Victor tersenyum pada Michael."Apa kamu bermalas-malasan akhir-akhir ini?" tanya Victor.Hanya di depan Victor, Michael menunjukkan sisi kanak-kanaknya. Michael menggaruk kepalanya dan berkata, "Aku hanya berlatih yang dasar-dasar saja."Victor menggetok kepala Michael dan berkata, "Aku tahu kamu malas berlatih. Apa kamu sudah melupakan apa yang kukatakan?"Michael menggelengkan kepala dan berkata, "Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa melupakannya?""Uang bukanlah hal terpenting. Berapapun jumlah uang tidak akan menyelamatkan dirimu dari masa krisis. Hanya orang kuatlah yang berhasil mengalahkan rintangan. Ini nasehatku yang terakhir," kata Victor.Mendengarnya membuat Michael gelisah. Apakah maksudnya Victor tidak akan membantunya lagi? "Guru, mau ke mana?" tanya Michael."Aku tidak ke mana-mana. Tapi kamu sudah besar sekarang. Kamu tidak perlu diingatkan untuk sesuatu yang seharusnya kamu lakukan," kata Victor.Michael bernapas lega. Dia tersenyum dan berkata, "Guru bukan
Berta membuka pintu dan tercium bau alkohol. Segera dia menutup hidungnya. Dia pun menatap ke bawah lantai. Ada Michael yang pingsan di lantai. "Michael, bagaimana bisa kamu minum banyak alkohol?" Berta segera berjongkok. Untungnya dia banyak mengerjakan pekerjaan fisik. Jadi dia bisa mengangkat Michael dan meletakkannya di ruang tamu. Bau alkohol segera tercium di ruang tamu. Berta segera ke dapur untuk membuat air madu untuk Michael.Kemudian Jerry datang ke ruang tamu. Saat dia melihat Michael yang pingsan karena mabuk, matanya berbinar. Sambil mendekati sofa, Jerry berbisik, "Michael, ada apa denganmu?"Melihat Michael tidak merespons, wajah Jerry menjadi jahat. Ini kesempatannya untuk balas dendam. Saat Michael mabuk, dia tidak akan bisa merespon apa-apa. Jerry memukul muka Michael. Tenaga yang dia keluarkan tidak begitu besar. Melihat Michael tidak merespons, dia menambahkan lagi tenaganya. "Akhirnya aku bisa membalaskan dendam. Dasar pecundang," Jerry pun memukul Mic
"Jerry, apa yang kamu lakukan?" Christian menghampirinya. Karena keluarganya meminta tolong pada Bella, Christian tidak ingin Jerry membuat masalah. Meskipun Berta hanya pembantu, tapi dia tidak perlu dikerasi seperti itu. "Kakek," Jerry melepaskan Berta. "Ada apa ini?" tanya Christian.Jerry baru saja mendapat ide untuk membalas dendam pada Michael. Jika dia tahu Berta akan melihatnya, Jerry pasti tidak melakukannya. "Kakek, aku melihat Michael sedang mabuk, jadi aku memukulinya. Tapi aksiku ketahuan oleh Berta," kata Jerry.Christian menatap marah pada Jerry. Apa pentingnya membalas dendam? Mereka sedang berharap pada Bella agar mereka bisa tinggal di Yuncheng.Saat mereka sudah sukses, maka akan gampang untuk membalas dendam. "Aku peringatkan kamu sebelumnya. Tidakkah kamu mengerti situasi yang sedang kita hadapi?" kata Christian dengan marah. Sebelumnnya Jerry tidak ada kepikiran untuk balas dendam. Tapi situasinya sedang bagus untuk dia melakukan aksi ini. "Kakek,
Saat Bella tiba di rumah, Berta telah pergi. Dia melihat Michael yang sedang pingsan di sofa. Di sampingnya ada Suzy yang berpura-pura sedang merawat Michael."Akhirnya kamu pulang. Urus dia. Dia pulang dalam keadaan mabuk," kata Suzy dengan muka jijik. Bella mencium bau alkohol pada Michael dan merasa terkejut, "Kenapa dia minum-minum?"Bella sudah mengenal Michael selama tiga tahun. Dia tidak pernah mabuk seperti ini. "Bagaimana aku bisa tahu? Bawa dia ke kamarnya. Kalau tidak vila ini penuh dengan bau alkohol, " kata Suzy.Bella mengangkat Michael sendirian. Suzy tidak membantunya dan menatap tajam. Meskipun Berta sudah diusir, Suzy tetap cemas dengan hal ini akan terbongkar. Jika itu terjadi, Bella akan marah. Suzy tidak bisa memikirkan cara menyelesaikannya. Saat di kamar, Bella meletakkan Michael di tempat tidur. Bella tahu Michael pasti memiliki alasan tertentu buat mabuk. Sesuatu telah terjadi. Tapi hal ini baru bisa dikonfirmasi jika Michael sudah bangun. Bella
Di ruang tamu, Jerry duduk dengan gelisah. Dia tidak bisa tidur semalaman. Dia menyesali tindakannya. Dia belum dapat pekerjaan di perusahaan Keluarga Su.Melihat Christian datang ke ruang tamu, Jerry mendekatinya dan berkata, "Kakek, benarkah kita aman-aman saja?"Christian menganggukkan kepalanya dan berkata, "Jangan cemas. Semuanya baik-baik saja."Melihat sikap Christian yang berbeda dengan yang kemarin, Jerry malah makin cemas. Kenapa Christian punya keyakinan seperti itu? Benarkah Berta tidak akan bilang pada Michael?"Kakek, kakek yakin?" tanya Jerry dengan curiga. "Aku sudah mengobrol dengan Suzy semalam. Untuk memastikan kejadian kemarin tidak bocor, dia menyuruh seseorang untuk datang ke rumah Berta demi memberinya peringatan. Aku yakin dia tidak akan berbuat macam-macam," Christian tersenyum.Jerry mendesah lega dan dia tersenyum. Dia berkata, "Kakek sungguh hebat."Di rumah Berta. Dia sampai di kampungnya semalam. Dia tidak memberitahu putrinya karena khawatir. Di
Michael dan Bella bangun agak siang. Saat mereka bangun, Michael sedang memeluk Bella. Wajah mereka merah merona. "Sudah bangun?" tanya Michael.Bella menundukkan pandangan dan berkata, "Sudah lama aku tidak tidur nyenyak."Michael lalu tersenyum, "Jika kamu merasa nyaman, aku akan memelukmu saat kita tidur."Bella menganggukkan kepalanya. Michael mengerti apa artinya. "Aku lapar," kata Bella."Aku akan meminta Berta membuat sesuatu untukmu," Michael berdiri dan pergi ke luar kamar. Saat dia pergi ke ruang tamu, Michael hanya melihat Suzy dan Christian. Seharusnya Berta sudah membersihkan rumah pada jam segini. "Di mana Berta?" tanya Michael.Suzy sengaja menundukkan kepalanya dan berkata, "Katanya dia ada keperluan mendadak di kampungnya. Dia tadi buru-buru pergi, dan katanya tidak akan bekerja di sini lagi."Michael mengepalkan tangannya. Jika Berta benar-benar pergi, pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Michael mengambil ponselnya tapi ponsel Berta tidak aktif. Mich
Michael memasak telur untuk Bella di dapur. Saat dia kembali ke kamar, dia melihat wajah Bella yang dan bertanya, "Ada apa?""Apakah kamu tahu kalau ibu memecat Berta?" tanya Bella."Aku pikir juga pasti begitu, tapi pasti ada sesuatu," ujar Michael. Suzy tidak akan seenaknya memecat Berta. Michael harus mencari tahu alasannya. "Apakah menurutmu ada hubungan dengan keluarganya?" tanya Bella."Mungkin Jerry belum juga jera," cibir Michael. Michael tidak bisa memikirkan siapa lagi yang akan membuat masalah selain Jerry. "Jika memang Jerry pelakunya, aku akan mengusirnya dari sini," ujar Bella gemas."Makanlah dulu. Aku akan mencari informasi mengenai Berta."Bella memakan sarapan yang sudah dibuat Michael. Tanpa dia sadari, wajahnya begitu bahagia. Meskipun di luar sana banyak makanan enak, tidak ada yang menandingi masakan Michael. Ini mungkin pertanda dia jatuh cinta pada Michael. Saat dia jatuh cinta, dia menyukai semua hal tentang Michael. Bahkan sarapan sederhana ini bisa
Perkataan Michael membuat Jerry dan Christian seperti tersambar petir.Ada kamera pengawas di vila!Dengan kata lain, apa yang terjadi kemarin bisa diputar ulang dan disaksikan banyak orang. Tidak hanya kejadian dengan Berta tapi juga kejadian dengan Michael.Jerry sangat ketakutan sehingga lututnya merasa lema. Dia duduk di lantai dengan sikap putus asa. "Anakku, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak duduk di sofa?" kata Ben sambil mendekati Jerry. Dia mencoba mengangkat Jerry tapi menemukan bahwa tangan Jerry gemetaran. Pasti terjadi sesuatu. Saat tayangan kamera pengawas muncul, Michael mempercepat gambarnya sampai kejadian itu muncul. Saat Jerry memukul Michael tampil di layar, seluruh penonton terdiam. Siapa yang mengira kalau Jerry berani melakukan hal seperti ini! Dia menghajar Michael saat mabuk!Bella menjadi sangat marah. Berani-beraninya Jerry melakukan hal seperti itu!"Jerry, teganya kamu," kata Bella dengan marah. Ben memukul Jerry. Istrinya sudah mati.
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua