Mungkin karena suhu di telapak tangannya terlalu panas atau mungkin karena keberatan dengan sentuhan seperti itu, Agnes tanpa sadar ingin menarik tangannya.Baru saat itulah Simon menyadari bahwa tindakannya agak mendadak.Simon segera menarik tangannya dan mengingatkan dengan lembut, "Jangan buru-buru, kamu sedang hamil, jadi berhati-hatilah."Begitu mendengar ini, Agnes semakin merasa bahwa Simon adalah orang yang baik.Bahkan saat ini, Simon masih memikirkannya."Ya, aku tahu." Agnes tersenyum padanya dan meninggalkan kantor.Agnes pikir bahwa Simon belum makan, selain membelikannya obat, Agnes juga harus membawakannya sarapan.Namun, rencana tidak akan selalu berjalan mulus.Begitu sampai di pintu gedung, Agnes melihat Jimmy berdiri di samping mobil.Agnes mau tidak mau menghentikan langkahnya.Kenapa bos dari Grup Silnu setiap hari pergi ke Grup Solam?Jimmy mengangkat matanya dan berkata, "Kebetulan sekali kamu datang, jadi aku nggak perlu meneleponmu.""Apa kamu suka mencariku d
Namun menurutnya, itu adalah keputusan yang mirip dengan hadiah. Agnes langsung menolaknya tanpa berpikir. "Nggak perlu, aku sangat puas dengan status pekerjaanku saat ini."Bekerja di Grup Silnu?Bukankah sama saja menunduk di hadapan Jimmy?Agnes tidak akan melakukan hal itu.Sekarang Agnes sudah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jimmy. Agnes pasti tidak akan goyah.Jimmy mengejek dengan marah, "Apa kamu puas dengan status pekerjaanmu atau kamu puas dengan orang tertentu?"Ketika mendengar ini, sopir langsung melirik Jimmy melalui kaca spion.Pak Jimmy, suasana di mobil ini sudah penuh dengan rasa cemburu darimu.Namun, seseorang pasti akan terjebak dalam perasaan dan tidak akan bisa membedakan tindakannya sendiri.Agnes sama sekali tidak mendengar nada cemburu dari Jimmy, hanya merasa Jimmy hanya sengaja kembali menimbulkan masalah.Agnes terlalu malas untuk berdebat. Setelah memandangnya sejenak, Agnes berbalik untuk melihat ke luar jendela.Beberapa saat kemudi
Kata "anak haram" membuat tubuh Agnes sedikit menegang.Jimmy, anak haram yang kamu sebutkan ini adalah anakmu sendiri!Namun, masih belum ada sedikit pun emosi di wajahnya, Agnes hanya berkata "Jadi karena ini aku ingin bercerai denganmu. Dengan cara ini, anak ini nggak akan ada hubungannya denganmu! Selain itu, aku nggak pernah bermaksud untuk menjadikanmu ayah dari anak ini!"Nada suara Agnes yang menjijikkan membuat Jimmy tertawa beberapa kali."Kenapa? Aku nggak layak menjadi ayah untuk anak ini?"Ya, nggak layak." Agnes memandangnya dengan kesal.Jimmy merasakan api di hatinya, tapi sepertinya tidak berdaya melawannya.Yang tidak mereka ketahui adalah Matthew mendengarkan percakapan mereka di kamar Nenek.Matthew juga datang mengunjungi Nenek, tapi tidak menyangka akan mendengar percakapan seperti itu.Matanya menyipit, ada cahaya tajam yang bersinar di sana.Apa maksudnya?Agnes sedang mengandung anak orang lain?Bagaimana Agnes bisa melakukan hal seperti itu!Bagaimana wanita b
Hanna tidak lagi banyak berbicara, melainkan memelototi Dita dengan tatapan yang penuh dendam.Beberapa detik kemudian, dia mengenakan topi lagi, lalu meninggalkan tempat tinggal Dita.Meskipun dia telah mengenakan topi, banyak orang yang tinggal di sini tetap mengenalinya. Mereka semua sedang membisikkannya."Dia adalah Dita, 'kan?""Aku pikir dia benar-benar begitu hebat, ternyata dia hanya mencontohi orang lain ....""Ini juga nggak boleh menyalahkannya. Apa salahnya manusia punya cita-cita tinggi?""Hanya saja kali ini masih belum sempat berhubungan mesra langsung diputuskan orang ...."Bisikan semua orang bagaikan satu per satu pisau tajam yang telah menusuk hati Hanna hingga berlumuran darah.Dia tidak ingin tinggal lama di sini, sehingga mempercepat langkah.Dia berjalan dengan sangat cepat dan tergesa-gesa.Seolah-olah dia berjalan cukup cepat, maka bisa melarikan diri dari semua kejadian nyata ini.Makin dipikirkan makin merasa enggan dan dendam.Air mata yang menyedihkan juga
"Ya, tapi dia sekarang mungkin sangat sibuk, karena ada setumpuk hal yang perlu dipastikan," ujar Simon sambil mengangguk."Pameran Permata mungkin bakal segera dimulai, mari kita masuk." Simon mempersilakan Agnes masuk dengan sopan dan mulai menjaga jarak dengannya.Konferensi pers produk baru akan segera dimulai. Pada dasarnya orang yang menghadiri konferensi ini sudah hadir dan mengambil tempat duduk masing-masing.Setiap tahun konferensi pers produk baru Permata Haring akan merilis beberapa produk edisi terbatas.Sementara beberapa produk baru ini akan dilelang dengan harga tinggi.Katanya tahun kemarin ada sebuah kalung yang dilelang dengan harga 60 miliar.Produk dengan harga tertinggi hari ini juga membuat orang sangat menantikannya.Banyak wartawan datang ke lokasi dan memosisikan kamera ke arah panggung. Mereka bersedia merekam acara permata yang mewah hari ini.Namun, di belakang panggung malah terjadi sesuatu."Bu Sally, model untuk memamerkan permata pamungkas itu tiba-tiba
Harga sebesar 600 juta ini tidak begitu mahal bagi kebanyakan orang di tempat.Namun, bagi Agnes, harga ini sangatlah mahal.Pantasan sebelumnya Sally bilang merek Haring ini adalah produk kelas atas."Lelang kita secara resmi dimulai. Bagi yang suka, silakan angkat papan." Pembawa acara melirik ke semua hadirin.Simon hampir mengangkat papan pada saat pertama. "700 juta."Agnes menoleh ke arah Simon secara refleks.Dia menunjukkan tekad untuk mendapatkannya.Mungkin dia sangat mencintai gadis itu, 'kan? Jika tidak, bagaimana mungkin membuang waktu untuk menyiapkan hadiah ini?Dengan segera, orang di samping menawarkan harga. "800 juta.""840 juta.""1 miliar."Saat angka meroket dengan stabil, terdengar sebuah suara yang menakjubkan. "2 miliar."Harga ini berhasil menarik perhatian semua orang.Pembawa acara itu juga agak tertegun, lalu segera berkata, "Kelihatannya tuan ini benar-benar sangat menyukai kalung ini ya! Dia seketika menaikkan harga. Kalau begitu, siapa bakal menjadi peme
Sally mengganti sebuah gaun panjang berekor ikan dan merias dengan cantik.Padahal Sally memang sangat cantik, matanya besar dan alisnya tipis. Mulutnya kecil dan wajahnya cerah, juga disertai semacam pesona yang menawan.Setelah merias pun menjadi lebih menarik perhatian.Supermodel seperti Tania pun ekspresinya berubah ketika melihat Sally di panggung.Dia menoleh ke arah Benny secara refleks, lalu mendesak, "Ayo ...."Benny malah tidak berniat pulang. Dia menatap lurus ke arah panggung. "Bagaimanapun, kita sudah datang, tunggu selesai baru pulang saja.""Benny!" Tania merasa kurang puas.Namun, Benny melontarkan pandangan tajam padanya, lalu Tania tidak berani berbicara lagi.Dia sangat jelas bahwa kenapa Benny bersama dengannya.Tentu saja dia tidak berani menantang garis kesabarannya.Meskipun dia tahu bahwa dalam hati Benny masih ada Sally, Tania juga hanya bisa bersikap sabar!Sementara pandangan Benny sekarang bagaikan sebuah pisau tajam yang sedang terpaku pada leher Sally.Ba
Kata-kata Jimmy membuat hati Agnes penuh amarah.Bagaimana cara dia berbicara?Apakah menurut Jimmy, dia tidak memiliki kelebihan apa pun?Tidak bisa berbuat apa-apa?Apakah ini adalah Agnes di mata Jimmy?Agnes saling bertatapan pada Jimmy dengan ekspresi dingin. "Apa kamu sengaja menarikku hanya mau merendahkan aku?"Jimmy agak tertegun, lalu memerintah lagi, "Kamu ikut aku keluar dulu."Usai berbicara, mereka berdua berdiri di koridor dan saling menatap beberapa lama.Agnes menatapnya secara tidak jelas. "Bukannya mau ajak ke luar? Kamu cepat bawa jalan! Buat apa menatapku mulu?""Bukannya sudah aku bilang di sini banyak wartawan? Kenapa kamu nggak ada kesadaran diri sedikit pun?" balas Jimmy dengan jengkel."Kesadaran apa? Coba kamu jelaskan! Aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan, bagaimana mungkin aku tahu?" Agnes sudah memutar mata sebanyak beberapa kali.Jimmy tidak lagi bertengkar dengannya.Meskipun dia Agnes tidak mengerti, apakah matanya tidak melihat pasangan pria dan wanit
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad