Sepuluh master bela diri itu sedikit mengernyitkan dahi ketika melihat kehadiran empat orang yang menyebut Xuan Yuan sebagai Yang Mulia. Dalam hati, mereka samar-samar merasa bahwa Xuan Yuan bukan orang biasa. "Tuan Muda Xuan, Anda bisa memperkenalkan diri pada kami. Semua masalah akan kami anggap selesai." Tetua Paviliun Tianfeng, Wei Xiang Yun berkata datar. Pria tua berjubah biru itu tidak mempunyai urusan yang sama dengan Yan Qing Cheng. Dia hanya ingin mendisiplinkan anak muda yang bersikap tidak sopan. Hanya saja, melihat penampilan empat pengawal yang terlihat begitu ketat melindungi Xuan Yuan, samar-samar dia mempunyai pemikiran lain."Jika Anda mengatakan identitas Anda, kita seharusnya tidak harus bertarung seperti ini." Mo Shang juga mempunyai pemikiran yang sama. Kedatangannya di tempat ini adalah untuk mendapatkan Bunga Krisan Dewa, bukan berkolaborasi dengan Yan Qing Cheng.Xuan Yuan belum menjawab. Bibirnya terkatup rapat. Tak ingin mengatakan apapun. Empat pengawalny
Tunggu!Kenapa dia menyebut dengan istilah Permaisuri? Apakah pria di depannya ini seorang raja atau pangeran? Seketika wajah Yan Qing Cheng menjadi rumit."Aku mempunyai senjata surgawi. Jika kalian berani bertindak padaku, aku akan memanggang kalian semua menjadi abu. Apa kamu tidak pernah dengar, senjata surgawi?" Xuan Yuan berkata acuh tak acuh.Pada akhirnya, dia tetap menggunakan senjata surgawi untuk menekan semua orang. Berita tentang Panglima Militer Da Liang yang mempunyai senjata surgawi sudah menyebar di seluruh pelosok Da Liang. Mana mungkin pimpinan sekte yang ada di Da Liang tidak mendengarnya, bukan?Yan Qing Cheng berubah menjadi pucat pasi. Xuan Yuan mengungkit senjata surgawi. Itu adalah berita yang cukup mengguncang Da Liang. Dengan panik, dia segera menebak identitas Xuan Yuan."Maksudnya, apakah Anda---""Pangeran Ketiga Da Liang, Murong Xuan Yuan." Yunxi memotong kalimat yang akan diucapkan Yan Qing Cheng.Begitu ucapan ini terdengar, semua orang yang ada di pl
Yan Huaxin berkata dengan penuh percaya diri. Di Gunung Fenghuang, dia adalah seorang gadis suci yang mendapatkan kehormatan khusus. Bisa dibilang, Tetua Yan Qing Cheng telah memanjakannya. Bakat dan kemampuan bela dirinya juga paling menonjol di tempat ini. Bukan hal yang mengherankan jika dia mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.Xuan Yuan begitu lembut memperlakukan Xin Qian yang hanya seorang murid dari Sekte Emei. Yan Huaxin merasa berkali-kali lipat lebih baik dari Xin Qian. Bukan hal yang sulit untuk mendapatkan kasih sayang dari Xuan Yuan.Bahkan dia berani sekali menatap Xin Qian dengan tatapan merendahkan.Xuan Yuan tidak mengindahkan gadis itu sama sekali. Seakan-akan dia tidak mendengarnya."Pangeran Ketika, saya akan melayani Anda lebih baik dari Permaisuri. Mungkin saja, Permaisuri Xin pasti sangat kerepotan jika hanya sendirian melayani Anda." Sekali lagi, Yan Huaxin berkata tak tahu malu. Mendengar ucapan Yan Huaxin, Yan Qing Cheng bergetar ketakutan. Apakah putrinya
Yan Qing Cheng memberi kehormatan pada Murong Xuan Yuan untuk pergi terlebih dahulu. Dalam waktu dua hari rombongan mereka berhasil kembali atau tidak, rombongan kedua akan menyusul. Mereka sudah dibuat beberapa kelompok. Paviliun Tianfeng, Sekte Guiyang dan sekte lain akan menyusul dengan pola aturan yang telah dibuat oleh Yan Qing Cheng.Tidak ada yang berani mendebat. Dewa Perang Da Liang sudah datang secara pribadi, mereka harus memberinya wajah dan kehormatan. Jika tidak, itu akan merusak reputasi dunia persilatan."QianQian, apa kamu lelah?" tanya Xuan Yuan lembut. Keringat mengucur di dahi Xin Qian. Xuan Yuan menghapus dengan sapu tangan yang dibawanya."A Yuan, aku tidak selemah itu. Aku menyukai petualangan seperti ini, kamu tahu tidak?" Xin Qian mengerucutkan bibirnya. Xuan Yuan selalu memperlakukan dirinya seperti anak kecil yang tidak bisa apa-apa. Itu sangat menyebalkan baginya."Baiklah, jika kamu lelah. Aku akan menggendongmu." Xuan Yuan berjalan sambil menggenggam Xin
"Nona, coba lihat di sebelah sana!" Yunxi menunjuk satu arah. Di tempat itu, ada tanaman yang telah ditebang. Ada beberapa burung yang jatuh terkapar di bawahnya. "Mereka terbakar!" seru Xue sambil membelalakkan mata. Getah tanaman Hogweed Raksasa masih menetes berjatuhan mengenai beberapa ekor burung yang terjatuh di tanah. Mereka semua terlihat mengerikan dengan luka lepuh dan terbakar."Apakah ada orang yang sudah mendahului kita?" tanya Xin Qian waspada.Empat orang itu mengedarkan pandangan dengan penuh kewaspadaan tinggi. Bisa dipastikan, tanaman ini belum lama ditebang. Seharusnya bau dari getah ini sudah membuat beberapa burung ini keracunan.Suasana masih begitu sepi. Tak ada pergerakan apapun yang mencurigakan."Mungkin mereka sudah lebih dahulu menuju Lembah Krisan Dewa. Apakah Yan Qing Cheng curang? Kenapa ada orang yang datang terlebih dahulu? Seharusnya kita menjadi orang yang pertama datang." Xuan Yuan merasa begitu marah. Bagaimana mungkin ucapan seorang Tetua Pergu
Selepas berhasil melintasi sungai yang dipenuhi ikan piranha, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Lembah Krisan Dewa. Empat orang itu berjalan selama lebih dari tiga puluh menit tanpa ada rintangan apapun. Kendati demikian, mereka tidak menurunkan kewaspadaan sama sekali. Dua kali mendapatkan jebakan, mana mungkin mereka masih begitu bodoh."QianQian, apa kamu lapar? Bagaimana jika kita berhenti sejenak?" Xuan Yuan berkata lembut.Mereka berada di lembah yang begitu indah. Di depan sana, ada lautan tanaman bunga warna-warni yang menghadang. Ditambah dengan langit biru menghias membaur dengan matahari senja, seperti sebuah skesa di dalam kanvas kehidupan. Pemandangan itu terlihat begitu indah memanjakan pandangan mata."Hari telah senja, entah masih ada rintangan apa lagi yang menghadang di depan sana." Xin Qian mendengus. Perjalanan menuju Lembah Krisan Dewa ternyata tidak sesederhana apa yang dibayangkannya. Mereka dihadang dengan jebakan mematikan. Seharusnya, semakin dekat de
"QianQian, kita akan mengambil rute memutar." Xuan Yuan telah membuat keputusan. Berdasarkan pemahamannya pada peta yang diberikan Yan Qing Cheng, ada jalan lain untuk keluar dari tempat ini. Tadinya, Xin Qian akan mencari tanaman herbal untuk menghindari sengatan lebah. Namun, mendengar keputusan Xuan Yuan, dia memilih untuk mengikuti.Meski memutar lumayan jauh, selagi itu bisa keluar dari tempat ini, itu sudah cukup baik.Setelah satu jam berjalan, mereka akhirnya sampai di pinggir telaga. Sesuai dengan arahan peta, ini adalah tempat yang mereka cari.Sebuah telaga dengan bebatuan besar yang tepat berada di tengah-tengahnya."Lihat, apakah itu yang bernama Bunga Krisan Dewa?" tanya Xin Qian bersemangat. Setelah sehari semalam melakukan perjalanan. Akhirnya sampai juga di tempat ini."Benar, seharusnya itu yang disebut dengan Bunga Krisan Dewa itu."Tanaman Bunga Krisan Dewa tumbuh tepat berada di tengah telaga. Di atas bebatuan itulah berdiri tegak tanaman bunga yang disebut Bunga
Gadis itu menoleh. Wajah pria itu penuh harap ingin mendapatkan jawaban. Dia menghela napas tak berdaya. Tak punya pilihan lain kecuali memberitahu. "Aku akan mencoba menghipnotis buaya itu." Xin Qian menjawab seraya menatap Xuan Yuan. "Hipnotis?" Ilmu ini sudah biasa digunakan sejak zaman kuno. Seharusnya mereka mempunyai nama lain yang berbeda. "Aku akan bicara dengannya." Xin Qian tidak mempunyai kesabaran menjelaskan dengan pembicaraan panjang lebar. Dia hanya bisa mengatakan secara singkat."Nona Xin Qian, Anda juga bisa bicara dengan binatang? Waaah, ini sangat hebat sekali!" Xue melonjak girang. Semua kemampuan yang dimiliki wanita ini sangat mencengangkannya.Semakin mengenal Xin Qian, semakin banyak kejutan yang mereka dapatkan. Dulu, mereka hanya tahu bahwa gadis ini bisa membuat senjata surgawi. Lalu, dia bisa menyembuhkan Pangeran Ketiga yang terinfeksi racun kutukan serigala. Sekarang, dia bisa bicara dengan binatang. Yunxi hanya melirik Xin Qian dengan wajah rumit. D