Share

Bab 1773

Penulis: Nasi Kunyit
Selama beberapa hari berturut-turut, Windy menggunakan kartu Heri untuk mentraktir semua orang di departemen. Dia berkata bahwa Heri-lah yang mentraktir semua orang.

Karena alasan ini, semua rekannya mengira bahwa Heri sedang mengejar Windy.

Itulah sebabnya rekannya mengingatkan Windy seperti ini.

Windy mendengarkan dengan ekspresi kaku. Setelah beberapa saat, dia membawa ponselnya dan meninggalkan departemen.

Dia berdiri di luar koridor, menggigit bibirnya dan menelepon Heron, "Halo Dokter Heron, apakah kamu tahu bahwa Bella terluka?"

Heron baru saja tiba di tempat kerja, berganti jas putih dan keluar dari ruang ganti ketika dia menerima telepon dari Windy.

Dia tertegun sejenak, "Apa yang terjadi?"

"Malam ini aku melihat Bella datang ke rumah sakit. Wajahnya bengkak, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi. Yang kutahu hanya roknya robek dan wajahnya bengkak. Dia seharusnya ada di kamar Klan sekarang." Windy menceritakan semua padanya, tapi dia tidak menyebutkan bahwa Heri ada di sana.

H
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1774

    Wajahnya buruk saat di depannya.Sedangkan di depan Heron, wajahnya memerah. Apakah wajah Bella benar-benar setipis itu?"Bukan masalah serius? Kelihatannya serius. Bagaimana kamu bisa terluka?" Heron merasa sedih. Kulit Bella sangat bagus, putih dan kemerahan, tiba-tiba harus mendapat luka yang begitu besar, merusak seluruh wajahnya. Dia pasti sangat sedih karena wajah cantiknya rusak."Ada sedikit kecelakaan." Bella tidak ingin bicara terlalu banyak, jadi dia mengganti topik pembicaraan, "Dokter Heron, bagaimana kamu tahu aku terluka?"Dirinya baru saja datang, bagaimana dia tahu?Heron berhenti sejenak dan melirik Heri. Heri baru saja menerima panggilan telepon dan berjalan ke samping untuk menjawabnya.Heron berbisik kepada Bella, "Windy memberitahuku.""Hah?" Bella terkejut, "Dia sengaja memberitahumu?""Dia meneleponku."Heron langsung mengerti. Meneleponnya berarti Windy sengaja memberitahunya.Ternyata wanita yang perhatian ini tidak sepolos yang dibayangkan. Dia takut Heri ber

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1775

    "Tidak perlu, tidak perlu." Bella melambaikan tangannya untuk menolak, "Aku akan melakukannya sendiri. Dokter Heron, kamu lanjutkan pekerjaanmu saja, aku juga sedikit lelah, aku ingin beristirahat lebih awal.""Baiklah kalau begitu." Heron sangat menghormatinya. Dia berjalan keluar dan menutup pintu.Bella tidak pergi ke tempat Klan karena dia takut lukanya akan membuat Klan takut. Klan masih demam rendah, Bella tidak ingin membuatnya sedih.Lagipula, Klan diawasi oleh Kak Windi dan Heri, jadi seharusnya tidak ada masalah.Bella membuka kantong obat dan mengeluarkan semua obatnya.Namun, sangat sulit untuk mengoleskannya tanpa cermin. Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan ponselnya dan ingin menggunakan kamera depan sebagai cermin.Begitu dia membuka kamera depan, dia melihat wajah muram di cermin itu.Dia terkejut dan menoleh ke belakang. Dia mendapati Heri muncul di depan pintu kamar tanpa dia sadari.Dia menepuk dadanya dan berkata, "Tahukah kamu bahwa menakut-nakuti orang dapat m

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1776

    Bella mengerutkan kening, "Mengapa meniupku?""Bukankah kamu dulu bilang begitu? Saat sakit, harus ditiup, nanti tidak akan sakit lagi." Heri menatapnya. Tidak yakin apakah itu karena cahaya atau apa, tetapi matanya tampak penuh kasih sayang.Ya, Bella pernah mengatakan ini.Saat itu, Bella baru saja pindah ke rumah Heri. Heri sangat peduli padanya dan selalu ingin membelikannya makanan yang lezat dan menyenangkan setiap hari.Suatu hari, Heri sedang membuka surat di sebelahnya dan tangannya secara tidak sengaja terpotong oleh pemotong surat. Bella begitu cemas dan segera pergi mencari kotak obat."Tuan Heri, di mana kotak obat di rumah?" Saat itu, Bella sedang hamil dan ingin sekali mencari kotak obat itu.Heri mengingatkannya dengan tenang, "Bella, kamu sedang hamil, jangan buru-buru. Ini hanya luka ringan, aku bisa mengambil kotak obat sendiri.""Itu bukan luka ringan. Darahnya terus keluar." Bella menatap tangannya dengan cemas. Dia melilitkan selembar tisu di tangannya, tetapi dar

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1777

    Tanpa sadar Bella tersenyum, "Aku rasa begitu."Meski kata-katanya ambigu, lengkung bibirnya mengungkapkan isi hatinya.Heri menatap matanya yang cerah dan berkata, "Aku merasakan detak jantungku sedikit cepat.""Benarkah?" Tanpa berpikir panjang, Bella menempelkan telapak tangannya di dada Heri.Heri tercengang.Jantungnya berdetak tak karuan, sangat kencang dan bertenaga."Benar." Bella tersenyum dan menatapnya. Saat melihat tatapan matanya yang sangat dalam, dia menyadari apa yang telah dilakukannya.Dia menarik tangannya tiba-tiba, wajahnya menjadi merah, "Maaf Tuan Heri.""Tidak apa-apa, aku sangat senang." Mata Heri penuh dengan kelembutan.Bella mengakui bahwa dia terlena dengan mata Heri.Setelah itu, Bella mengoleskan obat padanya dan membungkuk untuk meniupnya dengan hati-hati.Saat itu juga, punggung Heri menegang. Dia menunduk ke arahnya, "Mengapa kamu meniupnya?"Bella tertawa sebelum berbicara, "Karena meniup luka akan menyembuhkannya.""Siapa yang bilang?""Ibuku berkata

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1778

    Begitu langit cerah, petugas kebersihan mulai membersihkan kamar.Suara berisik itu membuat Bella bangung.Dia membuka matanya dan melihat seorang petugas kebersihan wanita sedang mengepel lantai. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, "Apakah kamu bersih-bersih sepagi ini?""Ya, kami mulai bersih-bersih pukul tujuh setiap pagi." Petugas kebersihan itu melanjutkan mengepel lantai.Bella juga tidak bisa tidur karena kebisingan itu, jadi dia duduk dan melihat kantong kertas di meja samping tempat tidur.Kantong kertas?Apa isinya?Dia mengambilnya dan melihat ada satu set pakaian di dalamnya."Bibi, apakah kantong ini milikmu?" Bella bertanya kepada petugas kebersihan."Bukan. Ini kamar tempat Dokter Heron biasa beristirahat. Jadi, mungkin milik Dokter Heron." Petugas kebersihan itu menjawab.Jadi, pakaian ini disiapkan untuknya oleh Heron?Kebetulan roknya robek.Bella mengganti pakaiannya di kamar mandi. Ukurannya pas, tidak terlalu besar atau terlalu kecil.Dia merapikan dirinya di dep

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1

    “Nyonya, tuan sudah kembali.”“Benarkah?” Siska Leman sedang menggambar sketsa dan mencari inspirasi, matanya berbinar dan dia membuka tirai di depannya.Sebuah Mobil SUV masuk ke rumah mewah.Siska menoleh dan melihat seorang pria duduk di dalam mobil dengan wajah yang serius, mata sipit, dengan gerakan yang bermartabat seperti kaisar.Dia benar-benar sudah pulang!Jantung Siska mulai berdetak kencang.Terutama ketika dia memikirkan tentang apa yang akan dia lakukan setiap kali pria itu kembali, wajahnya menjadi semakin merah.Setiap ciumannya begitu bergairah.Dia gugup dan malu.Saat ini, pintu terbuka dan seorang pria berpakaian rapi masuk.Siska menoleh sambil tersenyum, “Paman.”“Sini.” Tangan kekar pria itu membuka dasinya.Siska berjalan dengan malu-malu.Selanjutnya, dia ditarik ke dalam pelukannya dan dicium dengan ganas.Siska berteriak “Uh-huh” dua kali dan kemudian tidak berdaya. Pria itu membawanya ke tempat tidur dan mengganggunya dengan kejam.Pria itu tampak menahan, t

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 2

    Siska merasa sedih.Dia mengambil beberapa pakaian gelap dari ruang ganti, berjalan kembali ke kamar dan mendengar Ray sedang mengangkat telepon.“Jangan takut. Nyonya Raim akan menjagamu. Aku akan segera datang.” Siska tidak pernah mendengar suara Ray selembut ini.Siska berhenti, semua rasa senang di hatinya tiba-tiba menghilang.“Paman,” dia memanggil dan bertanya ragu-ragu, “siapa yang meneleponmu?”Ray meliriknya, tingginya yang hampir 1,9 meter membuat orang merasa tertekan. Dia berkata dengan dingin, “Bukan siapa-siapa.”“Apakah seorang wanita?”“Tidak ada hubungannya denganmu.” Setelah mengatakan itu, dia mengambil pakaian di tangan Siska dan mengenakannya.Biasanya dia akan meminta Siska memakaikan untuk dirinya.Apakah ini berarti ketika seorang pria yang jatuh cinta dengan wanita lain akan mulai menolak istri pertamanya?Perut Siska mulai kram lagi.Sepertinya perutnya benar-benar sakit.Sangat tidak nyaman dan sakit.Ray mengenakan pakaiannya, berbalik dan berjalan keluar.

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 3

    Siska tiba-tiba teringat perkataan teman Ray.Temannya itu berkata, “Ray memiliki seorang wanita di dalam hatinya yang dia temui di Amerika. Dia telah menyukainya selama bertahun-tahun. Dia terlihat mirip denganmu.”Siska masih belum terima saat itu. Dia merasa bahwa wanita itu hanyalah orang masa lalu dan jelas tidak sebaik dirinya.Sampai hari ini, rasanya seperti terbangun dari mimpi.Melihat Ray begitu lembut kepada wanita itu, hatinya serasa tertusuk pisau tajam hingga menyebabkan organ dalamnya mengejang kesakitan.Di tempat yang begitu ramai, saat Ray hendak mengantar wanita itu pergi, dia tiba-tiba melihat Siska berada tidak jauh dari sana, dengan Bibi Endang di belakangnya.Ray sedikit mengernyit.Wanita itu bertanya dengan lembut, “Ray, apakah kamu mengenalnya?”“Ya, dia adalah istriku, Siska.” Ray memperkenalkan dengan tenang, “Kelly, kamu pergi ke mobil dulu, aku akan datang nanti.”“Oke.” Kelly Yirma mengangguk patuh, sebelum pergi, matanya tertuju pada wajah Siska.Keduan

Bab terbaru

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1778

    Begitu langit cerah, petugas kebersihan mulai membersihkan kamar.Suara berisik itu membuat Bella bangung.Dia membuka matanya dan melihat seorang petugas kebersihan wanita sedang mengepel lantai. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, "Apakah kamu bersih-bersih sepagi ini?""Ya, kami mulai bersih-bersih pukul tujuh setiap pagi." Petugas kebersihan itu melanjutkan mengepel lantai.Bella juga tidak bisa tidur karena kebisingan itu, jadi dia duduk dan melihat kantong kertas di meja samping tempat tidur.Kantong kertas?Apa isinya?Dia mengambilnya dan melihat ada satu set pakaian di dalamnya."Bibi, apakah kantong ini milikmu?" Bella bertanya kepada petugas kebersihan."Bukan. Ini kamar tempat Dokter Heron biasa beristirahat. Jadi, mungkin milik Dokter Heron." Petugas kebersihan itu menjawab.Jadi, pakaian ini disiapkan untuknya oleh Heron?Kebetulan roknya robek.Bella mengganti pakaiannya di kamar mandi. Ukurannya pas, tidak terlalu besar atau terlalu kecil.Dia merapikan dirinya di dep

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1777

    Tanpa sadar Bella tersenyum, "Aku rasa begitu."Meski kata-katanya ambigu, lengkung bibirnya mengungkapkan isi hatinya.Heri menatap matanya yang cerah dan berkata, "Aku merasakan detak jantungku sedikit cepat.""Benarkah?" Tanpa berpikir panjang, Bella menempelkan telapak tangannya di dada Heri.Heri tercengang.Jantungnya berdetak tak karuan, sangat kencang dan bertenaga."Benar." Bella tersenyum dan menatapnya. Saat melihat tatapan matanya yang sangat dalam, dia menyadari apa yang telah dilakukannya.Dia menarik tangannya tiba-tiba, wajahnya menjadi merah, "Maaf Tuan Heri.""Tidak apa-apa, aku sangat senang." Mata Heri penuh dengan kelembutan.Bella mengakui bahwa dia terlena dengan mata Heri.Setelah itu, Bella mengoleskan obat padanya dan membungkuk untuk meniupnya dengan hati-hati.Saat itu juga, punggung Heri menegang. Dia menunduk ke arahnya, "Mengapa kamu meniupnya?"Bella tertawa sebelum berbicara, "Karena meniup luka akan menyembuhkannya.""Siapa yang bilang?""Ibuku berkata

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1776

    Bella mengerutkan kening, "Mengapa meniupku?""Bukankah kamu dulu bilang begitu? Saat sakit, harus ditiup, nanti tidak akan sakit lagi." Heri menatapnya. Tidak yakin apakah itu karena cahaya atau apa, tetapi matanya tampak penuh kasih sayang.Ya, Bella pernah mengatakan ini.Saat itu, Bella baru saja pindah ke rumah Heri. Heri sangat peduli padanya dan selalu ingin membelikannya makanan yang lezat dan menyenangkan setiap hari.Suatu hari, Heri sedang membuka surat di sebelahnya dan tangannya secara tidak sengaja terpotong oleh pemotong surat. Bella begitu cemas dan segera pergi mencari kotak obat."Tuan Heri, di mana kotak obat di rumah?" Saat itu, Bella sedang hamil dan ingin sekali mencari kotak obat itu.Heri mengingatkannya dengan tenang, "Bella, kamu sedang hamil, jangan buru-buru. Ini hanya luka ringan, aku bisa mengambil kotak obat sendiri.""Itu bukan luka ringan. Darahnya terus keluar." Bella menatap tangannya dengan cemas. Dia melilitkan selembar tisu di tangannya, tetapi dar

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1775

    "Tidak perlu, tidak perlu." Bella melambaikan tangannya untuk menolak, "Aku akan melakukannya sendiri. Dokter Heron, kamu lanjutkan pekerjaanmu saja, aku juga sedikit lelah, aku ingin beristirahat lebih awal.""Baiklah kalau begitu." Heron sangat menghormatinya. Dia berjalan keluar dan menutup pintu.Bella tidak pergi ke tempat Klan karena dia takut lukanya akan membuat Klan takut. Klan masih demam rendah, Bella tidak ingin membuatnya sedih.Lagipula, Klan diawasi oleh Kak Windi dan Heri, jadi seharusnya tidak ada masalah.Bella membuka kantong obat dan mengeluarkan semua obatnya.Namun, sangat sulit untuk mengoleskannya tanpa cermin. Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan ponselnya dan ingin menggunakan kamera depan sebagai cermin.Begitu dia membuka kamera depan, dia melihat wajah muram di cermin itu.Dia terkejut dan menoleh ke belakang. Dia mendapati Heri muncul di depan pintu kamar tanpa dia sadari.Dia menepuk dadanya dan berkata, "Tahukah kamu bahwa menakut-nakuti orang dapat m

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1774

    Wajahnya buruk saat di depannya.Sedangkan di depan Heron, wajahnya memerah. Apakah wajah Bella benar-benar setipis itu?"Bukan masalah serius? Kelihatannya serius. Bagaimana kamu bisa terluka?" Heron merasa sedih. Kulit Bella sangat bagus, putih dan kemerahan, tiba-tiba harus mendapat luka yang begitu besar, merusak seluruh wajahnya. Dia pasti sangat sedih karena wajah cantiknya rusak."Ada sedikit kecelakaan." Bella tidak ingin bicara terlalu banyak, jadi dia mengganti topik pembicaraan, "Dokter Heron, bagaimana kamu tahu aku terluka?"Dirinya baru saja datang, bagaimana dia tahu?Heron berhenti sejenak dan melirik Heri. Heri baru saja menerima panggilan telepon dan berjalan ke samping untuk menjawabnya.Heron berbisik kepada Bella, "Windy memberitahuku.""Hah?" Bella terkejut, "Dia sengaja memberitahumu?""Dia meneleponku."Heron langsung mengerti. Meneleponnya berarti Windy sengaja memberitahunya.Ternyata wanita yang perhatian ini tidak sepolos yang dibayangkan. Dia takut Heri ber

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1773

    Selama beberapa hari berturut-turut, Windy menggunakan kartu Heri untuk mentraktir semua orang di departemen. Dia berkata bahwa Heri-lah yang mentraktir semua orang.Karena alasan ini, semua rekannya mengira bahwa Heri sedang mengejar Windy.Itulah sebabnya rekannya mengingatkan Windy seperti ini.Windy mendengarkan dengan ekspresi kaku. Setelah beberapa saat, dia membawa ponselnya dan meninggalkan departemen.Dia berdiri di luar koridor, menggigit bibirnya dan menelepon Heron, "Halo Dokter Heron, apakah kamu tahu bahwa Bella terluka?"Heron baru saja tiba di tempat kerja, berganti jas putih dan keluar dari ruang ganti ketika dia menerima telepon dari Windy.Dia tertegun sejenak, "Apa yang terjadi?""Malam ini aku melihat Bella datang ke rumah sakit. Wajahnya bengkak, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi. Yang kutahu hanya roknya robek dan wajahnya bengkak. Dia seharusnya ada di kamar Klan sekarang." Windy menceritakan semua padanya, tapi dia tidak menyebutkan bahwa Heri ada di sana.H

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1772

    Bella mengangkat matanya dan menatapnya dengan tenang, "Kenapa?""Ekspresimu tidak terlihat bagus. Ada apa? Apakah lukamu terasa sakit?""Tidak." Bella tidak ingin bicara."Apakah kamu tidak senang karena Windy ada di sini?" Heri menyadari sesuatu dan melihat ke Windy.Windy juga berbalik, berpikir bahwa Heri sedang menatapnya. Dia melambaikan kertas di tangannya sambil tersenyum, "Kak Heri, apotek ada di sini, aku akan mengambil obatnya, tunggu aku, aku akan segera kembali."Setelah berkata demikian, dia berlari ke apotek.Wajah Bella tanpa ekspresi.Heri bertanya, "Benarkah? Kamu tidak begitu senang dia ada di sini."Bella berkata dengan acuh tak acuh, "Tidak."Heri berhenti berbicara.Beberapa menit kemudian, Windy datang membawa sekantong obat, mengeluarkan dua jenis obat dan menjelaskan kepada Bella cara memakannya, "Apakah kamu mengerti?"Bella berkata dengan tenang, "Aku tahu, itu tertulis di kotaknya.""Ya, ingatlah untuk mengoleskan obat tiga kali sehari saat kamu pulang, agar

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1771

    Heri tidak mengatakan apa-apa dan mendorong Bella ke dalam lift.Bella juga tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia menarik mantelnya lebih erat. Jika memungkinkan, dia tidak ingin mengenakan pakaian Heri, tetapi roknya robek dan rumah sakit sangat dingin. Dia hanya bisa mengenakan mantelnya terlebih dahulu. Tidak tahu mengapa, tetapi dia merasa udara dingin di rumah sakit semakin dingin.Ketika mereka tiba di unit gawat darurat, Windy berkata, "Kak Heri, kita langsung ke ruang gawat darurat."Bella mengira karena Windy dokter di sini, mereka tidak perlu mengantri, tapi ternyata tidak ..."Kakak senior, wajah temanku terluka. Tolong periksa dia dulu." Windy memasuki unit gawat darurat dan mulai bersikap genit kepada dokter di sana.Dokter UGD itu mendongak. Dia adalah seorang pria berusia 40 tahun. Dia tampak tidak enak dan berkata, "Tidak bisa, aku masih punya sekitar 20 pasien konsultasi.""Ayolah, kumohon. Wajahnya sakit sekarang. Tolong bantu dia dulu. Nant

  • Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh   Bab 1770

    Penjahat itu muntah karena kesakitan.Namun Heri tidak merasa puas. Dia menjambak rambutnya, mengambil pisau buah yang jatuh ke tanah dan ingin menusukkannya ke dahi penjahat itu."Heri!" Bella takut dia akan membunuhnya, jadi dia berteriak.Heri menoleh dan menatap Bella di pintu dengan tatapan dingin.Satu sisi wajah Bella bengkak dan roknya robek, jelas disebabkan oleh penjahat itu.Mata Heri langsung dipenuhi dengan kebencian, dia berkata dengan muram, "Beraninya kamu memukulnya? Apakah kamu sudah tidak ingin hidup?"Setelah berkata demikian, dia hendak menusukkan pisau ke telinga penjahat itu.Bella berteriak, "Heri, jangan lakukan itu!"Heri pengacara, pengacara yang selalu anggun dan tenang. Bagaimana mungkin dia melanggar hukum dengan sengaja?Tepat pada saat ini, Erwin datang bersama polisi. Beberapa polisi berlari masuk dan memisahkan mereka berdua."Pak Polisi, ini tuan kami. Dia datang untuk menyelamatkan nyonya kami. Dia pelakunya." Erwin menjelaskan kepada polisi.Polisi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status