Jackson sangat yakin bisa membawa Mario keluar dari persembunyiannya. Perjalanan panjang menemukan Mario tidak akan dia sia-siakan.“Kamu menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk mencari putri kesayanganmu begitu kamu meninggalkan Apocalypse. Sayangnya kamu tidak menemukannya. Kamu pikir dia sudah mati?” ucap Jackson.Ucapan Jackson membuat Mario berhenti mendadak dan tertegun. Dia menengok pada Jackson dengan ekspresi wajah penuh harap.“Kamu tahu di mana putriku berada?” tanya Mario penuh semangat hingga napasnya tersengal-sengal.“Aku akan memberitahumu di mana dia asalkan kamu membantuku,” jawab Jackson.Mario sudah putus asa karena pencarian putrinya tidak kunjung membuahkan hasil hingga akhirnya dia memutuskan mengasingkan diri di pedalaman yang sulit dijamah orang. Dia pikir putrinya telah mati. Namun sekarang dia tahu putrinya masih hidup. Satu-satunya darah daging yang dia punya di dunia ini. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Jika benar putrinya masih hidup,
Amanda berusaha keras mengontrol rasa cemburunya setelah mendengar cerita Edward. Namun tetap saja kecemburuan tidak dapat dia sembunyikan dari wajahnya. Tidak ada jalan yang bisa menyelamatkannya. Dia bahkan tidak memiliki uang untuk membeli baju dan tas untuk dipakai menghadiri perayaan seratus hari kelahiran Hanna. Dia begitu iri pada Bella.Bella sekarang telah kaya raya. Dia bisa membeli semua barang mewah yang dia inginkan di Yuncheng.Lagi pula, undangan perayaan seratus hari kelahiran Hanna telah terjual habis dengan harga lebih dari satu juta. Dia tidak berani bermimpi mendapatkannya.Sama halnya dengan Amanda, Edward juga meratapi nasibnya. Andai saja dia tidak memperlakukan Michael dengan buruk, mungkin masih ada sedikit harapan untuknya. Sayangnya sudah terlambat untuk menyesali apa yang sudah terjadi.“Mengapa kamu tidak mencuri beberapa undangan? Mungkin kita bisa menjual kembali untuk mendapatkan uang,” saran Edward pada Amanda.Amanda tiba-tiba merasa mendapat ide
Amanda menggigil diterpa angin dingin. Dia kecewa ditinggalkan Edward seorang diri di depan Michael. Namun baginya lebih menyakitkan melihat Bella yang sekarang telah menjadi wanita terhormat dengan harta berlimpah sementara dia hidup dalam kesusahan.Dari sejak kecil, Amanda merasa dirinya lebih segalanya dibanding Bella. Dia menertawakan Bella begitu mengetahui Bella menikahi Michael. Menurutnya, nasib Bella tidak akan berubah dan selamanya akan selalu ada dibawah ketiak MichaelNamun kenyataan sekarang telah menampar wajahnya begitu keras. Michael kini telah menjelma menjadi orang yang dihormati walau dulu pernah dipermalukan. Penghinaannya pada Bella dulu menjadi tamparan keras baginya sekarang.Kenyataan yang menyakitkan ini membuatnya merasa kecewa dan teraniaya. Mengapa dulu Michael tidak muncul disampingnya? Mengapa Michael harus menjadi suami dari Bella?Amanda sering kali berfantasi Michael menikahinya. Oh betapa menyenangkan.Begitu sampai di vila Su, Amanda berjalan me
Bella masih sering malu-malu walaupun dia sudah menjadi seorang ibu. Dia masih bertingkah bagaikan gadis remaja yang baru mekar ketika orang lain menyebut namanya dan Michael.Ucapan Catherine membuat Bella tidak berani menegakkan kepala dan wajahnya memerah hingga kuping.Michael kerap menggodanya setiap kali melihat Bella malu-malu. Dia duduk di sampingnya dan berbisik, “Aku seorang ibu. Aku malu.”Bella melotot dan berkata, “Memangnya seorang ibu tidak boleh malu?”“Kita belum melakukan apa pun. Apa yang patut membuat kita malu?” ujar Michael.Bella mulai meregangkan kedua tangan dan meremas jari-jarinya. Michael langsung menjaga jarak. Gerak gerik Bella jauh lebih menakutkan bagi Michael dibandingkan menghadapi orang gila di tengah lapangan.“Bagaimana kamu bisa bicara begitu lancar dan memasang kuda-kuda?” tanya Michael tersipu.Bella mendengus dan menjawab, “Kalau kamu bicara seperti itu lagi, aku tidak akan melepaskanmu.”“Baiklah. Baiklah,” Michael mengangguk-angguk dan
Waktu menunjukkan jam sepuluh malam. Vila lereng gunung masih terlihat terang benderang.Michael larut dalam penyesalan yang tiada habisnya.Dia sedang menyaring banyak brosur dari hotel dan restoran yang telah dikumpulkan petugas keamanan. Sudah dua jam dia bergelut dengan tumpukan kertas tersebut.Semua penghuni vila turut bergabung dengannya. Tak terkecuali Berta yang turut diseret oleh Michael ikut berdiskusi memilih tempat terbaik untuk perayaan jamuan seratus hari Hanna.“Yang ini tidak.”“Yang ini juga tidak cocok.”“Tempatnya terlalu kecil untuk menampung banyak orang.”“Tempatnya terlalu semrawut. Tidak pantas untuk merayakan jamuan seratus hari cicitku.”“Terlalu kuno. Tidak. Cucuku tidak cocok dengan tempat semacam itu.”Semua orang punya pendapatnya masing-masing. Banyak tempat sudah dicoret dari daftar.Michael merebahkan dirinya di sofa. Dia sudah membayangkan kerepotan ini sebelumnya. Dia menyesal terlibat dalam pekerjaan semacam ini. Harusnya dia serahkan saja
“Tak disangka ternyata ada orang yang nama depan dan nama keluarganya sama persis dengan Hanna,” Michelle berkata pada dirinya sendiri begitu dia meng-klik tautan beritanya.Michelle terkejut begitu membaca isi beritanya.Dia tidak begitu mengerti tentang dunia piano dan lukis tapi dia pernah mendengar nama Hubert dan Sebastian sebagai artis terkenal yang sedang di puncak karir di bidangnya masing-masing. Jaringan informasi saat ini sudah berkembang pesat hingga memudahkan kita mendapat informasi walaupun kita tidak terlalu tertarik dengan beritanya.Tiket konser Hubert sulit didapat. Harganya pun fantastis yang membuat sensasi luar biasa bagi para penikmat industri musik.Sebuah lukisan Sebastian dijual dengan harga lebih dari seratus juta.Tak disangka, kedua orang luar biasa ini mau menerima satu orang yang sama di waktu bersamaan sebagai muridnya. Michelle bertanya-tanya siapakah Hanna ini.“Sungguh mengesalkan mengetahui orang lain mempunyai nama dan nama keluarga sama persi
“Michael ingin Cheryl bekerja di kantor,” ujar Bella.“Tidak masalah. Aku jamin,” Michelle berjanji sambil menepuk dadanya.Bella memanggil Michael segera setelah mendapat kepastian dari Michelle dan mengatakan bahwa Cheryl diterima di Perusahaan Su. Michael pun langsung menuju dapur.Michael melihat Cheryl dan Berta sedang sibuk menyiapkan makan malam. “Cheryl, aku akan mengirimmu untuk bekerja di Perusahaan Su. Bagaimana menurutmu?” kata Michael.Cheryl menatap Michael penuh tanya. Tiba-tiba muncul banyak pertanyaan di kepalanya. Mengapa Michael memintanya bekerja di kantor? Apakah karena dia tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik?“Kak Michael, apakah aku melakukan kesalahan?” tanya Cheryl.Berta juga tampak khawatir. Apakah Cheryl telah membuat kesalahan hingga Michael kecewa?“Mana mungkin kamu melakukan kesalahan? Aku justru sangat berterima kasih karena kamu telah menjaga Bella. Menurutku, kamu masih muda dan tidak seharusnya terjebak disini. Kamu harus mendapat ke
Bella mengkhawatirkan apa yang sampaikan Michelle. Orang dengan nama yang sama pasti akan selalu dibanding-bandingkan. Hanna pasti akan mendapat tekanan jika pihak Hanna yang satunya lagi lebih hebat darinya.Bella tidak ingin Hanna hidup tertekan, yang akan membuatnya tidak bahagia.“Ini berita tentang Hanna. Dia mempunyai nama dan nama belakang yang sama dengan Hanna kita. Mereka pasti akan dibanding-bandingkan antara satu dengan yang lain ketika mereka besar nanti,” desah Bella.Michael tidak kuasa menahan tawa. Tidak disangka, Bella mengkhawatirkan masalah yang sama sekali tidak penting karena dia yakin sembilan puluh persen, Hanna mereka-lah yang dimaksud dalam berita.Michael tidak berniat memberitahu Bella karena ini akan menjadi kejutan untuknya.“Kamu merendahkan Hanna ya? Bisa jadi Hanna lebih baik darinya ketika dia dewasa nanti,” ujar Michael.Ucapan Michael membuat Bella panas, dia menegakkan kepalanya dan berkata, “Ya, bisa jadi kita akan lebih berkuasa dan pusat pe
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua