Kisah Mereka Yang Diumpan Mafia
(Bagian Kedua)
Sesal itu datangnya selalu belakangan. Semua tersangka yang ditangkap BNN juga menyatakan penyesalan yang sama. Kalau saja saya tidak ini, tidak itu, pasti saya nggak akan begini. Niman menyesali setiap keinginan dan cita-citanya bekerja jadi housekeeping hotel di Kuwait Uni Emirat Arab (UEA), hingga memaksanya mencari penghasilan tambahan agar ia bisa mengumpulkan biaya ke agen Perusahaan Jasa Tenaga Kerja (PJTKI).
Ia juga tak percaya, bibinya menjerumuskannya ke keadaan ini. Pekerjaan ini ia dapatkan dari bibinya. Duduk meringkuk, bertopang tangan di lutut yang tertekuk, lalu ia membenamkan wajahnya di kedua telapak tangan yang terbuka menutupi wajahnya. Niman berada di sudut ruangan. Di sebelahnya ada adiknya, Erwin, berusaha menghibur kakakya.
‘’Urang hayang gawe ke Kuwait, henteu terang yen urang gawe dina penjara. Ieu kumaha, Erwin? Hampura Erwin (Sa
Kisah Mereka Yang Diumpan Mafia (Bagian Ketiga) Sore yang ramai di Bandara Soetta. Pukul 15.00. Nana, pekerja back packer, rekrutan dari lowongan kerja di f******k, dihentikan oleh petugas Bea Cukai. Hasil pemindaian di mesin x-ray atas barang bawaannya, dua lukisan kaligrafi berbingkai panel kayu mengandung barang terlarang, narkoba. ‘’Anda kami tahan. Bersama barang bawaannya,’’ ‘’Handphone saya Bapak tahan juga?” ‘’Iya. Itu ada di ruangan atasan saya. Nanti akan diserahkan ke petugas BNN,’’jelas pria botak berseragam setelan biru tua bertuliskan bea cukai itu. Nana, perempuan berusia 32 tahun ini tengah kebingungan dan panik memikirkan anak-anaknya. Ia ditahan di ruangan Bea Cukai telah tiga jam lamanya. Tak paham apa yang terjadi padanya, ia menanyakan nasib keberadaannya ini akan diapakan. ‘’Memangnya saya nggak boleh pulang ya, Pak? Atau kasih kek ha
Bab LIX Awal Sunset Para Mafia Inilah awal dari masa kehancuran para mafia. Sepak terjang mereka memasuki masa sunset. Fira duduk di atas karpet plastik di space tengah ruang IT, bersama perempuan lainnya yang tak ia kenal. Mereka semua tidur ngumpul bak ikan pindang, hanya dia yang melek semalaman. Masih ada efek sabu yang ia pakai kemarin. Mukanya tegang, kekencengan. Tak sedikitpun kantuk tergurat di wajahnya. Ia hanya memikirkan nasib Bastian yang menunggunya di hotel Le Meredien merayakan ultah Bastian yang ke 21. Ia tadinya hanya berpamitan sebentar meninggalkan pacarnya ini untuk menemui seseorang. Nggak tahunya, sampai dua hari, ia tak ada kabar. ‘’Anjing....sialan, bangsat. Gue kegep (bahasa gaul, baca: ketangkep),’’Fira menyumpahi situasi yang tengah ia alami. Sedari tadi malam, dia tak bisa tidur. Pagi ini, ia dipanggil pagi-pagi jam 06, untuk menjalani tes urine, rapid tes. Hasil tes urine men
Terkuaknya Asal Usul Uang Gampang Rita mengingat jalanan panjang yang pernah ia lalui menuju Bandara Soekarno Hatta, dengan menyelamati bye-bye kemiskinan pernah ia ucapkan tiga tahun lalu. Ketika itu ia perdana melakoni profesi baru pasca pensiun dari pekerjaan meregang selangkangan. Profesi baru itu ia namai : Selamat Tinggal Kemiskinan. Ia bekerja menjadi kurir koper menerbangi Jakarta-Rio de Jenairo, Brazil. Kini ia melihat nasib orang-orang yang ia tawari pekerjaan Selamat Tinggal Kemiskinan itu. Semuanya terperosok ke dalam jurang kematian kemakmuran alias lorong kemiskinan yang paling dalam di muka bumi ini, P-E-N-J-A-R-A. Selama perjalanan 4 Jam dari Plumbon Cirebon ke Jakarta Cawang, benak Rita penuh dengan ketakutan. Jika ia tak paham ketakutannya ini tentang apa, berjalannya waktu nantinya akan memberi tahu dia, bahwa profesi bye bye kemiskinan itu menuntunnya untuk memasuki lorong kemiskinan yang paling dalam di
Simpul Kemiskinan, Uang setan dimakan Jin Pagi ini, Rita mendapati dirinya tak bisa mengelak dari kejahatan rekruitmen kurir yang ia lakoni. Profesi selamat tinggal kemiskinan yang ia percayai telah membuat dia hidup mulia, kaya raya tak lagi dengan meregang selangkangan itu kini menjadi boomerang buatnya. Salah satu kurir yang direkruitnya tak sengaja bertemu muka dengan dia. Pemanggilan penyelidikan Yati dan pamannya Bang Anto di mulai pagi itu, pukul 09.00 di ruang penyidik I, gedung belakang. Sementara Pemanggilan penyelidikan untuk Rita, Nana dan Fira juga jatuh di jam yang sama, di ruang penyidik III. Lokasi ruang penyidik satu dan tiga ini berada di gedung yang sama. Tanpa sengaja mereka bertemu di sana, saat menunggu dipanggil masuk bertemu polisi penyidik masing-masing. ‘’Paklik, itu bukannya Bu Rita, bos kita?” Tanya Yati ke Bang Anto, pamannya. ‘’Yang mana?” ‘’Itu yang duduk di bangku di belakan
Suasana Awal di Sel Tahanan Pemindahan tangkapan baru kelompok Niman-Erwin, Bibi Ria, Abah Engkus, Udin, dan Julinar ke sel tahanan BNN digelar tepat seminggu setelah kelar masa penyelidikan. Proses pemindahan itu diawali dengan pengambilan sesi foto full body, tampak depan dan tampak samping dengan membawa plakat triplek bertuliskan T-A-H-A-N-A-N. Pemindahan ini dilakukan setelah para tersangka berstatus resmi menjadi tahanan BNN. Sejak itu, setiap proses interogasi yang mereka alami berubah nama menjadi penyidikan. Sementara seminggu pertama pasca ditangkap, jika mereka diinterogasi polisi, itu namanya proses penyelidikan. Mereka dipisahkan menurut jenis kelamin. Tahanan dengan jenis kelamin pria dimasukkan ke ruang tahanan pria, demikian juga dengan tahanan wanita dimasukkan ke ruang tahanan wanita. Malam itu, pukul 19.00 mereka di pindahkan ke sel tahanan. Selama perjalanan 200 meter dari gedung utama lantai lima ke sel tah
Review dan Rewind Luka Lama Pagi itu, di Balikpapan, di kantor cabang holding perusahaan tempat Olive bekerja, PT Perwamina. Di sana, digelar rapat bersama pihak kantor pusat dan stakeholder dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur, dengan topik Rapat Koordinasi Pemeriksaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dari kegiatan pengembangan lapangan migas Semerah. Topik rapat ini ngeri-ngeri sedap, mengingat hasil anasila pemeriksaan UPL dan UKL 70 sumur migas baru di lapangan Migas Semerah akan dibacakan. Olive dan Tubagus hadir mewakili anak perusahaan yang akan menghandel transportasi dan pemasaran migas. Terutama terkait dengan pemboran 70 sumur migas, pembangunan satu fasilitas oil plant, penambahan pipa flowline Ø4 inch sepanjang 3.600 meter, pembangunan power plant dan fasilitas penunjang lainnya berupa penambahan kapasitas terpasang mini plant, dan pembangunan sam
Jaring Dibentangkan, Terperosok Ke Sumur Maut Dua minggu masa penahanan Rita di BNN, mengkondisikan perempuan ini jatuh ke lubang sumur maut yang gelap, dengan bau gas mematikan. Aroma awal dari peta gambaran kasus hukum yang ia alami ini, aura dan aromanya berbau kematian. Meski penyidik belum memberi penjelasan tentang ini, ia diajari oleh seorang napi kawakan yang kembali diangkut BNN dengan tuduhan ada kasus baru. Tersangka Rita Anastasia, 27 th, ibu rumah tangga mantan penari streaptease diskotek, teridentifikasi oleh team penyidik terpadu BNN berkaitan dengan kejahatan 25 kurir sabu dengan total barang bukti 105 kg sabu-sabu, selama periode satu bulan ini. Posisi Rita sebagai otak kejahatan atau pengendali masuknya narkoba ke Indonesia. Meski mulutnya tak bersedia mengaku, seluruh kurir yang tertangkap membenarkan bahwa perempuan ini adalah orang yang memberangkatkan mereka ke luar negeri, Malaysia dan Timor Leste.
Memasuki Medan Pertempuran Ranah Hukum Suara gaduh amukan memenuhi apartemen tempat Rita tinggal. Refan mananta, Suami Rita yang adalah suami orang itu mengamuk di rumahnya. Amukan Refan membangunkan pembantu yang bekerja di sana. Prang!!! Gubrak!!! Disusul teriakan kencang . ‘’Sialan! Gue dibikin repot!” Bunyi benda-benda keras sedang ditendang. Barang-barang jatuh berhamburan. Mba Atik mendengar bunyi-bunyian gaduh di kamar majikannya. Padahal, majikannya sedang mendekam di kantor polisi. Ia buru-buru keluar dari kamarnya, mencari tahu sedang ada apa. Ia kaget, suami majikannya sedang mengamuk di kamar istrinya. ‘’Bapak, maaf ini saya Mba Atik. Bapak kenapa kok banting-banting perabot Ibu?” Mendengar sapaan seseorang dari balik pintu, Refan yang tegang urat leher dan sekujur otot tubuhnya itu, meredakan emosinya. Ia memang tengah mengamuk mencari tempat penyimpanan ekstasi. Ia tahu biasanya Rit