Si trenggiling menunggu penjelasan Michael.“Katakan saja pada mereka, bahwa kamu sudah mengantarkan makanan ini dan melihat kami makan dengan antusias. Bagaimana menurutmu?” tanya Michael sambil menatap si pelayan.Si pelayan terkejut. Detik berikutnya dia mengangguk. Jika Michael tidak makan, berarti si pelayan gagal melakukan perintah Otis. Namun jika Michael makan, berarti tugas si pelayan selesai. Si pelayan berpikir. Apa yang dikatakan Michael adalah kunci yang dapat menyelesaikan masalahnya. "Tuan, aku mengerti. Jangan cemas, aku akan melakukannya. Begitu suasananya sudah tenang, aku akan membawakanmu makanan pengganti," si pelayan lalu berdiri. Dia membungkuk dan pergi meninggalkan Michael. Begitu si pelayan pergi, si trenggiling menatap Michael dengan ekspresi kesal dan kebingungan. Michael merapikan tempat tidurnya dan mengabaikan si trenggiling. Si trenggiling berjongkok di sebelah Michael, "Michael, aku tidak mengerti, kamu ...."“Sudah malam,” Michael mengatur
"Buat apa seseorang melatih kekuatannya, kalau tidak digunakan? Apa itu pantas disebut sebagai jagoan?" Si cebol memahami pikiran Otis. Dia tidak bisa menahan diri untuk ikut mengejek Michael.Otis tidak berkata-kata tapi seulas senyum licik muncul di wajahnya. Dia sedang memikirkan strategi berikutnya. Bagaimana mungkin!"Aku akan memberimu tugas lagi. Kalau kamu tidak bisa melakukannya dengan baik, tangan kananmu akan bernasib sama dengan tangan kirimu ini," ujar Otis dengan nada dingin. Si pelayan cepat-cepat mengangguk. Dia sudah kehilangan banyak darah. Bibir dan wajahnya pucat. Kalau darahnya tidak segera dihentikan, bisa-bisa dia akan menghadap raja neraka lebih cepat. Otis membisikkan sesuatu ke telinga si pelayan. Si pelayan menatap Otis dengan sorot mata tidak percaya, "Tuan, itu ....""Ya?" Otis memutar sumpitnya sehingga si pelayan menjerit lagi. Cepat-cepat si pelayan mengangguk. "Pergilah." Otis segera mencabut sumpitnya. Si pelayan kehilangan kendali tubuhny
Si trenggiling masih belum terbangun sepenuhnya. Dia menatap tubuh si babi yang penuh dengan kotoran dan mendengar suara tawa orang-orang. Babi itu baunya bukan main. Tentu saja dia sangat marah!Michael mencoba menahan si trenggiling tapi si trenggiling tidak menghiraukannya. "Bajingan!" teriak si trenggiling. Dia keluar dari gudang. Matanya penuh amarah dan mengamati semua orang yang hadir."Wah, wah, lihat. Siapa yang keluar dari gudang bobrok itu," Otis tersenyum mengejek. "Kupikir babi itu yang keluar ternyata anjing gila. Lihat saja matanya dan giginya. Pantas disebut anjing gila!" Si cebol ikutan mengejek. "Kamu benar. Anjing gila dan babi itu cocok dikumpulkan di satu tempat," ujar seseorang dengan nada merendahkan. “Kalian biang masalahnya!” Trenggiling itu tidak bisa menahan kesabarannya. Dia segera melangkah maju. Otis memberi isyarat. Si raksasa itu berdiri di depan trenggiling dan memegang bahu si trenggiling dengan erat.“Bang!” Tubuh keras trenggiling terl
"Wuuz!""Baaang!"Terdengar suara hembusan angin disusul dengan suara keras yang mengguncang tanah. Tanah di sekitar mereka bergetar. Orang-orang memejamkan matanya. Dalam bayangan mereka, si raksasa itu pasti sudah mati. Suaranya begitu keras. Ketika itu terjadi, suasana di sekitar mereka tampak hening. Waktu seolah-olah berhenti. Tidak ada yang berani berbicara. Perlahan-lahan mereka membuka mata. Apa yang mereka bayangkan ternyata tidak terjadi. Malahan mereka melihat pemandangan yang tidak mereka duga. Tubuh raksasa itu jatuh!Ternyata suara keras itu bukan karena si raksasa menginjak-nginjak trenggiling, tapi karena tubuhnya yang besar itu jatuh! Orang-orang tidak tahu apa yang menyebabkan si raksasa itu terjatuh. Mereka melihat si raksasa berusaha menarik napasnya susah payah. Darah mengalir keluar dari lutut di raksasa! "Ah!"Si raksasa itu mengerang kesakitan. Mata semua orang melebar. Mereka sangat terkejut melihat pemandangan tersebut. "Ini ....""Apa
Michael mencoba menarik trenggiling ke atas permukaan tanah.“Lama sekali kamu datang. Kupikir kamu diam saja melihatku dipukul sampai mati,” ujar si trenggiling meringis kesakitan. Michael tidak bicara. Dia hanya tersenyum. Si trenggiling adalah salah satu elemen penting dari Batu Lima Elemen. Mereka sudah melewati berbagai macam kejadian. Bagi Michael, trenggiling bukanlah orang asing. Dia adalah temannya.Karena mereka berteman, bagaimana mungkin Michael tidak menyelamatkannya?!Selain itu, si trenggiling tidak melakukan kesalahan apa-apa“Brengsek! Kamu dengar tidak Tuan Otis memanggilmu?” Si cebol jadi kesal ketika Michael mengabaikannya. Terlihat cakar baja di tangan si cebol. Dia melangkah maju. "Ini gawat," ujar seseorang. Si cebol bergerak dengan kecepatan tinggi. Orang-orang sulit melihat di mana tubuh si cebol. “Habislah sudah!” Orang-orang melihat Michael tidak bergerak dari tempatnya seolah-olah dia tidak menyadari kedatangan si cebol. Orang yang bisa men
Mata Otis melebar. Bibirnya sedikit terbuka. Terlihat jelas bahwa kejadian yang terjadi di depan matanya ini sangat mengejutkan. Satu raksasa dan satu cebol. Yang satu kuat dan yang satu gesit. Keduanya adalah anak buah Otis yang paling berpengaruh. Selama bertahun-tahun si raksasa dan si cebol ini sangat patuh mengikuti apa pun perintah Otis. Michael berjalan sambil membawa si trenggiling menuju gudang kayu. Kemudian dia menatap tajam Yogi yang berdiri di tengah-tengah kerumunan.Yogi menyadari tatapan Michael. Dia langsung menundukkan kepalanya sambil ketakutan. Selang beberapa detik, Michael lalu membalikkan badan dan melanjutkan perjalanan. Yogi menghela napas lega.Kalau Michael ingin membuat perhitungan dengannya pasti sudah dilakukan sejak pertama kali melihatnya di restoran. Namun Michael tidak membuat keributan. Orang-orang membiarkan Michael lewat. Mereka tidak berani mengatakan sepatah kata pun."Berhenti!" teriak Otis. “Kamu pikir bisa pergi begitu saja setelah
Si trenggiling melihat jelas ada kemarahan dalam sorot mata Michael.Michael sebenarnya berusaha menahan emosinya, tapi dia memiliki batasannya sendiri. Sebelumnya di Kapal Bunga, Michael sudah diremehkan dan ditantang untuk ikut dalam kompetisi. Meskipun pada awalnya Michael tidak mau, tapi dirinya jadi pemenang! Sekarang hal yang sama terulang kembali. Bahkan level pertarungannya lebih tinggi. Dugaan si trenggiling benar. Michael tidak bisa lagi menahannya.Michael mencoba untuk bersabar. Namun orang-orang bodoh ini bukannya puas malah semakin menginjak harga diri Michael. Bahkan seorang Buddha pun pernah marah. Michael bukanlah seorang Buddha!Booom!Anak buah Otis melangkah maju. Michael tidak bergerak. Di tempat kaki Michael berdiri muncul angin yang bertiup kencang. Lama kelamaan angin itu bertiup semakin kencang.Grroooar!Muncul bayangan hewan buas dari tubuh Michael. Michael tampak seperti Dewa Perang."Bayangan apa itu?""Tampan sekali!"Semua orang terkejut
"Ini ....""Apa-apaan ini?""Apa jangan-jangan aku salah lihat?""Bukankah ada bayangan yang bergerak? Apa dia yang melakukannya?""Sepertinya begitu. Bayangan itu bergerak dengan kecepatan tinggi. Aku sampai tidak bisa melihatnya dengan jelas."Orang-orang tercengang. Bukankah bayangan itu Michael? Tapi kenapa seolah-olah dia tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri?Ini sangat sulit dipercaya!Sekarang orang-orang menyadari mengapa si cebol kalah. Mata mereka melebar karena menemukan fakta yang menakutkan! Michael adalah seorang jagoan dengan kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh!Tapi kalau memang benar dia jagoan, kenapa baru sekarang dia menunjukkan kemampuannya?"Atau jangan-jangan dia sedang berpura-pura? Nyatanya dia memang tidak bergerak sama sekali?""Atau kekuatannya jauh melampaui yang kita bayangkan?"Tidak ada yang tahu jawabannya. Tidak ada waktu bagi mereka untuk menemukan jawabannya. Otis saat ini benar-benar mengamuk.Harga dirinya seperti d