapi kami tidak menanggung apa akibatnya. Pikirkan lagi," kata si pelatih. Michael mengangguk. Dia bersiap-siap hendak memukul. Semua orang terpaku dengan apa yang akan dilakukan Michael. Apa Michael benar-benar akan melakukannya?"Pasti semua jari-jarinya akan patah.""Pastinya. Tidak ad
"Si pria bodoh itu ingin membuat reputasi tempat ini menjadi jelek?" tanya si pelatih sambil menggertakkan gigi. Tidak sulit melihat apa yang terjadi. Jika ada orang yang mati dalam tempat latihan bela diri ini sudah pasti reputasi tempat latihan ini akan rusak. Si pelatih ini mengira Michael dikirimkan pihak lawan untuk membuat masalah di tempat mereka. Namun si pelatih itu tidak punya pilihan lain. Dia harus melihat apa yang terjadi pada Michael. Para murid perempuan itu menutup mata mereka. Mereka takut melihat apa yang terjadi pada diri Michael. Bang!Suara benturan terdengar keras di dalam tempat latihan bela diri itu. Tidak terdengar jeritan kesakitan. Malahan terdengar suara sunyi yang panjang. Apa yang yang terjadi?Saat murid-murid perempuan itu membuka mata, mereka terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat. Michael berdiri di tempatnya dengan tangan kanan yang memegang samsak itu. Bagaimana hal ini bisa terjadi?Semua orang tercengang melihat kejadian i
Karena Michael tidak bisa menjadi pelatih, murid-murid perempuan itu ingin mendapatkan nomor telepon Michael. Dengan begitu, mereka bisa mendekati Michael meskipun dia tidak menjadi pelatih. Michael tidak menyangka efek yang dia timbulkan akan seperti itu. Dia merasa kewalahan dengan perhatian murid-murid perempuan itu. Michael pun melarikan diri dari serbuan perhatian itu. Pakaiannya ditarik-tarik oleh murid-murid itu. "Hey." Si pelatih menghela napas. Dia melihat samsak yang sudah rusak itu, "Jika orang itu mau jadi pelatih di sini, tidak akan ada yang bisa menandingi reputasi tempat latihan ini.""Ya, aku juga berpikir hal yang sama," kata pelatih lain. Tidak ada yang menyangka kemampuan Michael seperti itu. Michael berlari meninggalkan tempat latihan itu. Masih ada murid-murid perempuan yang mengejarnya. Saat tiba di apartemen, Michael langsung masuk ke kamarnya. Dia melihat tubuhnya sendiri. Dia tahu tubuhnya pasti ada yang berubah. Bagaimana dia bisa mendapatkan keku
Sudah beberapa waktu, bisnis ring tinju Spence menjadi lesu. Semakin lama, penonton yang datang semakin sedikit. Mereka tidak tertarik lagi menonton tinju.Biasanya pukul sepuluh malam, banyak penonton yang sudah duduk menyaksikan pertandingan. Namun, sekarang kondisi ring tinju itu kosong. Tidak ada penonton. Spence berdiri dalam ring tinju dengan raut muka sedih. Michael menitipkan ring tinju ini padanya. Semua pemasukan ring tinju ini diberikan pada Spence. Dulu ring tinju ini ramai oleh penonton. Sekarang ring tinju ini terasa sepi. Zach berdiri di samping Spence. Dia sudah menyaksikan usaha yang dikerjakan Spence untuk ring tinju ini. Namun reputasi tempat ini semakin lama semakin tidak terkenal. "Bro, mengapa kita tidak berhenti saja? Kita kerjakan bisnis kita yang lama," kata Zach pada Spence. Spence tidak pernah memikirkan kembali ke kerjaannya yang lama. Karena sekarang dia bertanggung jawab pada hidup putrinya, Virginia. "Zach, hidupku bukanlah seperti dulu. Aku
Selama memang ada yang lebih kuat dan memang bisa menarik banyak penonton, Spence sebenarnya tidak begitu peduli. Kelihatannya di sana memang ada yang lebih kuat, dan sepertinya akan sulit dikalahkan. Michael bisa menduganya tanpa bertanya. Spence sangat kuat untuk orang biasa. Tapi mungkin saja ada yang lebih kuat darinya. "Ayo kita ke sana dan coba kita lihat, apa yang ternyata menarik penonton untuk lebih memilih mereka,” ajak Michael. Sebenarnya kedatangannya ke sini adalah untuk bertarung melawan Spence sehingga dia bisa membuktikan kekuatan barunya. Tapi ketika mendengar cerita mengenai arena tinju Naga Biru ini, dia pikir ada lawan yang lebih lihai dari Spence."Michael, kekuatan lawan sangat kuat. Kalaupun kita lanjutkan, sepertinya tidak akan berhasil,” ujar Spence. Michael tersenyum datar, lalu berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu kalau belum dicoba.” Spence tertegun. Dia mengira kalau Michael akan mendukungnya. Dia lalu berkata, “Michael, aku akan melakukan yang terba
Setelah pertandingan yang satu selesai, tiba-tiba lampu menyorot ke arah Spence. Para pengunjung terkejut, termasuk Spence, dan terdengar suara dari pengeras suara. "Arena tinju Naga Biru menyambung hangat kedatangan Spence. Berikan tepuk tangan yang meriah.” Nama Spence sebenarnya tidak begitu terkenal di antara penonton, karena arena tinju miliknya sebenarnya ilegal. Tapi ada juga beberapa penonton adalah tamu regular di arena tinju miliknya, dan mereka sempat kaget ketika melihat Spence. Saat ini terdengar suara Donny dari pengeras suara dari dalam ruang privasi, “Spence, kamu datang juga ke sini. Kamu pasti bukan hanya ingin melihat keramaian saja. Kalau kamu mau ikut bertanding, kita bisa mulai sekarang, dan para pengunjung pasti lebih bersemangat. Bagaimana?”Ketika mendengar perkataan Donny barusan, para pengunjung mulai bersorak, mereka mengelukan nama Spence, dan meminta dia bertanding. Terlihat jelas Donny sengaja memancing Spence. Melihat Spence diam saja, Donny ber
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua