Dua orang masuk ke ruangan. Salah satunya adalah Boris. Yang lainnya masuk dengan muka ditutup dengan karung. Ekspresi nenek menjadi kaku. Masalahnya begitu pelik. Bagaimana caranya menyelesaikannya? Jika dia memihak Bella, sepertinya bukan hal baik. Tapi mengusir Edward? Nenek tidak bisa melakukannya.Meskipun Bella sudah membawa banyak kebaikan untuk keluarga Su, di mata nenek, Bella tidak lebih baik dari Edward. Masa depan keluarga Su kemungkinan akan diwariskan ke Edward.“Boris, masalah ini akan aku bereskan. Aku sangat berterima kasih dengan bantuanmu. Katakan saja berapa banyak imbalan uang yang kamu inginkan,” Nenek berkata kepada Boris.Boris sebenarnya hanya berakting. Michael-lah yang menyuruhnya datang ke kantor hari ini. "Baiklah. Karena Nenek sudah berkata, aku nanti akan kembali untuk menagih hutang ini.”Setelah itu, Boris membawa Raymond keluar kantor. Ada keheningan luar biasa di ruang itu. Edward berlutut di depan nenek. Dirinya tidak berani bernapas.Semua
Pukul 4:30 sore, Michael muncul di kantin tetapi kantin masih belum buka. Pemandangan tersebut memberinya firasat tidak enak. Mungkinkah sesuatu yang besar terjadi? Kalau tidak, bagaimana kantin tutup begitu lama.Saat menjemput Bella, Michael melihat pipi Bella menggembung seperti ikan mas pertanda dia sedang sangat kesal. Michael tersenyum lalu bertanya, "Ada apa? Masalahnya sudah teratasi, kan? Bukankah nenek memujimu?"Bella mendengus kesal. "Hari ini Boris membawa Raymond dan membeberkan semua hal yang dilakukan Edward. Tapi nenek hanya menyuruh Edward pulang dan merenung."Michael mencibir setelah mendengarnya.Menurutnya, meski nenek masih mendukung Edward, orang seperti ini harus diberi pelajaran. Setidaknya hal itu harus jelas diperlihatkan kepada orang lain. “merenung” sepertinya bukan tindakan yang tepat. Selain itu, nenek sama sekali tidak bersimpati pada Bella juga tidak memikirkan bagaimana perasaannya tentang masalah ini.Jika Bella diusir dari keluarga Su, tidakk
Michael mengangguk tanpa ragu."Jika ada yang harus kau lakukan, pergilah, tapi ..." kata-kata Bella tiba-tiba terhenti. "Tapi apa?" Michael bertanya dengan penasaran.“Tidak ada.” Bella bergegas masuk kamar. Dia ingin mengatakan kepada Michael untuk tidak mencari wanita lain tapi rasanya aneh. Meski keduanya berstatus suami istri, namun Bella masih belum terbiasa mencampuri kehidupan pribadi Michael.Duduk di kepala tempat tidur, Bella menggeser bantalnya. Sebuah gunting tersembunyi dari tiga tahun lalu.Di tahun pertama, Bella tidur dengan gunting setiap malam. Perlahan-lahan kekhawatirannya berkurang. Sekarang, dia merasa waktunya untuk menyingkirkan gunting itu.“Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa tahan tidur sambil melihat diriku setiap malam.” Bella berkata pada dirinya sendiri, tidak menyadari pipinya yang merah. Dia memasukkan gunting ke dalam lemari.Berdiri di depan cermin, Bella melihat tubuhnya dan wajahnya yang halus tanpa cacat. Mungkinkah Michael benar-benar ti
Klub Longmen adalah tempat pijat refleksi. Tapi pada kenyataannya, klub itu hanyalah kamuflase. Hanya orang-orang tertentu yang tahu bahwa di balik klub itu ada kasino ilegal.Ada kasino di lantai pertama klub itu. Semua penjudi dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di tempat ini. Ada yang berwajah kuyu, ada yang wajahnya memerah saking bersemangatnya. Kebanyakan dari mereka masuk pada golongan yang pertama. Bagaimanapun kemungkinan mereka menang tidak lebih tinggi dari pada membeli tiket lotre.Pada saat ini, ada suara keras di depan meja bakarat. Seorang pria menang sepuluh kali berturut-turut. Koin di depannya menumpuk seperti gunung. Banyak orang yang menyaksikan permainan itu bersorak sorai untuknya.Pemuda ini adalah Michael, diikuti oleh Boris, yang sudah berkeringat dingin.Jika mereka terus-terusan menang dengan cara ini, mereka pasti akan menarik perhatian banyak orang. Jika Michael ketahuan, nyawa mereka akan dipertaruhkan di sini.Boris tidak tahu dari mana Michae
Charlie, bagaimana kau bisa melakukannya?” Mark menatap Charlie dengan mata merah. Dia lalu berteriak lantang, “JIKA DIA MATI, AKU AKAN MEMBUNUHMU.”Charlie tidak takut dengan ancaman Mark. "Kau hanyalah sampah. Aku bisa membunuhmu dengan sekejap. Tapi kupikir itu terlalu mudah."Setelah selesai berbicara, Charlie meninggalkan ruangan. Mark dipukuli lagi oleh anak buahnya.Setelah Michael diundang ke ruang VIP, Charlie segera muncul.Ketika Charlie melihat Boris, dia tertawa. "Tidak kusangka, ternyata kau yang datang. Selamat datang di istanaku."Boris tidak berani berbicara karena tempat ini adalah daerah kekuasan Charlie. Jika dia membuat Charlie kesal, maka habislah dia.Michael sebenarnya memiliki ekspektasi yang besar terhadap Boris, tetapi melihat sikapnya barusan sedikit mengecewakan. Kalau begini, bagaimana dia bisa sukses?“Siapa kau? Sepertinya bukan orang biasa mengingat kau duduk di depan Boris.” Charlie memandang Michael.“Michael Han”"Namamu tidak asing. Kenapa
Charlie tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Boris benar-benar melihat kejadiannya dengan wajah ketakutan.Di hadapan Michael, kekejaman Charlie seperti tidak ada apa-apanya. Michael menjatuhkan mereka setelah tiga pukulan.Apa … apa dia sungguh sekuat itu?"Apa aku bilang kau boleh pergi?" Sebuah suara dingin datang dari samping telinga CharlieCharlie yang ketakutan memiringkan kepalanya. Benar, itu adalah Michael. Dia tidak dapat mempercayainya."Michael, apa yang kamu lakukan? Jika kau mengancamku, keluarga Su akan hancur," ujar Charlie.“Bawa aku menemui Mark atau aku akan membunuhmu,” teriak Michael lantang."Beraninya kamu!"Cekikan Michael semakin kencang. Charlie merasa semakin sulit bernapas. Akhirnya kepanikan muncul di matanya.“Kau … lepaskan aku dulu. Aku akan mengantarmu ke sana!” jawab Charlie.“Ayo pergi sekarang ....”Tiga orang meninggalkan ruang VIP. Ketika anak buah Charlie melihat pemandangan ini, mereka berkumpul tidak percaya.“Michael, kamu cari mati
“Charlie, aku bertanya padamu untuk terakhir kalinya, di mana istriku?” Suara Mark sangat dingin. Wajahnya yang berdarah tampak seperti iblis.Charlie memikirkannya dalam-dalam. Baik Mark atau Michael, pilihannya tetap sama."Apakah belum jelas juga? Dia sudah mati. Dia sudah mati sejak kau ditangkap," ujar Charlie dingin.Mark tampak lebih tenang. Michael bisa merasakan dari Mark keluar aura niat membunuh. “Panggil anak buahmu sebanyak-banyaknya.” Michael memberi tahu Boris bahwa jika Mark benar-benar membunuh Charlie di sini, tidak mungkin mereka akan dibiarkan pergi begitu saja. Boris mengeluarkan telepon dengan panik lalu beberapa kali menelepon. "Karena dia sudah mati, kau bisa berjalan bersamanya di akhirat. Dia takut gelap," kata Mark.Charlie memandang Mark dengan jijik. "Kau berani membunuhku? Apa kau tahu dampaknya yang akan ditimbulkan oleh kematianku? Bukan hanya kau, tetapi kalian bertiga akan dikuburkan bersamaku serta keluarga Su."Boris menyeka keringatnya. D
Kembali ke rumah. Setelah Michael pergi, Bella tampak sedikit gelisah. Waktu berlalu dan Bella berbaring di tempat tidur. Dirinya tidak bisa tidur.Dia memegang handphonenya. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam.Biasanya, Bella sudah pergi tidur karena dia harus berlari di pagi hari. Tetapi hari ini dia tidak bisa memejamkan mata.Baru pada saat itulah Bella menyadari bahwa Michael sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Bahkan jika dia hanya tidur di bawah tempat tidur, ternyata Michael telah menempati posisi penting di hatinya.Bella ingin menelepon Michael dan menanyakan kapan dia akan pulang. Namun ketika Michael pergi, dia telah menjelaskan bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan. Bella tidak ingin mengganggu Michael.Saat Bella mendengar suara pintu terbuka, dia menutup matanya dan berpura-pura tidur.Michael tidak menyangka kepergiannya menjadi begitu lama. Dia berjingkat-jingkat berjalan ke kamar dan menemukan bahwa Bella masih tertidur. Dia merasa le
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua