Usai melompat dengan gaya akrobat mereka masing-masing di udara, Zhu Lian, Luo Yan, Bangau Jambon dan Camar Putih kembali menapak di tanah. Baru saja Zhu Lian teringat akan perkataan kakeknya mengenai ilmu hitam, Camar Putih berkata. “Ada yang aneh dari makhluk tersebut …” “Ya, benar. Pancaran kekuatannya terasa dingin …” sambung Bangau Jambon. “Apakah kalian dibuat merinding oleh dia?” Luo Yan berusaha memastikan. “Sepertiya kita semua merasakan hal yang sama, bukan?” komentar Zhu Lian. Ketiga wanita yang bersama dengan Zhu Lian mengangguk-angguk kecil. Sebetulnya, Zhu Lian ingin mengungkapkan apa yang disampaikan kakeknya. Akan tetapi, dia masih termasuk pendekar petualang baru. Penyataannya bakal dianggap tidak valid. Selain itu jika ia mengatakan dirinya mengetahui hal tersebut dari kakeknya, rekan-rekannya itu pasti akan bertanya-tanya mengenai sang kakek. Sehingga, Zhu Lian memilih untuk bungkam. “Dia datang!” Bagau Jambon mengingatkan. Makhluk yang mirip dengan manusia s
Sangking geramnya, Zhu Lian sempat bersuara. Melayang tipis di udara, badannya berputar. Sedangkan pergelangan kakinya nampak telah dipenuhi pancaran sinar biru berpendar menjilat-jilat bagai api. Teknik Tendangan Halilintar Longma Level 10. Diajarkan sistemnya, selama ini Zhu Lian telah mendistribusikan poin aura spiritual yang ia dapatkan untuk memperkuat teknik-teknik yang ia peroleh dari Sistem Kesatria Langit. Contohnya pada level 10, teknik Tendangan Halilintar Longma akan menghasilkan Jurus Sambaran Petir Dari Balik Awan. Ia memperkirakan. Pada tingkatan tertentu dari teknik turunan, jurus lain akan terbuka. Tetapi sekarang, Zhu Lian hanya mengerahkan teknik dasarnya guna mengetahui. Sejauh apa kekuatan lawan. “Heaaah …!” Bhuast! Telapak kaki Zhu Lian mendarat pada sisi kanan wajah musuhnya. Tak ayal lagi, monster kadal humanoid misterius itu semakin terpental ke arah samping kirinya. Melayang di udara sejenak, makhluk itu jatuh tersungkur di tanah. “Kakek bilang jangan
Camar Putih yang agak cerewet berkata pada Luo Yan. Saat itu, dengan begitu santai ia bersandar pada bagian depan tubuh Zhu Lian yang membuka kakinya lebar-lebar. Sedangkan Bangau Jambon merebah, melepas lelah di pahanya. “Iya, Kak. Nyaman sekali, lho, bisa bermanja-manja seperti ini pada Kak Zhu Lian,” imbuh Bangau Jambon. Mendengar perkataan kedua pendekar wanita tersebut, Zhu Lian hanya tersenyum seraya melihat Luo Yan yang tengah sibuk dengan ponselnya. Tapi kemudian, dokter muda itu berkomentar. “Kalian menjadikan Zhu Lian layaknya sofa.” “Hahaha …!” gelak Bangau Jambon dan Camar Putih. Yang dibicarakan tetap tenang. Bagaimana tidak. Dengan tingkah dua kawannya itu saja, Zhu Lian sudah mendapat notifikasi dari Sistem Kesatria Langit. Presentase karismanya terus bertambah. Entah berapa presentase yang ia terima jika Luo Yan ikut bersandar padanya. “Tidak mengapa. Mumpung mantan kekasihku baru saja memutuskan hubungan kami. Jadi, aku adalah seorang pria lajang. Tidak akan ada
Itulah yang dipikirkan oleh Zhu Lian. Menjelang siang itu, ia sudah berada di Menara Nirwana. Dengan mantap, kakinya menapaki tangga menuju lantai 4. Ada beberapa pendekar dari sekte-sekte yang cukup dikenal turun naik di situ. Termasuk, mereka yang memiliki qi dan sekedar ingin ‘berwisata’ di Ether Realm lantai pertama. “Selamat bertualang, Kawan.” “Semangat, Sobat. Ini adalah hari yang cerah untuk berburu!” Sebagian dari para pendekar itu menyapa Zhu Lian walau mereka tidak saling kenal. Padahal terkadang, terjadi persaingan antara sekte tertentu. Terutama, mereka yang ada di tingkat menengah. Persiangan tersebut biasanya terjadi karena perebutan bahan tertentu, terutama lahan Kristal Pijar. Karena Menara Nirwana terdiri dari 7 lantai, semua hal yang berkaitan dengannya terdiri dari 7 tingkatan. Begitu pula sekte-sekte yang terbagi menjadi 7 kelas. Perkumpulan pendekar baru termasuk dalam kelas Prajurit. Satu tingkat di atasnya Pahlawan, kemudian Kesatria. Yang mulai dihormati
Entah Zhu Lian menyadarinya atau tidak. Makhluk yang berada di belakangnya sudah menekuk kedua tangan. Jari jemarinya yang memiliki kuku panjang hitam dan tajam merapat. Dia telah siap untuk menghujamkan kuku-kunya itu dipunggung Zhu Lian. “… hajar dia …!” seru Zhu Lian. Dengan cepat, ia melompat sembari membalikkan tubuh. Kaki kirinya telah diangkat dengan tertekuk, untuk melepaskan sebuah sepakan. Buagh! Telapak kaki Zhu Lian mendarat tepat di dada monster itu. Ketika terjadi benturan antara kaki dan tubuh makhluk itu, pancaran energi kekuatan spirtualnya yang mirip nyala api terpecah menyebar ke sekitar. Tak ayal lagi, makhluk misterius tersebut terpental melayang ke belakang. Sementara, pengerahan enersi spiritual Zhu Lian menyebabkan daun-daun kering hingga bebatuan kecil yang ada di sana melayang dari tempatnya. Sedangkan monster yang ia hajar melayang di udara. Tubuhnya mengenai beberapa pohon hingga tumbang. Zhu Lian menyadari. Kekuatan yang ia kerahkan tersebut terlalu
Mengumpat terlebih dahulu, Zhu Lian segera mengerahkan teknik Langkah Bayangan Angin dan mengikuti ke mana monster itu pergi. Ia berpikir. Makhluk-makhluk di Ether Realm dapat memangsa satu sama lain. Itulah mengapa, terkadang beberapa bahan yang seharusnya terdapat pada monster tertentu, malah ditemukan di antara sisa-sisa yang ditinggalkan monster lain. “Rantai makanan berlaku di sini. Makhluk macam begini pantasnya berada di puncak rantai makanan. Tetapi mereka bahkan tidak meninggalkan sisa apapun. Monster kelas roh saja memilikinya. Sebetulnya, masuk klasifikasi yang mana dia?” Terjadi kejar-kejaran antara Zhu Lian dengan musuhnya. Malahan, mereka sempat kembali bertarung singkat saja. Lalu monster itu kembali berhasil melarikan diri. “Tidak. Aku tak akan membiarkan makhluk dengan kekuatan ilmu hitam seperti itu berkeliaran bebas. Walau tidak menguntungkan -aku mulai mata duitan- dia harus dimusnahkan!” gumam Zhu Lian. Tetapi kemudian, Zhu Lian sempat terganggu dengan kemuncu
Seraya membalikkan badan, Zhu Lian berkata, “Aku sendiri tidak …”Seketika itu napas Zhu Lian terhenti di kerongkongannya. Tatkala, ia melihat dengan jelas wujud wanita yang tengah melangkah mendekat padanya tersebut.Selama dia bertualang, Zhu Lian menilai tiga kawan wanitanya cantik-cantik semua. Terutama, Luo Yan yang begitu manis. Tapi kali itu, dia melihat sosok yang lebih mengagumkan lagi. Mata sipit wanita itu besar, hidungnya mancung dan berbibir mungil.“Aku tidak tahu makhluk seperti apa dia itu, Nona. Dia memiliki aura roh, namun dua minggu yang lalu, aku bertemu dengan makhluk sejenis di lantai 3,” jelas Zhu Lian.Perempuan itu menyimak penuturan Zhu Lian, sembari berjalan melewati si tukang bakmi. Saat sang hawa melintas di hadapannya, Zhu Lian terkesiap. Wanita cantik itu mengenakan sebuah lencana emas putih bertatahkan batu rubi bentuk aksara Hanzi yang berarti: ‘seribu’.Emblem itu menandakan bahwa dia merupakan petinggi dari Sekte Thousand Rainbows. Yang merupakan, sa
Walau merasa grogi, Zhu Lian menurut. Ia mengulurkan sebelah tangannya pada Bai Lu. Dia berharap, lengannya tidak gemetaran akibat canggung karena akan disentuh oleh seorang perempuan jelita.Tanpa ragu, Bai Lu membalur kedua tangan Zhu Lian menggunakan salep yang memberikan sensasi dingin tersebut.“Apakah kau sudah makan atau perbekalanmu cukup, Zhu Lian?” tanya Bai Lu.“Ak-aku sudah makan dan aku rasa … perbekalanku memadai. Sebab, aku sendiri tidak bermaksud ada di sini sampai matahari tenggelam,” Zhu Lian menjawab seraya memperhatikan Bai Lu yang mengusap-usap permukaan kulit tangannya.“Ah, sykurlah. Aku ingin membalas kebaikan hatimu barusan. Tetapi aku sendiri tidak membawa apa-apa. Tambang milik ayahku hanya sekira setengah kilometer saja dari sini. Kalau saja kau mau menunggu, aku bisa mengambil makanan, minuman juga … upah untukmu.”Bai Lu berceloteh. Zhu Lian diam saja. Ia hanya bisa terus-terusan menatap wajah wanita itu. Merasa dirinya tidak ditanggapi, Bai Lu memandang
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks