Share

Perpisahan

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2022-12-18 14:51:53

Arthur menatap lekat pada Hazen. Berharap mendengar jawaban yang positif dari gadis itu. Sudah 5 tahun berlalu dan tugasnya sudah selesai dia akan kembali pulang ke Indonesia.

Kebersamaan yang bersama Hazen selama 5 tahun tentu bukan hal yang sepele dan dia meminta gadis itu untuk ikut bersamanya dan menikah.

"Aku harap kau menjawab 'iya', karena aku tidak menerima penolakan!" kata Arthur tersenyum.

Namun tanpa diduga Hazen menggeleng pelan, "Maaf aku tidak bisa!" jawabnya yang sontak membuat senyum di wajah Arthur pun lenyap, berubah sendu.

"Tapi kenapa?" ucapnya tak percaya. Setelah sekian lama bersama, Arthur mengira akan mudah baginya meminta Hazen untuk menikah dan ikut bersamanya.

"Cukuplah aku menjadi kekasihmu di sini, tapi maaf aku tidak bisa ikut denganmu pulang ke Indonesia!" kata Hazen tersenyum tipis.

"Tapi kenapa? Kita sudah bersama-sama selama beberapa tahun ini, menikahlah denganku!" pinta Arthur lagi.

Hazen tersenyum, dia lalu mendekat pada Arthur.

"Aku mencintaimu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Kembali Pulang

    Arthur menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Matanya menatap ke luar jendela, dimana ada pemandangan alam Indonesia yang sudah bertahun-tahun tidak dilihatnya. Sejenak ia merasa sesak seolah oksigen yang ia hirup berbeda dengan negara yang ditinggalkannya beberapa jam lalu. Terasa lebih tajam dan menusuk membuat jantungnya terhenti untuk sedetik lalu. Semua kenangan dan kejadian bertahun-tahun silam seolah kembali membayanginya. Kepedihan dan harapan yang pupus untuk mempersunting gadis pujaannya. Lima tahun berlalu Arthur mengira itu akan lenyap seiring waktu, membuka hati pada Hazen dan menjalani hubungan yang baru di negeri orang. Tapi ternyata tetap saja, begitu kakinya menginjak tanah Indonesia kembali, semua itu seperti diputar kembali dan menjadi latar pikirannya selagi berjalan keluar dari bandara.Bram menjemputnya, sahabatnya itu tersenyum lebar dan melambai dengan semangat dari kejauhan. Dan mereka pun langsung saling berpelukan dan menepuk pundak satu

    Last Updated : 2022-12-21
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Mencari Arta

    Tak ada yang lebih menyakitkan selain melihat makam anak kita sendiri. Dan itulah yang dirasakan oleh Arthur. Jiwa seorang ayah yang ada pada dirinya seketika runtuh. Merasa menyesal namun tak guna lagi. Ingin rasanya ia memutar waktu dan memperbaiki semuanya, membawa paksa Lintang meski harus berhadapan dengan kekejaman Yasmin. Menikahinya dan membawanya jauh ke negeri orang, hidup berdua saja tanpa ada siapapun yang mengganggu, dan membesarkan anak-anak mereka dengan tenang.Namun tentu saja yang terjadi tak bisa diubah lagi, yang saat ini bisa ia lakukan adalah merangkul semua kenangan dan membangunnya kembali.Arthur berlutut di depan makam Layla, meletakkan setangkai bunga mawar di atasnya. Disentuhnya batu nisan itu, merasa sedih dan pilu karena hanya nama Layla saja yang tertulis indah di sana. Dia anak perempuannya, anak yang tidak sempat mengetahui siapa ayahnya."Aku akan mengganti nisannya segera!" Arthur menoleh dan melihat Candra datang mendekat. Pria setengah abad yang

    Last Updated : 2022-12-27
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Kesembuhan Lintang

    "Di luar kota?" kata Candra mengerutkan kening.Arthur mengangguk, "Saya akan pergi untuk beberapa hari ke sana," katanya."Tapi bahkan kami sudah menelusuri ke beberapa kota yang lain selama 5 tahun ini, dan hasilnya nihil!" kata Candra sedih."Mungkin saja kali ini saya lebih beruntung," ucap Arthur tersenyum tipis.Candra mengangguk mengiyakan, ia juga berharap besar pada Arthur. Sedang mereka berbincang tiba-tiba saja Candra terbatuk, awalnya hanya sebentar dan Arthur membantunya mengambil air minum. Tapi lama kelamaan batuknya malah semakin menjadi dan pria itu tertegun saat melihat saputangan yang digunakan untuk menutup mulut. Ada bercak darah di sana."Tuan harus segera memeriksakan diri ke dokter!" tukas Arthur sambil beranjak hendak menelpon dokter keluarga Adiwilaga untuk segera datang. Namun Candra menahan nya."Tidak usah, biar nanti Mira yang meneleponnya!" ucapnya dengan nafas terengah kelelahan.Arthur pun mengurungkan niatnya dn kembali duduk. Ditatapnya pria berusia

    Last Updated : 2022-12-27
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Lamaran Kedua

    "Hentikan! Lepaskan dia!" teriak Arthur dari balik jendela berjeruji besi itu. Dokter itu menoleh kaget, dan kebingungan."Dia sudah sadar! Lepaskan dia saya mohon, Dokter!" seru Arthur memelas."Tapi, Tuan -""Tolong, Dokter! Saya mohon!" kata Arthur lagi, ia lalu beralih pada Lintang. "Lintang, kamu bisa mendengarku? Sayang?" ucap Arthur menatap mata itu, ia yakin jika wanita itu sudah sadar.Semua orang yang ada di ruangan sana terdiam dan menatap Lintang, menunggu reaksi wanita itu.Lintang terdiam dalam tangis, ia memandang ke arah Arthur."Tolong, aku ingin mencari Arta bersamamu, Kapten!" ucapnya tersedu. Menangis sejadi-jadinya.Arthur menghembuskan nafas lega sambil ia berurai air mata. Ia mengangguk."Ya, Sayang, kita cari anak kita bersama-sama! Mari ikut aku!" Arthur pun semakin tergugu.***Beberapa saat kemudian, mereka berada di dalam ruangan perawatan normal. Candra juga turut hadir setelah sebelumnya Arthur memberitahunya, karena menurutnya sangat penting Lintang d

    Last Updated : 2022-12-29
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Arta Merajuk

    Arthur dan Lintang bergegas ke kota itu. Mereka merasa sedih menyadari betapa jauhnya Yasmin membuang Arta. Mereka marah namun kini entah harus pada siapa, karena Yasmin sendiri sudah tewas. Yang akhirnya mereka mencoba menerima keadaan dan memilih fokus membangun kembali hidup mereka. Arta dibuang ke sebuah panti asuhan kecil di pinggir kota itu. Yang membuatnya luput dari pencarian Bram dan Candra sendiri. "Apa benar ini alamatnya?" tanya Lintang dengan tak sabar. Mereka saat ini berada di depan panti asuhan itu. Arthur mengangguk yakin, ia segera membuka pintu mobil dan turun. Lintang mengikutinya kemudian.Panti asuhan itu terlihat sangat sederhana, banguan semi permanen menjadi tempat naungan anak-anak itu. Namun mereka terlihat sangat ceria, saling bermain di halaman. Selagi berjalan memasuki halaman menuju ke panti, Lintang tak kuasa menahan tangisnya. Matanya menatap satu persatu anak-anak itu, berharap menemukan sorot mata yang pasti dikenalnya. Arthur pun mengerti, dia

    Last Updated : 2022-12-29
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Raffa

    Hazen baru saja keluar dari bengkel saat tak sengaja menendang sebuah mobil-mobilan yang melaju menabrak kakinya. Ia pun menunduk dan melihat mobil berbentuk jeep itu terjungkal di trotoar. "Oh, maafkan anak kami! Apa kau terluka?" Hazen menolehkan kepalanya ke arah suara seorang wanita muda yang datang menghampiri. Tangannya menuntun seorang anak kecil yang memegang remot kontrol. Sejenak Hazen tertegun saat melihat mata coklat anak itu."Apa Nona terluka?" Pertanyaan itu membuatnya tersadar, ia pun memandang pada wanita itu."Ah, ya, aku tidak apa-apa," jawab Hazen mengulas senyum. Anak itu melepaskan diri dari tangan ibunya, dan bergegas mengambil mobilnya. "Apa itu rusak?" tanya Hazen ketika melihat kening anak itu berkerut seraya membolak-balik mainannya itu.Sekali lagi Hazen dibuat terpukau dengan sorot mata bocah laki-laki itu. Yang mendadak mengingatkannya pada Arthur. "Rodanya nggak bisa berputar, Ma!" ujarnya mengadu pada ibunya, suaranya terdengar lucu dan imut.Hazen

    Last Updated : 2022-12-31
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Hati Yang Membeku

    Arthur dam Lintang berjalan bersama menyusuri trotoar. Menikmati pemandangan jalanan bersalju di sekitarnya.Salju?Ya.Mereka tiba di negeri Paman Sam ini beberapa hari lalu. Lintang mendesak untuk pergi, begitu mendengar jika keluarga yang mengadopsi Arta tinggal di negara ini. Dan disinilah mereka sekarang."Hati-hati!" kata Arthur meraih pinggang Lintang dengan sigap manakala wanita itu terpeleset hendak jatuh karena sepatunya menginjak serpihan es.Lintang malah tertawa seraya memegang lengan Arthur. "Ini seru!" ujarnya terkekeh. Membuat Arthur menggelengkan kepalanya."Kamu seperti anak kecil!" komentar Arthur seraya mengacak rambut Lintang dengan gemas.Lintang mengerling, "Anak kecil ini yang manja sekali sama kamu!" balasnya.Arthur mendenguskan senyum sambil meraih kepala Lintang dan menciumnya.Mereka lalu duduk di sebuah bangku untuk beristirahat, tertawa bersamaan ketika menyadari mereka berjalan terlalu jauh dari hotel yang mereka tempati. "Rasanya masih seperti mimp

    Last Updated : 2022-12-31
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Dinginnya Salju

    Lintang dan Arthur tak ingin membuang waktu. Mereka segera melakukan penelusuran ke rumah sakit yang ada di kota itu. Berharap ada salah satu nama dokter Asia ada di jajaran nama dokter itu. Untuk mempercepat pencarian, mereka berpencar. Arthur memastikan GPS di ponsel Lintang berfungsi dengan baik, sehingga dia bisa menemukannya di manapun."Aku bukan anak kecil, Kapten!" keluh Lintang dengan sikap tunangannya itu. Arthur masih saja protektif terhadapnya."Sst, diam!" ujar Arthur menggerakkan tangannya di depan Lintang, "aku tidak mau kamu kesasar nanti!" lanjutnya seraya menahan senyum geli. Yang membuat Lintang langsung mencubit pinggangnya dengan gemas. Tapi kemudian mereka tertawa cekikikan bersama."Baiklah, hati-hati! Rapatkan jaketnya!" ucap Arthur, seperti melepas anak kecil yang hendak bermain di tengah salju.Lintang hanya memutar bola mata menanggapinya. Lalu melambai pergi ke arah lain berlawanan dengan Arthur. ***Arthur sendiri bersiap hendak pergi, ia berbalik ke ara

    Last Updated : 2023-01-03

Latest chapter

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 160. Pulang (Tamat)

    Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 159. Bertindak Tegas

    Dengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 158. Arthur Pulang

    Lintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 157. Candra Melemah

    Candra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 156. Lintang Pulang Tanpa Arta

    Bram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 155. Arta Pulang

    Arta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 154. Arthur Masih Lemah

    Pagi hari, Arthur sepenuhnya membuka mata. Kondisinya masih tampak lemah, namun setidaknya dia sudah bisa diajak bicara."Anda bisa menemaninya di sini, tapi tolong jangan mengajaknya mengobrol terlalu lama, beliau masih butuh istirahat!" kata Dokter memberi imbauan.Lintang pun mengangguk, dia mengerti kondisi Arthur saat ini. Meskipun begitu dia cukup lega karena suaminya sudah melewati masa kritis malam tadi.Dokter pun tersenyum kemudian berpamitan keluar dari ruangan.Alya dan Bram mengerti, mereka turut berpamitan dan memilih menunggu di luar dan membiarkan Lintang menemani Arthur sendirian saja."Selamat pagi!" sapa Lintang menyentuh tangan Arthur dengan lembut.Arthur yang saat itu masih terpejam pun perlahan membuka matanya, dia tersenyum melihat Lintang ada di sampingnya."Kamu di sini," ucapnya, suaranya setengah berbisik.Lintang menarik kursi dan duduk lebih dekat selagi memegangi tangan Arthur."Selamat datang kembali!" ucap Lintang seraya mencium tangan Arthur.Arthur t

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 153. Masa Kritis Berlalu

    Arthur mengalami lonjakan kondisi yang menegangkan, beberapa orang dokter berusaha untuk menolongnya hingga untuk beberapa lama ruangan itu pun tertutup dan tak terdengar apapun. Membuat Lintang yang menunggu di luar semakin tegang dan dipenuhi kecemasan tak terkira.Saat-saat yang menegangkan pun kemudian berlalu, dan suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang menunggu di luar seketika berdiri menyambut dokter yang keluar dari dalam sana."Bagaimana, Dok? Bagaimana suami saya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat?" Lintang langsung mengajukan beberapa pertanyaan, Alya berdiri di sampingnya dan mengusap bahu wanita itu untuk membuatnya tenang.Dokter tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia pun baru saja melalui saat-saat tegang mengurus pasiennya itu. Tapi kemudian raut wajahnya terlihat cerah."Tuan Arthur berhasil melalui masa kritisnya, dia baik-baik saja!" jawabnya.Lintang pun seketika meluruhkan bahunya dan menangis dengan penuh rasa syukur."Terima kasih, Ya Tuha

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 152. Kepanikan

    Arta tampak marah di kursi rodanya, dia menatap semua orang Lintang dan Alya dengan mata merah berair."Kenapa kalian menyembunyikannya dariku? Apa lagi hal yang kalian sembunyikan? APA?!" teriaknya histeris. Dia bangkit dari kursi rodanya, lalu dengan langkah hampir limbung berlari menjauh."Arta!" "Lepas!" sergah Arta pada Fala yang menangkapnya karena hampir terjatuh. Fala pun membiarkannya dan hanya bisa menatap anak itu berlari pergi ke arah lain."Mas, bagaimana ini?" kata Alya menghampiri Fala dengan wajah cemas.Fala memegang tangan istrinya itu, "Kita biarkan saja dulu, akan sangat kacau jika kita menahannya saat ini," katanya sendu.Lintang pun terdiam dalam tangis.Fala lalu menoleh pada Alya, "Kamu temani Lintang, biar aku yang mengawasi Arta," katanya, yang kemudian diangguki oleh Alya.Fala menatap Lintang sebentar sebelum akhirnya dia bergegas mengejar Arta. "Aku akan membantu mencarinya!" kata Bram, Lintang mengangguk setuju padanya.Bram pun berpamitan dan berlari

DMCA.com Protection Status