"Michael, kenapa kamu datang ke sini? Apakah kamu lupa kalau tidak boleh masuk ke kediaman kami?“ tanya Amanda pada Michael dengan bersemangat. "Edward memintaku datang. Tentu saja aku datang," ujar Michael sambil tersenyum pada Amanda. Semakin tinggi memuji Amanda, semakin keras nanti dia terjatuh. Dia belum tahu kalau Chaterine akan datang. "Haha." Tawa Amanda penuh ejekan. Padahal dia setuju dengan Edward untuk tidak mengundang Michael dalam acara Hari Keluarga. Bagaimana mungkin Edward bisa membiarkannya datang? Amanda menatap Bella, "Bella, si sampah ini tidak berhak datang ke kediaman keluarga Su. Apa kamu lupa? Mentang-mentang kamu penanggung jawab proyek, kamu bisa berbuat seenaknya. Kamu tidak menghargai Edward ya?"Situasi antara Bella dan Edward seperti dalam minyak dan air. Edward tidak mencampuri urusan pekerjaan Bella. Bella tidak menghiraukan urusan Edward."Apa Edward datang hari ini? Mungkin kamu bisa bertanya langsung padanya," kata Bella ringan."Oke, akan
Mendengar ucapan Amanda, Bella lalu membalas mengejek, "Memangnya uangmu belum habis?""Memangnya kenapa? Apa aku perlu khawatir? Jangan pura-pura perhatian deh. Posisimu sebagai penanggung jawab proyek tidak ada apa-apanya di mataku." Amanda sangat percaya diri. Walaupun uang mas kawinnya tersisa sedikit, dia tidak khawatir. Karena keluarga Han akan datang untuk melamarnya dan pasti memberi lebih banyak lagi. Tidak akan ada masalah. "Kamu tidak akan mengerti gaya hidup orang kaya seperti aku. Lebih baik kamu bekerja lebih giat agar bisa menghasilkan uang lebih banyak.""Baiklah, aku harap kenyataannya sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Semoga beruntung,“ ujar Bella."Ya." Amanda mengejek, "Kamu hanya iri padaku. Kenapa harus pura-pura seperti itu? Semua orang jelas melihat kecemburuanmu.""Tentu saja aku iri. Aku tidak bisa membeli barang-barang bermerek mahal seperti kamu," ujar Bella.Melihat pakaiannya yang mahal, Amanda semakin bangga. Dia pun memperlihatkan gelang emasn
Amanda tidak sabar untuk memperkenalkan dirinya pada Chaterine, "Aku Amanda. Apakah Anda akan menjadi ibu mertuaku?"Bella hampir tidak bisa menahan rasa gelinya. Amanda benar-benar polos. Dia begitu yakin mas kawin itu ditujukan padanya. Bahkan dia yakin Chaterine adalah ibu mertuanya. "Bukan. Di mana mas kawin yang aku kirimkan?" Chaterine bertanya pada Edward tanpa melihat Amanda. "Aku sudah memberikannya pada Amanda. Jangan khawatir. Aku tidak mengambil sedikitpun dari mas kawin itu," ujar Edward. "Kamu?" Chaterine melihat ke Amanda, "Di mana mas kawin itu?""Ibu mertua, mas kawin itu ada di tanganku. Aku mengurusnya dengan hati-hati," ujar Amanda sambil tersenyum."Ibu mertua?" Chaterine tersenyum dingin, "Aku bukan ibu mertuamu. Aku ke sini untuk mengambil kembali mas kawin itu."Boom!Kalimat Chaterine seperti petir yang menggelegar di telinga Amanda. Mas kawin itu mau diambil!Kenapa? Kenapa mas kawin itu mau diambil lagi?Amanda sudah menghabiskan sebagian uang
Sambil mengelap keringat yang muncul, Edward tidak berani bertindak macam-macam di depan Chaterine. Apalah arti kepala keluarga Su. Wanita di depannya ini bisa memanggil keluarga Tian. Memangnya Edward bisa bersanding dengan wanita ini? "Amanda, suruh seseorang untuk mengambil mas kawin itu ke sini," ujar Edward pada Amanda. Tidak ada gunanya menunda-nunda masalah ini. Kekuasaan wanita sungguh menakutkan. Keluarga Su tidak bisa berbuat apa-apa. Wajah Amanda sangat pucat. Uang tunai mas kawin itu sudah hampir tidak bersisa. Darimana dia bisa menggantikannya? "Edward, tolong aku," pinta Amanda pada Edward. Edward tahu Amanda menghabiskan banyak uang akhir-akhir ini. Tapi tentungnya uang itu tidak dia habiskan semua bukan? Apalagi Amanda gagal menikah dengan keluarga Han. Pupus sudah harapan Edward untuk mendapatkan investasi. "Jangan bilang padaku, kalau kamu menghabiskan semua uang itu," Edward menggertakkan giginya. Amanda menggelengkan kepalanya, "Tidak, masih ada sisa s
Chaterine menatap Amanda dengan pandangan menusuk. Dia berani mengatakan Michael adalah sampah? Chaterine mengangguk pada pengawalnya yang langsung berjalan ke arah Amanda. Pengawal itu langsung menampar Amanda. “Beraninya kamu bilang seperti itu?“ Amanda ditampar. Dia memegang pipinya dan tidak berani bicara lagi. "Besok, jika dia tidak mengirimkan pengganti uang mas kawin, kalian tahu kan apa yang mesti dilakukan?" kata Chaterine pada keluarga Tian.Keluarga Tian mengangguk. Mereka tidak berani melawan apa yang diminta Chaterine. Memang keluarga Tian keluarga berpengaruh di Yuncheng, tapi di hadapan keluarga Han mereka tidak ada apa-apanya. Setelah Chaterine meninggalkan kediaman keluarga Su, situasi keluarga Su menjadi lebih menderita. "Edward, apa yang harus kita lakukan?" tanya Jonathan.Edward menatap Amanda dengan pandangan menusuk. Jika bukan karena dia, masalah ini tidak akan terjadi. Sekarang Edward menyesali keputusannya sudah memberikan mas kawin itu pada Amanda
Michael yang sudah diusir dari kediaman keluarga Su, tidak tahu menahu keributan yang sedang terjadi. Dia menemukan sebuah pohon untuk berteduh lalu mengeluarkan rokoknya. Chaterine menemukannya di bawah pohon, lalu berkata, “Merokok tidak baik buat kesehatanmu. Lebih baik segera berhenti."Michael mengeluarkan asap rokoknya pelan-pelan. "Jika aku tidak punya rasa sakit, bagaimana bisa tahu kalau aku masih hidup? Jika semasa muda aku tidak pernah sakit, bagaimana nanti jika aku sudah tua?"Chaterine mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Michael. "Tubuhmu adalah aset paling berharga. Jika kamu tidak menjaganya dengan baik, apa yang bisa kamu lakukan jika sudah terlanjur fatal kerusakannya?"Michael menaikkan alisnya. Sepertinya ibunya ini sedang memberinya sebuah kode. "Tidak penting apakah aku bisa melakukannya sekarang atau nanti. Aku tidak perlu pembuktian dari siapapun. Aku hanya ingin menguji batas maksimal tubuhku," jawab Michael tidak peduli. "Tapi kamu masih harus m
"Tapi setelah kakek meninggal, ibu tahu hidupku seperti apa di keluarga Han. Apa gunanya mengingat kebaikan kakek?" ujar Michael. "Tidak ada yang pernah melihat jasad kakekmu, Warren. Peti matinya masih kosong sampai sekarang," ujar Chaterine.Mendengar ucapan Chaterine barusan membuat jantung Michael berdetak lebih kencang, "Apa maksud ibu?"Michael masih kecil saat kakeknya meninggal. Tapi sekarang dia baru mengetahui kenyataannya ini dari ibunya! "Aku tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi kalau kamu ingin tahu, kamu harus menyelidiknya lebih jauh. Mungkin dari guru spiritual itu kita bisa memperoleh informasi yang lebih jelas.” Setelah Chaterine selesai menyelesaikan ucapannya itu, dia lalu pergi meninggalkan Michael. Michael masih memikirkan hal ini dengan serius. Apa yang akan terjadi nanti? Apakah kakek terlibat dengan sebuah urusan penting?Mungkin saja dia belum mati. Mungkinkah dia selama ini disekap oleh seseorang? Jika hal itu benar, Michael tidak bisa
Ketika Chaterine keluar dari kediaman keluarga Su, Victor menghampirinya tanpa terdeteksi. "Kamu tidak hanya memberinya tanggung jawab baru, tapi juga memberikan harapan palsu," kata Victor dengan nada dingin. Walaupun tugasnya melindungi keluarga Han dan tidak mencampuri urusan internal keluarga, Victor tidak tahan melihat sikap Chaterine barusan. Dengan memberikan foto itu pada Michael itu sama saja dengan memberikan tugas untuk mencari guru spiritual itu padanya. Hal ini bisa membawa resiko yang sangat berbahaya pada Michael. Bahkan, Chaterine menyemangati Michael untuk seolah-olah tidak tidak mundur dari tanggung jawab. Hal ini membuat Michael tidak punya pilihan lain. "Aku tidak punya pilihan lain. Tapi kenyataannya memang Warren adalah orang yang betul-betul Michael sayangi. Dengan alasan ini, Michael bisa melakukan upaya terbaik untuk memecahkan misteri ini," kata Chaterine dengan logis. "Tapi bukan seperti ini caranya. Kamu memberikan harapan kosong. Saat Warren mati, i
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua