Home / Romansa / Someone Before You / Pasangan Belok

Share

Pasangan Belok

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2022-03-15 11:03:27

SBY 02

Sebuah mobil HRV putih berhenti di tempat parkir pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Jakarta Selatan. Pengemudi dan kedua penumpangnya turun bersamaan dengan berhentinya sebuah kendaraan sedan hitam, di sebelah kanan mobil pertama dan kedua penumpangnya menjejakkan kaki ke lantai.

Harry menggeleng perlahan ketika menyaksikan tingkah Samudra yang biasa dipanggil dengan sebutan Sam. Pria berambut gondrong itu mengenakan kacamata hitam lebar yang menutupi separuh wajahnya. Jaket kulit cokelat membalut kaus ketat hitam. Celana jin hitam dan sepatu pantofel cokelat menyempurnakan penampilan.

Sam memang lebih sering tampil kasual dan hanya mengenakan setelan formal bila hendak mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis. Bila berada di kantor, Sam lebih sering tampil santai, bahkan terkadang hanya mengenakan celana pendek. Sebab itulah tidak sembarang orang bebas masuk ke ruangannya. Harus mengadakan janji temu jauh-jauh hari.

"Ayo, Baby. Kita buruan masuk, aku lapar," tukas Sam sambil menggandeng tangan Erie di kanan dan Dwita di sebelah kiri.

"Bapak nih, kebiasaan main gandeng aja," keluh Dwita.

"Gitu deh, gimana coba pacar-pacarnya nggak cemburu? Tiap ketemu cewek langsung gandeng atau rangkul," timpal Erie.

"Kalian itu, ya, bisanya ngomel aja." Sam menoleh ke belakang, lalu berkata, "Aku tuh sengaja begini biar Harry dan Malvin iri."

"Mana ada aku iri," timpal Malvin yang langsung menyelipkan tangan kanan ke lengan kiri Harry. "Kami bisa lebih bebas mesra gini, ya, 'kan, Sayang?" tanyanya pada Harry yang menanggapi dengan menaikkan alis.

"Jangan bikin aku merinding! Kalian kayak pasangan belok." Erie bergidik. Sedetik kemudian dia menjerit ketika pundaknya dirangkul oleh Malvin dari arah kanan.

"Jangan gitu, Darling. Aku masih normal kok. Nggak percaya? Yuk, kita misahin diri dan lanjut ke hotel aja," seloroh Malvin yang langsung dipelototi Erie.

"Berani ganggu Erie bisa-bisa nanti kamu.dihajar Nick," celetuk Harry.

"Kalian harus tutup mulut kalau Erie khilaf selingkuh sama aku." Malvin seketika meringis ketika kuku Erie menancap di pinggangnya.

Kelima orang tersebut terus jalan sambil saling meledek. Menaiki eskalator, Harry melepaskan pegangan Malvin dan berpindah ke belakang. Mengulurkan tangan untuk menahan punggung Erie yang sempat tidak seimbang. Kebiasaan yang sudah sering dilakukan Harry karena tahu bila Erie agak takut menaiki benda itu.

Erie sempat menoleh ke belakang dan beradu pandang dengan sepasang mata beriris hitam milik Harry yang menatapnya dengan sorot mata teduh. Hal itulah yang selalu membuatnya merasa terlindungi bila berada di dekat pria bertubuh tinggi tersebut.

Dibandingkan dengan Sam dan Malvin, Erie memang lebih dekat dengan Harry. Pria itulah yang selalu menjadi penjemput dan pengantar dirinya bila ingin berkencan dengan Nick, karena hubungan mereka ditentang keluarga Erie.

Mengingat sosok kekasihnya itu membuat Erie menghela napas berat. Rasa rindu yang membuncah membuat dadanya sesak. Perempuan itu berusaha menekan dalam-dalam keinginan untuk berjumpa dengan Nick dan ingin menikmati waktu di penghujung minggu ini bersama sahabat-sahabatnya.

"Minggu depan aku mau ke Singapura. Ada yang mau dititipkan buat Nick?" tanya Sam, sesaat setelah mereka menduduki kursi di sebuah restoran keluarga.

"Ehm, ada, Pak. Tapi bentuknya kue, nggak apa-apa?" Erie balik bertanya.

"Boleh. Dan satu lagi, kan sudah kubilang jangan panggil bapak kalau di luar. Mas aja, biar lebih mesra."

"Nggak cocok Mas. Pantasnya itu Bang Sam."

"Terserah, pokoknya jangan bapak."

Erie enggan untuk mendebat bos-nya dan memutuskan untuk menurut meskipun lidahnya masih canggung menyebut panggilan baru tersebut. Perempuan berambut panjang itu mengambil ikat rambut biru dari tas dan menggelung rambutnya dengan santai. Tak menyadari bila tindakannya itu makin memperjelas leher jenjang dan mulus yang akan memancing pandangan kaum Adam.

Harry yang duduk di sebelah kanan Erie seketika mengeluh dalam hati. Dia hendak menegur, tetapi takut menyinggung perasaan perempuan itu. Harry akhirnya merentangkan tangan kiri dan menyentuhkan jemari ke belakang leher Erie yang sontak menoleh.

"Jangan begini, turunin dikit," lirih Harry.

Erie sempat tertegun sepersekian detik, sebelum kemudian mengikuti saran pria itu. Sikap Harry yang sangat perhatian itu terkadang membuat Erie malu, karena Nick yang merupakan kekasihnya justru tidak pernah melarang.

Sepanjang acara makan malam lebih awal itu Erie berulang kali mendapati Harry meliriknya. Entah kenapa, belakangan ini sikap pria itu sangat berbeda. Lebih lembut dan sekaligus lebih perhatian.

Seusai makan, mereka langsung bergegas menuju bioskop yang berada di lantai teratas pusat perbelanjaan tersebut. Harry menarik tangan Erie yang hendak duduk berdampingan dengan Dwita dan mengarahkan perempuan itu untuk duduk bersebelahan dengannya, diapit oleh Sam.

Film horor yang mereka tonton membuat Erie beberapa kali mencengkeram tangan Harry yang hanya melirik sambil sekali-sekali menggeleng. Pria itu malah tersenyum lebar kala Erie menjerit sambil berlindung ke pundaknya ketika adegan menyeramkan.

"Lain kali jangan nonton horor. Habis tanganku dicubit Dwita," keluh Malvin saat mereka berlima jalan di koridor panjang bioskop yang tidak terlalu ramai pengunjung.

"Aku nggak nyubit, cuma nancapin kuku doang," sahut Dwita.

"Tetap aja sakit, Neng mata bulat."

"Siapa suruh duduk dekat aku. Harusnya jauh-jauh."

Kedua orang tersebut masih berdebat, tidak menyadari bila Sam telah merangkul pundak Erie dan Harry serta mengajak keduanya menjauh. Ketika tiba di tempat parkir, Sam langsung memasuki kursi bagian penumpang dan membiarkan Malvin yang menyetir.

Dwita berpamitan pada Erie dan Harry. Arah rumahnya yang berlawanan dengan kedua orang tersebut membuatnya memutuskan untuk menumpang pada kendaraan milik Sam. Dwita melambaikan tangan kala mobil bergerak menjauh. Kemudian menghela napas dan menggeleng perlahan.

"Kalian lihat?" tanya Dwita.

"Apaan?" balas Sam dan Malvin nyaris bersamaan.

"Pak Harry, kentara banget dia sangat menyayangi Erie."

Sam menggeleng, kemudian berkata, "Harry nganggap Erie itu adiknya. Bukan seperti dugaanmu."

"Tapi, Pak, beneran loh, beda banget. Apa Bapak nggak lihat pancaran matanya kalau lihat Erie?"

"Jangan terlalu halu, Ta. Mata Harry kan memang sendu," timpal Malvin.

Dwita hendak mendebat kedua bosnya, tetapi kata-kata yang sudah siap meluncur dari bibirnya itu langsung ditelan kembali karena menyadari bila kedua pria itu tidak peka dengan gestur tubuh sahabat mereka.

Sementara itu di mobil HRV putih, Harry mengemudi dengan santai. Sekali-sekali pria itu melirik pada Erie yang tampak terkantuk-kantuk di kursi penumpang. Harry sangat ingin menggenggam jemari Erie, tetapi takut bila perempuan itu akan menolak.

Saat mereka tiba di depan rumah Erie, Harry mendapati bila perempuan itu telah tertidur. Beberapa kali pria tersebut berusaha untuk membangunkan, tetapi Erie telanjur pulas.

Harry mendengkus sebelum melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu. Menutup benda itu sebelum jalan memutari mobil dan membuka pintu bagian penumpang. Dia melepaskan sabuk yang melintang di badan Erie, sebelum melingkarkan tangan perempuan tersebut ke leher dan berusaha menggendongnya.

"Aduh, kok digendong segala, Mas?" tanya Lisa, adiknya Erie yang membukakan pintu rumah.

"Dibanguninnya susah, terpaksa digendong," jawab Harry.

"Ya udah, langsung masukin aja ke kamar."

"Enggak apa-apa nih kalau aku masuk?"

"Hu um, ayah sama ibu udah tidur dari tadi. Kalaupun mereka tahu, pasti nggak bakal marah."

Harry segera melanjutkan langkah memasuki rumah sederhana itu dan mengikuti Lisa yang menaiki lantai dua. Harry memasuki kamar Erie dan membaringkan perempuan itu ke atas ranjang. Niatnya untuk segera pergi akhirnya ditunda karena Erie menarik tangannya sambil bergumam tidak jelas.

Related chapters

  • Someone Before You    Kapan Akan Melamar?

    SBY 03Lisa memandangi wajah Harry yang tiba-tiba berubah sendu, tatkala ucapan Erie makin jelas menyebut Koko, panggilan buat Nick. Lisa menunduk, merasa prihatin sekaligus tidak enak hati pada Harry, yang sejak lama diketahuinya menaruh hati pada sang kakak. Ketika Lisa menengadah, dia makin sedih saat menyaksikan pemandangan di hadapan. Harry tengah membelai rambut Erie dengan lembut, tampak sangat menyayangi perempuan itu meskipun bibir Erie berulang kali menyebutkan Koko. Bunyi jam yang memperdengarkan lonceng sebelas kali seketika menyadarkan Harry. Dia menarik tangan dan memandangi wajah cantik Erie selama beberapa detik, kemudian berdiri dan jalan menuju pintu. "Mas pamit, ya," ucap Harry yang dibalas anggukan oleh Lisa. Kedua orang tersebut keluar dan jalan beriringan menuruni anak tangga. Lisa mengekor ayunan tungkai pria bertubuh jangkung itu hingga tiba di depan pagar rumah yang terbuka. "Udah, kamu lan

    Last Updated : 2022-03-17
  • Someone Before You    Desir Dalam Hati

    SBY 04Sepasang mata tidak terlalu besar milik Erie seketika membeliak. Perempuan berkulit kuning langsat itu menoleh ke kiri dan beradu pandang dengan sepasang mata besar milik Harry yang menatapnya dengan lekat. Pria itu mengangguk samar, seakan-akan memberikan tanda agar Erie tidak menyanggah ucapan ayahnya. "Ehm, mohon maaf sebelumnya, Pak. Tapi, saya dan Erie belum ada pembicaraan ke arah sana," jawab Harry dengan nada suara yang terdengar tegas. "Apa kamu nggak serius dengan Erie?" tanya Hendra. Pria berusia lima puluh lima tahun itu sedikit kecewa dengan jawaban Harry, sebab tadinya dia berharap hal yang berbeda. "Saya serius, Pak. Tapi ... ini harus kami bicarakan berdua dulu. Mohon maaf, Pak. Saya dan Erie hanya tidak mau terburu-buru mengambil keputusan. Takutnya nanti ada masalah di depannya dan pondasi pernikahan kami belum kuat." Hendra terdiam sesaat. Menyandarkan tubuh ke belakang dan melipat tangan di depan d

    Last Updated : 2022-03-18
  • Someone Before You    Jatuh Cinta Sejak Lama

    SBY 05Mobil HRV putih itu melaju di jalan raya Kota Jakarta, setelah sebelumnya berada di Bekasi. Tubuh yang letih dan perut sudah terisi penuh membuat Erie mengantuk. Dia berusaha menahan agar mata tidak memejam, tetapi akhirnya tidak kuat dan menutup jua. Harry yang melihat perempuan itu menyandar ke pintu, menarik tangan Erie dan menggenggamnya erat. Sudut bibirnya terangkat membingkai senyuman karena merasa senang bisa melakukan hal itu, yang hanya bisa dilaksanakan saat Erie tertidur dan tidak sanggup menolak ataupun menghindar. Pria berhidung bangir itu mengarahkan kendaraan menuju apartemennya yang berada di kawasan Pancoran, sebab dia ingin membicarakan hal penting dengan Erie di tempat yang privasinya terjaga. Harry tahu bila nantinya Erie akan mengomelinya, tetapi Harry bertekad untuk mengungkapkan hal yang sudah lama ditutupinya rapat-rapat. Langit senja telah menggelap saat kendaraan roda empat itu berhenti di tempat

    Last Updated : 2022-03-21
  • Someone Before You    Kungkungan Gairah

    SBY 06Keheningan yang tercipta membuat Erie larut dalam rasa nyaman dipeluk oleh Harry. Aroma parfum pria itu yang tidak berubah sejak dulu terhidu indra penciuman Erie yang masih memejamkan mata. Perempuan berambut sebahu itu sebetulnya sudah tahu dengan perasaan sayang Harry padanya, karena pria itu pernah keceplosan menyebut itu beberapa waktu lalu, tetapi ungkapan cinta sejak lama pria tersebut yang baru saja diutarakan membuat Erie gamang. Bayangan wajah Nick melintas dan membuat Erie sadar. Perempuan itu menolak tubuh dan berusaha untuk melepaskan diri, tetapi rengkuhan Harry yang erat membuatnya kalah dan pasrah saat pria itu kembali merapatkan tubuh. "Mas, lepasin," lirih Erie. "Biarkan aku memelukmu lebih lama, Rie. Agar bayangannya bisa hilang dari benakmu," jawab Harry yang membuat Erie spontan menengadah. "Kamu pasti lagi mikirin dia, kan?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh perempuan tersebut. "Itu yang ingin aku hilang

    Last Updated : 2022-03-22
  • Someone Before You    Menjadikanmu Ratuku, Bukan sebagai pemuas nafsu

    SBY 07Desahan yang lolos dari bibir Erie membuat Harry makin semangat. Akan tetapi, alarm otaknya memperingatkan untuk menjauh dan tidak melanjutkan aktivitas. Harry memutus keintiman dan mengusap sudut bibir Erie dengan ujung jari. Mengulaskan senyuman tipis untuk menenangkan perempuan itu yang kini tengah mengerjap-ngerjapkan mata. "Ini baru permulaan, Rie. Masih banyak cara yang akan kulakukan untuk membuatmu jatuh cinta padaku," ucap Harry, kemudian dia menolak tubuh dan menarik tangan Erie agar bisa sama-sama duduk. "Dengar, aku tidak akan memperlakukanmu seperti halnya dia melakukan hal-hal di luar batas pacaran. Karena aku mencintaimu dan ingin menjadikanmu ratuku, bukan sebagai alat pemuas nafsu," sambungnya yang membuat Erie tertegun. Sesaat suasana hening, kemudian Harry berdiri dan mengulurkan tangan yang dipandangi Erie sejenak, sebelum perempuan itu menyambutnya dan berpegangan untuk berdiri. Harry mengajak Erie jalan menuju pintu

    Last Updated : 2022-03-24
  • Someone Before You    Bukti Persahabatan

    SBY 08Mentari pagi menyapa insan yang tengah berada di luar rumah dengan kehangatan yang menyentuh hati. Embusan lembut angin membelai kulit yang terbuka dan menciptakan kesejukan udara yang menyegarkan. Tiga orang anak muda tengah jalan berdampingan di jalan raya utama komplek yang lebar. Alfian jalan di sisi paling kanan sambil merangkul pundak Erie yang berada di tengah. Sementara Lisa yang berada di sisi kiri, menggamit lengan sang kakak sambil memperhatikan sekeliling.Pada kedua sisi jalan itu berderet lapak-lapak pedagang yang menyediakan berbagai makanan untuk makan pagi. Banyak kendaraan roda dua dan empat terparkir di sekitar tempat parkir yang berada di kawasan tersebut."Pada mau makan apa nih?" tanya Erie sembari celingukan."Aku mau kupat sayur," jawab Lisa sambil menunjuk ke lapak di seberang jalan. "Aku pengen nasi uduk," timpal Alfian. "Ya udah, yang di situ aja. Gerobaknyq deketan." Erie m

    Last Updated : 2022-03-26
  • Someone Before You    Digombalin Dua Cowok

    SBY 09Erie tengah menyisir rambut ketika mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Perempuan itu berdiri dan jalan mendekati jendela, mengintip dan seketika mempercepat gerakan berias. Tak berselang lama Erie sudah lari menuruni tangga. Menyambar sepatu pantofel hitam kesukaan dari rak sepatu yang berada di bawah tangga. Kemudian dia menghampiri sang ibu dan mencium punggung tangan perempuan paruh baya itu sebelum mengambil cangkir dari atas meja dan meneguk tehnya sampai habis. "Kamu itu, ya, pamali minum sambil berdiri!" sungut Wiryani. Dia pusing melihat kelakuan sang putri sulung yang tidak berubah seiring kedewasaan. "Buru-buru, Bu. Mas Harry udah di depan," jawab Erie sembari mengambil dua roti isi dan membungkusnya dengan tisu besar, sebelum memasukkannya ke tas bahu hitam kesukaan. "Oh, ya, Bu. Aku pulang agak malam. Mau kontrol ke dokter dulu," ujarnya sambil mengenakan sepatu. "Kontrol apa?" "Kaki, agak

    Last Updated : 2022-03-28
  • Someone Before You    Pengen Makan Kamu

    SBY 10Sepanjang hari itu Harry sering melamun. Hatinya bimbang antara hendak memenuhi permintaan Salman yang sudah dianggapnya sebagai Ayah angkat, atau tetap bertahan di Jakarta. Dia sebetulnya ingin berangkat, tetapi setelah bisa menikahi Erie karena Harry juga ingin membawa Erie ikut dengannya agar perempuan itu bisa melupakan sosok Nick. Hingga sore tiba, akhirnya Harry memutuskan untuk bertindak nekat. Dia akan melakukan berbagai cara agar Erie menyetujui lamarannya, meskipun nanti dia harus menghadapi permusuhan dengan Nick, bahkan mungkin dengan Malvin. Sementara Sam, Harry cukup optimis akan mendapatkan dukungan dari pria gondrong itu, karena sejak dulu dirinya lebih dekat dengan Sam daripada Malvin dan Nick. Harry juga merasa yakin akan mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya dan keluarga Erie."Mas, kelewatan!" desis Erie saat mobil yang dikemudikan oleh Harry melewati gerbang masuk rumah sakit tempat dirinya akan

    Last Updated : 2022-03-30

Latest chapter

  • Someone Before You    Siap, Nyonya!

    SBY 38Liburan selama beberapa hari di New Zealand, ternyata memberikan efek positif bagi Erie. Udara segar khas pegunungan dan polusi yang tidak setinggi Sydney, menjadikan Erie bisa lebih tenang dan rileks. Setiap pagi dia akan melakukan senam ringan khusus Ibu hamil bersama Tanti. Aruna dan ketiga bocah juga ikut berolahraga. Selanjutnya mereka akan mengelilingi area vila milik keluarga Timothy yang berada di Pulau Selatan. Pulau itu adalah daratan terluas di Selandia Baru, dan merupakan pulau terbesar ke-12 di dunia. Pulau Selatan terbagi sepanjang Pegunungan Alpen Selatan. Sisi timur pulau tersebut memiliki Dataran Canterbury, sedangkan Pantai Barat terkenal dengan garis pantainya yang kasar, curah hujan yang tinggi, proporsi hutan asli yang sangat tinggi, dan juga gletser. Bila para suami sedang meninjau lokasi tempat akan dibangunnya resor baru, ketiga perempuan memilih hanya berwisata di kota. Selain karena Tanti dan Erie tengah hamil, ketiga anak kecil akan sulit mengikuti

  • Someone Before You    Calon Buat Duda Lapuk

    SBY 37Seunit mobil sedan hitam berhenti di area parkir gedung perkantoran puluhan lantai di pusat kota Sydney. Dua penumpangnya keluar sambil membawa tas kerja masing-masing. Setelah sopir mengunci pintu kendaraan, kedua lelaki bersetelan jas biru tua jalan berdampingan memasuki lobi utama gedung. Seorang petugas keamanan memberi hormat, sebelum mengantarkan mereka menuju lift khusus tamu direksi. Setibanya di lantai lima belas, kedua pria berbeda tampilan keluar dari lift. Mereka melintasi lorong yang di sisi kanan dan kirinya merupakan area staf direksi. Keduanya berhenti di depan meja sekretaris, yang langsung mengantarkan mereka ke ruang rapat di sisi kiri bangunan. Belasan pria dan wanita memandangi kedua lelaki berparas Asia yang baru memasuki ruangan. Seusai menyalami semua rekan kerja, keduanya mendatangi direktur utama dan direktur operasional Timothy Grup yang menyambut mereka dengan pelukan hangat. Acara rapat berlangsung hampir enam puluh menit. Selanjutnya semua reka

  • Someone Before You    Kita Duel!

    SBY 36Jalinan waktu terus bergulir. Awal tahun menyapa dengan kehangatan matahari yang disertai angin kencang. Masa libur telah usai, dan orang-orang kembali berjibaku mengerjakan aktivitas masing-masing. Pagi itu, Erie terbangun dengan tubuh yang linu. Kepalanya berdenyut dan badan pun terasa panas. Erie masih berbaring ketika Harry keluar dari kamar mandi dan bergegas berganti pakaian. "Rie, mau sarapan apa?" tanya Harry sembari memasang sabuk di celana kainnya. "Bubur," sahut Erie. "Oke, nanti kupesankan di bawah." "Mas, pulangnya bisa agak awal, nggak?" "Belum tahu." Harry meraih dasi hitam dan mendatangi istrinya untuk meminta dipasangkan. "Kenapa?" tanyanya. "Demamku turun naik, dan sekarang ditambah badan sakit," terang Erie sembari memasangkan dasi di kemeja sang suami.Harry meraba dahi istrinya. "Kayaknya naik lagi demammu. Tadi subuh udah turun padahal." "Hu um. Tenggorokanku juga sakit." "Ehm, gini aja. Habis meeting nanti, aku jemput kamu. Kita ke dokter, habis

  • Someone Before You    Semedi Dulu

    SBY 35Suara tawa seorang pria di sebuah ruangan, menjadikan lawan bicaranya merengut. Lelaki berkemeja marun masih terus terbahak, tidak peduli dipandangi tajam oleh perempuan di seberang lautan. Sambungan video jarak jauh yang mereka lakukan selama belasan menit, akhirnya diputus sepihak oleh perempuan berambut panjang. Hal itu menjadikan pria bermata sipit akhirnya bisa menghentikan gelakak. Kemudian dia mengambil tisu dan mengusap sudut matanya yang berair. "Ada apa, Ko?" tanya David yang baru keluar dari kamar mandi. "Talitha video call. Dia ngedatangin Harry dan nyoba mancing. Taunya malah dibalas Harry lebih nyelekit," terang Nick. "Mancing gimana?" "Talitha nanya, apa Harry nggak jijik sama Erie. Dijawab Harry, nggak. Karena Erie cuma pernah bersamaku. Sedangkan Talitha sudah banyak laki-laki yang pernah berhubungan intim dengannya." "Mas Harry berani juga ngomong gitu." "Dia memang lebih banyak diam, tapi sekali ngoceh, bakal bikin kesal." "Ya, aku pernah dengar Mas M

  • Someone Before You    Pagar Makan Daun

    SBY 34Jalinan waktu terus bergulir. Harry dan Erie telah pindah ke apartemen yang mereka sewa. Keduanya sengaja memilih tempat yang bukan di pusat kota, karena ingin menikmati waktu istirahat di unit sebaik mungkin. Mereka menyewa sebuah unit dua kamar di kawasan Ashfield, sebuah daerah suburban di barat daya Sydney. Ashfield terletak sekitar sembilan kilometer dari CBD Sydney, di mana kantor cabang SS Grup berada. Bila Harry tengah bekerja, Erie akan melakukan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luangnya. Seperti hari itu, seusai membersihkan unit, Erie berangkat ke pusat kota dengan menumpang pada taksi. Dia berhenti di sebuah toko makanan sekaligus kafe kecil milik Isna dan Natasha. Erie mengakrabkan diri pada Isna, karena merasa nyaman bergaul bersama perempuan berparas manis yang sangat ramah. Selain itu, mereka sama-sama keturunan Sunda. Sehingga bisa lebih akrab, dibandingkan dengan Natasha. Erie tidak mau mendekatkan diri pada Sandrina, karena dia merasa bila perempuan

  • Someone Before You    Pendamping di Akhirat

    SBY 33Dengungan orang mengobrol bercampur live music berpadu di ruangan luas sebuah restoran terkenal di Sydney. Hal nyaris serupa juga terjadi di teras luas yang menjadi tempat jamuan makan yang diselenggarakan Timothy Grup. Harry yang duduk diapit Erie dan Farzan, melanjutkan percakapan dengan Keven Kahraman, Bryan Achnav dan Hansel Arvasathya yang berada di kursi seberang. Pada sisi kanan meja, Grace, istri Timothy sekaligus Ibu Hansel, tengah berbincang dengan Aruna Ghania, istri Keven, beserta Erie. Selain mereka juga ada Natasha, istri Tristan, dan Isna, istri Fairel. Sisi kiri meja yang ditempati Timothy, Tristan, Fairel, Arman, Argan dan Wirya juga sama ributnya dengan sisi yang lain. Timothy yang menjadi pendengar, berulang kali terbahak saat Wirya menceritakan tingkah teman-teman bisnisnya di Indonesia. "Wir, nanti tolong sampaikan pada Sultan, bulan depan saya akan pulang ke Indonesia," tutur Timothy. "Siap, Pak," sahut Wirya. "Ada acara apa, Om?" tanya Tristan Cyrus

  • Someone Before You    Barongsai Berbelalai

    SBY 32Isak tangis mewarnai acara perpisahan Harry dan Erie di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Masing-masing Ibu mendekap anak mereka yang mungkin akan lama bisa kembali ke tanah air. Hendra dan Farid terlihat lebih tegar dibandingkan Wiryani dan Yunia. Demikian pula dengan Alfian, Lisa, Ramdhan dan Astri yang turut mengantarkan pasangan pengantin baru. Samudera yang datang bersama Malvin, mengajak Harry berbincang serius. Setelahnya mereka berangkulan, kemudian berpose dan berfoto sebagai kenang-kenangan. Hisyam, Wirya dan Aditya yang juga akan berangkat menuju Sydney untuk mengontrol unit di sana, mendatangi rombongan pengantar dan menyalami mereka. Tidak berselang lama kelompok kecil jalan beriringan menuju pintu ruang pemeriksaan tiket. Harry dan Erie sempat berbalik untuk melambaikan tangan pada keluarga mereka, kemudian memutar badan dan meneruskan langkah mengekori ketiga pengawal PB. Samudera dan Malvin masih terpaku di tempat, sementara yang lainnya bergerak m

  • Someone Before You    Masih Ada Stok?

    SBY 31Sepanjang hari Selasa dihabiskan Harry dan Erie di rumah sakit. Sebab mereka akan berangkat ke luar negeri hari Minggu nanti, Erie memutuskan melakukan operasi kecil untuk mengangkat daging kecil di telapak kakinya. Erie tidak mau kondisi kaki yang ada benjolan akan menjadikannya kesulitan beraktivitas di Sydney. Perempuan yang rambutnya dipotong sedikit lebih pendek, tidak mau merepotkan suaminya dan ingin mandiri. Kendatipun hanya operasi kecil, dokter yang menanganinya meminta Erie beristirahat di rumah sakit selama beberapa jam. Seusai salat asar barulah pasangan pengantin baru keluar dari ruang perawatan.Setibanya di kediaman orang tuanya, Erie keluar dari mobil dan jalan dengan hati-hati menuju teras. Sementara Harry membawakan barang-barang yang tadi dibeli, sebelum menyusul istrinya. "Kok, sepi?" tanya Erie sambil duduk di sofa ruang tengah. "Ayah sama Ibu lagi takziah," terang Lisa yang sedang menonton televisi sambil mengunyah keripik kentang. "Al lagi ke rumah t

  • Someone Before You    Biar Dia Kelabakan

    SBY 30Lebih dari seratus manusia berkumpul di taman luas yang telah diubah menjadi tempat pernikahan. Tidak seperti acara pernikahan lainnya, Harry dan Erie telah meminta untuk tidak dibuatkan pelaminan megah. Hanya ada deretan beberapa kursi di belakang tempat akad yang akan digunakan sebagai area acara sungkeman. Selain itu, ada tempat khusus buat pelaksanaan saweran, yang berada di tengah-tengah taman. Sebagai ganti pelaminan, wedding organizer mendirikan empat spot foto, khusus digunakan semua tamu untuk berfoto dengan kedua mempelai, yang nantinya akan berkeliling mendatangi khalayak. Tepat pukul 08.00 waktu setempat, kedua kelompok keluarga mempelai bergerak menuju taman. Rombongan besar yang tiba dalam waktu yang bersamaan, segera diarahkan pihak panitia dari wedding organizer menuju dua area terpisah. Keluarga Harry yang mengenakan pakaian serba krem, menempati deretan kursi sebelah kanan. Sementara keluarga Erie yang menggunakan pakaian salem, menempati area kiri taman.

DMCA.com Protection Status