Setelah Charlie memberi tahu mereka bahwa ada kebakaran, itu berarti Zekeiah telah mati. Roro adalah nama panggilan untuk keluarga Rothschild, yang berarti seseorang dari keluarga tersebut mungkin akan segera menghubungi Keith. Sebelum itu, Charlie telah memberi tahu Keith tentang rencananya, dan Merlin pun mengetahuinya. Dan sekarang, Merlin bersama Keith, Christian, dan Kaeden di perjamuan penandatanganan produsen pesawat dalam negeri. Setelah menerima pesan Charlie, Merlin menghampiri Keith dan berbisik, "Tuan Acker, ada kebakaran. Roro mungkin akan meneleponmu." Keith terkejut sesaat sebelum mengangguk pelan sambil menjawab, "Oke." Spekulasi Charlie benar. Harrison, yang panik, pertama-tama memerintahkan Hank dan timnya untuk mundur sebelum menelepon Keith, yang berada jauh di Oskia. Dia dan Keith jarang bertemu, tetapi sebagai kepala dua keluarga terbesar di Amerika Serikat, mereka memiliki informasi kontak satu sama lain. Ketika Keith melihat nama Harrison di la
Keith mengetahui bahwa Harrison berada di ambang putus asa ketika dia mengucapkan pernyataan terakhirnya. Maka dia berpura-pura terkejut dan bertanya, "Sob, apakah kamu memaksa Zekeiah untuk mati?" "Tentu saja tidak!" gerutu Harrison dengan lesu. "Menurutmu, apakah aku akan melakukan itu untuk hal yang tidak penting seperti itu?" "Kenapa tidak?" Keith terkekeh. "Dia adalah anggota Perkumpulan Penyingkiran Qing dan mengetahui banyak rahasia organisasi. Kamu memaksanya ke dalam situasi yang sulit, jadi dia harus mati untuk menunjukkan kesetiaannya kepada mereka. Jika dia tidak mati, semua anggota keluarganya akan dieksekusi mati." "Sial!" Harrison menggertakkan giginya dan mengumpat. "Apa yang harus kulakukan? Apakah organisasi itu akan mengira aku yang memaksanya mati? Tapi, aku tidak melakukan apa pun! Aku hanya ingin mengawasi pedagang barang antik itu dan mendapatkan kembali barang-barangku, itu saja." Saat ini, Harrison sudah hampir pingsan karena kesengsaraan. Bukan kar
Harrison bahkan tidak ingin berbicara dengan putra-putranya tentang apa yang baru saja terjadi. Dia tahu betul bahwa keturunannya yang manja dan dilindungi dengan baik tidak hanya akan kehilangan harapan dalam mencari solusi, tetapi bahkan mungkin akan memperburuk keadaan. Berdasarkan pemahamannya terhadap keturunannya, jika dia memberi tahu mereka tentang masalah ini, pasti akan ada beberapa orang idiot yang bersumpah untuk membasmi Perkumpulan Penyingkiran Qing demi memenangkan hatinya. Oleh karena itu, Keith adalah satu-satunya orang yang dapat diajaknya berdiskusi tentang masalah tersebut. Bagaimanapun, Keith memiliki hubungan—meskipun buruk—dengan Perkumpulan Penyingkiran Qing. Dia juga merupakan seniornya dan juga elit di beberapa komunitas bisnis, oleh karena itu, mereka memiliki tingkat pemikiran dan pandangan dunia yang sama. Harrison berdeham dan bertanya dengan tulus, "Bisakah kamu membantuku menimbang situasi ini dan memberi saran tentang apa yang harus aku lakuka
Setelah memikirkannya, Harrison merasa saran Keith patut dicoba. Keith menghiburnya, "Tenang saja. Selama kamu bisa menyingkirkan mayat-mayat itu dengan bersih, pada dasarnya kamu aman. Ketika kebenaran terungkap, dari sudut pandang Perkumpulan Penyingkiran Qing, kasus ini lebih banyak tentangku daripada tentangmu." "Bagaimana bisa?" tanya Harrison penasaran. Keith menjelaskan, "Pikirkanlah. Pertama, aku adalah musuh organisasi. Kedua, Zekeiah adalah menantuku. Ketiga, perusahaan penerbangan itu adalah aset keluargaku. Jika Perkumpulan Penyingkiran Qing mengetahui bahwa Zekeiah tewas dalam kebakaran, menurutmu siapa yang akan lebih mereka curigai? Kamu atau aku?" Penjelasan Keith membuat Harrison menghela napas lega. Dia menutup mikrofon dan berbisik pelan, "Dia benar! Masalah ini lebih berkaitan dengannya. Aku akan membersihkan tempat kejadian perkara dan menyembunyikan semua orang yang terlibat, dan tidak akan ada yang tahu aku berada di balik semua ini!" Setelah memikirk
Kebakaran di perusahaan penerbangan masih berkobar. Puluhan mobil pemadam kebakaran dari beberapa markas pemadam kebakaran mengepung hanggar, menyemprotkan air dan bahan pemadam. Untungnya, api besar di hanggar tidak menjalar ke tangki bahan bakar bawah tanah yang terkubur di luar hanggar. Setelah satu jam, api yang menjulang tinggi akhirnya dapat dikendalikan. Sementara petugas pemadam kebakaran berusaha mati-matian memadamkan api, tim pencarian dan penyelamatan yang bersenjata lengkap sudah menunggu di luar lokasi kejadian. Anggota tim SAR mengenakan pakaian pelindung dari ujung kepala hingga ujung kaki. Selain kedap air, tahan api, dan tahan suhu tinggi, pakaian tersebut juga dilengkapi dengan sistem pasokan oksigen independen. Peralatan ini bahkan memungkinkan mereka bergerak bebas di tengah api. Meskipun petugas pemadam kebakaran memiliki perlengkapan yang serupa, jika dibandingkan, perlengkapan anggota tim penyelamat ini jauh lebih canggih daripada perlengkapan petugas
Saat Helena melihat Charlie, dia berseri-seri, kebahagiaan dan kegembiraannya tak terlukiskan. Dia menatap wajah tampan Charlie dan menyapanya dengan malu-malu, "Halo, Tuan Wade! Senang bertemu denganmu lagi." Dengan senyum tipis, Charlie berkata dengan tulus, "Helena, aku sangat menghargai kedatanganmu jauh-jauh dari Eropa Utara ke Kanada demi aku. Aku minta maaf atas masalah yang telah merepotkanmu." Helena melambaikan tangannya dan berkata, "Sama sekali tidak masalah. Selama kamu meminta bantuan, seluruh keluarga Kerajaan Nordik akan patuh tanpa bertanya. Masalah kecil ini sama sekali tidak berarti apa-apa." Dia lalu melihat ke arah Raymond di samping Charlie dan bertanya, "Ini pasti Tuan Cole yang kamu ceritakan padaku, kan?" "Ya." Charlie mengangguk. "Perkenalkan, ini Biden Cole." Lalu, dia berkata kepada Raymond, "Ini adalah Ratu Helena yang kuceritakan padamu." "Senang bertemu dengan Anda, Yang Mulia," Raymond menyapanya dengan sopan. "Saya menyaksikan upacara penoba
Ketika Julien mendengar pengaturan Helena, dia tahu bahwa Helena ingin menghabiskan waktu berdua dengan Charlie. Jika dia punya akal sehat, dia akan melakukan apa yang diminta Helena. Terlebih lagi, mengingat situasi saat ini, Julien tahu bahwa Royce tidak akan memiliki kesempatan untuk memenangkan hati Helena, dan keluarganya dapat sepenuhnya mengesampingkan gagasan untuk menikah dengan keluarga Kerajaan Nordik. Kekuatan Julien terletak pada kesadarannya akan situasi. Karena sesuatu sudah tidak dapat diperbaiki lagi, dia tentu tidak akan membuang-buang energi untuk hal itu atau membuat dirinya mendapat masalah. Jadi, dengan sangat sopan dia berkata kepada Helena, "Kedengarannya itu ide yang bagus. Terima kasih atas pengaturannya, Yang Mulia." Helena memberi isyarat kepada pengurus rumah tangganya dan memberitahunya, "Bawa kedua pria ini ke kamar mereka." "Baik, Yang Mulia," ujar sang wanita muda. Setelah itu, dia menoleh ke Raymond dan Julien. "Tuan-tuan, mari ikuti saya."
Charlie terkekeh. "Aku tidak butuh bantuannya, dan lagi pula, aku tidak ingin dia tahu tentang keberadaanku." Dia kemudian menambahkan, "Selain itu, pil ini tidak gratis. Pil ini ada harganya." Helena melengkungkan bibirnya membentuk senyum nakal dan berkata dengan suara lembut, "Begitu. Kamu ingin aku membantumu menjual pil ini padanya." "Ya." Charlie mengangguk dan memberi instruksi, "Aku ingin kamu membantuku menjual pil ini. Saat kamu melihat dia, keluarkan pil ini, potong sepersepuluhnya untuk diminumnya, dan saat dia tahu pil ini manjur, kamu bisa menjual sisanya kepadanya. Mengenai harga, kamu bisa mematoknya setidaknya satu hingga 2 miliar dolar. Akan lebih baik lagi jika kamu bisa menjualnya dengan harga lebih tinggi." "Baiklah, aku mengerti," ucap Helena yang langsung mengerti apa yang dimaksud Charlie. "Tolong berikan aku nomor rekening bank-mu. Setelah aku bernegosiasi dengannya, aku akan meminta dia mentransfer uang kepadamu. Jumlahnya tidak akan kurang dari 20 mil