Kata Max, “Nyonya Lewis, tolong jangan ikut campur, ini antara Charlie dan aku. Selain itu, tidak peduli siapa yang menang atau kalah hari ini, panti asuhan adalah pemenang terbesar. Nilai jual kembali mobilku sekitar empat ratus ribu dolar, mobil Charlie sedikit lebih murah, sekitar dua atau tiga ratus ribu dolar. Nyonya bisa menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan fasilitas dan membeli barang-barang untuk anak-anak di panti asuhan.”Charlie berkata sambil tersenyum hangat, "Nyonya Lewis, jangan khawatirkan kami, Max dan aku akan menanganinya secara pribadi."Nyonya Lewis sebenarnya takut Charlie berada di ujung tongkat, namun, melihat senyum percaya diri Charlie, ia merasa bahwa itu tak sesederhana yang dipikirkan.Sejujurnya, saat dia menerima perawatan di Eastcliff, dia melihat sesuatu yang aneh dan ganjil.Pertama, dia memperhatikan bahwa para dokter di rumah sakit demikian sopan dan hormat padanya, nyaris seolah adalah pasien VIP.Ketika di rumah sakit, seorang selebri
Orang-orang usil itu bersorak gembira dan melompat ke dalam mobil, tetapi karena mereka hanya punya dua mobil di sana, sisanya harus naik taksi ke Hotel Hyatt.Charlie naik ke BMW 760. Claire duduk di kursi penumpang depan, sementara Nyonya Lewis, Stephanie, dan Harvey duduk di belakang.Charlie berkata setelah menyalakan mobil, “Teman-teman, duduklah dengan tenang. Nanti saat aku mencapai jalan lurus di depan, aku bisa memenangkan balapan hanya dengan menginjak pedal gas."Kemudian, dia memandang Nyonya Lewis dan berkata, “Nyonya Lewis, tolong pegang pegangannya. Setelah aku berakselerasi, aku akan memenangkan Mercedes-Benz untuk panti asuhan! Nyonya bisa menjualnya seharga tiga ratus ribu dolar, lalu menggunakan uangnya untuk membeli mainan dan buku untuk anak-anak!”Nyonya Lewis mengangguk dengan senyum lembut. “Saya berterima kasih atas nama anak-anak kami!”Sementara itu, lima orang yang berada di dalam mobil Max, semua adalah anteknya.Max mengemudi dan berhenti di samping
Jika dia benar-benar menarik kembali kata-katanya, akan menjadi bahan tertawaan selamanya!Namun, dia tak ingin memberikan mobil barunya ke panti asuhan!Sesaat, dia berpikir, bahwa akan pergi begitu saja, melewatkan makan malam, dan tidak akan pernah berinteraksi dengan teman-teman panti asuhannya lagi di masa depan!Sesuatu melanda pikirannya lagi dan dia mengubah rencana. Dia bergeser ke jalur kanan dengan cepat dan membuntuti mobil di depannya!Max memiliki rencana sempurna yang ada di benaknya, dan dia akan melakukan kecelakaan mobil! Dengan begitu, balapan akan hangus karena keadaan yang tidak terduga, jadi dia tidak akan kalah!Karena itu, dia mengamati mobil-mobil di jalan, mencari kambing hitam.Pada saat ini, pria di kursi penumpang depan berteriak ngeri, "Max! Max! Kamu akan menabrak mobil! Kamu akan menabraknya!”Max menyeringai dan berpikir, 'Ya, aku ingin melakukannya!'Namun, ketika dia semakin dekat, dia menyadari bahwa itu adalah Porsche Cayenne hitam. Ia mengi
Meskipun Porsche adalah merek mobil mewah, Cayenne biasa harganya lebih dari satu juta.Volkwagen milik Jerman juga dianggap sebagai merek mobil biasa, namun Phaeton adalah model yang sangat langka dan mahal.Phaeton spek teratas nilainya lebih dari dua juta dolar yang setara dengan Audi A8 spek teratas, Mercedes-Benz S-Class, dan BMW 7-Series.Sebelumnya, Max sangat terkejut dengan logo Porsche Cayenne sehingga dia secara naluriah mencoba menabrak mobil yang lebih murah. Waktu dia melihat Phaeton, dia hanya mengenali logo Volkswagen dan mobil itu tampak seperti Passat yang murah, jadi dia melaju ke arahnya dengan sigap.Tidak pernah dia menyangka bahwa itu ternyata adalah Phaeton yang direndahkan ....Ketika dia memikirkan label harga mobil itu — 2 juta dolar mahalnya! — Dia begitu tertekan hingga berharap, dia bisa mati saat itu juga.Rasio harga suku cadang keseluruhan merupakan elemen penting dalam sebuah mobil yang akan mencerminkan biaya perawatan mobil dalam penggunaan bia
Empat Penjaga Agung adalah para tokoh terkenal di Aurous Hill, dan Jayden adalah yang paling terkenal dari semuanya. Nama panggilannya di dunia bawah adalah Ketua Jay. Max tidak pernah menyangka bahwa akan menabrak mobil Phaeton milik Jayden demi menghindari mobil Porsche Cayenne. Dia sangat menyesali keputusannya. Jika dia tahu bahwa akan berakhir seperti ini, dia akan menabrakkan mobilnya ke mobil Porsche! Tidak! Jika tahu akan seperti ini, dia tidak akan setuju untuk balapan dengan Charlie! Ini adalah jebakan! Ya, ini betul! Charlie yang harus disalahkan atas semua ini! Bajingan itu telah menipunya! Mobil BMW 520 milik Charlie pasti sudah dimodifikasi, karena sangat bertenaga. Jika Charlie tidak membuat jebakan, dia tidak akan membuat keputusan seperti itu! Max sangat membenci Charlie, saat dia memikirkan hal itu. Jayden mendengus ke Max yang wajahnya pucat dan gemetar, Jayden menggeram, "Hei, tunjukkan SIM dan KTP-mu!" Max mengangguk, masuk ke mobil untuk mengam
Max menggigil ketakutan dan merasa ngeri. Pikirannya kacau, dia tidak tahu harus berbuat apa. Jayden mengabaikannya dengan acuh tak acuh. Dia kembali ke mobil Phaeton untuk mengambil barang-barang pribadinya, dan kemudian melemparkan kunci mobilnya ke Max. “Aku memiliki kunci cadangan untuk mobil ini, akan kuberikan kepadamu, saat kamu memberikan mobil baru kepadaku. Jangan khawatir, meskipun aku seorang mafia, aku tidak pernah memeras siapa pun. Aku akan mengambil apa yang menjadi milikku, dan tidak akan mengambil apa pun yang bukan milikku. Kami di dunia bawah memiliki prinsip—kejujuran!” "Tapi, jika kamu tidak memenuhi permintaanku, aku akan melacakmu!" Kemudian, Jayden mengangkat tangannya untuk memanggil taksi, masuk, dan pergi seperti embusan angin. Teman-teman Max menyaksikan adegan itu dengan tercengang dan bingung. Jayden benar-benar bos dunia bawah, bertindak sangat tegas dan dengan sikap blak-blakan. Dia melemparkan mobil seharga 2 juta dolar di sini dan pergi. D
"Baiklah." Stephanie mengangguk acuh tak acuh. Dia menelepon salah satu temannya yang berada di mobil Max. “Hei, Max bilang kalian mengalami kecelakaan, bukan? Bagaimana keadaan kalian? Apakah semuanya baik-baik saja? Nyonya Lewis sangat khawatir!" Pria itu berdeham dan tergagap dengan canggung, "Um... Max menabrak mobil Phae..." Sebelum pria itu selesai bicara, Max mengambil ponsel dari tangan pria itu dan berkata, “Stephanie, aku baik-baik saja, kami menabrak mobil Passat. Sekarang, aku sedang bernegosiasi dengan pengemudinya untuk menyelesaikan masalah. Jangan khawatir, urusan kami hampir selesai di sini, aku akan segera ke sana.” Stephanie berkata dengan nada datar, "Baiklah, kami akan menunggumu di pintu masuk hotel. Kami sudah lama di sini.” Max dengan cepat berkata, “Ah, aku minta maaf atas keterlambatan ini. Tolong, beri tahu Charlie, bahwa aku minta maaf karena tidak dapat menyelesaikan balapan, kita akan balapan lagi dalam beberapa hari ke depan!" Stephanie mengg
Max memelototi Charlie dengan marah dan berkata, "Apa menurutmu aku takut padamu? Jika bukan karena kecelakaan itu, aku yang akan menang!" Stephanie berkata dengan kesal, "Ya, pertahankan saja bualanmu itu! Tadi, begitu Charlie menginjak pedal gas, dan kamu tidak terlihat di mana pun! Menurutku, kamu sudah pasti kalah, jika kecelakaan itu tidak terjadi.” "Hah! Apakah kamu bercanda?" Max mendengus, mencoba membuat alasan, "Charlie bisa menyalipku sejak awal, karena aku lupa mengganti fungsi ke mode olahraga." Kemudian, Max dengan cepat mengubah topik pembicaraan, “Ah! Kamu tidak mengerti mobil, percakapan ini tidak ada artinya. Cepat, ayo masuk. Aku sudah memesan tempat." Charlie mengangkat bahu acuh tak acuh dan memasuki hotel Hyatt bersama mereka. Hotel Hyatt adalah hotel lengkap yang mengintegrasikan makan, hiburan, dan rekreasi, tetapi karena lokasinya yang terpencil, popularitas dan skalanya tidak seberapa dibandingkan dengan Shangri-La dan Glorious Club. Max memimpin m
Tuan Bay sangat gembira melihat betapa cepatnya Jacob menyetujuinya."Terima kasih, Jacob! Aku berutang padamu!" serunya, tetapi segera menambahkan, "Sekarang sudah lewat pukul empat, dan gerombolan itu suka bersosialisasi di ruangan sebelum makan. Bisakah kamu segera mendapatkan ruangan? Kurasa mereka akan segera tiba."Kemudian, dia mendekat dan menambahkan dengan pelan, "Jika kamu bisa mendapatkan Ruang Berlian seperti sebelumnya, aku akan mengajakmu. Aku tidak akan berbohong, mereka adalah pejabat yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan. Berteman dengan mereka mungkin akan mendorong kita ke tingkat yang lebih tinggi!"Jacob sudah tahu kalau Tuan Bay sedang menjilat temannya, kalau tidak, dia tidak akan begitu peduli kalau makan malamnya diatur oleh temannya tersebut.Memahami bahwa teman itu pasti penting juga, Jacob langsung bersemangat.Lagi pula, dia berasumsi bahwa menjadi wakil presiden adalah prestasi maksimal yang dapat dicapainya.Sekarang, kalau saja dia bis
Reservasi di Heaven Springs selalu tidak dapat diprediksi, dan sebagian besar kamar tidak terbuka untuk umum—bahkan jika kamar tersebut kosong untuk malam itu.Bukannya Albert Rhodes tidak ingin menghasilkan uang saat membangun Heaven Springs. Dia tidak melakukannya semata-mata untuk keuntungan, tetapi sebagian besar hanya untuk acara sosial dan pamer.Dulu ketika dia masih menjadi anggota masyarakat yang rendah hati, dia menyadari bahwa banyak petinggi dan bahkan rekan-rekannya sangat peduli dengan harga diri. Baik itu makanan, minuman keras, atau bahkan sekadar konsumsi sehari-hari, mereka selalu berusaha untuk yang terbaik dan termahal.Itulah sebabnya masyarakat yang sopan menghargai privasi mereka dan membangun lingkaran sosial masing-masing, itulah sebabnya Heaven Springs memastikan bahwa semuanya berkelas satu: suasana, layanan, makanan, dan klien.Sama seperti petinggi yang tidak mau makan di meja yang sama dengan penjahatnya, penjahat tersebut tidak mau makan di tempat mew
Karena itu, Jacob, yang berniat untuk tetap berpura-pura, menjawab telepon, "Mencariku, Matilda?""Uh-huh," jawab Matilda, dan bertanya, "Kamu tidak muncul di Universitas Senior, dan penggantimu mengatakan kamu mungkin tidak akan datang untuk sementara waktu? Benarkah?""Oh, benar, itu," kata Jacob cepat. "Yah, itu benar, intinya adalah asosiasi sedang sibuk dengan sebuah proyek. Sebagai wakil presiden, aku mungkin tidak seharusnya bekerja di Universitas Senior sepanjang waktu, kan?""Wah, Tuan Bay meneleponku di menit-menit terakhir, memberitahuku betapa sibuknya kami dan bahwa aku dibutuhkan. Itu sebabnya aku harus kembali, tetapi aku akan kembali ke kampus lagi ketika aku punya waktu."Matilda tahu saat itu bahwa semua ini hanya alasan.Namun, dia tidak mengungkap Jacob, malah bertanya, "Baiklah, kapan kamu senggang? Agar aku bisa mengirimkan undangan pernikahanku?""Oh, undangannya?" Jacob terkekeh pelan. "Kamu tidak perlu datang kepadaku, cukup berikan saja pada Walker, dose
Sore berikutnya, terjadi pergantian dosen untuk kelas kaligrafi.Meskipun menjabat sebagai wakil presiden Asosiasi Kaligrafi dan Lukisan, Jacob tidak pernah muncul, dan malah mendapatkan dosen pengganti untuk menggantikannya.Matilda datang dengan undangan yang ditulis Yolden untuk Jacob, tetapi melihat Jacob tidak ada di ruang kuliah, dia menunggu hingga kelas berakhir untuk bertanya kepada dosen pengganti, "Maaf, bolehkah aku bertanya mengapa Tuan Wilson tidak mengajar kelas ini?""Dia sedang sibuk di asosiasi," jawab dosen pengganti. "Jadi, aku mengambil alih kelasnya."Penasaran, Matilda mendesak, "Kalau begitu, apakah Anda tahu kapan dia akan datang?""Mungkin tidak dalam waktu dekat," jawab dosen pengganti. "Dia juga mendelegasikan kelas lain kepadaku, mengatakan bahwa aku bisa tetap menggunakan slide PowerPoint."Kemudian, dia bertanya, "Apakah Anda ada urusan dengan Tuan Wilson?"Matilda mengangguk. "Ya, tetapi aku bisa meneleponnya sendiri. Terima kasih."Meninggalkan
Di sisi lain, Matilda hanya menatap jawaban Jacob dengan bingung.Dia mengira Jacob akan mengerti ketika dia mengatakan akan mengundang seluruh keluarganya, dan dia harus mencari alasan untuk tidak menghadiri pernikahannya.Itu adalah solusi yang paling ideal.Karena itu, dia terkejut karena alih-alih menuruti perintahnya, jawaban Jacob justru singkat dan lugas.[Tidak masalah. Kami berempat akan hadir!]Matilda yang bingung bertanya-tanya apa maksud Jacob.Apakah dia benar-benar akan menghadiri pernikahannya dengan Elaine?Pikiran itu membuat Matilda mengerutkan kening karena dia sama sekali tidak ingin bertemu Elaine—terutama di pernikahannya sendiri.Yolden sedang menulis undangan ketika dia melihat ekspresi muram di wajahnya, dan dia tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Apakah ada masalah?""Jacob menjawab," Matilda mengakui. "Dan dia mengatakan bahwa dia akan membawa seluruh keluarganya.""Benarkah?"Yolden juga bingung, karena dia tidak se-eksentrik Jacob. "Tapi d
Charlie sedang mengantar Jacob ke Elit Thompson ketika dia menerima pesan dari Matilda.Melihat mereka sudah sampai di gerbang depan, Jacob langsung membentak Charlie, "Charlie, hentikan mobilnya sekarang!"Charlie melakukannya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa?""Matilda baru saja mengirimiku pesan," jawab Jacob sambil menunjukkan catatan obrolan antara dia dan Matilda.Charlie hanya meliriknya dengan acuh tak acuh ketika dia melihat nama kontak Matilda adalah 'AAA July Florist'."Tunggu, kenapa itu nama kontak Bibi Matilda?" serunya dengan heran."Aku mengubahnya."Jacob menjelaskan dengan hati-hati sambil membaca pesan yang dikirim Matilda. "Foto profilnya adalah bunga iris, jadi aku mengubah nama kontaknya menjadi toko bunga karena aku khawatir Elaine akan mengintip ponselku.""Ngomong-ngomong, dia bertanya apakah aku akan menghadiri pernikahannya dengan Yolden. Mereka akan mengirimi kita undangan jika aku menerimanya, yang ditujukan kepada seluruh keluarga kita
Kemudian, Matilda menyarankan, "Bagaimana dengan ini, aku akan bertanya padanya sebelum memutuskan.""Aku tidak akan mengundang teman-teman sekelasku yang lain juga. Mereka terlalu sombong dan suka membandingkan, jadi aku lebih suka tidak ikut campur. Selain itu, ada teman-teman Korea kita yang sudah menikah, dan mereka menyuruh kita untuk mengundang mereka jika kita akan menikah. Kita harus menepati janji kita, kan?""Ya, kalau begitu, pada dasarnya sudah diputuskan. Selain Charlie, kita akan mengundang rekan kerja dan teman-teman Korea kita sambil menunggu jawaban dari Jacob."Yolden mengangguk dan berkata, "Sekarang, aku akan berbicara tentang bulan madu, potong saja jika kamu punya pendapat yang berbeda."Matilda mengangguk, meletakkan dagunya di tangannya dan tersenyum. "Silakan. Aku siap mendengarkan."Merasa sedikit malu dengan tatapan Matilda yang berbinar, Yolden menyesap air esnya sebelum melanjutkan, "Ideku adalah pergi ke Amerika Serikat untuk berbulan madu setelah per
"Oh, Jacob …?"Matilda terkekeh canggung. "Baru hari ini, dia menawariku makan malam, tapi ku-katakan aku tidak punya waktu, dan aku juga bercerita tentang pernikahan kita … jadi, kita harus mengundangnya karena dia tahu itu.""Jacob menawarimu makan malam?" seru Yolden terkejut. "Apa yang dia bilang?""Tidak," Matilda mengangkat bahu sambil tersenyum. "Mungkin hanya makan malam bersama teman sekelas lama."Namun, dia sebenarnya cukup pintar untuk menebak maksud Jacob, meskipun Jacob mengundangnya ke suatu tempat di dekat kampus.Itulah sebabnya dia juga mengatakan akan menikah dengan Yolden sambil menolak Jacob, agar dia menyerah padanya.Setelah dia berhasil melupakan masa lalu mereka sepenuhnya, dia tidak ingin memberi Jacob harapan palsu sebelum dia berjalan menuju altar.Dalam hal yang sama, dia tidak ingin membuat Yolden khawatir, dan karena itu, sengaja membuat Jacob patah semangat.Bagaimanapun, Yolden juga pintar.Dia tahu tentang masa lalu Matilda dan Jacob serta nam
Sebelum Charlie tiba, Jacob masih marah karena Matilda akan segera menikah dengan Yolden.Namun, setelah Charlie datang, dia malah khawatir Matilda akan mengirimkan undangan pernikahan.Sementara itu, Matilda dan Yolden sedang mendiskusikan daftar tamu mereka.Mereka memiliki lingkungan sosial yang berbeda, tetapi sebagian besar teman mereka berada di Amerika Serikat, dan mereka hanya memiliki beberapa saudara jauh di negara ini.Namun, mereka memiliki rekan kerja di Aurous Hill. Matilda juga memiliki teman sekelas, tetapi dia tidak berhubungan dengan mereka kecuali Jacob, yang sering ditemui.Namun, saat mereka mendiskusikan siapa yang harus diundang, Matilda pertama-tama menyarankan, "Mari kita bahas satu per satu. Pertama, teman-teman kita di Amerika Serikat ... aku rasa kita tidak perlu memberi tahu mereka sama sekali karena ini perjalanan yang panjang, dan mengundang mereka akan tampak tidak bijaksana. Bagaimana menurutmu?"Yolden mengangguk