Share

SSUM Part 21

Penulis: Firdawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 20:13:41

Bismillahirrahmanirrahim.

Aku yakin di luar sana, ia telah melabuhkan hati pada perempuan lain. Firasatku mengatakan begitu.

Tinggal menunggu waktu, semuanya pasti akan terbongkar. Bukti foto itu belum saatnya aku keluarkan, aku pasti akan mengumpulkan bukti sebanyak mungkin.

Biarlah malam ini ia tidur di kamar anak-anak. Aku juga tidak menginginkan keberadaannya di dekatku, bisa jantungan bila tidur di sisinya, emang ini yang aku inginkan. Tak perlu berusaha menghindar, dengan sendirinya dia menjauh dariku. Baguslah!!

Meskipun aku bersedia mengalah demi anak-anak. Tapi, tetap di kamar bersamanya, rasanya hatiku tidak siap. Apalagi bila harus tidur bersamanya. Justru ini lebih baik, dari pada menahan gemuruh di dada. Apalagi sampai ketahuan tidak bisa tidur. Bisa gede, kepala dia, mengira aku merasa bersalah telah bekerja tanpa seizinnya. Makanya tidak bisa tidur. Pasti yang ada dipikirannya.

Membayangkan dia memegang tangan perempuan itu saja, hatiku sudah sakit. Apalagi mengetahui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 22

    Bismillahirrahmanirrahim.Ya, Bu Ismi adalah pelanggan tetapku saban pagi. Anak lelakinya yang duduk di kelas satu sekolah dasar Harapan Bangsa itu hanya mau sarapan nasi uduk buatanku. Aku tersanjung dan terharu dibuatnya. Anak itu tidak mau ganti menu dengan bubur ayam atau nasi kuning layaknya bocah pada seusianya. Sarapan bervariasi maksudnya, bukan setiap hari hanya nasi uduk. Aku sangat menyesal karena telah mengecewakannya.“Maafkan Bu Ismi, aku sangat menyesal tidak bisa memenuhi harapan Farhan.”“Gimana sih Bu Arini, anakku sarapan pakai apa ini,” sela Bu Ismi kecewa serta cemberut.“Gini aja, coba ibu tawarkan telur dadar buatanku. Siapa tahu mau, masih aku ini yang masak.”“Apa tidak merepotkan?”“Telor dadar mah gampang Bu Ismi, tidak butuh waktu lama.” Ujarku menghiburnya.Suasana hening sejenak.“Aku tanya anaknya dulu ya,” jawab Bu Ismi sedikit tenang.Aku mengangguk lega, semoga Farhan mengerti. Aku beralih kepada pelanggan yang lain. Komen mereka sungguh membuatku men

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 23

    Bismillahirrahmanirrahim.Aku mendesah kecewa. Tidak bisa berbuat apa-apa. Kenapa sekarang Bang Jun jauh berbeda. Tidak lagi memprioritaskan kedua anaknya. Apa yang sebenarnya terjadi. Aku makin penasaran dengan info yang disampaikan Bu Anggun, jangan-jangan dugaan Bang Jun selingkuh bukan isapan jempol belaka. Aku harus menyelidiki sekarang juga. Mumpung ada ibu di sini, aku bisa minta ibu menjaga Nisa dan Dio. Sementara aku akan minta tolong Mita untuk mengantarku mengikuti Bang Jun.Yah, hanya Mita yang bisa aku andalkan di sini. Kami itu tak ubahnya, senasib seperjuangan. Meskipun sekarang aku masih berstatus seorang istri. Tapi apa bedanya, saban hari tak ada suami di sisiku. Mungkin sebentar lagi akan bernasib sama dengan Mita, sang suami digondol pelakor.Tidak membuang waktu lagi, aku segera meraih ponsel di nakas. Selagi Bang Jun berkemas, aku mengirim pesan pada Mita. Kusampaikan rencanaku sejelas mungkin, agar dia paham. Tidak mungkin memintanya melalui telpon atau video ca

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 24

    Bismillahirrahmanirrahim.Sekitar dua jam perjalanan. Terlihat mobil Bang Jun memasuki rumah mewah berpagar tinggi berlantai tiga. Rumah yang sangat terawat dan pastinya sangat nyaman tinggal di sana. Siapa yang tidak tergiur tinggal di rumah bak istana itu. Makanya bang Jun betah lama-lama tinggal dan enggan pulang. Aku yakin, itu tempat kerja Bang Jun. Hampir setahun dia kerja di sana, se kali pun Bang Jun tidak pernah mengajakku ketempat itu.Tidak adakah keinginannya untuk memperkenalkan aku pada majikannya. Atau dia malu mengenalkan ku pada keluarga ini. Entahlah. Pertanyaan demi pertanyaan hanya bisa kutelan sendiri.Mita segera menghentikan mesin motor tak jauh dari rumah mewah itu. Rumah itu ada di seberang, kalau motor kami mengikuti sampai ke depan pagar nanti ketahuan. Terpaksa kami berhenti di sini. Lumayan jauh sih! Tidak apa, daripada ketahuan dan membuat orang curiga. Tidak ada salahnya, bila sedikit lebih jauh. Demi keamanan, tentunya.Rumah mewah berlantai tiga. Ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 25

    Bismillahirrahmanirrahim.Sial, aku kehilangan jejak mereka. Mereka masuk kamar yang mana. Tidak mungkin aku mengecek satu persatu kamar itu. Pekerjaan yang melelahkan, iya kalau tidak ketahuan. Kalau ketahuan bagaimana? bisa dibawa ke kantor polisi. Habis sudah riwayatku, siapa yang akan menjaga Nisa dan Dio, bila aku dipenjara. Aku sangat menyesal tidak memastikan mereka masuk kamar yang mana dulu tadi sebelum mengecek wajah perempuan itu. Aku menepuk jidatku saking kesalnya. Bodoh! Benar-benar kelalaian yang merugikan.Bagaimana ini? Kini aku hanya bisa berdecak kesal. Terlanjur ke sini, sebaiknya aku pergoki saja perbuatan mereka. Meskipun harus memeriksa semua kamar. Hanya perlu hati-hati saja saat menggeledah, mudah-mudahan tidak ada yang memergoki aksiku. Semoga upaya terakhirku berhasil.Segera saja aku mencoba membuka pintu, siapa tahu tidak dikunci. Bang Jun barusan masuk, pasti belum sempat dikunci, hanya ditutup saja.Aku memutar gerendel pintu, dengan mudahnya tanganku

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 26

    Bismillahirrahmanirrahim.Aku memelankan langkah, mau tahu apa yang diperbuat perempuan itu, setelah suaminya memergoki aksi rendahnya itu. Penasaran saja sih, sebenarnya. Apa dia mau memaafkan istrinya apa tidak. Jadi aku punya pertimbangan lain untuk menerima perbuatan Bang Jun. Aku rasa semua pasangan pasti kecewa dan sakit hati, bila pasangannya itu menduakannya. Lelaki itu juga pasti terluka hatinya, karena merasa dibodohi oleh istrinya sendiri. Saat dirinya sibuk bekerja untuk membiayai semua kebutuhan rumah tangga, istrinya sibuk dengan lelaki lain. Siapa yang sanggup memikul ujian yang begitu berat. “Pa, maafkan Mama, Mama khilaf. Mama janji ini tidak akan terjadi lagi.” Rintih perempuan itu menyayat hati.“Apa kamu bilang? Maaf, khilaf, kamu tidak salah bicara!” seru pria itu berjengit kaget. “Mana mungkin aku bisa memaafkan perbuatan rendahmu itu.” Tampik sang pria murka. Dadanya turun naik menelan pil kekecewaan yang begitu besar.Benarkan dugaanku, lelaki itu pasti mara

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 27

    Bismillahirrahmanirrahim.Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini tiga bulan sudah terlampaui, semenjak aku memergoki perselingkuhan Bang Jun waktu itu. Saat itu juga, ia tidak pernah datang menampakkan diri dan pulang ke rumah. Aku memang tidak mengharapkan kehadirannya. Untuk apa, bila hanya menggoyak luka lama. Aku juga tidak berniat untuk membalas dendam padanya, biar saja Allah yang menghukum perbuatannya. Aku hanya kasihan dan harus mengarang cerita bohong pada Nisa dan Dio yang selalu menanyakan ayahnya. Aku juga tidak mungkin bilang dan terus terang, kalau ayahnya tidak akan pernah kembali. Itu bisa saja melukai hati mereka. Biarkan mereka tahu, ayahnya sedang sibuk bekerja mengumpulkan uang demi masa depan mereka. Apa aku salah membohongi mereka? Tidak! Tentu saja tidak salah. Mereka belum cukup umur untuk mengetahui kebenarannya. Aku selalu percaya dengan takdir Allah. Semua yang terjadi padaku, tentu tidak lepas dari takdirnya. Tidak perlu membalas dendam karena itu a

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 28

    Bismillahirrahmanirrahiim.“Jangan khawatir, aku paham kok. Aku juga punya teman persis kayak kamu, tidak mau bersalaman dan bersentuhan dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Bahkan ada yang bilang, perempuan yang seperti itu adalah perempuan sok suci. Meskipun banyak di luar sana gadis yang tanpa tahu malu bergelayut manja pada lelaki yang jelas bukan suaminya. Aku salut, kamu tidak terpengaruh."“Terima kasih.”“Sama-sama. Maaf aku harus pergi sekarang.” Aku mengangguk melepas kepergian lelaki itu. Pandanganku terus mengarah ke punggung lelaki berdasi itu, sampai ia hilang dari pandangan.“Cie, cie yang sedang kesemsem.” Goda Mita cekikikan.“Lagi kasmaran ya Bu, dipandangi terus, sampai berharap, bayangannya jangan ikut hilang,” goda Mita terkekeh ringan.“Eh ah, enggak kok, apaan sih! Kamu ngawur aja,” tangkisku dengan muka bersemu merah. Aku kayak anak ABG saja yang sedang dimabuk asmara.“Udah ngaku saja, kentara gitu kok mukanya, mana bersemu merah lagi, bak kepiting rebus!” kem

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 29

    Bismillahirrahmanirrahim.“Ayah!” teriak Nisa dari ruang tamu.Aku yang sedang berada di dapur terkejut mendengar teriakan Nisa. Benarkah Bang Jun pulang, setelah sekian lama. Berani juga dia datang menampakkan batang hidungnya di sini.Tidak ada keinginanku untuk menemui pria itu, mending mengintip saja dari sini, bisikku dalam hati. Hatiku terlanjur sakit, perselingkuhannya, meninggalkan luka mendalam dalam hati. Tidak bisa secepat ini untuk move on. Melihat wajahnya saja membuat sakit hatiku makin terasa. Sebaiknya aku tidak bertemu dengannya. Dengan langkah pelan, aku berusaha lebih dekat dengan Nisa, supaya bisa mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.“Akhirnya ayah pulang juga, ayah kemana aja sih! Kok baru pulang sekarang?” rengek Nisa manja seraya memeluk lelaki itu dengan perasaan teramat bahagia. Ya Tuhan, betapa Nisa sangat merindukan ayahnya. Betapa pelitnya bang Juna, aku tidak pernah menampakkan di depan anak-anaknya. “Maafkan ayah Nisa, ayah banyak pekerjaan. Mak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13

Bab terbaru

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 49

    Bismillahirrahmanirrahim.“Kenapa ya Mit, Bang Juna melakukan ini padaku.”“Tentu saja ia ingin hidup enak denganmu. Sejarah, sekarang ini kamu wanita karier berpenghasilan besar. Tentu rugi bagi Juna itu berpisah denganmu."“Tapi, apa harus dengan cara mengambil paksa Nisa dariku, sehingga membuatku urung bercerai darinya. Itu membuatku semakin ilfil dan benci padanya.”“Jangan heran, uang bisa mengubah perilaku orang Rin, termasuk suamimu itu.”Aku mengangguk menanggapi perkataan Mita, ada benarnya juga sih. Aku tak heran, sejak ibu tahu aku memiliki usaha kafe itu, sifatnya mulai berubah. Percuma ibu mengambil hatiku sekarang, karena sudah tidak ada gunanya. Ibarat kata orang, sudah terlambat. Hatiku terlanjur sakit dan mati rasa.Suasana hening sejenak, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.“Eh Arini, aku ada ide. Bagaimana kalau sementara ini, kita biarkan saja Nisa tinggal sama ayahnya. Paling juga tidak bertahan lama, sejarah lelaki itu pasti akan terbebani dengan mengurus N

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 48

    Bismillahirrahmanirrahim.Hampir setengah jam aku berdiri terpaku di depan mobil, namun Nisa tidak kelihatan juga batang hidungnya. Kenapa lama sekali anak itu muncul, apa ia sedang menangis lagi di kelas? Kayak waktu itu, batinku dalam hati. Sementara anak-anak yang lain sudah pulang dari tadi. Sekolah juga sudah mulai sepi. Aku jadi khawatir dibuatnya. Salahku juga sih tadi, datang terlambat. Bukan disengaja, tapi saat akan berangkat, Dio ingin pipis lebih dulu. Aku hanya telat 10 menit, kok bisa-bisanya Nisa tidak ada di sekolah. Aku semakin gelisah tak karuan.Apa Bang Juna yang menjemputnya lalu membawanya kabur. Kepanikan melandaku sesaat. ‘Ya Allah lindungi anakku.’ Bisikku dalam hati.Dengan langkah cepat seakan hendak berlari, aku meluncur ke gerbang sekolah. Lalu terus berjalan menuju ruang kelas, sesampainya di sana ruangan itu kosong melompong tanpa penghuni. Terus Nisa di mana? Tidak ada siapa pun tempat untuk bertanya. Aku beralih ke ruang guru dan menanyakan keberadaa

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 47

    Bismillahirrahmanirrahim.Hari demi hari terus berganti, tak terasa tiba saatnya bagiku melakukan tes DNA ulang terhadap bayi Mbak Zara dan Bang Juna. Aku sendiri yang turun tangan, biar lebih yakin. Supaya tidak ada lagi kecurigaan dan keterangan yang berbeda. Jangan sampai kali ini ada kekeliruan. Itu tidak akan kubiarkan terjadi, kudu hati-hati.Setengah jam yang lalu, aku telah berada di sini. Memastikan semuanya berjalan lancar. Mbak Zara juga sudah aku beritahu, sekalian sharelok tempat tes dilaksanakan. Begitu juga dengan Bang Juna. Pasangan yang bertolak belakang itu kini seperti orang kayak musuhan saja. Padahal sebelumnya mereka telah melewati malam yang dingin untuk saling menghangatkan.Apa salahnya mereka membesarkan bayi itu dengan kasih sayang yang melimpah seperti layaknya orang tua lain pada anaknya. Bukan mengingkari keberadaan bayi itu, seperti yang dilakukan Bang Juna. Habis manis sepah dibuang, begitulah ibarat peribahasa. Aku datang lebih awal dibandingkan yan

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 46

    Bismillahirrahmanirrahim.“Beberapa hari yang lalu, saat jemput Nisa di sekolah. Aku tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan seorang perempuan yang mengatakan bahwa aku ini, wanita yang tidak pandai berterima kasih, sudah ditolong malah sok jual mahal. Kalau boleh tahu, apa maksud perkataanmu waktu itu ya.” Arini memandang tak sabaran perempuan di depannya dengan rasa kepo tingkat tinggi. Wanita itu terdiam. Tak menyangka mungkin akan bertemu denganku di sini. Apalagi dengan pertanyaan to the poin yang aku lontarkan. Waktu itu jelas sekali mukanya tampak marah dan kesal. Apa ia tidak salah orang? Bagaimana bisa perkataannya itu dialamatkan padaku. Apa salahku? Jadi wajar bukan? Kalau aku bertanya. “Bisa jelaskan! Biar aku tidak kepikiran.” Sambungku lagi karena wanita ini tetap bungkam tanpa berkomentar apa pun. Sedangkan aku, sudah tak sabaran ingin mendengar langsung penjelasannya.Dret, dret.Tiba-tiba ponsel wanita itu berbunyi. Tanpa menjawab pertanyaanku, wanita itu langsu

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 45

    "Baiklah, jika itu yang kamu mau. Kita lakukan tes ulang, di mana tempatnya?" ucap ibu yakin. Tidak terlihat gentar dan takut, bila hasilnya tidak memihak padanya. Ibu sangat percaya diri nampaknya. Gantian aku yang gelisah, akibat terlanjur berjanji akan menerima Bang Juna seutuhnya bila hasil tes itu negatif. Sedangkan aku sangat berharap kali ini hasilnya positif. “Oh iya mengenai tempat tesnya biar ibu yang cari, kamu sangat sibuk, tentu tidak mungkin sempat—“ perkataan ibu langsung aku potong begitu saja. “Tidak Bu, tempat tes sudah aku tentuin. Pagi hari sebelum ke sana, aku info in tempatnya.”“A-apa,” tanya ibu terbata-bata.“Iya Bu, mengenai tempatnya ibu tidak perlu repot, aku sudah ada tempat untuk itu.”“Di mana?”“Pada hari H, aku akan sharelok ke ibu atau Bang Juna,” kataku datar.“Apa tidak bisa sekarang?”Aku menatap sejenak perempuan yang ada di hadapanku. Apa katanya tadi, minta share tempatnya sekarang? Yang benar saja, mana mungkin aku kasih tahu saat ini. Bisa-b

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 44

    Bismillahirrahmanirrahim.Dengan kedua bukti di tangan, aku pergi sendiri ke rumah sakit, membuktikan keabsahan kedua surat itu. Untung Pak Andra memberitahuku tempat yang bisa dipercaya dan tidak mudah termakan sogokan.Sesampainya di sana, betapa terkejutnya aku. Katanya kedua surat keterangan itu sah tanpa ada pemalsuan. Kok bisa anak yang dilahirkan itu memiliki dua hasil tes yang berbeda. Rasanya kok aneh, siapa yang bisa aku percaya sekarang? Mbak Zara atau Bang Juna. Mereka berdua menunjukkan bukti yang benar.“Tidak salah apa yang dokter sampaikan, jadi kedua surat keterangan itu sah, bukan hasil rekayasa.”“Tentu saja kedua surat keterangan itu sah. Saya bisa pastikan tidak ada kekeliruan dari hasil tes itu.” Jelas Dokter seraya tersenyum ramah.“Itu tidak mungkin Dok? Satu anak memiliki dua hasil tes yang berbeda.” Ucapku menyangsikan keterangan yang dokter berikan.Dokter itu nampak mengernyit bingung, seraya berpikir.“Begini saja, tolong ceritakan lebih detail mengenai du

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 43

    Bismillahirrahmanirrahim."Kabar ibu baik Nak, kabar kamu sendiri gimana? kabar cucu ibu--" ibu berhenti bicara, air matanya menetes tanpa dapat dicegah.“Alhadulillah kabarku baik, Kenapa Ibu menangis?”“Ibu kangen dengan cucu ibu, sejak kamu pergi waktu itu, ibu tidak bertemu dengan Nisa dan Dio lagi. Kamu juga tidak datang mengunjungi Ibu. Kenapa? Kamu masih marah pada Ibu dan Juna."Aku tersenyum seraya menggeleng, "Tidak bu, yang lalu biarlah berlalu. Lagian Nisa dan Dio baik-baik saja kok Bu, jangan khawatir.”“Alhamdulillah! Syukurlah! Ibu percaya kok sama kamu. Kamu pasti bisa mengurus mereka dengan baik."“Ada apa ibu datang ke sini?”“Maafkan ibu Arini, ibu tahu ibu banyak salah padamu. Ibu berharap, hubungan kalian bisa diperbaiki. Kini Zara telah melahirkan anaknya. Seperti yang kamu bilang dulu, jika Juna bisa membuktikan kalau anak yang dikandungnya bukan anak Juna, kamu bersedia menerimanya kembali. Sekarang Juna juga telah berubah menjadi lebih baik. Apa ada kemungkin

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 42

    Bismillahirrahmanirrahim.“Baiklah! Kamu boleh pergi, tapi pergi sendiri. Abang tidak izinkan kamu bawa Dio dan Nisa.”Apa? Apa katanya?Aku pergi sendiri? Tidak boleh bawa Nisa dan Dio, yang benar saja.Mana bisa aku hidup tanpa mereka, merekalah penyemangatku. Demi merekalah aku rela membanting tulang selama ini. Kalau bukan demi mereka, tidak akan kulakukan pekerjaan itu. Seenaknya saja Bang Juna melarangku membawa anak-anak. Dasar lelaki tak punya hati, seenak perutnya saja bicara.Sekarang apa yang harus kulakukan, aku terduduk diam di tepian ranjang. Tinggal terpisah dengan kedua buah hatiku, membuatku tidak sanggup membayangkannya. Apa aku batalkan saja pergi dari rumah ini? Langkah apa yang harus aku tempuh. Aku bingung ya Allah, beri aku petunjuk dan jalan keluarnya.Aku tidak pernah membayangkan Bang Juna akan bersikap kekanak-kanakan begini. Tau begini akhirnya, menyesal aku terima dia kembali. Aku hanya bisa menarik napas panjang menahan kekesalan di hati.Sejenak aku berp

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 41

    Bismillahirrahmanirrahiim.Sore itu, sepulang dari melihat apartemen bersama mas Syafiq, aku disambut Bang Juna dengan kecemburuan tiada habisnya. Bahkan dia menuduhku yang tidak-tidak. Apakah begitu gaya orang yang selingkuh, untuk menutupi belangnya, sekarang malah berbalik menuduhku selingkuh. Jadi tak ubah selingkuh, teriak selingkuh. Entahlah, aku malas memikirkannya, mumet kepalaku jadinya.Masalahku saja sudah cukup rumit, yang perlu ditangani segera. Mana ada waktu memikirian tuduhannya. Biarkan saja dia mau bilang apa, yang penting aku tidak melakukan seperti yang ia tuduh. Mita belum lama ini mengadu, kalau uang pendapatan terus merosot tajam. Siapa yang berani melakukan tindakan penggelapan uang pendapatan kafe. Ini harus aku selidiki lebih jauh, tak bisa dibiarkan begitu saja. Bisa jadi usaha yang baru aku rintis merugi, bila tidak diselidiki dengan cepat.Bang Juna terus saja minta penjelasan.“Apa maksud perkataan Abang? Abang menuduhku selingkuh dengan pria tadi, benar

DMCA.com Protection Status