#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
6. Kemarahan Vanya
Ayana terlonjak kaget. Gadis itu mengerjapkan matanya, seraya menatap gadis yang terlihat amat marah di depannya. Gadis itu adalah kakak kelasnya dan juga merupakan teman sekelas kekasihnya, Marsel. Entah mengapa, perasaan menjadi tidak enak, terlebih ketika melihat Vanya menatapnya nyalang penuh kebencian. Semua mata kini menatap ke arah meja Ayana, Zewa, dan Ale.
"Lo apa-apaan sih! Buat kaget aja," ketus Zewa.
"PMS kali," gumam Ale.
Sedangkan Vanya melotot. Menatap tajam ke arah kedua pemuda di depannya yang hanya dibalas dengan tatapan malas oleh Ale dan Zewa. Keduanya sudah biasa menghadapi tingkah gadis itu. Melupakan semua ucapan kedua teman satu kelasnya, Vanya kini beralih menatap gadis yang tengah menatapnya bingung. Tanpa aba-aba, Vanya menjambak rambut panjang milik Ayana. Membuat sang empu menjerit dan langsung berdiri karena jambakan
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku7. Jalan BarengDi sebuah kamar yang tidak terlalu besar, seorang gadis berbaring di atas kasurnya seraya menatap langit-langit kamarnya. Senyum terus saja terukir di wajahnya. Kejadian tadi pagi berhasil membuat hatinya uang semula hancur kembali menghangat. Sikap Marsel membuatnya kembali mengurungkan niatnya untuk menyudahi hubungannya dengan kekasihnya itu. Ayana berguling ke kanan, menjadikan posisinya berubah menjadi tengkurap. Dia menggigit bantal gulingnya ketika tidak bisa menahan kebahagiaannya yang terlalu menggebu."Kak Mars romantis banget tadi, ya ampun!" pekik gadis itu tertahan. Dia tidak mau mengganggu ketenangan sang ibu.Sebuah notifikasi pada handphone-nya membuat Ayana menoleh. Menatap layar handphone-nya, yang menunjukkan sebuah pesan dari Mars. Dengan semangat gadis itu membaca pesan itu. Senyumannya semakin mengembang ketika mendapati sang kekasih sudah berad
Sebatas PERMAINAN Pacarku8. Ingkar JanjiDi depan rumah, Ayana tengah menunggu kehadiran Marsel. Kemarin malam, pemuda itu berjanji akan menjemputnya dan berangkat bersama ke sekolah. Senyuman manis setia menghiasi wajah gadis itu. Dengan sabar dia menunggu. Sesekali menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan apakah kekasihnya sudah segera sampai. Tetapi, sudah setengah jam sosok yang ditunggu-tunggu belum juga terlihat.Ayana mulai cemas. Sebab, lima belas menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Dengan segera dia mengambil handphone-nya, mencoba menghubungi Marsel. Sudah berulang kali, tapi tak kunjung mendapat balasan. Bahkan, untuk yang terakhir kalinya, telepon itu sengaja ditutup. Membuat Ayana terdiam. Pikirannya mulai menjelajah. Sibuk. Satu kata yang tiba-tiba datang di pikirannya. Ayana tersadar dari keterdiamannya, ketika melihat dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Terlebih, jarak antara rumahnya dan sekolahnya cukup ja
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku9. Murahan?"Cinta memang membodohkan, kepintaran seseorang seketika hilang. Karena memang nyatanya sebuah rasa tidak lagi menggunakan logika melainkan perasaan."_Ayana_Langkah Ayana semakin cepat. Kini tujuannya adalah kantin sekolah. Menemui kekasihnya yang sudah dipastikan berada di sana bersama kedua sahabatnya. Dia ingin segera menyelesaikan kesalahpahaman tadi pagi. Dia tidak mau Marsel memikirkan tentang dirinya yang tidak-tidak. Tidak memperdulikan tatapan tajam dari para kaum hawa, gadis itu terus melangkah. Langkahnya berangsur-angsur pelan, ketika melihat sang kekasih tengah duduk bersama kedua sahabatnya. Marsel tampak sibuk dengan benda pipihnya.Ale yang menyadari kehadiran Ayana sontak menyikut pelan tubuh Marsel. Membuat pemuda yang duduk di sampingnya berdecak dan segera menoleh ke arah Ale. Ale yang melihat itu pun menunj
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku10. Jaga JarakSatu minggu Ayana harus menelan pahit kemesraan Marsel dengan Vanya. Keduanya tampak tertawa bahagia, melupakan dirinya yang masih berstatus sebagai kekasih Marsel. Mereka begitu tenang, seperti tidak memikirkan bagaimana kondisinya kini. Ayana hanya bisa menunduk ketika melewati keduanya. Genggamannya pada setumpuk buku di tangannya semakin erat. Hatinya sakit. Napasnya tercekat. Ketika melihat sang kekasih tidak menyapanya, bahkan untuk menoleh.Dia menahan isaknya. Menatap nanar punggung Marsel yang mulai menjauh bersama Vanya. Untung saja di koridor tersebut sepi. Membuatnya tidak akan mendengarkan tawa menyebalkan dari para siswa-siswi lainnya. Ayana mendongak, mencoba menahan air matanya yang hampir keluar begitu saja. Menghirup udara panjang lalu mengembuskannya pelan. Cukup membantu, sebelum dia kembali menuju ke tempat tujuannya.Kantor terlihat sepi. Ayana mencoba
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku11. Fitnah"Tanpa kepercayaan, berapa lama pun suatu hubungan terjalin semuanya tidak ada artinya."***Plak!Sebuah tamparan yang amat keras, berhasil mendarat di pipi kanan Ayana. Gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya itu menoleh. Meringis tertahan. Dia menatap tidak percaya dengan apa yang sang ibu lakukan. Sedangkan Erin menatap tangan kanannya nanar. Tetapi itu hanya sesaat. Perempuan paruh baya itu kembali memasang wajah marahnya. Ayana tidak tahu apa alasan ibunya menamparnya, bahkan terlihat marah seperti ini. Dia baru saja pulang sekolah. Tapi, apa?"Ibu?" Panggil Ayana pelan. Ditatapnya manik mata sang ibu."Kau!" Erin menunjuk putrinya. Tangannya bergetar menahan amarah. "Dasar pembuat malu saja!" lanjutnya kesal.Ayana menatap ke sekeliling. Di luar pagar rumahnya, terdapat beberapa orang-oran
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku12. FarezPintu kelas Ayana diketuk oleh seseorang. Membuat seisi kelas dengan serempak menoleh. Mendapati seorang pemuda dengan wajah datarnya. Semua murid mulai berbisik-bisik akan kehadiran salah satu most wanted di sekolah ini. Seorang pemuda yang digadang-gadang memiliki kelainan karena tidak pernah terlihat berbaur dengan seorang wanita selama ini. Berbeda dengan Ayana yang mengernyitkan dahi. Dia tidak mengenali pemuda itu. Bahkan seingatnya dia tidak pernah bertemu dengan pemuda itu selama bersekolah di sini."Ayana." Satu kata yang keluar dari bibir pemuda itu. Membuat suasana semakin gaduh. Terlebih baru saja beberapa jam yang lalu Ayana diputuskan oleh Marsel.Ayana menunjukkan dirinya sendiri seraya berucap 'Aku?' dengan wajah bingungnya. Mendapatkan anggukan dari sang pemuda, gadis itu mulai bangkit dan meminta izin kepada guru yang tengah mengajarnya. Kini keduanya berjalan
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku13. BercabangJam dinding sudah menunjuk pukul sebelas malam, tetapi seorang pemuda masih belum jua masuk ke alam mimpinya. Dia terus berguling-guling ke sana-kemari mencoba memejamkan matanya. Tetapi, kejadian tadi pagi membuatnya merasa tidak tenang. Entah apa yang dia rasakan. Ada rasa takut, kesal, dan argh, entahlah. Semuanya tampak bercabang. Marsel menghempaskan selimutnya kesal. Dia beranjak menuju ke balkon rumahnya. Mengambil salah satu batang rokok dan mulai menyesapnya. Dia tidak peduli jika nanti ketahuan orang tuanya. Dia hanya ingin menenangkan pikirannya. Ya, dengan merokok. Dengan tenangnya dia menghembuskan asap rokoknya. Sesekali menatap ke langit. Ada sesuatu yang hilang. Tapi apa? Bayangan Ayana dengan sosok yang dia benci terus saja terlintas. Membuatnya kesal setengah mati."Apa yang direncanain, Farez?" monolognya. Dia terus saja menghisap rokoknya seraya memikirka
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku14. MerenungJam kosong digunakan sebaik mungkin oleh kelas Xll IPS 3. Ruangan tampak ricuh. Ada beberapa anak yang menjadikan kelas menjadi konser mendadak, ada pula yang berjoget ria di depan handphone mereka, atau bermain game. Ale menatap miris salah satu sahabatnya. Marsel di tempatnya tampak melamun. Cowok itu seperti tidak terganggu akan kegaduhan yang teman-temannya lakukan. Ale berinisiatif akan menemui sahabatnya itu, hingga seorang gadis sudah lebih dulu duduk di kursi samping Marsel. Vanya menyapa kekasihnya, tetapi Marsel sepertinya masih asik dengan pikirannya. Membuat gadis itu mengibaskan tangan kanannya di depan wajah Marsel, membuat cowok itu mengerjap kaget."Kamu ngelamun?" tanya Vanya.Marsel tampak mengembuskan napas panjang. Sebelum akhirnya dia bangkit dari kursinya membuat Vanya turut bangkit dan memegang lengan kanan kekasihnya.
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku85. Endingnya"Sebenarnya tidak ada kata 'ending' di setiap kisah. Karena hidup terus berlanjut walaupun kematian tengah menunggu."_Author_***Di atas panggung mewah di depan sana, berdiri sepasang suami-istri, yang baru saja resmi. Ayana dan Marsel tampak sangat bahagia. Senyum terus terpatri di wajah mereka. Hari ini, mereka sudah benar-benar resmi memiliki satu sama lain. Tidak berselang lama, Rain, Vanya, Jasmin, Zewa, Ale, dan Farez datang mendekati mereka dengan saling berpasangan dengan pasangan mereka masing-masing."Cie udah nikah!" ujar Rain dan langsung memeluk tubuh Ayana erat."Cepet nyusul," ujar Ayana seraya terkekeh. Mendengar itu Rain mengerucutkan bibirnya. Menatap sinis ke arah Ale."Noh, dianya aja yang gak peka-peka!" sungut Rain seraya menghentak-hentakkan kedua kak
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku84. Truth or Dare!Bisa lepas dari bau-bau obat dan juga makanan hambar, Ayana menghirup kembali udara bebas banyak-banyak. Padahal gadis itu sudah pulang sejak tiga hari yang lalu. Marsel yang berdiri di samping gadis itu tersenyum tipis. Rambut panjang Ayana bertebaran tertiup angin. Senyum manis terbit wajah gadis itu. Kedua mata gadis itu tampak terpejam menikmati belaian lembut sang angin. Sinar mentari yang tak terlalu terik membuat suasana semakin membuat suasana semakin sejuk. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat pagar pembatas rooftop. Marsel perlahan menggenggam tangan kiri gadis itu, lalu menautkannya dengan tangan kanannya membuat kedua mata cantik Ayana terbuka."Seneng?" tanya Marsel. Ayana mengangguk semangat."Banget!" jawabnya menggebu-gebu. Kini, keduanya tengah menghabiskan waktu bersama di rooftop. Bel masuk beberapa menit yang lalu membuat
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku83. Dia Kembali"Sang mentari redup, membuat dunia tenggelam dalam kegelapan. Menyisakan rasa kesedihan dan juga kehampaan. Hingga semuanya terobati akan kembali sang mentari."_Marsel_***Kedua manik mata yang sudah sebulan itu tak pernah terbuka perlahan terbuka. Kedua mata indah itu menatap ke sekeliling, dia tahu sekarang dirinya berada di mana. Rumah sakit. Gadis itu menoleh ketika merasakan tangan kanannya berat seakan ada sesuatu yang menimpanya. Seulas senyum terpatri di wajah pucat itu ketika mengetahui seseorang yang amat dia cintai kini tertidur di sampingnya dengan tangan kiri cowok itu menggenggam erat tangan kanan miliknya. Namun, bayangan di mana perlakuan cowok itu, membuat senyum indah itu pudar bergantikan dengan hembusan napas panjang. Perlahan dia melepaskan cengkraman tangan itu dengan sangat amat pelan. Tetapi, rupanya pergerakannya membuat cowok itu t
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku82. Menanti"Aku tahu Tuhan sedang menghukumku, tapi aku tidak akan lelah untuk menunggumu kembali menyapaku."_Marsel Anggara Saputra_Erin mendesah ketika melihat sosok Marsel masih setia menunggu putrinya yang belum kunjung membuka kedua matanya. Sudah satu minggu, Ayana tidak menampilkan tanda-tanda akan segera sadar dari komanya. Satu minggu itu pula, Marsel setia menunggu gadis itu seraya sesekali mengecup punggung tangan putrinya, atau mengajak mengobrol walau tidak mendapatkan respon, atau tidur di bangku samping brangkar gadis itu. Erin sendiri sudah beberapa kali menyuruh Marsel untuk beristirahat. Bahkan, cowok itu hanya pulang untuk mengisi perut dan mandi. Tetapi, setelah dua hari yang lalu, cowok itu memutuskan untuk menetap di rumah sakit ketika mendapati informasi bahwa gadisnya ngedrop. Membuat semakin cemas. Sekolah? Bahkan cowok itu mengambil izin hanya untuk menjaga gad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku81. Keduanya Pergi"Gue memang salah, tapi haruskah aku benar-benar ditinggalkan? Sendirian? Aku hanya butuh seseorang yang mau menuntun ke jalan kebenaran!"_Dia yang Ditinggalkan_***Kini Vanya sedang duduk seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap kosong ke langit malam. Berkali-kali terdengar helaan napas dari bibir mungil gadis itu. Hari itu juga, dia kehilangan sosok sahabat kecilnya, Marsel. Dia menoleh ketika mendengar suara dering dari ponselnya. Menatapnya sejenak sebelum mengangkat telepon tersebut. Farez, meneleponnya. Dia menepuk kening ketika baru mengingat bahwa cowok itu pulang ke Indonesia hari ini. Dia lupa tidak menyambut kedatangannya. Dengan segera dia mengangkat telepon. Tapi, sudah sepuluh menit, tidak ada yang bersuara. Vanya pun memilih diam, dia tidak tahu harus mengucapkan apa."Fa–""
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku80. Si Protagonis Berkedok Antagonis"Jangan hanya menilai buku dari covernya tapi, lihatlah isinya. Begitu pula dengan manusia."_Author_"Gue gak peduli semua orang melihat gue sebagai penjahat di kisah ini, karena gue hanya mengikuti alur yang mereka bicarakan."_Unknow_***"Gak guna lo, lukain diri sendiri kaya gitu." Ucapan seseorang membuat Marsel menoleh. Dia mengernyit mendapati seorang gadis yang kini berdiri di hadapannya dengan melipat kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum remeh ke arahnya."Lo ...."Cewek itu terkekeh, melihat raut wajah cowok di depannya. Mana yang sosok kakak kelasnya yang angkuh? Dia melangkah mendekat, menatap kakak kelasnya dari bawah sampai atas. Kacau, satu kata yang menilai penampilan Marsel. Kini, dia tidak bersama para teman-temannya, dia memilih
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku79. Kecelakaan"Aku bertanya padamu, aku di matamu adalah sebuah pohon atau bunga? Jika kau menjawab pohon, aku tak terkejut lagi sebab aku memang hanya sebatas sandaran lelah dan juga pelindungmu dari sang mentari. Tapi, jika kau menjawab bunga, aku cukup terkejut. Karena aku indah di matamu."_Ayana_***Ayana berlari dengan kencang, tidak peduli bahwa dia sudah menabrak para murid lain berkali-kali. Dia terus berlari, hatinya sungguh benar-benar sesak, air matanya terus meluncur dengan deras. Dia memilih keluar gerbang, tidak peduli satpam marah karena ulahnya. Tetapi, siapa sangka. Ada sebuah mobil melaju kencang dari arah samping. Suara klakson dari mobil membuat Ayana seketika menoleh. Kedua matanya membola dan pada hitungan detik kecelakaan terjadi. Tubuh Ayana terlempar beberapa meter. Sang pemilik mobil langsung mengerem, lalu berlari keluar. Zewa yang melihat kejad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku78. Murka"Kukira saat kau kudiamkan, kau akan menyadari kesalahanmu tetapi tetap saja. Cukup, aku melihatmu bahagia di atas keseihanku!"_Ayana_***Ayana mendengus. Dia kembali membuang muka, tidak tahan melihat tawa kedua manusia yang berada di jok depan mobil. Siapa lagi kalau bukan Ayana dan Marsel. Kini, gadis itu kembali menjadi yang kedua, di belakang! Padahal tadi jok depan yang diduduki Vanya adalah tempatnya. Maksudnya, tadi ya sebelum Marsel memutuskan untuk menjemput Vanya juga, membuat Ayana lagi harus mengalah dan duduk di jok belakang. Namun, apa? Sekarang dia seakan obat nyamuk di sana. Marsel bahkan tidak mengajaknya berbicara dan hanya asik dengan sang sahabatnya. Menyebalkan sekali. Ayana berdehem keras, membuat Marsel tersadar bahwa di jok belakang juga ada gadisnya. Kenapa dia mudah sekali melupakan Ayana jika dirinya ada di samping Vanya?
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku77. Satu Arah yang Selalu Sama"Kamu selalu mengatakan bahwa kau akan berlari ke arahku, tetapi nyatanya tidak. Kamu memilih berputar dan berlari ke arahnya. Lalu, aku harus apa?"***Malam sebelumnya, Marsel di rumah Vanya. Keduanya bercanda tawa bersama. Mereka memilih film komedi. Marsel yang memegang bungkus keripik singkong dan duduk di samping Vanya dengan Vanya yang begitu nyaman bersandar di dada bidang cowok itu sesekali mengambil keripik singkong yang Marsel pegang. Vanya tertawa terbahak-bahak ketika melihat adegan yang menurutnya lucu begitu pula dengan Marsel. Keduanya sangat menikmati film itu sampai tak sadar waktu terus berputar dan mulai menunjuk pukul tengah malam. Saat film itu usai, barulah keduanya tergeletak di atas lantai yang dingin seraya memegangi perut mereka yang kram karena tak henti-hentinya tertawa. Bahkan Vanya sampai mengeluarkan air matanya.