"Apa kita harus menyelamatkan Penn?" kata Teresa sambil menggertakkan gigi. Rencananya sudah berjalan sejauh ini. Bagaimana Penn bisa selamat? Padahal jika Penn bisa selamat, hal itu akan menjadi bumerang bagi Teresa. "Nona, jika Michael tidak datang, tuan besar akan menginvestigasi masalah ini. Beliau tidak akan melukaimu tapi aku yang akan mati," kata Charles dengan cemas. Dia pikir rencana ini bisa berjalan dengan baik. Sekarang saat rencana ini mulai dirasakan gagal, Charles lalu ikut panik. Meskipun kemampuan bela dirinya paling kuat di antara pengawal Keluarga Han, dia masih ingin tetap hidup. Jika Keluarga Han memutuskan dia bukan lagi pengawal di sana, musuh-musuhnya akan datang dan berusaha membunuhnya. "Aku akan menelepon lagi," Kata Teresa.Pada saat yang sama, Michael masih berdiri di tempat yang sama. Dia tahu ada yang aneh. Karena terdorong rasa penasaran, dia hendak pergi ke lantai atas. Satu-satunya cara adalah melihatnya dengan mata sendiri. Namun, ini seperti
Karena Michael sudah bisa menduga rencana Teresa, dia tidak mau naik ke lantai atas dan menemukan Penn mati. Setelah mengambil memory card, Michael pergi dari apartemen itu.Sementara Teresa terus menelepon Michael, tapi Michael tidak mengangkat telepon. Hal ini membuat Teresa marah. "Dasar sampah, dia tidak mengangkat teleponku!" Teresa melemparkan ponselnya. Rencananya setelah menjebak Michael, dia akan segera menelpon ayahnya. Ternyata rencananya gagal total. "Nona, jika kamu tidak menyelamatkan tuan muda, semuanya akan sia-sia," kata Charles mengingatkan Teresa.Raut muka berubah Teresa menjadi mengerikan. Penn ingin merebut posisi ahli waris. Teresa kalah darinya secara biologis. Semua orang akan setuju dengan Penn. Jadi bagi Teresa, satu-satunya kesempatan adalah membunuh Penn.Sekarang dia sudah sampai di titik ini, tidak mungkin dia menyelamatkan Penn. "Jika dia hidup, bagaimana aku bisa mewarisi Keluarga Han?" kata Teresa.Situasi Charles dan Teresa sedang terdesa
Evie menatap Michael dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan? Sekarang Penn sudah mati. Teresa pasti akan mencari cara untuk menjebakmu. Apalagi ayahnya pasti mendukung Teresa. Kamu harus memikirkan jalan keluarnya.""Keluarga Han memang memiliki pengaruh kuat di Amerika. Aku tidak bisa mengontrol mereka tapi aku harus mewaspadai langkah Teresa," kata Michael sambil mengeluarkan ponselnya. Dia menekan nomor kontak Mark. "Apa kamu memiliki kenalan yang bisa mengedit video?" tanya Michael."Michael, kamu meremahkanku. Aku ini punya banyak jaringan bisnis," kata Mark."Aku ragu. Anak buahmu saja pasti tidak ada yang bisa melakukannya," kata Michael. "Lihat saja nanti."Kemudian Evie bertanya, "Kamu meminta orang lain untuk ikut campur urusan ini? Apakah itu tidak lebih beresiko?"Seketika Michael berdiri dan berkata, "Jangan ikut campur masalah ini. Lebih baik lupakan apa yang kamu lihat hari ini. Sebentar lagi kamu akan pindah dari unit apartemen ini."Evie menatap tidak perc
Mark kembali dengan membawa hasil yang ditunggu Michael. Jasa video editing bukanlah hal yang sulit. Namun saat Michael hendak pergi ke Klub Malam Kota Ajaib, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu apartemennya. "Teresa," kata Michael. Perempuan ini tidak bisa ditebak. Dia takut peran ahli warisnya direbut oleh Penn, jadi dia membunuhnya. Sekarang dia mengetuk pintu apartemen Michael. "Kenapa kamu tidak muncul? Aku menunggumu," tanya Teresa."Ada urusan yang harus kulakukan, jadi aku pulang," kata Michael. Tidak mungkin dia memberitahu Teresa bahwa dia menemukan bukti. Jika Teresa tahu, pasti perempuan gila ini akan membuat perhitungan dengannya. "Urusan apa?" tanya Teresa. Dia sengaja mendatangi Michael untuk mengecek apakah rencananya sudah ketahuan oleh Michael atau belum. Jika Michael tahu Teresa yang membunuh Penn, Teresa harus melakukan sesuatu sebelum orang tuanya mendengar kabar ini. "Aku tidak perlu memberitahu urusan pribadiku padamu," kata Michael.Teresa tahu Michael
Pria muda berkacamata itu melihat Michael dan Mark bertengkar. Bagaimana bisa pria dewasa bertengkar seperti anak kecil? "Pergi sana. Jika kamu menggangguku lagi, aku akan mengusirmu dari sini," kata Michael mengancam Mark.Mark adalah bos di sini, tapi dia tidak berani menolak perintah Michael. Dia pun duduk di sofa. Karena dia masih memiliki hutang pada Michael dua ratus juta, dia tidak berani bicara lagi. Michael meminta pria muda itu untuk mengedit video yang dia temukan. Pria muda itu melakukan apa yang diminta Michael. Video itu adalah kartu kemenangan Michael yang terakhir. Karena itu, isi dari video itu tidak boleh diketahui oleh sembarang orang. Setelah pekerjaan itu selesai dikerjakan, Michael menepuk pundak pria muda itu dan berkata, "Jangan cemas, aku akan membayarmu nanti."Mark tahu apa yang Michael maksud. Setelah itu, Boris mengantar pria muda itu dan mengancamnya untuk tidak menceritakan kejadian ini pada siapapun. "Apa video itu sangat penting?" tanya Mark.
"Siapa kamu?" tanya Bella saat melihat Quin."Laki-laki ini memaksa ingin bertemu denganmu. Berhati-hatilah," kata petugas satpam.Meskipun Quin memaksa ingin bertemu Bella, dia tidak menyakiti para petugas keamanan. Jika Quin mau, dia bisa membuat orang-orang itu masuk ke rumah sakit. "Aku di sini untuk melindungimu," kata Quin.Bella mengernyitkan dahi. Bagaimana bisa Bella percaya jika ada laki-laki asing datang untuk melindunginya. "Siapa yang menyuruhmu?" tanya Bella."Bro Michael," kata Quin.Michael!Bella menjadi tersentuh. Apakah Michael ingin melindunginya?"Apa yang terjadi? Apa Michael dalam bahaya?" tanya Bella.Quin menggelengkan kepala. Dia ke sini untuk menuruti perintah Michael. Sedangkan kondisi Michael, dia tidak berani menceritakannya."Dia di sini untuk melindungiku," kata Bella pada para petugas keamanan. Petugas keamanan itu memandang Quin dan merasa tidak tenang. Apa benar laki-laki bertubuh besar ini ingin melindungi Bella?"Bos, jangan percaya
Michelle menggelengkan kepalanya berulang kali. Menurutnya laki-laki berotot besar itu tidak semuanya harus ditakuti. Kalau dia berinteraksi dengan orang-orang seperti Quin, dia harus berhati-hati, jika terjadi sebuah pertengkaran. "Tidak ada yang perlu ditakuti. Otot laki-laki hanya sebuah peringatan saja,” ujar Michelle. Bella tersenyum pasrah. Sebenarnya dia masih tidak nyaman dengan kedatangan Quin, yang pasti akan menarik banyak perhatian. Tapi kalau Michael memang ingin melindunginya, Bella tidak punya alasan untuk menolaknya. Saat ini Michael sedang banyak menghadapi persoalan. Dia tidak mau menambah masalah baru. Sementara itu di Hotel Peninsula. Saat ini Teresa luar biasa resah. Dia berjalan ke sana kemari, seperti cacing kepanasan. Kematian Penn adalah sesuatu yang harus dihadapi. Kalau dia bisa menyalahkan Michael untuk hal ini, pewaris Keluarga Han akan jatuh padanya, dan dia punya alasan yang kuat untuk membunuh Michael. Tapi saat ini, rencana yang sudah disusunn
Yanjing!Mendengar kata ini membuat Teresa seperti tersambar petir. Kenapa tiba-tiba dia bisa ada di China tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Penn sudah tidak ada. Teresa juga belum bisa menjadikan Michael tumbal untuk hal ini. Tiba-tiba ayahnya datang, dan ini bisa sangat berbahaya!"Ayah, kamu … kenapa kamu bisa ada di Yanjing?” Teresa berusaha untuk mengontrol emosinya, tapi suaranya masih terdengar bergetar. "Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di sini. Kamu juga sudah terlalu lama di sini. Aku juga mau sekaligus menyelesaikan urusan dengan si Michael itu,” ujar Ferry. Teresa langsung ketakutan. Ferry mau ikut menyelesaikan masalah dengan Michael. Ini sangat fatal bagi Teresa. "Ayah, beri aku waktu sebentar lagi. Aku bisa menyelesaikan ini semua,” kata Teresa. “Apakah kamu sudah menyerahkan hal ini kepada adikmu?” tanya Ferry. Teresa hampir pingsan ketika mendengar pertanyaan Ferry. Walaupun Penn sudah mati, jadi dia masih merasa masih berkuasa. "Iya …
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua