"Michael, kamu sungguh kuat."Begitu Michael keluar arena pertandingan, Danu segera menemui Michael. Tampaknya Danu lebih bahagia dibanding Michael sendiri. "Bagaimana? Apa aku sudah cukup terkenal?" Michael tersenyum. "Terkenal! Sangat terkenal. Pertandingan hari ini mengundang banyak orang. Tidak hanya di dalam dan di luar arena, tapi sampai lantai paling atas penuh dengan orang-orang yang ingin melihatmu," Danu begitu bahagia. "Oh ya?" Michael menatap ke belakang. Di samping aula utama ada paviliun lebih kecil di samping kanan dan kiri. Paviliun-paviliun itu memiliki tiga lantai dengan 72 kamar tamu dan lebih dari 80 kamar murid. Setiap kamar tamu memiliki luas 1000 meter. Interior kamarnya cukup mewah. Ada delapan jenis desain kamar. Di luar kamar itu ada kebun, kolam renang. Kemudian di antara dua kamar itu ada lorong penghubung. "Di atas lantai ketiga, ada dua lantai lagi. Di Istana Qishan, itu dinamakan Loteng Langit dan Dunia. Ada 20 kursi di atas yang mewakili 20 ke
Bella dan Danu terpana. Bagaimana mungkin Michael berani menyuruh Kapten Pasukan Puncak Gunung Biru menjilat ludahnya kembali yang ada di tanah? Menjilat ludah?Rauf belum pernah bertemu orang seperti Michael. Bahkan di keluarganya sendiri, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Sorot mata Rauf menunjukkan kemarahan. Dia berkata pada Michael, "Apa kamu bilang? Kamu pikir kamu siapa? Aku beri kamu kesempatan untuk menarik kembali ucapanmu. Kalau tidak ...."Bahasa tubuh Rauf berubah. Seketika suasana dan udara di sekelilingnya berubah dingin. Melihat suasana yang berubah, Bella cepat-cepat mendekati Michael.Energi Michael meningkat tajam. Dia teringat dengan perlakuan yang diterima Bella dari Puncak Gunung Biru. Bagaimana mungkin Michael membiarkan Rauf pergi begitu saja?"Hei, siapa kamu? Pria misterius itu adalah tamu Keluarga Laut Abadi!"Terdengar suara asing. Roby berdiri depan pintu bersama para pelayan Laut Abadi. Rauf tidak terkejut melihat kedatangan Roby. N
Roby mengangguk. Dia berjalan mendekati Michael, "Silakan duduk. Perkenalkan pimpinan kami, Theo," Setelah itu Roby menundukkan kepala dan mundur. "Berhasil mengalahkan Kakek Fery dalam waktu lima menit. Kamu benar-benar luar biasa. Silahkan duduk," Theo tersenyum. "Ini adalah mata air zamrud. Salah satu persediaan ramuan awet muda. Ini adalah anggur terbaik. Silahkan diminum," seorang pelayan mendekati Michael dan memberinya minuman. Michael tidak minum tapi dia menatap ke arah pintu. Theo tersenyum seolah-olah bisa melihat pikiran Michael. Dia bertanya, "Anggur memang penting. Orang-orang datang silih berganti."Michael tersenyum dan tidak bicara omong kosong. Dia mengangkat kepalanya dan minum anggur itu. "Kamu ingin meminta bantuan Tabib Huw, benar kan?" tanya Theo.“Ya”, ujar Michael."Dia teman lamaku," seketika Theo berhenti tersenyum. Dia menatap lekat pada Michael, "Jika kita ada di perahu yang sama, urusanmu otomatis menjadi urusanku juga."Pada kesempatan ini, te
"Aku harus mengingatkanmu, kalau Buku Kehidupan dan Kematian Racun Surgawi ini adalah buku yang aku tulis secara rahasia. Setelah kamu menandatanganinya, buku ini akan menyatu dengan tubuhmu. Dan jika kamu mengikuti rencana kami dalam pertandingan bela diri, buku ini akan dicerna perlahan oleh tubuhmu. Tapi jika pikiranmu bercabang, buku ini akan menghukummu.” "Kamu tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Pikirkan saja baik-baik terlebih dahulu.” Michael mengernyit. Dia sulit percaya dengan semua ucapan Huw. Meskipun Huw adalah seorang tabib termasyur tapi Michael tetap harus waspada. Terlebih lagi, sorot mata Theo mengatakan kalau buku ini seperti edisi sementara saja. Michael yakin buku tersebut bukan buku sembarangan dan dia tidak tahu obat apa yang dimiliki oleh Huw. "Kamu sebaiknya pikirkan dulu. Datanglah ke sini lagi kalau sudah yakin,” Huw menyudahi pembicaraan dengan Michael kemudian dia menyambut Roby dan tamu lainnya. Theo menatap Huw dengan tatapan tidak
Buku Kehidupan dan Kematian Racun Surgawi menghilang seketika saat nama Michael digoreskan di atas buku tersebut. Telapak tangan kanan dan kiri Michael tiba-tiba berubah. Yang satu berwarna merah dan lainnya berwarna hijau. Danu pucat pasi seperti mayat begitu melihat kejadian ini. Dia tidak mengerti mengapa Michael tetap mau melakukan hal ini. Michael tersenyum dan menepuk pundak Danu, “Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.” "Ini seperti yang dinamakan bersiap-siap untuk masuk ke sarang harimau,” Michael tersenyum dan berdiri. “Ngomong-ngomong, jangan beri tahu Bella tentang hal ini. Mengerti?” Danu ragu cukup lama sampai akhirnya dia menjawab, “Jangan khawatir. Aku tidak akan menginjak perahu orang lain karena aku ada di dalam perahu yang sama denganmu. Bella tidak akan mengetahui hal ini tapi kamu harus berhati-hati.” Michael meminta Danu pulang terlebih dahulu untuk menghindari kecurigaan Bella sebelum dia kembali ke kamarnya. Michael tidak ingin Bella mengkh
Pertempuran!! Wuzz!!Sebuah pedang berwarna merah darah tiba-tiba menyerang Michael! "Brak!"Michael dan Aron terjungkal oleh kekuatan asing yang sangat besar. Aron terlempar beberapa meter ke belakang. Sementara Michael cukup beruntung. Dia hanya terhuyung mundur dua langkah walaupun tangannya yang menggenggam pedang giok sedikit mati rasa. Sesosok bayangan hitam berdiri di ambang pintu. Michael tidak dapat melihat dengan jelas sosok tersebut karena kamar Aron gelap gulita. Dia hanya bisa melihat gambaran luarnya secara samar-samar saja. Michael hanya melihat bayangan tersebut adalah seseorang yang memakai jubah. Itu saja. Bau darah di dalam kamar semakin kuat hingga membuat orang merasa mual saat dia datang. Michael tidak mempedulikan bau darah yang muncul saat orang itu datang. Dia hanya menatap mata bayangan hitam itu menyala bagai obor. Michael masih gugup sampai sekarang karena kekuatan lawannya sangat kuat hingga mampu membelah serangan dirinya dan Aro
"Apa? Mengapa ini bisa terjadi?!” Michael tercengang. Michael bahkan bisa melihat wajah si wanita bayangan hitam lebih jelas dalam kepanikannya karena jarak mereka sangat dekat. Wajahnya pucat tanpa darah seperti hantu. Sorot matanya merah membara mengolok-olok Michael. "Kamu sendirian?” tanyanya sambil tersenyum dingin. Lalu dia membuka mulutnya dengan kasar. Mulut kecilnya memperlihatkan gigi gergajinya yang tajam dan rapi. Pada saat bersamaan, dia berteriak mengeluarkan suara melengking seperti monster yang keluar dari neraka. Michael terkejut dengan auman yang keluar dari tenggorokan si wanita bayangan hitam. Napas hitam darah tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhnya lalu mengikat tangan dan kakinya. Cakar elang si wanita bayangan hitam mencekik leher Michael kemudian mengangkatnya ke udara saat Michael masih belum tersadar dari kekagetannya. "Sekarang kamu mengerti kalau aku tidak main-main?” si wanita bayangan hitam tersenyum dingin. Wajahnya kembali normal. Mich
Wajah Pam semakin merona. Pam menggoda Michael dengan matanya saat Michael meminta sesuatu. Di sini? Saat ini juga? Apa tidak akan jadi masalah? Isi pikiran Pam berlarian ke segala arah. Walaupun terdengar gila tapi Pam tidak mungkin menolak permintaan Michael. Tarikan napas Pam tak beraturan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Akhirnya dia menutup mata seolah-olah sedang menunggu sesuatu. Kulit kepala Michael membeku. Apa yang Pam lakukan? Dan lagi, Michael tidak tertarik pada Pam walaupun Pam sangat cantik hingga banyak pria sulit mengontrol diri saat di dekatnya. "Aku minta Pedang Sakti Pembunuh Iblis,” ungkap Michael tak berdaya. Mata Pam terbelalak mendengarnya. Wajahnya merah padam karena malu. Pam ingin sekali menjatuhkan diri ke tanah! Pam menarik tangannya. Sebuah pedang panjang berwarna merah pun telah ada di genggamannya. "Bagus!” Michael membalikkan tubuhnya setelah menerima Pedang Sakti Pembunuh Iblis dari Pam. "Boom!"Sebuah c
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua