Xin Qian mengerucutkan bibirnya tidak suka. Pria tampan di depannya ini sangat keras kepala. Jika sudah berkata demikian, maka tidak bisa mundur ke belakang."Lagipula, kamu juga harus ikut ke Istana untuk menghadap Kaisar. Mungkin hari ini Kaisar akan memberimu hadiah besar," ujar Xuan Yuan sembari tersenyum cerah.Mendengar ucapan ini, sepasang netra Xin Qian tiba-tiba berbinar indah. Aah, bukankah dia sudah lama menunggu hari ini? Bagaimana mungkin dia malah ingin menundanya? Jika hari ini dia mendapatkan hadiah dari Kaisar, dia akan meninggalkan istana ini segera. Semakin lama tinggal, akan semakin membuatnya terjerat semakin dalam di tempat bobrok ini."Baik, nanti sepulang dari Istana, kita baru mulai akupuntur lagi." Xin Qian tak marah lagi setelah mendengar kata 'hadiah dari Kaisar'. Suasana hatinya membaik.Murong Xuan Yuan bernapas lega. Wanita yang mempunyai temperamen tidak biasa ini akhirnya mau mengalah. "Baiklah, karena QianQian sudah berbaik hati. Nanti malam kita ma
Kereta kuda telah sampai di Istana Xi Wei, keduanya menghadap Selir Hui Yuan Shi untuk memberi hormat sebelum kembali ke Paviliun Xing He. Xin Qian ingin mengucapkan terima kasih, Selir Hui telah mengirimkan banyak hadiah padanya tadi pagi.Ketika tiba, Fu Jing menyambut keduanya di depan Paviliun Lien Hua. "Harap Pangeran Ketiga dan Nona Xin Qian menunggu sebentar, saya akan melapor pada Selir Hui." Keduanya berdiri di depan aula utama, sedangkan Fu Jing bergegas masuk setelah memberi hormat pada keduanya.Tak berapa lama kemudian, Fu Jing mempersilakan keduanya untuk masuk. Seorang wanita paruh baya yang berpenampilan begitu megah duduk dengan anggun di sana. "Hormat pada Ibunda.""Hormat untuk Yang Mulia Selir Hui."Xin Qian dan Xuan Yuan memberi hormat kepada Selir Hui ketika masuk aula utama Paviliun Lien Hua."Kalian sudah datang?" Selir Hui menyapa dengan seulas senyum.Diam-diam dia mengukur penampilan Xin Qian. Gadis yang disukai putranya ini benar-benar cantik, selain itu
Selir Hui menatap Xin Qian dan Xuan Yuan bergantian. Jelas-jelas dia melihat ada binar cinta berpendar lembut di tatapan Xuan Yuan. Namun, tidak demikian dengan gadis itu. Hati wanita paruh baya itu sedikit mencelos. Sekalinya Xuan Yuan merasa jatuh cinta, harus berhadapan dengan seorang gadis yang tidak mudah ditakhlukkan."Kalian tidak perlu khawatir, mengenai pernikahan kalian berdua, Ibunda yang akan siapkan. Kalian tidak perlu banyak berpikir." Kali ini, Selir Hui tidak akan melepaskan Xin Qian. Gadis yang disukai putranya, harus menjadi menantunya.Bagaimanapun Xuan Yuan adalah Pangeran Ketiga Da Liang. Dinasti ini membutuhkan banyak keturunan, karena hanya Xin Qian yang bisa menggerakkan hati Xuan Yuan untuk menikah, maka mereka harus menikah.Putranya itu sangat datar dan dingin. Dia akan begitu mudah menolak jika memang tidak suka. Namun kali ini Xuan Yuan bahkan menunjukkan kasih sayang pada gadis ini. Mana mungkin Selir Hui akan melepaskannya.Selir Hui tahu, putranya kal
Istana Fengyi Permaisuri Lao Yin FangPutra mahkota duduk dengan malas di hadapan Permaisuri Lao Yin Fang. Hal paling menyebalkan bagi Huantian adalah melihat kebahagiaan Xuan Yuan.Sejak kecil, dia selalu merasa cemburu pada adik ketiganya yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan di atasnya.Hari ini, di ruang sidang Istana, dia menyaksikan bagaimana Kaisar Murong Tian Yi begitu bermurah hati menganugerahkan bintang jasa dan begitu banyak hadiah untuk Xuan Yuan. Benar-benar membuatnya merasa iri.Tak banyak bicara, Huantian hanya duduk di sana dengan wajah kesal. Permaisuri mengetahui suasana hati putra mahkota yang buruk, dia berkata."Tian'er, Ibunda tahu kamu sekarang sedang merasa kesal. Apa kamu datang hanya untuk memperlihatkan wajah jelekmu itu di hadapan Ibunda?" ucap Permaisuri dengan kesal.Apa tidak bisa sehari saja, putranya itu menyimpan keluhan? Kenapa setiap hari selalu mengeluh di hadapannya? Sungguh tidak berguna!Sebagai putra mahkota bukannya tidak mempunyai reputa
Sesampai di Istana Xi Wei, tempat pertama yang dia kunjungi adalah Paviliun Lien Hua. Fu Jing menyambutnya di depan Aula utama."Harap Putra Mahkota menunggu sebentar." Fu Jing pergi melapor pada Selir Hui setelah Huantian mengangguk.Tak butuh waktu lama, pelayan pribadi Selir Hui Yuan Shi itu sudah kembali dan mempersilakan Huantian memasuki aula."Putra Mahkota, silakan masuk!" kata Fu Jing sambil memberi hormat.Selir Hui menyambutnya dengan wajah hangat. Di hadapannya, Huantian memberi hormat pada selir ayahandanya."Hormat pada Ibunda Selir Hui." "Bangunlah!" "Bunda Selir, Ananda tidak berbakti. Baru punya waktu untuk mengunjungi Ibunda Selir. Hanya ingin mengantar gingseng berumur seribu tahun, berharap Bunda Selir panjang umur." Huantian juga bukan orang yang tidak mengerti basa-basi. Sudah sejak kecil tinggal di Istana, mana mungkin dia tidak tahu."Putra Mahkota sungguh berbakti, mengirimkan hadiah untukku. Apakah Permaisuri Lao sehat?" sahut Selir Hui tersenyum lembut."I
Xuan Yuan menatap dingin ke arah kepergian Huantian. Sejak kecil mereka memang sering bertengkar. Hubungan yang tidak terlalu harmonis. Namun, mengingat bahwa keduanya adalah saudara, Xuan Yuan tidak menganggap hal ini serius.Kali ini Xuan Yuan tidak bisa menolerir sikap Huantian yang mendominasi. Bagaimana bisa dia menghina calon permaisurinya dengan sebutan mesum?Pangeran Ketiga Da Liang itu hanya mendengus menahan kesal. Untung saja Huantian segera pergi, jika tidak mungkin dia sudah tidak bisa menahan diri untuk memukuli sang Kakak Pertama. Hanya tersisa pasangan anak muda di Aula. Xin Qian hanya duduk membisu tak bersuara, sedangkan Xuan Yuan berdiri sambil melipat tangan di pelakang punggungnya dengan ekspresi kesal."A Yuan, kalian berdua sepertinya tidak akur," ujar Xin Qian memecah hening."Benar, tapi kami adalah kakak adik, di dalam hatinya, dia menyayangiku." Xuan Yuan berkata ironi. Jujur, dia juga tidak yakin dengan ucapannya sendiri.Xin Qian tertawa kecil. Bagaimana
"A Yuan, Selir Hui belum membuat keputusan. Mereka masih disimpan di sana, untuk diambil sewaktu-waktu sebagai selirmu." Situasinya tidak akan sesederhana apa yang dipikirkan Xuan Yuan.Sudah sampai di titik ini, mana mungkin Lin Wei dan Wang Yue mau mundur ke belakang. Mereka pasti akan melakukan sesuatu. Xuan Yuan mendengus.Selama ini pihak istana masih memberi toleransi padanya karena mengingat jasa dan kontribusinya yang besar bagi Da Liang. Namun, dia masih harus ingat dengan keberadaan Ibu Suri di Istana. Dia pemilik kekuasaan tertinggi di Harem, selain permaisuri. Wanita itu bisa membuat dekrit pernikahan pada Pangeran dengan siapapun yang dikehendakinya. "Aku akan menentang keinginan orang lain yang akan mengatur urusanku." Xuan Yuan meraung marah. Menikah atau tidak, itu harus sesuai dengan keinginannya. Bukan atas dasar dekrit yang dibuat oleh wanita yang tinggal di Harem atau Kaisar sekalipun.Xin Qian tidak ingin memperpanjang pembahasan. Meski dia sendiri juga merasa
Makan malam di aula utama Paviliun Xing He terlihat sedikit canggung. Xin Qian menghindari kontak mata dengan Xuan Yuan. Setiap kali dia mengingat kejadian tadi siang, degub jantungnya meledak tak terkendali. Tak jauh berbeda dengan kondisi Xuan Yuan, jika melihat bibir Xin Qian, rasa ingin mengulang ciuman tadi siang berputar dengan liar di benaknya. Pangeran tampan ini merasa sedikit tidak nyaman karena harus menahan diri. Ganjalan hati yang tidak mudah untuk diabaikan begitu saja. Namun, juga tidak bisa dilampiaskan untuk saat ini.Dia adalah seorang pria terhormat, juga harus memberikan kehormatan untuk permaisurinya. Sebelum hari pernikahan tiba, dia harus sekuat tenaga menahan diri.Suasana Aula utama menjadi hening. Shu Ling dan tiga pengawal merasakan situasi kali ini sedikit aneh. Biasanya Xin Qian selalu banyak bicara."He'em." Xuan Yuan mendeham. Diam-diam Xuan Yuan melirik gadis yang makan dengan malas di hadapannya.Xin Qian menoleh sekilas. Lalu, dia kembali menundukkan
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak