Memangnya ada apa dengan Michael?!“Maksudmu aku harus menikahi putrimu?” Michael mengerutkan dahi. “Mungkin kamu tidak akan bisa menikahi putriku, tapi tidak ada salahnya membawa seorang pria kembali!” Sannan tertawa."Kenapa kamu tertawa?" Si trenggiling itu menjawab dengan putus asa, "Sialan, kenapa nasibku bisa seperti ini? Aku sedang mengejar perempuan yang kusukai, tapi ada dua pria menghalangi jalanku. Begitu Prabawa pergi, Michael datang.""Kamu menyukai putriku, itu hal yang wajar. Namun kamu tahu sendiri takdirmu seperti apa," ujar Sannan.“Pemimpin, apa maksudmu dengan takdir?” Michael bertanya-tanya apa yang mereka berdua bicarakan.Sannan mengangguk, "Pahlawan Michael, memangnya kamu tidak tahu takdir Monster Huangsha?"Michael menggeleng. "Sannan benar. Alasan mengapa batu lima elemen disebut seperti itu karena batu itu mengumpulkan esensi dari lima dewa. Sekarang, batu itu muncul lagi. Jadi esensinya harus dikumpulkan. Apa aku salah? Monster Huangsha?!""Siala
Michael menatap trenggiling. Kalau dirinya tidak ingin tahu, kenapa dia harus bertanya pada si trenggiling?“Apa maksudmu dengan yang biasa itu istimewa?” Michael mengerutkan dahi, “Maksudmu, penduduk desa itu bukanlah seperti yang terlihat?”Ada satu hal yang menurut Michael rasa aneh. Jika alasan Prabawa mengincar level kekuatan Priska yang tersembunyi di tubuhnya, wajar jika dia ingin menikahinya. Namun Prabawa tetap meminta persembahan perempuan-perempuan desa. Apa maksudnya? Prabawa adalah Iblis. Tentu saja dia tidak akan menyerah jika dia belum mendapatkan sesuatu yang diinginkan.Selama tujuh tahun, kekuatan Prabawa semakin bertambah. Hal itu sudah menunjukkan bahwa penduduk desa itu bukan orang sembarangan. "Tentu saja," si trenggiling itu tersenyum, "Mau mendengar ceritanya?""Ceritakan saja."Si trenggiling mengangguk. Sambil berjalan, dia memulai ceritanya. "Zaman dulu terjadi perang selama bertahun-tahun. Ada desa. Meskipun jumlah penduduknya tidak banyak, mereka
Begitu cahaya itu menghilang, ada sehelai kain sutra seukuran telapak tangan di atas tangan trenggiling.Di atas permukaan kain itu, ada rute jalan dengan simbol aneh. Di bagian tengahnya ditandai dengan warna merah. Di sebelah lingkaran merah yang ditandai, terlihat gambar ulat sutra."Apa ini?" Michael menjadi bingung. "Aku tidak tahu pasti tapi sepertinya ini peta harta karun," ujar si trenggiling. "Apa?" Michael terkejut. Jawaban macam apa itu?Kenapa si trenggiling bilang ini peta harta karun?!"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak bohong. Aku menemukan peta ini di dekat tempat kelahiranku. Begitu aku menjadi manusia, aku menggalinya dan ada peta ini!""Ketika kubuka peta ini, aku melihat ada rute dan gambar aneh-aneh. Karena terlihat misterius, kupikir ini pasti semacam peta harta karun," si trenggiling menjelaskan pada Michael.Michael merasa curiga, "Jadi peta ini ada di dekat kamu dilahirkan?""Benar."Ini tidak mengherankan. Dengan kekuatan roh tanah si trenggi
Sebelumnya Sissy dan yang lainnya percaya pada Michael, tapi seiring berjalannya waktu, rasa percaya diri mereka berangsur-angsur berkurang. Mereka jadi cemas dan mondar-mandir di tempat. Kadang-kadang mereka melihat ke luar desa."Malam sudah berakhir. Mengapa Michael belum kembali?" tanya Lucky sambil memandang Sissy, "Bukankah kamu bilang dia bisa membunuh Monster Huangsha?”Sissy juga cemas. Dia berkata dengan kesal, "Jangan khawatir. Aku selalu menepati apa yang kukatakan. Aku tidak akan pernah mengingkari janjiku. Jika ayam sakit tidak kembali, kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan. Dia pasti kembali.""Ini bukan soal taruhan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Semua orang di sini mengkhawatirkannya," ujar Lucky. Sissy tahu itu, tapi malam sudah berlalu. Michael belum juga kembali. Sissy jadi kesal dan menganggap penduduk desa ini rewel."Bulan, kamu bilang Michael sudah keluar sepanjang malam. Kita juga mengalami gempa bumi tapi kenapa sampai sekarang dia b
Bulan menjadi gelisah mendengar apa yang dikatakan Sissy. Nasib Michael belum diketahui dengan pasti. Namun, Sissy memilih untuk membicarakan taruhan dia dengan si kepala desa. Memang keberadaan Michael belum diketahui, tapi Bulan memahami alasan Sissy melakukannya. "Michael mati bersama monster itu untuk menyelamatkan desa. Kami sangat berterima kasih padanya meskipun belum melihat jenazahnya. Nona, kamu boleh mengambil nyawaku yang sudah tua kapan saja," ujar si kepala desa. "Baiklah," Sissy mengeluarkan selembar kertas dan menyerahkannya kepada si kepala desa. Si kepala desa memandang Sissy dengan curiga. Dia menerima kertas itu dan membacanya. Detik berikutnya wajahnya pucat. Kertas itu terlepas dari tangannya. Lucky dan penduduk desa lainnya penasaran dengan apa yang tertulis di kertas itu. Lucky mengambil kertas yang jatuh dan melihatnya. Bulan dan yang lainnya tidak bisa melihat kertas itu. Namun para tetua desa menjadi gelisah. “Nona, siapa kamu?" tanya si kepala d
Di balik kain hitam itu, ada kotak yang berisikan batu kecil. Batu tersebut berwarna hitam pekat. Tidak ada ukiran apa pun di batu itu. Batu itu tampak biasa saja. Di sebelah batu hitam itu tampak sebuah anak kunci. Kunci itu agak tua dan tidak ada bekas karat. Berkebalikan dengan batu itu, kunci tersebut memiliki ukiran indah. Panjang kunci itu sekitar sepuluh sentimeter dan lebar empat atau lima sentimeter. Bulan dan yang lainnya kagum melihat keindahan kunci tersebut. Namun di saat yang sama, mereka bingung.Ini hanya kunci biasa. Kenapa para tetua dan kepala desa menjadi gelisah? Semua orang memandang ke arah Sissy. Mereka juga memandang kepala desa. Si kepala desa itu mengangguk pada Lucky. Dia memberi isyarat untuk menyerahkan kotak tersebut pada Sissy. Lucky ragu-ragu tapi akhirnya dia menyerahkan kotak itu pada Sissy.Sissy tidak memberikan komentar. Dia mengangguk dan mengeluarkan kunci tersebut. “Kunci ini sudah menjadi milik kami. Berarti kami punya hak untuk
"Kepala Desa!" ujar beberapa tetua. "Cukup. Kalian tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Taruhan itu sudah pasti ada yang kalah. Nona, maafkan orang-orang di desa ini. Sikap mereka sudah seperti ini sejak dulu," ujar kepala desa dengan nada meminta maaf.Meskipun Sissy menginginkan sesuatu yang benar-benar di luar dugaan, kepala desa tidak menyalahkan orang lain selain dirinya sendiri. Dirinya lah yang menerima tawaran taruhan tersebut. “Karena aku yang meminta, tentu saja aku akan mendatangi tempat itu,” ujar Sissy tidak kalah tegas. Sissy menatap Bulan yang berdiri di sampingnya, "Bulan, bisakah kamu membantuku?"Bulan mengerutkan dahi dan berkata, "Katakan padaku.""Aku butuh beberapa jagoan untuk membantuku," ujar Sissy."Itu ...." Bulan menjadi bingung. Bukan karena dia tidak mau membantu, tapi Bulan tidak tahu apakah yang dilakukan Sissy ini benar atau salah.Jika ternyata Sissy melakukan kesalahan, bukankah usaha dia dibantu itu percuma saja?!"Bulan, percayalah padak
Kepala desa itu tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya dan menghela napas, "Sepertinya kamu mengenal desa kami lebih baik dari yang aku bayangkan.""Baiklah. Karena kalian semua sudah siap, ayo pergi."Si kepala desa melambaikan tangannya yang besar dan berjalan keluar terlebih dahulu. Di belakangnya, ada Lucky dan beberapa tetua yang berjalan beriringan. Sissy mengangguk pada Bulan. Para jagoan yang berjumlah lebih dari dua puluh orang ikut berjalan keluar desa. Di sepanjang perjalanan tidak ada suara lain yang terdengar selain suara langkah kaki dan suara napas orang-orang. Malam itu begitu gelap dan sunyi. Sinar bulan menerangi mereka. Suasana malam itu terasa aneh. Mereka berjalan hingga sampai di sebuah pondok tidak jauh dari situ.Dibandingkan dengan pondok yang lain, pondok itu tampak lebih besar. Bahkan pondok kepala desa tidak ada apa-apanya!Sayangnya meskipun pondok itu tampak besar tapi bangunannya bobrok. Dengan sinar bulan, orang-orang bisa melihat atap pondok i
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua