Michael mengangguk.Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu sangat terpuaskan. Mereka ingin menyaksikan lebih banyak keributan. Lagi pula, mereka tidak menemukan pekerjaan hari ini. Jika ada peristiwa menarik, paling tidak mereka tidak sia-sia datang hari ini. Setelah wanita kaya itu menelepon, kurang dari sepuluh menit, sekelompok orang datang. Jumlahnya lebih dari sepuluh orang. Terlihat banyak tato naga dan burung phoenix di lengan mereka. Jika dilihat sekilas, mereka kelihatannya bukan orang baik-baik."Pergi, jangan menghalangi jalanku."Kerumunan lalu bubar secara otomatis. Berdiri seorang pria paruh baya, kepala botak, dengan ekspresi tidak sabar di wajahnyaKetika wanita kaya itu melihatnya, dia berjalan tertatih-tatih ke sampingnya. "Suamiku, bajingan ini berani menendangku."“Kacau, bahkan istriku berani melawan. Memangnya kamu tidak ingin hidup lagi?” Namanya Gregory. Dia tampak ganas dan mendominasi. Begitu juga orang-orang di belakangnya."Gregory!""Orang ini t
Mark memandang Michael sambil tersenyum. Dia menyentuh hidungnya lalu berkata, "Kebetulan sekali.""Kebetulan?" Michael berkata dengan muka masam. "Mengapa kamu ada di sini?""Aku datang ke sini untuk membicarakan sesuatu. Anak buahku lalu memberitahu bahwa ada perkelahian. Aku tidak menyangka kamulah orangnya," ujar Mark.Michael tidak ragu sedikitpun kalau Mark mengutus anak buahnya untuk mengikutinya. Karena tidak ada yang benar-benar kebetulan.Gregory yang kesakitan berusaha berbicara pada Mark. "Bro Mark, dia berani-beraninya memukulku. Tolong aku."Mark melihat Gregory dengan tidak sabar. "Hajar dia."Beberapa anak buahnya berjalan ke arah Gregory. Mereka segera memukulnya bertubi-tubi.Para penonton tercengang. Siapa pria ini? Gregory memanggilnya dengan akrab tapi malah dia yang dipukul. Dia jelas lebih jago dari Gregory.“Bro, hentikan. Aku tidak membuat kesalahan padamu, tapi mengapa kamu memukuliku?” Gregory meratap kesakitan.Mark melambaikan tangannya lalu anak b
Istrinya sudah bermain di belakang Gregory dengan mengajak seorang pria muda pulang ke rumah. Pria itu justru mencuri perhiasannya. Bagaimana sang istri bisa menjelaskan masalah ini di depan Gregory?“Dasar perempuan .… Kamu sudah mencuri harta kekayaanku,” Gregory berkata dengan marah. “Tidak, tidak, aku tidak … aku tidak. Ini fitnah. Aku tidak mencuri apa-apa,” ujar istrinya dengan panik.Sambil menahan sakit, Gregory berdiri. Dia menjambak rambut istrinya dan menamparnya. "Aku sudah memberimu banyak uang. Tapi kau gunakan uang itu untuk mempercantik wajahmu. Perempuan jalang. Lihat saja, aku akan membunuhmu."Sang istri terhuyung-huyung. Wajahnya bengkak bekas tamparan. Dia memohon belas kasihan. "Suamiku, maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi."Gregory adalah pria yang menyukai wanita cantik. Aib istrinya terbuka di hadapan banyak orang. Bagaimana dia bisa menerimanya. Istrinya ditendang tanpa ampun. Setelah jatuh ke tanah, istrinya ditendang l
Saat Michael hendak menyiapkan kamar untuk Berta, Suzy berjalan ke bawah."Michael, apa yang kamu lakukan? Siapa dia?" Suzy bertanya."Aku yang mengajaknya ke sini. Dia akan membantu kita memasak dan membersihkan di rumah ini," jawab Michael.Pembantu?Dengan marah, Suzy berjalan ke arah Michael. "Kamu benar-benar sombong ya sekarang. Kamu tidak perlu memperkerjakan siapa pun. Kalau kamu tidak mau memasak, aku akan melakukannya sendiri.""Oke." Michael melirik Suzy lalu menoleh ke Berta. "Berta, karena sudah ada yang memasak, pekerjaanmu hanya membersihkan rumah."Suzy menggertakkan giginya karena marah. Bagaimana dia bisa memasak? Sejak Michael tiba di rumah Su, dia menjauh dari dapur dan terbiasa memakan makanan yang sudah dihidangkan. Michael menganggap serius omongannya.“Kamu tidak pantas memakan makanan yang aku masak. "Suzy memandang Michael dengan dingin. "Berapa banyak upah yang kamu berikan? Tidak menggunakan uang keluarga, kan?""Jangan khawatir, aku tidak menyuruhmu
Pada saat bersamaan, seorang wanita anggun berjalan ke arah Suzy. Wanita ini diikuti segerombolan pengawal berjas hitam. Kejadian ini menarik perhatian banyak orang. Suzy dan teman-temannya terpana."Istri dari keluarga kaya mana ya? Dia membawa begitu banyak pengawal.""Memang enak kalau punya banyak uang. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan mempercantik diri setiap hari.""Mengapa dia datang ke sini? Suzy, kamu mengenalnya?"Dia berjalan ke arah Suzy dan berhenti.Suzy menatapnya dengan curiga."Apa kamu Suzy?""Ya ... ini aku. Kamu siapa?"Plak!Wanita itu menampar Suzy.Saat melihat kejadian itu, teman-teman Suzy merasakan adanya ketidakadilan. Tapi saat melihat pengawalnya yang banyak, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Kamu …. Kenapa kamu menamparku? Siapa kamu?" teriak Suzy sambil memegang pipinya.“Kau boleh mengingat namaku mulai sekarang. Aku Chaterine.” Chaterine. Dia adalah ibu Michael yang berasal dari keluarga Han. Seorang wanita yang berasal dari kelua
Suzy pulang ke rumah dengan perasaan marah. Jadi dia melampiaskannya pada Berta.Berta melihat bukti tamparan di wajah Suzy. Pastinya Suzy kesal karena itu. Jika dengan memarahi dirinya Suzy bisa tenang, Berta bersedia menerimanya.Saat Robert pulang ke rumah setelah bermain kartu, kemarahan Suzy semakin menjadi-jadi. Aneh, dirinya tambah kesal ketika melihat suaminya.Ketika Robert melihat pipi bengkak di wajah Suzy, dia salah mengira bahwa Bertalah yang menamparnya. "Siapa kamu dan mengapa kamu ada di rumahku."”"Aku adalah pembantu yang dipekerjakan Michael," kata Berta.Pembantu?Tidak ada yang salah dengan memperkerjakan pembantu untuk rumah sebesar itu. Tapi dia sudah berani menampar wajah majikannya. “Suzy, kamu baik-baik saja? Apa dia menamparmu?” Robert bertanya dengan prihatin.“Memangnya kenapa kalau dia yang menamparku, hah? Kamu berani membelaku?“ Suzy masih marah. Pikirannya penuh dengan kejadian dengan Chaterine.Begitu Robert mendengarnya, dia berjalan ke Be
Berta sedang mengemasi barang-barangnya di kamar. Dia melihat Michael sudah pulang. "Michael, aku tidak ingin mempersulit keadaan. Terima kasih banyak sudah membantuku.""Berta, apa kamu sudah lupa dengan kejadian di bursa tenaga kerja tempo hari? Saat kamu kesulitan, siapa yang membantumu? Ke mana kamu akan mencari pekerjaan? Dari mana kamu bisa mencari uang untuk biaya hidup putrimu?" tanya Michael bertubi-tubi. Dia melihat bekas tamparan di wajah Berta. Bahkan lebih parah dari bekas tamparan di wajah Suzy. Pasti Robert yang melakukan.Berta butuh uang untuk putrinya. Yang paling dia takutkan adalah ketika putrinya menelepon dan dia tidak punya uang. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Wajah Ibu Suzy sudah seperti itu ketika dia pulang," ujar Berta pelan. "Ayo ikut denganku," perintah Michael.Berta mengikuti Michael ke ruang tamu."Berta bilang saat kamu pulang ke rumah, sudah ada bekas tamparan di wajahmu. Berarti kejadiannya di luar rumah. Tapi kamu malah menyalahkan Berta.
Kata-kata Michael menghentikan tangisan Suzy seketika. Robert menatap Michael dengan ekspresi ketakutan. Pada saat ini, Michael menunjukkan sosok yang membuat lawannya takut, bukan lagi sosok menantu tidak berguna.“Bella, kamu tidak mau membela ibumu yang mau diusir oleh menantunya sendiri?“ Suzy tidak berani melawan Michael secara langsung. Taktiknya adalah menekan putrinya.Bella menggelengkan kepalanya. Kali ini Suzy sudah sangat keterlaluan. Meskipun dia adalah ibu kandungnya, kali ini sudah Bella tidak tahan lagi."Bu, karena kamu salah, kamu yang harus minta maaf," kata Bella.Suzy sudah bercerita banyak kepada teman-temannya tentang kepindahannya ke vila mewah ini. Dia juga sudah mengundang mereka untuk datang melihat-lihat. Jika dia diusir oleh Michael, reputasinya akan buruk. Suzy tidak ingin mencoreng mukanya sendiri. “Michael, aku juga ibumu. Bagaimana kamu menyuruhku minta maaf kepada seorang pembantu?” Suzy berkata dengan nada membujuk."Kamu minta maaf pada Bert
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua