Beranda / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 46. Deketan Aja Gakpapa

Share

46. Deketan Aja Gakpapa

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-01 12:27:19
"Ada apa, pak?" Carla segera bertanya ketika langkahnya sudah memasuki ruang kerja Savian.

Savian menutup pintu ruangannya lebih dulu sebelum menarik Carla ke sofa dan duduk bersebelahan di sana.

"Gakpapa, aku cuma mau bawa kamu pergi aja dari sana. Di sana banyak cowok, Car, aku takut kamu kenapa-kenapa." jawabnya seraya menyampirkan anak rambut Carla ke belakang telinga gadis itu.

Carla tersenyum simpul, seakan menunjukan kalau ia baik-baik saja. "Tenang aja, pak. Di sana kan ada Alvero, dia pasti jagain aku. Lagian, mulai sekarang aku mau belajar hidup jadi cewek normal." kata Carla dengan wajah cerianya. Membuat Savian tertawa kecil.

"Kamu memang cewek normal, Carla." ujar Savian lembut.

Carla menggeleng, tidak setuju dengan ucapan Savian. "Masih setengah normal, pak." jawabnya kembali membuat Savian tertawa. Wajah Carla ketika menjawab semua ucapan Savian begitu polos dan lugu layaknya anak kecil.

"Bedanya cewek normal sama kamu apa memangnya?" Savian merapatkan duduknya tan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Noviani Siregar
bertambah lagi saingan Alvero buat dapetin cinta Carla
goodnovel comment avatar
Muhammad AK
lah td pintu dikunci, kok bisa terbuka oleh kristal ya
goodnovel comment avatar
Sri Ningsih
yah al ..sama aku aj ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuh Aku, Pak!   47. Ajak Aku Nongkrong, Dong!

    "Sesuai permintaan bapak, aku udah putusin Artan." Savian yang semula duduk di kursinya spontan menegak, berjalan cepat ke arah Kristal lantas menangkup wajah gadis itu. "Dia gak ngapa-ngapain kamu, kan?" tatapan Savian tersirat kekhawatiran. Mengintai setiap jengkal kulit wajah Kristal, lalu menghembuskan napas panjang ketika mendapati luka robek di sudut bibir dan lebam di curuk leher yang sengaja Kristal tutupi menggunakan rambutnya yang terurai. Kristal menunduk dengan wajah memelas, ia mengangkat salah satu kakinya dan menunjukan luka kebiruan di pergelangan kaki mulusnya itu. "Dia ngamuk, aku mungkin udah mati di gemukin dia di halte depan kalau orang-orang gak nolongin aku." Kristal mengusap air matanya, ia tidak ingin terlihat lemah meski sekujur tubuhnya sudah penuh dengan bekas luka jejak tangan dari mantan pacarnya. Artan. Savian tidak mengatakan apapun, ia hanya membawa Kr

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Sentuh Aku, Pak!   48. Sekamar... LAGI?

    Carla menggeram, mengibaskan rambutnya kesal. Tak tahan dengan suhu ruangannya yang panas, Carla pun bangkit dari duduknya sambil membawa laptop di tangan. Sebelum keluar dari kamarnya, mata Carla memincing tajam ke arah AC kamarnya yang tiba-tiba saja tidak berfungsi. Gadis itu berjalan menuju sofa depan televisi, meletakkan laptopnya dengan hati-hati di atas meja lalu mendaratkan bokongnya di atas lantai, mengangguri sofa empuknya di belakang. Carla juga tidak menyalakan televisi, karena tujuannya ke ruang tengah agar ia nyaman mengerjakan tugas kuliah. Kalau televisi di biarkan menyala, mungkin konsetrasi gadis itu akan terbelah dua dan tugasnya tak kunjung rampung. Carla menghentikan aktifitasnya sejenak, melirik ke kamar Savian yang tertutup rapat, lampu di kamar itu padam, sepertinya sang pemilik kamar belum kunjung pulang. Gadis cantik itu menghela napas pelan, mendapati jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi tanda-tanda Savian akan pulang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • Sentuh Aku, Pak!   49. Malam Minggu

    Pertahanan Carla musnah. Nyatanya, gadis polos itu kini sedang meringkuk nyaman di dalam dekapan hangat Savian. Tidur di satu ranjang yang sama seperti ini bukan yang pertama kalinya untuk mereka. Tapi entah kenapa malam ini suasananya sangat berbeda. Mungkin karena malam ini mereka tidur bersama bukan karena ketiduran. "Pak..." Carla bersuara pelan. "Hm?" Meski kedua matanya sudah terpejam, tapi Savian belum tertidur sepenuhnya. "Bapak pernah melakukan seks?" Bola mata Savian seketika terbuka, tatapannya langsung melotot ke arah Carla. Tidak menduga bahwa pertanyaan gadis itu menyerempet ke arah sana. Savian menghela napas pelan, tatapannya yang semula ke arah Carla kini teralihkan ke langit-langit kamar, "Lebih tepatnya, aku pernah making love." jawab Savian tanpa sungkan. Carla tidak ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • Sentuh Aku, Pak!   50. Cari Perhatian

    Tidak ingin merusak malam minggu pertamanya hanya karena perdebatan kecilnya dengan Savian. Carla paksakan untuk memasang senyum cerah malam ini, menyapa satu per satu teman Alvero yang beberapa tidak di kenalnya. Ternyata yang datang lebih banyak dari yang Carla kira. Malah wajahnya pun asing semua. Sepertinya anak-anak dari fakultas lain ikut gabung juga. "Carlaaaa," Itu Dinne. Satu-satunya cewek di kampus yang deket sama Carla. Melihat kehadiran Dinne, Carla jadi sedikit lega. Ah, omong-omong, Carla belum sempat mentraktir Dinne sebagai balas budi karena beberapa hari lalu cewek itu menolongnya. Dinne memeluk Carla sekilas, lalu melakukan tos ala anak tongkrongan dengan Alvero. "Tumben banget lo ikut ngumpul gini!" kata Dinne masih tidak percaya. Mereka sudah di semester 4, tapi baru kali ini Dinne mendapati Carla menghadiri acara kumpul-kumpul seperti malam ini. "He he he, aku mau cari pacar, Nne." bisik Carla malu-malu. Mata Dinne langsun

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • Sentuh Aku, Pak!   51. Pulang Bareng

    Chaka tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis yang duduk di kursi pojok. Cewek yang baru saja di tarik Alvero untuk pindah dari kursi di sebelahnya. Tatapan mata menilai Chaka di pergoki Alvero, membuat cowok itu menatap Chaka dengan sorot mata yang tajam. Chaka tersenyum, lalu mendengus. Kenapa Alvero tampak kesal? padahal dia cuma teman Carla saja. "Lho, lo kenapa duduk di sini, Ka? Carla mana?" Dinne datang sambil menggaruk pelipisnya. Tampak kebingungan karena kursi yang semula ia tempati malah di duduki Chaka. Dagu Chaka menunjuk ke arah Carla yang kini sedang ngobrol dengan Frisco, bibir cewek itu melengkungkan senyum lebar, sepertinya sedang membicarakan hal yang lucu sampai sih Ucok berhasil mengubah raut datar Carla jadi ceria. Ah, Chaka jadi makin sulit mengalihkan pandangannya dari Carla. Senyum gadis itu memanjakan matanya. "Kok pindah?" Dinne bertanya - tanya sambil mendudukkan diri di kursi kosong sebelah Chaka. Meraih gelas ic

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • Sentuh Aku, Pak!   52. Tidur di Sofa

    Chaka suka suaranya. Penuturan kata yang tenang dan halus. Membuat Chaka yang biasanya kalau ngomong agak teriak jadi sedikit merendahkan oktaf suaranya ketika membalas ucapan Carla."Gue pernah ngeliat lo di lorong gedung FEB beberapa kali, di kantin juga sering. Dan udah pasti lo selalu sama Alvero." celetuk Chaka di akhiri kekehan ringan.Tidak ada kecanggungan, Chaka lebih banyak bicara agar keheningan tidak mengambil kesempatan untuk menyelimuti momen kebersamaan mereka. Apapun yang melintas di pikirannya akan keluar dari mulut Chaka.Alis Carla terangkat, menoleh ke Chaka yang sedang fokus pada roda kemudinya, "Kamu sering makan di kantin FEB?" Jeda. "Kenapa anak teknik suka banget ke kantin FEB, ya." lanjutnya bertanya-tanya."Sering kalau lagi pengen makan enak. Soalnya makanan di kantin lo lebih enak rasanya. Apa lagi baksonya, beeeh! gak ada lawan!" jawab Chaka tertambah begitu antusias jika membicarakan masalah makanan.Carla memainkan alisnya menggoda,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Sentuh Aku, Pak!   53. Katanya, Cuma Bercanda

    Pukul sembilan pagi Carla terbangun dari tidurnya. Sinar matahari yang menembus tirai jendela membuat kelopak mata Carla mengerut, tangan kanannya lantas terangkat menutupi bagian matanya guna menghalangi silau mentari yang menyengat.Mendengar suara grasak-grusuk dari luar kamar, Carla segera menyibak selimut dan beranjak berdiri. Bibir gadis manis itu praktis melengkungkan senyuman ketika mendapati Savian yang sudah bergelut dengan piring kotor."Wiiiiih, pak Savian!" ejek Carla sambil berjalan menghampiri pria yang memakai celemek merah muda di tubuhnya itu, "Ada apa nih pagi-pagi gini nyuci piring?" sambungnya sambil menatap Savian penuh selidik.Savian menoleh sekilas ke Carla, lalu tersenyum, "Udah bangun kamu, Car?" sapanya basa-basi. Kepala Savian menoleh ke belakang, ke arah meja pantry. Tersedia dua lapis sandwich dan cangkir kopi yang asapnya masih mengepul. Menandakan kopinya baru di buat beberapa menit lalu."Aku buatin sandwich t

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Sentuh Aku, Pak!   54. Diapel Rombongan

    Kabar gembira, AC di kamar Carla sudah kembali berfungsi dengan baik. Setelah di perbaiki kurang dari dua jam, akhirnya AC itu hidup kembali usai di kutak-katik dengan tangan magic tukang servis."Sudah adem, kan?" Savian datang mengecek kembali suhu di kamar Carla. Memastikan kalau AC di servis dengan betul-betul."Udah, pak." balas Carla sedikit malas, "Ngapain masuk, pak?!" protes Carla melihat Savian yang semula hanya berdiri di ambang pintu kini berjalan menuju jendela kamarnya.Savian tidak menjawab, ia hanya berdiri di depan jendela sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Pandangan menatap lurus ke depan, mengamati halaman di luar."Kamu suka baca buku?" pandangan Savian beralih ke rak buku yang letaknya di samping jendela, bersebelahan dengan meja belajar gadis itu."Hm... lebih tepatnya aku suka baca buku novel." jawab Carla yang masih mempertahankan posisinya, duduk di sis

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04

Bab terbaru

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status