Share

Bab 15 - Kerumitan

Penulis: Zenny Arieffka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Steve berhenti di halaman rumah Jessie ketika mendapati Suv tua milik George terparkir di halaman rumah Jessie. George mungkin akan pergi karena Steve melihat mesin Suv tersebut menyala seperti sedang dipanaskan. Dengan cepat Steve menuju ke sana, membuka Suv tersebut kemudian mendudukkan Jessie di kursi penumpang.

“Apa yang terjadi?” George menghampiri Steve dan bertanya.

“Dia kesakitan, aku akan membawanya ke rumah sakit.”

“Apa?” George tampak terkejut dan ikut panik. “Kau baik-baik saja, Jess?” tanyanya pada puterinya tersebut.

“Aku baik-baik saja, Dad.”

“Kau ingin aku ikut?” tanyanya lagi.

“Tidak.” Jessie menjawab cepat. Ia melihat ke arah Steve dan berkata “Aku ingin, hanya Steve yang mengantarku.”

George hanya mengangguk. Ia tahu bahwa Jessie mungkin ingin menyelesaikan masalahnya saat ini hanya bersama dengan Steve. Dan George akan m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sleeping with my Friend   Bab 16 - Ciuman

    Steve keluar dari dalam kamar mandi ketika Emily sudah meninggalkan ruang inap Jessie. Emily berkata jika dirinya ada kencan malam ini, jadi ia harus pulang lebih cepat.Suasana canggung terasa saat Steve bukannya mendekat ke arah Jessie, tapi malah kembali ke arah sofa panjang yang tadi sempat ia tiduri. Jessie hanya memperhatikan apa yang dilakukan Steve. Ia tahu bahwa lelaki itu masih marah padanya.“Kau, tidak makan?” tanya Jessie memecah keheningan.“Kau bertanya padaku?” Steve bertanya balik dengan nada menyindir.Jessie mendengus sebal. Steve benar-benar kekanakan. “Kau tahu, aku minta maaf atas semua ini. Tapi kau tidak perlu bersikap kekanakan seperti ini padaku, Steve.”“Baiklah.” Akhirnya Steve bangkit. Ia kemudian berjalan menuju ke arah Jessie, dan sialnya hal itu benar-benar mempengaruhi Jessie.Steve duduk di sebuah kursi yang tersedia di sebelah ranjang Jessie, ia menariknya men

  • Sleeping with my Friend   Bab 17 - Kepergok Frank

    Setelah dicumbu habis-habisan oleh temannya, ralat, mantan temannya, ralat lagi, ayah dari bayi yang ia kandung, akhirnya Jessie tak kuasa untuk menahan rona merah di pipinya. Masalahnya, meski ia ingin menolak, nyatanya ia menikmati apa yang dilakukan Steve. Jessie bahkan membalas cumbuan dari Steve.Jujur saja, Jessie tak pernah dicumbu dengan begitu bergairah hingga membuatnya nyaris basah seperti yang dilakukan Steve. Tidak dengan Henry, tidak juga dengan mantan kekasihnya yang lain.Atau mungkin, ini perasaan Jessie saja? Entahlah. Yang pasti, cumbuan Steve begitu menuntut hingga Jessie yakin jika mereka saat ini berada di dalam sebuah kamar, maka kejadian panas malam itu akan kembali terulang.Dalam hati Jessie sempat bersyukur karena Steve mencumbunya di dalam lift, karena jika saja mereka saling mencumbu di dalam apartmennya, Jessie tak yakin dapat menolak lelaki itu jika lelaki itu menuntut lebih kepadanya.Lengan Jessie masih setia mengalung, se

  • Sleeping with my Friend   Bab 18 - "Menikahlah denganku"

    Steve dan Frank duduk di sebuah bar dengan sesekali bersulang. Frank merasa senang jika pada akhirnya nanti Jessie akan menikah dengan Steve. Frank cukup mengenal Steve bahkan sejak kecil hal itulah yang membuat Frank setuju jika nanti keduanya berakhir dengan sebuah pernikahan. Tapi tampaknya, Frank tak melihat hal serupa pada diri Steve.“Kau, tampak tidak suka dengan keadaan ini.”Frank membuka suara.Jika boleh jujur, Steve lebih nyaman berbicara dengan Hank, temannya. Ketimbang dengan Frank. Ia memang mengenal Frank sejak kecil, tapi tetap saja, lelaki itu adalah kakak Jessie. Akan sangat tidak nyaman jika dirinya membicarakan hubungannya dengan Jessie pada Frank.“Maksudmu?”“Kau tahu, hubunganmu dengan Jess.”Steve menghela napas panjang. “Bukan aku tidak suka. Aku hanya terlalu terkejut dan kurang bisa menyesuaikan keadaan. Aku akan menjadi ayah, dan jujur saja, aku sedikit tertekan.”Fr

  • Sleeping with my Friend   Bab 19 - "Baiklah, kita menikah"

    “Kau mendengarku?” tanya Steve ketika ia tidak mendapatkan respon dari Jessie. “Menikahlah denganku. Dan aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu, serta ayah yang hebat untuk anak kita. Kumohon. Menikahlah denganku.” Lanjut Steve dengan nada lirih.“Kita sudah sepakat untuk tidak membahas tentang hal ini, Steve.”“Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jess.”“Kenapa tidak?” Jessie melepaskan pelukan Steve lalu menatap lelaki itu dengan sungguh-sungguh. “Bukankah selama ini komitmen atau pernikahan tak pernah mampir dalam pikiranmu? Kenapa sekarang Steve?”“Sebab seluruh warga Pennington akan tahu bahwa kau hamil dan akan memiliki anak. Mereka harus tahu siapa ayahnya, dan itu adalah aku.”“Kau ingin menikah karena bayi ini?”“Jess. Aku tidak pernah seserius ini sebelumnya. Meski bayi itu adalah alasan utama, tapi bukan hanya kare

  • Sleeping with my Friend   Bab 20 - Bersungguh-sungguh

    Sampai di butiknya, Steve memperlakukan Jessie dengan begitu manis hingga Jessie merasa bahwa kini Steve sedang bersandiwara dihadapan para bawahannya.Dan benar saja, Miranda sempat mengerutkan keningnya sembari menatapnya penuh tanya ketika Steve bersikap seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.Miranda dan yang lainnya tentu belum tahu tentang rencana pernikahan Jessie dengan Steve. Bahkan Jessie tak berniat untuk memberitahunya. Bagi Jessie, pernikahan mereka hanya karena kehamilannya, dan kemungkinan besar akan berakhir. Jessie hanya ingin, tak banyak orang tahu tentang kegagalannya dalam berumah tangga.“Ada masalah?” tanya Jessie ketika ia akan masuk ke dalam ruangannya melewati Miranda yang masih menatap kebersamaannya dengan Steve yang tampak berbeda dari biasanya.“Tidak.” Miranda mencoba mengendalikan diri agar rasa keingin tahuanya tidak terlalu tampak. “Kupikir kau belum masuk kerja hari

  • Sleeping with my Friend   Bab 21 - Pernikahan

    Hari itu akhirnya tiba juga. Hari dimana Jessie mengenakan gaun pengantin sederhana milik ibunya yang sudah ia modifikasi hingga tak terlihat kuno. Jessie senang mengenakan gaun tersebut, bahkan ini merupakan cita-citanya, bahwa ia akan mengenakan gaun pengantin ibunya ketika menikah dengan Henry nanti. Nyatanya, mempelai prianya bukan Henry, melainkan Steven Morgan, temannya sendiri.Jessie menghela napas panjang. Ia merasa gugup dan sedikit gemetar. Keraguannya kembali muncul, ia tidak menyangka jika akan berakhir seperti sekarang ini. Berada di kamar Steve dengan penata rias yang membantunya tampil cantik karena pernikahannya yang akan segera dilaksanakan di lumbung keluarga Morgan yang sudah disulap menjadi tempat pemberkatan yang begitu indah.Ketika Jessie sangat gugup, sebuah suara ceria mampu mengalihkan perhatiannya. Emily Morgan datang dengan senyum cerianya.“Kau benar-benar sangat cantik.” Komentarnya sembari menghambur ke arah Jess

  • Sleeping with my Friend   Bab 22 - "Aku menginginkanmu"

    Malam semakin larut. Pesta semakin ramai. Setelah melakukan pemberkatan di area lumbung yang disulap menjadi tempat yang begitu indah, halaman rumah Steve juga sudah disulap menjadi area pesta dansa yang indah.Bunga-bunga ditata sedemikian rupa, lilin-lilin berpadu dengan lampu-lampu kecil, membuat suasana terasa begitu romantis. Belum lagi alunan lagu lembut yang mengiringi pesta dansa membuat siapa saja larut kedalam suasana romantis.Tak terkecuali kedua mempelai yang kini tengah asyik berdansa bersama. Jessie mengalungkan lengannya pada leher Steve, sedangkan Steve sendiri memeluk pinggang wanita yang kini sudah berstatus sebagai istrinya.Keduanya berdansa dengan mata yang saling menatap satu sama lain. Ada sebuah kecanggungan, tapi keduanya bersikap senormal mungkin. Seperti mereka memang sering melakukan hal seperti ini.Dengan sedikit nakal, jemari Steve merayap ke atas, menelusuri sepanjang resleting gaun Jessie yang menempel di tulang belakangn

  • Sleeping with my Friend   Bab 23 - Suami Istri

    Steve menghujam lagi dan lagi, tak mempedulikan erangan demi erangan yang keluar dari bibir Jessie. Kenikmatan membungkusnya, ia bahkan tak mempedulikan tubuh mereka yang sudah basah kuyub karena guyuran air dari shower.Jessie tampak sangat bergairah, begitupun dengan dirinya yang seakan tak ingin menghakhiri percintaan panas mereka.“Ohh, Steve… Astaga…” Jessie meracau, sedangkan yang dapat dilakukan Steve hanya kembali menghujam lagi dan lagi.Entah sudah berapa lama mereka melakukan penyatuan dalam posisi berdiri. Tubuh Jessie terhimpit dengan dinding dan juga tubuh kekar Steve. Steve bahkan setengah mengangkat tubuh Jessie agar tinggi mereka sejajar. Sesekali Steve mencumbu habis bibir istrinya itu, melumatnya dengan penuh gairah, mengajaknya untuk menari bersama. Oh, Sial! Jessie benar-benar akan membunuhnya.Beberapa kali Steve akan sampai pada puncak kenikmatan, tapi kemudian Steve memperlambat lajunya, menurunkan ritmeny

Bab terbaru

  • Sleeping with my Friend   EPILOG

    Jessie dan Steve sarapan dengan sesekali tersenyum satu sama lain. Sesekali menggoda hingga keduanya tidak sadar jika sepasang mata sedang mengawasi mereka dan tersenyum geli melihat kekelakuan keduanya.“Menggelikan sekali.” Akhirnya Frank tak kuasa berkomentar dengan apa yang ia lihat sejak tadi.Steve dan Jessie saling pandang, lalu keduanya tersenyum, menertawakan apa yang dikatakan Frank. “Kau hanya belum mengalaminya, Frank.” Steve yang menjawab.“Well, kau sudah seperti George saja. Semalaman dia menasehatiku, membuat telingaku panas karena mendengarkan tentang macam-macam wanita yang patut kunikahi versinya. Yang benar saja. Aku tak akan menikah.”“Kau sudah berjanji padaku, Frank.” George yang mendengarnya akhirnya menyahut. Lelaki paruh baya itu sedang sibuk membuat sesuatu di dapurnya.“Berjanji untuk memberikan keturunan, bukan menikah, Dad.”“Kau ta

  • Sleeping with my Friend   Bab 36 - 'Teman Hidup'

    “Tidak mungkin.” Kali ini giliran Steve yang menggelengkan kepalanya.“Aku emosi saat Donna berkata bahwa dia perempuan yang istimewa dimatamu, karena itu kau tidak ingin menyentuhnya sebelum kalian menikah. Maka dari itu, aku marah, aku ingin kau menyamakan posisi kami. Tapi saat kau pergi, aku tak bisa tidur memikirkanmu. Bagaimana jika kau benar-benar menidurinya? Bagaimana jika kalian benar-benar seintim itu? Aku benar-benar tak dapat berpikir dengan tenang.”“Jess.”“Tidak, Steve. dan tadi siang aku melihat dia datang ke kantormu, kalian tampak sangat dekat dan intim. Menurutmu, apa yang harus kulakukan? Aku sudah melihat akhir hubungan kita. Karena itulah aku pergi.”Secepat kilat Steve meraih tubuh Jessie kemudian memeluk erat tubuh istrinya tersebut. “Dasar bodoh. Seharusnya kau membahas dulu hal itu denganku.”“Aku tidak ingin membahasnya karena aku takut mendengar sesuatu y

  • Sleeping with my Friend   Bab 35 - "Aku Begitu Mencintaimu"

    Jessie terbangun saat mendapati sebuah lengan memeluknya dari belakang. Bahkan sebuah telapak tangan menangkup dan mengusap lembut permukaan perutnya. Jessie bangkit seketika dan mendapati Steve berada di atas ranjang yang sama dengan dirinya.“Steve? apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya tak percaya. Jessie tidak percaya Steve berada di sisinya saat ini. dari mana lelaki itu tahu bahwa ia pulang ke Pennington? Apa Frank yang memberitahu? Apa ayahnya yang menghubungi Steve?“Hai. Aku tidur.” Jawab Steve sembari mengucek matanya seperti anak kecil.“Maksudku, darimana kau tahu aku berada di sini?”“Kembalilah, dan mari kita tidur lagi.” Ajak Steve. Steve ingin menikmati kebersamaannya dengan Jessie, ia tidak ingin membahas tentang masalah mereka terlebih dahulu.“Tidak. Katakan, kenapa kau berada di sini?” Jessie masih kukuh degan pendiriannya.Akhirnya, Steve menarik lengan Jessie

  • Sleeping with my Friend   Bab 34 - Melarikan Diri

    Jessie sudah bulat pada keputusannya, bahwa ia akan pulang ke Pennington sementara waktu. Memang terlihat sangat kekanakan, tapi ia tidak bisa selalu memikirkan tentang Steve dan Donna Simmon lalu berakhir stress dan membahayakan kandungannya. Jessie ingin menenangkan diri di rumah Sang ayah.Tadi siang, setelah berperang dengan batinnya sendiri, Jessie berinisiatif untuk menemui Steve lebih dulu. Ia ke tempat kerja lelaki itu, dan di sana, Jessie mendapati Steve sedang menerima tamunya.Tamu istimewa tentunya.Jessie bahkan sempat melihat posisi wanita itu yang duduk dengan berani di meja kerja Steve, dengan jemari yang menggoda dada Steve. Tentu Jessie belum sempat mendengar apa yang mereka bahas, karena Jessie memilih untuk kembali pergi setelah membuka sedikit pintu ruang kerja Steve dan mendapati pemandangan tersebut.Mungkin, mereka baru saja membahas tentang malam panas mereka semalam, mungkin mereka sedang membahas waktu untuk berci

  • Sleeping with my Friend   Bab 33 - Tidak Tertarik

    “Katakan dengan jujur, maka aku akan menerimanya. Aku akan menerima perpisahan kita jika kau mengaku bahwa selama ini kau tidak mencintaiku.”“Tidak.” Jessie berkata cepat. “Aku mencintaimu. Sungguh.” Ya, Jessie jujur. Ia memang mencintai Henry. Karena itulah ia menerima lamaran lelaki itu.“Tapi rasa cintamu padaku tak sebesar rasa cintamu padanya, Jess. Tolong, berkatalah dengan jujur padaku.”Jessie hanya menundukkan kepalanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. “Aku… Aku…”“Kau mencintainya, kan?”Jessie memejamkan matanya frustasi. “Ya….” Desahnya.Kali ini giliran Henry yang memejamkan matanya frustasi. Henry sudah curiga dengan kenyataan itu. Sudah sejak lama. Dan dia baru berani mengutarakan kecurigaannya hari ini. saat hubungan mereka sudah benar-benar berakhir.

  • Sleeping with my Friend   Bab 32 - "Dia cinta pertamaku"

    Menjelang pagi, Steve baru pulang.Sebenarnya, Steve ingin pulang ke apartmennya sendiri, tapi hatinya tidak bisa berkompromi. Ia terlalu khawatir dengan keadaan Jessie. Akhirnya Steve memilih pulang ke apartmen Jessie.Masuk ke dalam, Steve mendapati Jessie tertidur di sofa ruang tengah. Kakinya melangkah dengan sendirinya menuju ke arah Jessie, berjongkok di hadapan wanita itu, lalu mengamatinya.“Sial! Apa kau tidak bisa melihat keberadaanku, Jess? Bagaimana mungkin kau meminta suamimu untuk meniduri perempuan lain? Apa aku begitu tak berarti untukmu?”Steve menatap Jessie dengan tatapan penuh luka. Baru kali ini ada seorang wanita yang membuatnya sakit hingga seperti ini. baru kali ini ia merasa tidak diinginkan oleh seorang wanita. Kenapa harus Jessie yang melakukannya? Kenapa harus wanita ini yang menyakitinya?Steve tahu, bahwa sampai kapanpun, ia tidak akan bisa membenci Jessie. Wanita ini akan selalu menjadi wanita istimewa di

  • Sleeping with my Friend   Bab 31 - Emosi

    Setelah merasa cukup, Jessie memilih untuk segera mengajak Henry pulang. Hari sudah gelap, mungkin Steve akan khawatir terhadapnya karena belum pulang, atau mungkin sebaliknya, lelaki itu tak akan peduli dengan apa yang sedang ia lakukan.Masih saling berdiam diri, Henry mengikuti tepat di belakang Jessie. Membuat Jessie merasa nyaman, dan merasa lebih baik dengan kehadiran lelaki itu disekitarnya. Meski mereka tak melakukan apapun dan hampir tak membicarakan apapun, tapi kehadiran Henry cukup mengobati suasana hati Jessie yang sedang kacau karena kehadiran Donna Simmon.Setelah mematikan semua lampu dan mengunci butiknya. Jessie mengikuti Henry menuju ke arah mobil lelaki itu. Steve mungkin tak menjeputnya. Bahkan mungkin saja lelaki itu sedang sibuk dengan kesenangannya sendiri. memikirkan hal itu membuat Jessie kembali sedih.Astaga, kenapa jadi seperti ini?Percaya dengan Steve saat ini sudah menjadi hal yang sulit untuk Jessie. Pemikiran bur

  • Sleeping with my Friend   Bab 30 - Bertemu Donna

    Jessie masih tidak menyangka bahwa Henry akan datang kembali padanya setelah apa yang mereka bahas siang itu di apartmennya. Jessie mengira, bahwa Henry akan membencinya, dan menolak untuk bertemu lagi dengannya. Nyatanya, hati lelaki ini benar-benar seperti malaikat.Tadi Siang, Jessie cukup terkejut dengan kehadiran Donna Simmon, kekasih Steve, dan dan setelah wanita itu pergi, pikiran Jessie tak bisa lepas dari apa yang dikatakan wanita itu sepanjang siang di hadapannya.“Aku benar-benar tidak menyangka jika kau akan menggunakan cara selicik ini untuk mengikatnya, Summer!” Jessie melihat mata Donna yang penuh dengan kemarahan. Hingga detik ini, Jessie tidak tahu apa tujuan Donna datang kepadanya. Meski begitu, Jessie tetap menerima Donna sebagai tamunya dan mengurung diri mereka berdua di dalam ruang kerjanya.“Aku sendiri tidak mengerti apa yang kau maksud.”“Dengar, aku sudah tahu semuanya! Kau memb

  • Sleeping with my Friend   Bab 29 - Jatuh cinta?

    Menjelang pagi, Jessie bangung. Ia merasakan jemari Steve mengusap-usap perutnya dengan lembut, membuat Jessie dirayapi rasa geli yang bercampur dengan gairah.Astaga, semalaman mereka sudah bercinta dengan panas, tapi Jessie merasa masih kurang. Mungkin karena hormon yang mempengaruhinya. Tapi Steve seakan tahu apa yang diinginkan Jessie.Jessie bahkan sudah merasakan bukti gairah lelaki itu yang tegang menempel pada bagian belakang tubuhnya, membuat Jessie menggeliat dan menolehkan kepalanya ke belakang.“Steve, kau bangun lagi?”Steve tersenyum. “Tidak. Tidur saja. Aku ingin memeluk kalian.”Jessie sangat senang dengan kalimat terakhir Steve. Ia merasa sangat disayangi, bukan hanya fisiknya saja, tapi semuanya. Jessie memposisikan diri untuk tidur lebih nyaman lagi, dan tak lama, kesadarannya mulai menghilang.Pada saat itu, sama-samar Jessie mendengar ucapan Steve yang entah mengapa terdengar begitu manis dan memb

DMCA.com Protection Status