Sikap Chaterine terhadap Michael sudah berubah dari sebelumnya. Tanpa campur tangan Florence, Chaterine bersikap layaknya seorang ibu normal pada umumnya. Sikapnya tidak lagi membedakan Michael dari anaknya yang lain.Michael sudah melihat sikap normal keibuan Chaterine setelah dia pindah ke vila lereng bukit.Kepindahan Michael kali ini tidak lagi harus bersembunyi dari Florence. Michael meminta rumah yang luas dan nyaman dengan lingkungan yang menyenangkan pada Jimmy.Jimmy berusaha memenuhi semua permintaan Michael. Jimmy langsung menghubungi broker rumah dengan membawa syarat-syarat yang disebutkan Michael. Rumah yang didapatnya tidak berada di kawasan elit Kota Yanjing tapi bisa langsung ditempati. Michael pasti sangat terbantu dengan keberadaan rumah yang siap huni.Michael dan Chaterine mulai mengemas barang-barangnya setelah Jimmy mengabari telah menemukan rumah untuknya.Michael tidak membutuhkan waktu lama mengemas barang-barangnya karena dia tidak memiliki banyak barang.
Michael tercekat mendengar jawaban Evie. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Michael tidak menyangka, pertanyaan basa basinya dijawab Evie dengan serius.Michael memang sering memikirkan Evie tapi Michael sadar istrinya adalah Bella. Kelahirannya kembali tidak berarti dia akan merubah kenyataan ini. Michael tidak dapat mengabaikan reinkarnasi Bella yang hubungannya tidak dapat terpisahkan dari hidupnya.“Sampai bertemu besok. Selamat tinggal,” Michael buru-buru menutup teleponnya. Dia tidak berani bicara lagi dengan Evie.“Apa yang terjadi?” tanya Chaterine yang tiba-tiba muncul di balkon. Chaterine bertanya dengan serius karena jarang sekali dia mendapati Michael terlihat resah.“Tidak ... Tidak ada apa-apa,” jawab Michael berpura-pura tenang.“Tidak ada apa-apa?” Chaterine menatap Michael dengan wajah menelisik. Chaterine tidak percaya karena gerak gerik Michael terlihat sekali menyembunyikan sesuatu.“Ibu tidak yakin. Apa barusan telepon dari seorang gadis?” tebak Chaterine. Ch
Evie percaya ucapan Michael sepenuhnya. Dia dan kedua orangtuanya telah diselamatkan Michael ketika di rumah Keluarga Mo beberapa waktu lalu. Mereka bertiga tidak mungkin selamat jika Michael tidak datang.Di mata Daniel, Michael sangat kuat. Tapi dia masih anak-anak. Menurutnya, Silas tidak mempersiapkan diri pada saat itu hingga Michael bisa menang. Silas pasti mempersiapkan diri dengan matang untuk perjamuan jebakan kali ini. Daniel tidak dapat menjamin keselamatan istri dan anaknya lagi jika mereka ikut dengannya ke rumah Keluarga Mo.“Evie, dengarkan ayah. Kamu tunggu di rumah. Ayah akan segera pulang,” bujuk Daniel.Michael tersenyum melihat Daniel yang tidak percaya padanya. Tapi ketidakpercayaan Daniel sangat wajar karena menyangkut keselamatan Fransesca dan Evie. Kekhawatiran Daniel sebagai suami dan juga ayah bagi anak semata wayangnya tidaklah berlebihan.Namun Michael cukup terkejut dengan kepercayaan Evie padanya. Evie seperti tidak peduli dengan bahaya yang mengintai
Daniel sangat gugup begitu turun dari taksi. Ekspresinya kaku.Sementara Evie yang masih kecil terlihat begitu tenang. Dia sepertinya tidak mengerti apa itu takut atau memang dia benar-benar takut.Namun satu hal yang pasti, Evie yang mengikuti Michael dari belakang mempunyai keberanian yang besar dan dia sangat percaya pada Michael.“Michael, aku merasakan ada sesuatu yang salah. Kamu yakin tidak ada bahaya yang mengintai kita?” tanya Daniel dengan perasaan bersalah.“Kamu takut karena sudah tidak marah lagi?” tanya Michael sambil tersenyum. Sikap Daniel yang ketakutan sekarang ini sangat kontras dengan sikapnya yang gagah berani ketika pertama kali mendatangi rumah Keluarga Mo.Daniel malu. Sebenarnya dulu dia takut tapi ketakutannya tertutupi oleh rasa marahnya. Jika mengingat peristiwa waktu itu, Daniel pun bingung mengapa dia berani pergi ke rumah Keluarga Mo.“Jangan khawatir, aku bersama kalian, Tidak ada seorang pun yang bisa melukaimu,” Michael berusaha menenangkan.Sil
Daniel tidak merasa keberatan dengan sikap Silas yang membedakannya dengan Michael. Dia tahu diri. Dia juga tidak berani minum teh yang dihidangkan Silas jika Michael tidak menemaninya datang ke rumah Keluarga Mo.Michael menyeruput tehnya. “Kamu sudah mengujiku. Silas, ini bukan gaya bekerjamu,” ucap Michael langsung kepada topik pembicaraan. Dia memaksa Silas mengakui kalau Silas memang mengatur Damon sebagai lawannya di arena.Langit sudah terbuka. Silas bukan orang yang penuh keraguan. Dia tidak mungkin lagi bisa menyembunyikan kebenaran. Sambil tersenyum dia berkata, “Kemampuanmu diluar perkiraanku. Damon bukan jagoan paling kuat di Kota Yanjing. Tapi dia yang terbaik di antara generasi muda. Dan kamu jauh lebih muda darinya.”Silas berhenti sejenak. “Dunia masa depan akan menjadi milik anak muda. Kamu mempunyai potensi. Kekuatanmu diluar imajinasiku. Aku sudah mempertimbangkan baik buruknya. Dan aku pikir, Keluarga Mo tidak mempunyai alasan untuk berseberangan denganmu,” lanju
Michael kembali menolak syarat yang diajukan Silas. Namun Silas tidak marah karena dia tahu Michael bersungguh-sungguh dengan ucapannya.Perjanjian kerjasama selama tiga puluh tahun hanyalah di atas kertas saja. Praktiknya omong kosong. Silas orang yang selalu abai dengan segala macam perjanjian. Dan Keluarga Mo tidak akan bisa berkutik seandainya Michael sampai menggunakan kekuatannya.Silas yang sudah makan asam garam kehidupan, sudah lupa berapa banyak kerjasama dan perjanjian yang dia langgar dan hancurkan sebelum dia sampai di posisi sekarang. Silas sudah dikenal sebagai orang yang tidak pernah patuh akan perjanjian.Silas percaya dengan ucapan Michael yang mengatakan dia tidak akan mengusik Keluarga Mo asalkan Keluarga Mo tidak mengganggunya.“Michael, aku percaya padamu,” ucap Silas.Daniel lega begitu mendengar ucapan Silas.Menurut Daniel, apa yang diucapkan Silas adalah sebuah janji. Syarat yang diajukan Silas sebelumnya seharusnya diterima Michael tapi Michael kembali
Inilah konsekuensi yang sudah biasa dihadapi Keluarga Mo setiap kali cucu tertuanya tantrum. Shania tidak peduli seberapa mahal barang-barang yang dia rusak. Uang hanyalah deretan angka karena dia tidak pernah merasakan sulitnya mendapatkan uang. Dia bisa dengan mudah meminta setiap kali kehabisan uang. Dan permintaannya tidak pernah ditolak.“Apa yang kamu lakukan?” gertak Silas pada Shania.Shania menangis sejadi-jadinya. Dia tahu kakeknya sangat menyayanginya. Sikap manjanya akan meluluhkan hati Silas. Silas akan mengabulkan semua permintaannya setiap kali dia menangis.“Kakek, mengapa Kakek mengizinkan Michael datang ke rumah kita? Apa Kakek tidak tahu apa yang sudah dia perbuat?” Shania mengadu pada Silas.“Hanya karena dia memenangkan pertarungan melawan Damon di pertandingan?” tanya Silas.“Menang?” hina Shania begitu mendengar ucapan kakeknya. “Aku tidak keberatan kalau dia menang atas Damon dengan cara benar. Tapi dia melakukan cara-cara kotor. Lagi pula, dia hanyalah sam
Michael beserta rombongan meninggalkan rumah Keluarga Mo. Evie mengikuti Michael yang memisahkan diri dari Daniel. Dia terus mendekat pada Michael.Evie penasaran dengan sosok Michael. Dia ingin mengenal Michael lebih dalam.Evie berpikir mengapa Michael yang tidak menarik perhatiannya tapi justru bisa membuat Silas patuh.“Kamu tahu masa lalu Silas?” tanya Evie pada Michael.Gadis polos biasa seusia Evie tidak akan mungkin berpikir sejauh ini. Namun Michael tidak terkejut dengan kedewasaan yang ditunjukkan Evie.Evie, seorang wanita tenang yang menutupi identitas dirinya dengan kacamata dan menutup rahasia masa lalunya di depan teman baiknya selama bertahun-tahun. Dia sudah terlatih dari sejak kecil.“Aku tidak tahu. Maukah kamu menjelaskannya?” tanya Michael sambil tersenyum.Evie mendorong kaca matanya yang melorot. Dengan gaya dewasanya dia menjelaskan, “Hidup Silas dimulai di dunia gelap. Dia lelaki jahat. Diceritakan, dia telah membunuh banyak nyawa dan menginjak-injak tul
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua