"Tidak apa-apa. Kalian bisa bersantai di sini," kata Suzy dengan bangga..Christian langsung merasa lega. Meskipun Michael sangat berkuasa, paling tidak Suzy bisa mengatasinya. Putrinya masih bisa diandalkan. Bella mendekati ibunya dan berbisik, "Bu, jangan berlebihan. Aku tidak bisa menolong ibu jika ibu kelewatan pada Michael."Di depan orang-orang, ekspresi Suzy tidak berubah. Tapi dalam hatinya, dia tidak berani berbuat macam-macam. Setelah mengatakannya, Bella masuk ke kamar. "Michael, kalau kamu ingin memberi pelajaran pada Jerry, aku akan mendukungmu," kata Bella.Michael menggelengkan kepalanya sambil tersenyum masam. Dia berkata, "Ibumu sepertinya ingin melawanku. Bukannya dengan memberi pelajaran pada Jerry, hal itu dapat membantunya?"Bella menghela napas. Dia mendekati Michael, memegang tangannya dan berkata, "Kenapa kamu tidak membantu ibu kali ini?"Michael tersenyum dan berkata, "Karena istriku sudah berkata seperti itu, bagaimana aku bisa menolak?"Mendengar
"Robert, Ini keluargaku. Susah payah mereka datang ke sini, tidak mungkin aku mengusir mereka," kata Suzy sambil membela mereka. "Kamu tidak mengerti. Aku cemas mereka akan tinggal lama," kata Robert."Maksudmu gimana? Kalau memang benar begitu, mereka mau mengerjakan apa selama di sini?" tanya Suzy dengan bingung. "Bukannya kamu yang lebih pintar. Coba pikirkan. Bella sekarang menjadi direktur. Menurutmu mereka tidak menginginkan jabatan selama Bella yang menjadi direktur?" kata Robert. Mendengarnya membuat Suzy terpana. Dia tahu kemampuan keluarganya. Mereka malas bekerja keras. Tapi godaan masuk ke perusahaan keluarga Su tidak bisa ditolak"Mungkin tidak," kata Suzy. "Kamu tidak percaya?" tanya Robert. Suzy berencana mengajak mereka berjalan-jalan di Yuncheng. Tapi perkataan Robert membuat suasana hati Suzy berubah. Jika apa yang dikatakan Robert benar, dia harus memikirkan cara mengatasinya. "Pergilah tidur. Mungkin dengan begitu, kamu punya lebih banyak tenaga untu
Sarah berada di dalam kamar. Dia duduk di tempat tidur, tidak bisa tidur sama sekali. "Bagaimana?" tanya Sarah.Dengan senyum merekah di wajahnya, Christian berkata, "Memangnya tidak ada yang tidak bisa aku lakukan?"Sarah ikut tersenyum dan berkata, "Ini tempat yang bagus. Jika aku bisa tinggal di sini, aku akan merasa bahagia."Christian melihat ke sekeliling kamar itu dan berkata, "Ya, siapa sih yang tidak ingin tinggal di tempat mewah seperti ini. Ada pembantu juga. Inilah kehidupan nyaman sesungguhnya. Meskipun kita telat menyadarinya, akhirnya kita sampai di sini."Mendengar perkataan Christian, sepertinya dia ingin tinggal di sini. Tak hanya Christian tapi Keluarga Su juga ingin seperti itu. Bahkan nenek dari Keluarga Su. Dulu Christian tidak ingin ikut terlibat saat nenek dari Keluarga Su masih hidup. Mungkin ini sudah karakter dari Keluarga Jiang. Semua anggota keluarganya ikut merasakan hal yang sama, kecuali Bella.Di ruang tamu, Suzy merasa gelisah. Dia tahu putrin
Suzy tidak terkejut dengan sikap Bella. Dia tidak memasukkannya dalam hati. Keluarga Jiang adalah keluarganya. Suzy tahu karakter keluarganya. Tapi Christian sudah mengutarakan niatnya. Jadi Suzy akan berusaha sebaik yang dia bisa. Lagipula Bella adalah putrinya. Dia yakin bisa merubah keputusan Bella. "Jangan tergesa-gesa membuat keputusan. Pikirkan saja dulu," kata Suzy dengan lembut. Michael kembali ke ruangannya. Dia enggan untuk ikut campur. Apapun keputusan Bella, Michael akan menghargainya. Sambil duduk di tempat tidur, Michael mengambil alat sensor di dompetnya. Alat itu kecil dan beresiko hilang. Tapi di tangan Michael, hal itu tidak akan terjadi. Karena dia melihatnya setiap hari. Julius sudah pergi terlalu lama. Seharusnya dia sudah masuk ke penjara bumi tapi alat sensor ini belum berbunyi. Apa yang terjadi di sana? Benarkah kakeknya, Warren ada di sana? Kapanpun Michael memikirkan hal ini, dia menjadi gelisah. Dia sangat berharap kakeknya masih hidup. Dia cemas
Saat suara langkah kaki itu mendekat, Julius dihajar tanpa ampun. Setelah itu, orang-orang itu meninggalkan Julius. Sambil terbaring kesakitan, Julius merasakan keputusasaan untuk pertama kalinya. Beginikah rasanya menjadi narapidana penjara bumi? Dikelilingi kegelapan dan dihajar tanpa ampun? "Aku hanyalah pria tak berguna. Tidak ada yang ingin membunuhku!" kata Julius sambil menggertakkan gigi. Seketika sel itu mulai bergetar. Kali ini gempa bumi terasa lebih kuat. "Mereka tidak takut tempat ini akan runtuh dan mengubur orang hidup-hidup," Tekanan gempa bumi membuat Julius takut. Tapi dengan ini dia semakin yakin penjara bumi ini memang terletak jauh ke dalam tanah. Di vila, Michael mengembalikan alat sensor itu, Bella masuk ke dalam kamar. Bella merasa tidak senang. Bahunya terlihat lemas. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. "Apa kamu menyetujui permintaan itu?" tanya Michael sambil tersenyum. Bella menggigit bibirnya. Dari Bella sudah tidak setuju tapi Suzy ti
Seketika Teddy tidak menyukainya. Apa Lukas mengira dia bisa membalaskan dendamnya begitu saja? "Kamu sangat kompetitif. Tidakkah kamu mempelajari sesuatu setelah bertanding sekian tahun? Kapan kamu pernah menang dariku?" kata Teddy dengan bangga. Mendengarnya membuat ekspresi Lukas berubah. Memang dia tidak pernah menang dari Teddy. Tapi jika dia tidak membalaskan dendamnya, dia tidak akan bisa tenang sampai meninggal. Terlebih lagi, Lukas sudah mempersiapkan masa depan Sammy. Jika kedua keluarga ini bersatu dalam pernikahan, masa depan Sammy akan cerah. Tentu saja keegoisan Lukas tidak berhenti di sini saja. Dia tahu Teddy menyukai cucunya, Ruby. Nantinya akan banyak calon berdatangan untuk Ruby. Jika Ruby menikah dengan Sammy, seluruh kekayaan Teddy akan jatuh ke tangan Sammy."Jangan merasa bangga dulu. Aku akan menang kali ini. Biarkan orangku memperlihatkan kemampuannya," kata Lukas. Dia tidak sabar melihat Michael dikalahkan. Sebelumnya jika Michael tidak ikut campur,
"Kakek Lukas, kakek tidak bisa bilang seperti itu," kata Ruby dengan kesal. Teddy seketika sadar, "Ruby, hati-hati."Meskipun Teddy tahu Lukas sengaja menghasut Ruby, Ruby adalah generasi muda. Wajar dia menjadi mudah kesal. "Tidak masalah. Tapi Ruby, bagaimanapun kamu membelanya, dia tetap seorang pecundang. Jika dia seorang pria, harusnya dia bertanggung jawab. Tapi sekarang dia tidak datang. Bagaimana bisa aku tidak menyebutnya sebagai seorang pecundang," Lukas tersenyum."Aku akan memanggilnya," kata Ruby sambil mengangkat ponselnya. Teddy tersenyum masam. Ruby kepancing oleh bujukan Lukas, dan dia tidak menyadarinya. "Lukas, aku harap kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan," Teddy mendesah. Michael adalah seekor harimau. Tidak bijak membuat harimau marah. Sebagai teman baiknya, Teddy berusaha mengingatkan Lukas.Lukas tidak peduli. Dia tidak mendengarkan perkataan Teddy. Setelah Michael mengantarkan Bella ke kantor, dia menerima panggilan Ruby. Michael mengangkatnya
Saat Michael dalam perjalanan menuju sekolah bela diri, sebuat pesawat pribadi mendarat di bandara Yuncheng.Seorang perempuan menarik yang berusia sekitar tiga puluh tahun keluar dari dalam pesawat diikuti beberapa pengawal. Bentuk tubuhnya begitu bagus. Ekspresi wajahnya tidak terlalu bersahabat yang membuat orang-orang enggan mendekatinya. Malahan perempuan ini seperti terbiasa untuk dituruti segala permintaannya. Mungkin dia berasal dari keluarga yang sangat berpengaruh. "Teresa, kapan kamu akan menemuinya?" Seorang pria yang bertindak seperti asistennya bertanya padanya. Teresa menyinggungkan sebuah senyuman dan menjawab, "Putra yang dibuang keluarganya. Memangnya dia punya hak apa sehingga bisa bertemu langsung denganku? Pergilah dan bilang padanya. Segera temui aku. Aku tidak punya banyak waktu."Teresa, adalah putri dari Keluarga Han yang tinggal di Amerika. Keluarga Han yang berada di Amerika dan Keluarga Han yang berada di China memiliki hubungan yang rumit. Tapi
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua