Sepanjang hari ini dihabiskan oleh David di Badu Centre. Dia berbincang dengan cukup banyak orang hingga malam hari. Setelah keluar dari Badu Centre, David mengendarai mobil miliknya dengan sosok idolanya yang duduk di sampingnya. Mereka melaju menuju ke Hotel Kenanga.Aurel tinggal di sana, sehingga David berencana mengantarkan perempuan itu dahulu lalu pergi mencari adik sepupunya, Indah.“Pak David, terima kasih,” ujar Aurel penuh rasa terima kasih. Kalau bukan karena lelaki itu, Aurel yakin dia akan habis hari ini. Ada dua kemungkinan, yang pertama adalah dia harus menyerahkan dirinya pada Johan atau yang kedua dia tunggu kabar buruk yang menyerangnya besok.Aurel tidak ragu dengan kemampuan Johan dalam melakukan hal itu. Bahkan atasannya Aurel saja sangat takut pada Johan. Dia menoleh ke samping dan melihat wajah samping lelaki itu yang membuatnya tertegun. Dari segi ketampanan dan bentuk tubuh, David memiliki tingkat proporsional yang jauh di atas rata-rata. Apalagi lelaki ini di
KTV Gempita.Indah sedang mengurungkan dirinya di dalam toilet sambil menghubungi David. Seharusnya dia datang ke sini bersama dengan temannya untuk menghilangkan penat. Ternyata dia bertemu dengan beberapa kakak tingkatnya yang laki-laki hingga berakhir dengan bermain bersama di satu ruangan.Mendadak datang lagi beberapa orang yang aneh dan sepertinya tampak sangat dengan dengan kakak tingkatnya itu. Hingga akhirnya mereka bersepuluh berkumpul bersama dalam satu ruangan. Rata-rata orang itu tidak dikenali oleh Indah.Indah dan teman-temannya memutuskan untuk pergi, tetapi berkali-kali ditahan terus. Bagaimanapun mereka hanya perempuan lemah yang berhadapan dengan tujuh hingga delapan orang lelaki.Kalau para lelaki itu tidak membiarkan mereka pergi, maka Indah dan yang lainnya tidak akan bisa pergi dari sana. Hingga pada akhirnya dia dan teman-temannya memohon dengan susah payah dan akhirnya diizinkan kembali.Akan tetapi para lelaki itu meminta mereka masing-masing untuk menghabiska
Mendengar teriakan histeris Indah dari seberang telepon, membuat David tidak berpikir panjang lagi. Meski ada begitu banyak mobil di jalanan, dia melajukan mobilnya dalam mode balap.Satu per satu mobil tertinggal di belakangnya. Beberapa kali nyaris terjadi tabrakan tetapi berhasil dihindari oleh David dengan menggunakan tingkat mahirnya dalam mengemudi.Di Gempita KTV.Hendi tengah sibuk menggedor pintu kamar mandi karena Indah yang baru masuk tadi masih belum keluar. Seharusnya reaksi obat pada diri Indah sudah mulai jalan. Dia bersiap-siap untuk mendobrak pintu tersebut.Setiap memikirkan Indah yang begitu cantik akan menjadi miliknya membuat Hendi menjadi tidak sabar. Dia sudah membuat rencana yang matang untuk hari ini demi detik-detik sekarang ini.Setelah menggedor sebanyak beberapa kali dan pintu tidak kunjung terbuka, Hendi tidak ingin menunggu lagi. Dia langsung menendang pintu hingga terbuka. Melihat Indah yang tengah bertelepon membuat lelaki itu bergegas maju dan merebut
Namun semenjak dia ikut dengan bos nya ini, Pandu sudah belajar banyak hal. Ada banyak hal yang tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Sebagai orang yang terpandang, hal yang diselesaikan dengan kekerasan menjadi sebuah keputusan yang paling gegabah.Sekarang dia lebih suka menyelesaikan sesuatu dan mengendalikan lawannya dengan menggunakan identitas dan juga latar belakang. Contohnya seperti orang di depannya ini yang langsung berlutut meminta maaf begitu mendengar namanya.“Kalian juga kemari!” seru Pandu pada beberapa orang yang lainnya.Beberapa orang itu tampak mendekat dan berlutut bersamaan dengan Hendi. Kemudian mereka mulai menampar diri mereka sendiri. Hendi saja tidak berani menentang lelaki yang bernama Pandu ini, apalagi mereka?Beberapa menit kemudian, pipi orang yang berlutut tersebut tampak membengkak dan sudut bibirnya juga mengalirkan darah. Akan tetapi mereka masih belum berhenti. Kalau sampai Pandu yang turun tangan, sudah pasti bukan sekedar tamparan saja yang m
David membawa Indah dan ketiga temannya keluar dan baru menyadari kalau mobilnya hanya bisa ditumpangi oleh dua orang saja. Bagaimana dengan ketiga temannya?Hingga pada akhirnya David hanya bisa membawa mereka ke hotel terdekat. Sebenarnya dia berniat menyewakan satu orang satu kamar, tetapi ternyata mereka takut dan meminta tidur bersama. Setelah selesai mengurus mereka, David kembali ke kamar miliknya untuk bersih-bersih.Dia berbaring di kasur dan memikirkan apa yang baru saja terjadi. David merasa bersyukur karena adiknya baik-baik saja. Jika tidak, maka dia akan menyalahi dirinya seumur hidup. Kalau hari ini dia tidak bergabung dalam KMB dan kenal dengan Wanto, kemungkinan kejadian hari ini akan sangat sulit diselesaikan.David mengerti akan sesuatu bahwa dia harus menghabiskan banyak uang untuk berteman dengan banyak orang. Uangnya juga sangat banyak dan tidak akan bisa habis. Semakin banyak orang maka akan semakin banyak jalan. Siapa tahu kalau dia butuh bantuan seseorang seper
“Aku tahu sekarang ada banyak pertanyaan. Aku bawa kamu ke tempat yang tenang untuk ngobrol.”David membawa Indah ke tempat parkir KTV Gempita.“Masuk mobil,” kata David sambil mengeluarkan kunci kobil dan membuka pintu mobil.“Kak, ini mobil Kakak?” tanya Indah dengan raut terkejut.“Punyaku, masuk dulu,” jawab David yang masuk terlebih dahulu.“O-ok,” sahut Indah tergagap.David membawa Indah ke tepi pantai. Semua orang tampak melirik mobil mereka yang melintas di jalanan. Mobil-mobil lain menjaga jarak terhadap mobil mereka. Bahkan pada saat lampu merah juga seperti itu.Keduanya mencari tempat tenang di tepi pangai yang terdapat sebuah tiang besi di sana. Angin pantai berhembus dan menerpa mereka.“Indah, aku tahu masih ada banyak pertanyaan, tanyakan saja,” kata David sambil memandang jauh ke arah laut.“Kak, mobil itu punya Kakak?”“Iya, baru beli kemarin di Badu. Kedatanganku kali ini yang pertama untuk melihatmu dan yang kedua untuk beli mobil.”“Berapa harga mobilnya?”“160 mi
David dan Indah tiba di bagian tengah danau. setelah turun dari pesiar, seorang pelayan langsung membawa mereka ke lantai dua sebuah bangunan.David dan Indah masuk ke ruangan besar yang seperti berada di dunia yang berbeda. Ruangan itu memiliki luas sekitar 5000 persegi dengan dekorasi yang mewah. Cahaya lampu indah serta ratusan orang yang ada di dalam dan tengah membentuk kelompok untuk berbincang.Puluhan wajah baru yang begitu enak dipandang serta pelayan dengan tubuh aduhai tengah membawa minuman serta makanan dan berlalu lalang di dalam sana. Untuk pertama kalinya Indah datang ke tempat ini. Dia sedikit gugup sehingga menarik lengan baju David dengan perlahan.“Jangan takut, santai saja. Ambil saja apa pun yang mau kamu makan,” kata David sambil menenangkan Indah. Sebenarnya dia sendiri juga belum pernah ke acara seperti ini, dan sedikit merasa gugup juga.Akan tetapi setelah pemikiran bahwa dirinya juga konglomerat kaya, seharusnya dia tidak perlu gugup. Kedua orang itu memasuk
Setiap makanan yang ada di meja ini terlihat begitu lezat.“Wah, ini manis sekali!“Ini renyah sekali!”“Ini wangi sekali!”“Lembut sekali!”Indah terus mengambil makanan dan mencicipinya. Dia mengambil beberapa yang paling ia sukai dan diletakkan di piringnya.“Eh?” Indah melihat seseorang yang familiar tengah berlari.“Kamu Aurel?”Aurel tengah ngobrol dengan seorang artis senior dan tiba-tiba sebuah suara memotong obrolan mereka. Aurel menoleh dan mendapati seorang gadis berusia 20 tahunan.“Halo, aku Aurel!”“Wah! Kamu benar-benar Aurel?! Aku suka sekali dengan film kamu! Kita bisa foto bersama? Teman-teman aku semuanya menyukaimu!” kata Indah dengan raut bahagia.“Terima kasih atas dukungannya, aku pasti akan usahakan main di lebih banyak film lagi.”Mereka berdua foto bersama dan setelah itu Aurel pergi dari sana. Indah mengunggah foto tersebut di media sosial dan menuliskan, “Coba tebak dia siapa?”Setelah itu dia menyimpan ponselnya dan mulai mencari mangsa baru.“Eh? Dia bukan
Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-
Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa
Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun
Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat
“Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,
Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar
Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku
Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg
“Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me