Beranda / Romansa / Si Mesum Jatuh Cinta / 103. Kenapa Kau Melupakanku Shean?

Share

103. Kenapa Kau Melupakanku Shean?

Penulis: Linilini
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tap… tap.. tap…

Fehmeed berjalan mendekati Zeera dari belakang. Tidak ada yang tahu kalau itu Fehmeed, baik Saga maupun Zeera. Zeera juga sedang fokus merasakan angin dan melihat pemandangan.

‘Dulu, aku dan Shean sering ketaman. Dia selalu menggodaku dengan bicaranya yang nakal. Tapi sekarang… aku datang ketaman dengan orang lain.’

“Hah..” Zeera menghela napas.

“Zeera..”

“Iya?” Zeera menoleh kebelakang dengan cepat.

Zeera terkejut melihat orang yang memanggilnya dari belakang.

“Shean…?” panggilnya. Dia menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangannya.

Pria yang dipanggil dengan Shean itu mengernyitkan dahinya. Nama yang tidak asing ditelinga.

Fehmeed tidak melakukan apa-apa, tapi sepasang mata Zeera sudah berkaca-kaca seakan sebentar lagi akan menangis.

“Kenapa anda menangis?” tanya Fehmeed merasa bersalah.

“Hiks… hiks… Tidak… aku.. hhikss… tidak apa-apa,” Zeera akhirny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miss Ziza Ziza S
......................................................................................................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Si Mesum Jatuh Cinta   104. Kamu Adalah Shean, Suamiku

    Fehmeed memberi waktu pada Zeera untuk menangis sampai dia puas. Jujur saja, didalam hatinya juga terasa perih mendengar wanita yang disampingnya menangis. Dia ingin melakukan sesuatu untuk menghentikannya, tapi masih ragu. Keraguan yang menimbulkan kesalahpahaman untuknya dan orang lain. Beberapa saat kemudian, tangisan Zeera mulai reda. Dia mengeluarkan tisu yang selalu dibawa dalam kemasan kecil didalam tasnya untuk mengusap wajahnya yang basah. “Haahhh… hhuufftthh…” Zeera menghela napas, menarik napas, dan menghela napas lagi. berusaha untuk tegar dan tenang. Tidak ada yang bisa dilakukan Fehmeed selain diam. “Maafkan saya,” ucap Zeera membuka obrolan. Fehmeed melihat Zeera, “Tidak, tidak apa-apa. Saya yang salah membuat anda menangis.” “Apa Anda sudah merasa baikkan?” tanya Fehmeed, Zeera mengangguk sambil mengusap hidungnya. Tidak ada obrolan untuk beberapa menit, mereka sama-sama diam. Fehmeed takut bertanya lagi, takut kalau wa

  • Si Mesum Jatuh Cinta   105. Foto Profil Zeera dan Shean

    “Ada apa? Kenapa kamu menangis?” Fehmeed panik. “Fehmeed, saya… sakit, hiks… hiks… saya nak jumpa awak, cepat pulang,” ucap Aishah menangis. “Iya, saya nak balik, awak jangan nangis.” Fehmeed buru-buru memasukkan ponselnya kedalam saku celana setelah berbicara dengan Aishah. Baru beberapa langkah kaki Fehmeed, dia berhenti,menoleh kebelakang melihat Zeera, wajahnya kecewa tidak ingin Fehmeed pergi, karena dirinya masih banyak ingin ditanyakan dan berbicara dengan Fehmeed. “Maafkan saya, isteri saya sedang membutuhkan saya, dia sedang sakit, saya akan pergi dulu.” Tidak ada jawaban dari Zeera. Dia menunduk menatap kebawah. “Apa… apa boleh saya bertemu kembali dengan anda, Nyonya Zeera?” Merasa memiliki harapan untuk bertemu kembali, Zeera mengangkat kepalanya, melihat Fehmeed, “Iya, aku juga ingin bertemu lagi denganmu.” Jawab Zeera tersenyum. Mereka akhirnya bertukar nomor telepon ponselnya. Saga tidak bisa melakukan ap

  • Si Mesum Jatuh Cinta   106. Ayo Bertemu lagi

    “Hah? Pria ini??” Fehmeed terkejut saat melihat foto profil Zeera dalam whatsappnya, hingga ponselnya terjatuh.*************Drrttdd... ddrrttdd... drrtttdd...Drrttdd... ddrttdd....Beberapa kali ponsel milik Zeera bergetar diatas meja, disamping tempat tidur Zeera dan Izzati. Zeera tidak menyadari kalau ponselnya bergetar karena sudah tertidur dengan pulas.“Ck, siapa sih yang nelpon malam-malam begini? Apa dia gak bisa lihat waktu?” gerutu Izzati yang mendengar getaran ponsel Zeera.‘Apa aku bangunkan saja Zeera? Kalau aku yang menjawab teleponnya, apa Zeera nanti marah?’ gumam Izzati dalam hati, dia melihat sahabatnya yang masih tidur disampingnya.Awalnya Izzati membiarkan untuk beberapa menit, pikir Izzati si penelepon akan berhenti menghubungi karena tidak ada jawaban. Tapi ternyata tidak berhenti, terus berusaha

  • Si Mesum Jatuh Cinta   107. Zeera Sayang, Tersenyum Dong

    Mereka berempat baru saja tiba ditaman. Mereka menggunakan satu mobil saja. “Wah Zeera, tamannya luas banget ya. seperti di kerajaan istana gitu tamannya.” Izzati yang baru turun terpesona kagum melihat penampilan taman yang memang sangat indah dan sejuk. Siapapun akan betah berlama-lama disana. “Iya, makanya aku suka datang kesini. Ada lagi taman yang tidak kalah cantiknya dengan ini,” balas Zeera. Mereka berempat yang sudah turun dari mobil melihat sekitarnya. Tapi mereka tidak akan pergi berpencar, mereka masih fokus untuk menemani Zeera. “Hallo Nyonya Zeera,” panggil Fehmeed dari belakang mereka. Zeera dan yang lainnya melihat kebelakang. Wajah Zeera yang awalnya senang, tiba-tiba berubah dengan datar saat melihat orang yang ikut bersama Fehmeed, yaitu Aishah yang mengaku sebagai isterinya. ‘Kenapa dia membawa wanita itu? apa alasannya?’ gumam teman-teman Zeera dalam hati. Aishah, wanita yang mengaku sebagai isteri

  • Si Mesum Jatuh Cinta   108. Pengakuan Aishah

    ‘Lepaskan aku! Tolong lepaskan aku Pak, Anda salah orang…’ ‘Melepasmu? Kau harus melayaniku dulu, Sayang,’ ‘Apa? Anda salah paham Pak, saya… saya bukan… saya hanya salah masuk kamar, saya pikir… saya pikir ini kamar-" ‘Aku tidak perduli! Selama ada wanita yang masuk kekamarku, itu artinya dia harus melayaniku! Harus!!’ ‘Bos, saya sudah bawa wanita yang akan menemani malam Anda.’ ‘Hallo Sayang, aku datang untuk menjemputmu ikut bersamaku.’ ‘Aku tidak mau tinggal bersamamu! Biarkan aku pergi!’ ‘Diam!! Aku bisa memberikan apapun yang kau mau, perhiasan, mobil, rumah atau apapun yang kau mau aku bisa memberikannya untukmu.’ ‘AKu tidak menginginkannya, aku hanya ingin keluar dari sini, tolong… tolong lepaskan saya, hiks…hiks..’ “Aaakkhhh…. Sssshhh…” Fehmeed masih memegang kepalanya, tubuhnya masih berbaring ditempat tidur, dengan mata te

  • Si Mesum Jatuh Cinta   109. Kembali Ke Jakarta

    “Akhirnya kita kembali ke Jakarta…” “Aku ingin segera ke toko dan makan kue buatan Ratna.” Zeera dan lainnya sudah berada di Indonesia, dan membawa suaminya, Shean, bukan Fehmeed Qawi lagi. Izzati dengan sangat semangatnya sampai di Jakarta dan ingin segera mengunjungi toko kuenya bersama Zeera. Semuanya merasakan bahagia, terkecuali Saga. Walau dia berusaha untuk tetap tersenyum, Izzati dan lainnya tahu kalau pria itu sedang menyembunyikan perasaannya. Shean, yang masih kebingungan hanya diam saja. Sembari terus melihat disekitarnya. Zeera menggenggam tangan Shean dan tersenyum padanya, “Apa kita langsung pulang saja? Pulang kerumah kita?” tanya Zeera lembut menatap Shean. “Tentu saja kalian harus langsung pulang Zeera. Bawakan Pak Shean untuk bertemu dengan orang-orangnya yang dirumah. Juga dia pasti kelelahan, lihat wajah kebingungannya itu, terlihat lucu kan, hehehe..” canda Izzati santai. “Baiklah, kalian juga pulang saja dulu, in

  • Si Mesum Jatuh Cinta   110. Sentuhan Dari Papanya Untuk Anaknya

    Setelah mereka selesai makan malam, Zeera mengajak Shean untuk pergi kekamar. Biasanya Shean yang menggandeng tangan Zeera untuk kekamar, tapi sekarang, Zeera yang menggandeng tangan Shean, menuntunnya berjalan kekamar. “Ada apa dengan Tuan Shean? Kenapa seperti orang yang kebingungan?” tanya Ayu berbisik pada Ajeng “Hush… diam saja. Mungkin Tuan sedang sakit, untungnya Nyonya ada disini, jadi pasti Nyonya akan merawat Tuan.” jawab Ajeng. Mereka senang, karena akhirnya majikan mereka sudah datang kembali kerumah. Ceklek… Zeera sudah membuka pintu kamar. Shean masih berdiri dibibir pintu sambil melihat penampakan kamar mereka. Wush.. Ada kejadian yang membuat Shean teringat sesuatu. Kenangan saat dia melempar tubuh Zeera diatas tempat tidur saat pertama kali membawanya kedalam rumahnya. “Ahhh…. Ssshh…” “Shean? Kamu kenapa? kepala kamu sakit lagi?” tanya Zeera khawatir. Dia memegang kepala Shea

  • Si Mesum Jatuh Cinta   111. Siapa mereka?

    Saat ini Zeera dan Shean duduk bersama di teras luar kamarnya. Angin sore yang berhembus mengibas rambut panjang Zeera. Dia menyandarkan kepalanya dibahu Shean yang duduk disampingnya. Mereka berdua sengaja duduk diluar menatap langit yang masih biru dan bersih dengan beberapa awan. Shean masih belum ‘kembali’ seperti sebelumnya, tentu dia percaya dengan Zeera kalau dirinya adalah suami dari wanita itu, bagaimana mungkin dirinya tidak percaya, karena bayangan Zeera selalu muncul dipikiran dan didalam mimpinya. Hanya saja, dia tidak ingat bagaimana sikap dan tingkahnya saat bersama Zeera. Shean tidak merasa bingung atau kesal saat Zeera menyentuh dan menggenggam tangannya, tidak seperti sebelumnya, masih terasa asing. Tok… tok… tok… Edo datang mengetuk pintu kamar yang ternyata tidak dikunci. Edo akan masuk, apabila tidak ada suara yang melarangnya masuk. Tapi kalau sunyi, dan pintu tidak terkunci, itu artinya dia diijinkan masuk, apalagi

Bab terbaru

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

DMCA.com Protection Status