Michael tersenyum. Dia menatap Arum dan melihat sinar kemerahan di kejauhan. Meskipun Michael belum pernah melihat peristiwa ini, ada satu hal yang dia yakin. Perasaan tidak nyaman yang mulai muncul dari dalam hatinya. Meskipun orang-orang tidak terlihat khawatir, tetap saja Michael merasa ada yang tidak beres. Ada dua hal yang membuat Michael tidak tertarik dengan harta karun. Pertama, Michael sudah punya Kapak Pangu di tangannya. Dia tidak tertarik dengan harta karun lain. Kedua, Michael tahu fenomena ini akan menarik perhatian banyak orang. Jika itu terjadi, pertikaian tidak bisa dihindarkan demi mendapatkan harta itu. Hal ini akan membuatnya terjebak dalam bahaya, khususnya Michael. Dia memegang Kapak Pangu di tangannya. Jika Michael menunjukkannya, sudah pasti semua orang akan memperebutkannya. Jika Michael sampai kehilangan Kapak Pangu, itu berarti sama saja seperti kehilangan harta yang paling berharga. Karena itu, Michael sama sekali tidak tertarik dengan peristiwa in
Peach tidak ingin meninggalkan Michael, tapi hubungannya dengan Michael sedang renggang. Dia tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Setelah berpikir sebentar, Peach menggertakkan gigi. Dia mengikuti Michael dari kejauhan. Meskipun dia tidak tahu bagaimana berhadapan dengan Michael, dia tahu tidak akan meninggalkannya. Dana mengikuti Peach setelah tahu Peach mengikuti Michael. Arum menatap Dana. Dia berpura-pura malu, mendesah dan berusaha memprovokasi seolah-olah menambahkan bensin ke dalam api, "Sepertinya kamu akan kehilangan sepupumu."Dana, yang marah pada Arum, menjadi lebih kecewa ketika mendengarnya. Keputusan Peach jelas membuat posisinya terlihat memalukan di depan banyak orang. Ucapan Arum seperti menaburkan garam di atas luka. Dana menatap Arum dengan marah. Dia menggertakkan giginya. Sorot mata Arum menunjukkan ejekan tapi wajahnya menunjukkan kesedihan, "Tadinya aku ingin membujuk Michael mencari harta karun. Kamu dan sepupumu itu bisa memanfaatkan situasi ini untuk
Dibandingkan dengan kondisi di luar di mana orang-orang bernyanyi dan berdansa, raut wajah Michael menunjukkan kesedihan. Semakin dekat dengan lokasi cahaya merah itu berada, Michael merasa semakin kesal. Dia sendiri merasa aneh, kenapa muncul perasaan seperti ini. Michael melihat cahaya kemerahan di langit, tapi sejujurnya cahaya itu tampak normal. Tidak ada tanda-tanda keberadaan iblis. Malah katanya di ujung cahaya itu ada harta karun. Setelah minum sebotol wine, pintu tendanya terbuka. Michael terkejut ketika melihat siapa yang datang. Ratusan kilometer dari tempat tenda.Di depan sebuah gua, tampak seberkas cahaya putih yang mendekati gua. Pria tua yang sedang sibuk dengan kolam darah, cepat-cepat berdiri. "Aku menghadap Tuan Putri.""Cepat berdiri. Apa kondisinya baik-baik saja?" tanya Rahel. Ternyata cahaya putih itu adalah Rahel. Rahel pun turun seperti seorang peri. "Ratusan kilometer jauhnya, berkumpul orang-orang dari seluruh penjuru. Hantu tua sudah menyiapkan
Michael mengerutkan keningnya. Memangnya ada hubungan apa semua ini dengan dirinya?Michael tidak kenal Raol sebelumnya. Bahkan dia baru bertemu Raol kali ini. Oleh karena itu, ketika Raol berkata dia mencari Michael, ini sangat aneh. "Pendeta, coba tolong jelaskan.""Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku selalu punya keinginan untuk mati, dan aku tidak mau mati dengan cara yang sia-sia. Maka dari itu aku mencarimu. Ini hanya demi keuntungan semata," Raol berdiri dan mengeluarkan amulet berwarna kuning dari tangannya. Dia berkata dengan nada tenang, "Ada sesuatu yang tidak bisa diubah hasilnya. Hadapilah dengan berani.""Pendeta, aku tidak mengerti," ujar Michael."Nanti kamu akan mengerti hubungan yang terjalin antara kita berdua. Aku akan berikan jimat kuning itu padamu," Raol menyerahkan seuntai kalung pada Michael.Michael terpana. Jimat kuning itu hanya seukuran telapak tangannya. Bahkan lebih kecil dari ukuran jimat biasanya. Jimat itu polos, tidak ada tulisan apa-apa. Se
Michael melewati malam itu dengan tidur tidak lelap. Kata-kata si Pendeta Tao terngiang-ngiang di pikiran Michael. Michael terus menerus membolak-balikkan badan. Siapa sebenarnya Raol itu?!Apa maksud kata-katanya?Keesokan paginya, tim harta karun sudah bangun. Mereka bersiap-siap untuk menuju ke tempat cahaya merah itu berada. Dana tampak paling depan. Dia bercengkrama dan tertawa bersama orang-orang dari tim itu. Keakraban itu hadir setelah semalam dia minum-minum bersama mereka. Bagaimana mungkin Arum melewatkan kesempatan ini? Dia mengikuti Dana ke mana pun Dana pergi. Michael berdiri di ujung rombongan. Dia berusaha menjauh dari mereka. Michael tidak ingin berada dalam sorot perhatian banyak orang. Dia tidak menyukai bercengkerama dengan mereka. Peach berdiri di samping Dana. Dia menatap Michael bolak-balik ke arah belakang. Namun karena jauh, Peach tidak bisa melihat di mana Michael.Pada siang hari, tim harta karun menaiki lembah yang cukup tinggi di Gunung Guangz
Orang-orang terpana melihat perempuan yang begitu cantik ini. Bahkan ada beberapa pria yang kehilangan fokusnya. Mereka yang hadir menatap sosok perempuan itu. Sedangkan para perempuan yang ikut rombongan merasa malu dan iri. Padahal mereka juga perempuan, tapi kenapa ada yang lebih cantik dari mereka?!Ketika Michael melihat perempuan itu, dia menjadi khawatir. Tidak seperti yang lain, Michael tahu siapa perempuan itu. Dia adalah Pam.Orang yang bicara sebelumnya adalah Marcus. Dia berdiri di samping Pam.Kali ini Marcus tersenyum. Dia berjalan dengan penuh percaya diri. Orang-orang jadi tersadar dari sihir kecantikan Pam. Mereka merasa kesal setelah mendengar ucapan Marcus, "Siapa kamu? Beraninya kamu bicara seperti itu?""Aku, Marcus, murid Perguruan Harapan," Marcus tersenyum percaya diri. Seseorang memberi komentar, "Bukankah kamu salah satu dari kelompok yang melawan iblis di Kota Lushui dan menyelamatkan empat ratus perempuan."Marcus tersenyum dan berkata, "Ya. Orang
"Aku ...." Michael tidak bisa berkata-kata.Setelah melihat Michael, Marcus seperti melihat musuh yang membunuh ayahnya. Sorot matanya penuh dengan aura membunuh. Dia ingin mencabik-cabik Michael saat itu juga. Setelah peristiwa sebelumnya, Pam bersikap dingin seperti es. Namun ketika dia melihat Michael, jantungnya berdetak lebih kencang tapi setelahnya dia menggunakan ekspresi dingin. "Tuan-tuan, dia itu bukan Michael yang memegang Kapak Pangu. Dia hanyalah pengkhianat dari Perguruan Harapan," teriak Marcus. "Itu benar. Waktu di Kota Lushui, saat kami menyelamatkan perempuan, orang ini hendak membunuh seorang perempuan di Gua Iblis. Dia dan Jimo adalah teman dekat," tambah Guy. "Kalau kalian tidak percaya, aku bisa membuktikannya. Akulah yang menjadi mata-mata waktu itu. Michael hendak menyiksa kami. Untung saja kelompok ini datang tepat pada waktunya. Kalau tidak, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi," ujar Karla sambil menunjuk Michael.Mungkin jika ada orang y
Michael menggertakkan giginya dan mengutuk Raol berkali-kali dalam hatinya. Raol mengingatkannya untuk tidak seharusnya terburu-buru. Michael sudah banyak mengeluarkan tenaga untuk bisa mengikuti perlombaan bela diri tapi dia tidak tahu apakah dia bisa meninggalkan tempat itu dengan selamat. Michael tiba-tiba ragu karena si Pendeta Tao itu menamparnya hanya dengan satu kata. Pada saat yang bersamaan, Michael juga sangat kebingungan. Apa yang sebenarnya dilakukan si Pendeta Tao ini? Awalnya, dia memberikan peringatan pada Michael untuk beristirahat karena pasti kewalahan untuk mengurusi banyak orang. Tapi kini dia bertingkah seperti harimau yang hendak melawan semua orang. Apa maksud dia melakukan ini semua? Michael ingin mengetahuinya tapi tidak mempunyai kesempatan untuk kembali bertanya. Dia tidak mempunyai pilihan lain kecuali menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk bertahan dalam menghadapi lautan manusia yang terus mendesaknya. Akhirnya ada seseorang yang m
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua