#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
59. Sesuatu yang Berbeda
"Jujur aku bingung dengan semua sikapmu. Kamu itu bak bunglon. Selalu berubah-ubah, tak bisa kutebak."
_Ayana Choirunnisa_
***
Pengambilan raport membuat semua murid gugup. Tetapi, tak sedikit pula yang biasa saja. Mungkin karena mereka sudah terbiasa tidak mendapatkan peringkat sepuluh besar, berbeda dengan mereka yang selalu masuk ke peringkat itu. Termasuk, Ayana. Gadis itu sudah gugup setengah mati. Walau tak dipungkiri sudah dipastikan gadis itu menjadi juara kelas. Ayana baru bisa mengembuskan napas lega ketika namanya tercantum menjadi juara pertama di kelasnya. Dia tersenyum kecut ketika beberapa mapel, dia mendapatkan nilai delapan. Tidak buruk memang, tetapi Ayana tetap Ayana. Gadis itu cukup sedih karena nilainya menurun. Mengembuskan napas panjang, melipat kertas hasil ulangannya dia memilih beranjak dari tempat duduknya. Dia menuju ke ka
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku60. Secuil Hati yang Tersakiti"Cantik banget Mbaknya," puji Marsel ketika melihat gadisnya duduk manis di bangku samping dirinya. Ayana hanya tersenyum malu.Marsel yang melihat Ayana belum memakai sabuk pengamannya itu berdecak. Untung saja dia belum melajukan mobilnya. Dia mencondongkan tubuhnya lalu memakaikan sabuk pengaman itu dengan seksama. Tanpa dia sadari ada jantung yang berdetak tak normal di sampingnya. Ayana sudah menahan napasnya karena wajah mereka yang sangat dekat. Setelahnya Marsel mengusap pucuk kepala Ayana gemas. Lalu, mulai melajukan mobilnya. Kedua manik mata Ayana tak lepas dari wajah tampan kekasihnya.Seulas senyum terlukis jelas di wajahnya. Marsel benar-benar sangat tampan. Dia bahkan sesekali dibuat insecure ketika banyak wanita yang mendekati kekasihnya, terutama Vanya. Gadis itu lebih cantik daripada dia dan dia juga terlahir dari keluarg
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku61. Mengalah"Sikapmu kembali membuatku bimbang. Apakah kamu benar-benar tulus mencintaiku atau hanya kasihan kepadaku."_Ayana_***Kedua mata Ayana mengerjap. Kembali menutup ketika pening menyerangnya. Dia menoleh ketika merasakan tangan kanannya terasa berat. Senyum terbit begitu saja ketika melihat Marsel yang tertidur seraya menggenggam tangan kanannya. Tetapi, bayangan di mana Marsel meninggalkannya semalam membuatnya menghela napas panjang. Ayana memilih menoleh ke samping ketika melihat Marsel yang terbangun. Marsel yang menyadari gadisnya sudah sadar senang bukan kepalang. Dia langsung memencet bel untuk memanggil dokter. Tak lama kemudian, dokter datang, memeriksa keadaan Ayana. Ayana sejak tadi diam membisu, membuat Marsel semakin dibuat cemas."Kondisi pasien sudah lebih baik," ujar sang dokter membuat Marsel lega. Cowok itu meng
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku62. Setia Menanti"Banyak orang mengatakan bahwa menunggu itu tidak enak, dan kini aku merasakannya. Menunggu yang tak pasti memang sangat melelahkan."_Ayana_***Malam itu, di ruangan Ayana cukup ramai karena ocehan Rain yang terus-menerus, membuat Erin dan Ayana terkekeh. Tak lupa juga Ale, Zewa, dan Farez. Walau begitu, Farez tampak memilih berdiam diri di pojok berbeda dengan Zewa dan Ale yang tampak canggung untuk mengajak laki-laki itu. Terkadang Ayana berpikir, ada apa dengan mereka? Bukankah dulu mereka sangat akrab? Alasan yang menjadikan persahabatan mereka memang masih menjadi misteri.Ayana ikut terkekeh ketika Rain menceritakan hal konyol. Sesekali dia juga melirik ke arah pintu. Jam sudah menunjuk pukul delapan malam, tetapi seseorang yang dia tunggu tak kunjung datang juga. Suara dering telepon, membuat Ayana dengan segera men
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku63. Alasan Dari Kehancuran"Jika masalah dihadapi dengan amarah, bukannya selesai tetapi akan semakin ruyam. Tenang, diskusi, lalu hadapi."_Author~***Kedatangan Ayana bersama Farez, membuat Marsel segera menghampiri keduanya dengan napas memburu. Kedua tangannya sudah mengepal, menahan emosi. Pagi-pagi begini, dia sudah dihadiahkan tontonan yang membuat hatinya terbakar. Lalu, sebenarnya siapa yang salah?Dia menarik paksa tangan kanan Ayana, membuat gadis itu terhuyung ke belakang dan langsung menubruk dada bidang Marsel. Sesaat dia menatap wajah sang kekasih yang tampak memerah menahan amarah. Tetapi, dengan cepat dia membuang muka. Dia kecewa dengan Marsel yang tak menepati janjinya. Dengan kasar Ayana melepaskan genggaman Marsel, membuat cowok itu yang semula menatap tajam Farez kini teralihkan ke Ayana. Menatap tak percaya kepada gadisnya.&
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku64. Merenungi*Cinta Pertama yang Belum Terlupakan*"Memang mengikhlaskan itu sulit, tetapi apa benar membenci seseorang yang memang tidak benar untuk disalahkan?"_Ayana"Boleh gue jujur? Gue gak benci dia, tapi gue benci diri gue sendiri. Karena itu, gue memilih menghukum diri gue. Menjauh dari mereka adalah pilihan gue."_Farez***Farez menginjakkan kakinya, menaiki anak tangga. Hentakan kakinya terdengar nyaring dan menggema. Farez terus saja melangkah hingga sampailah di tujuannya. Rooftop. Angin langsung menyambut dirinya. Menyapu wajah tampan milik Farez. Sinar mentari tak mau kalah. Dengan tidak terlalu terik, sinar mentari menerpa wajah itu. Burung berkicau, membuat suasana menenangkan tercipta.Farez melangkah mendekati pembatas rooftop. Memegang erat pagar. Kembali air matanya turun
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku65. Menghindar"Aku bisa saja lelah lalu memilih menyerah. Tetapi lagi, rasa cinta kembali membuatku mencoba terus menggapaimu."_Ayana_***Ayana dibuat gatal untuk tidak mengabari kekasihnya. Dia melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sejak tadi pagi, mereka tidak mengobrol atau menyapa satu sama lain. Ayana yang memilih menghindar dan Marsel yang diam. Semarah-marahnya, Ayana gadis itu tidak bisa bertahan lama. Mengembuskan napas panjang lalu meraih handphone-nya. Mencoba mengetikkan pesan untuk Marsel. Berkali-kali dia mengetik lalu menghapusnya kembali begitu terus. Hingga dia akhirnya memutuskan untuk menanyakan kekasihnya sudah makan atau belum lengkap dengan nasehat agar cowok itu tak telat makan.Ayana mendesah ketika pesannya hanya dibaca saja oleh Marsel. Gadis itu terdiam. Apakah cowok itu tengah kacau?
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku66. Selesai?"Terkadang sesuatu yang menurut kita benar adalah sesuatu yang salah. Karena itu, manusia tercipta menjadi makhluk sosial yang saling membutuhkan."***Vanya tersenyum ketika mendapatkan pesan dari seseorang yang dia tunggu-tunggu kehadirannya selama ini. Dengan segera dia beranjak dari atas kasurnya dan langsung bersiap. Tujuannya kini adalah sebuah kafe yang tidak jauh dari rumahnya berada. Gadis itu tampak cantik dengan pakaian kaos putih polos yang dimasukkan ke dalam celana jins warna hitamnya. Rambutnya dibiarkan tergerai, berkibar dengan amat cantiknya. Saat sampai di depan kafe yang dia tuju, kedua matanya mengerling, menatap ke penjuru kafe dan akhirnya sosok yang dia cari ketemu. Seorang cowok duduk di pojok ruangan dengan jaket hitamnya. Ada sebuah gambar garuda di dada jaket cowok itu."Udah lama, Sayang?" tanya Vanya lembut
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku67. Perlahan Menjauh"Bintangku mulai kembali ke dekapan sang bulan, haruskah aku menyerah atau mencoba mempertahankannya?"_Ayana Choirunnisa_***Setelah kejadian tadi pagi di mana Marsel semakin menjauh darinya. Kini, Ayana tampak tengah mencoba melemparkan bola basket yang tengah dia genggam. Dia terus berulang kali mencoba tetapi tak ada yang berhasil masuk ke ring. Jika hubungannya dengan Marsel baik-baik saja, pasti cowok itu akan mengajarinya kembali. Tetapi, sekarang untuk melihatnya saja Marsel tampak tak sudi. Lihatlah, cowok itu tampak asik bermain dengan teman-teman sekelasnya tanpa mau menoleh sedikit pun ke arah Ayana yang kesulitan.Ayana mengembuskan napas panjang lalu mencoba kembali. Dia meloncat seraya melemparkan bola basket tersebut cukup kuat. Tetapi, bola tersebut hanya mengenai sudut bibir ring dan memantul kuat ke arah ...
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku85. Endingnya"Sebenarnya tidak ada kata 'ending' di setiap kisah. Karena hidup terus berlanjut walaupun kematian tengah menunggu."_Author_***Di atas panggung mewah di depan sana, berdiri sepasang suami-istri, yang baru saja resmi. Ayana dan Marsel tampak sangat bahagia. Senyum terus terpatri di wajah mereka. Hari ini, mereka sudah benar-benar resmi memiliki satu sama lain. Tidak berselang lama, Rain, Vanya, Jasmin, Zewa, Ale, dan Farez datang mendekati mereka dengan saling berpasangan dengan pasangan mereka masing-masing."Cie udah nikah!" ujar Rain dan langsung memeluk tubuh Ayana erat."Cepet nyusul," ujar Ayana seraya terkekeh. Mendengar itu Rain mengerucutkan bibirnya. Menatap sinis ke arah Ale."Noh, dianya aja yang gak peka-peka!" sungut Rain seraya menghentak-hentakkan kedua kak
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku84. Truth or Dare!Bisa lepas dari bau-bau obat dan juga makanan hambar, Ayana menghirup kembali udara bebas banyak-banyak. Padahal gadis itu sudah pulang sejak tiga hari yang lalu. Marsel yang berdiri di samping gadis itu tersenyum tipis. Rambut panjang Ayana bertebaran tertiup angin. Senyum manis terbit wajah gadis itu. Kedua mata gadis itu tampak terpejam menikmati belaian lembut sang angin. Sinar mentari yang tak terlalu terik membuat suasana semakin membuat suasana semakin sejuk. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat pagar pembatas rooftop. Marsel perlahan menggenggam tangan kiri gadis itu, lalu menautkannya dengan tangan kanannya membuat kedua mata cantik Ayana terbuka."Seneng?" tanya Marsel. Ayana mengangguk semangat."Banget!" jawabnya menggebu-gebu. Kini, keduanya tengah menghabiskan waktu bersama di rooftop. Bel masuk beberapa menit yang lalu membuat
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku83. Dia Kembali"Sang mentari redup, membuat dunia tenggelam dalam kegelapan. Menyisakan rasa kesedihan dan juga kehampaan. Hingga semuanya terobati akan kembali sang mentari."_Marsel_***Kedua manik mata yang sudah sebulan itu tak pernah terbuka perlahan terbuka. Kedua mata indah itu menatap ke sekeliling, dia tahu sekarang dirinya berada di mana. Rumah sakit. Gadis itu menoleh ketika merasakan tangan kanannya berat seakan ada sesuatu yang menimpanya. Seulas senyum terpatri di wajah pucat itu ketika mengetahui seseorang yang amat dia cintai kini tertidur di sampingnya dengan tangan kiri cowok itu menggenggam erat tangan kanan miliknya. Namun, bayangan di mana perlakuan cowok itu, membuat senyum indah itu pudar bergantikan dengan hembusan napas panjang. Perlahan dia melepaskan cengkraman tangan itu dengan sangat amat pelan. Tetapi, rupanya pergerakannya membuat cowok itu t
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku82. Menanti"Aku tahu Tuhan sedang menghukumku, tapi aku tidak akan lelah untuk menunggumu kembali menyapaku."_Marsel Anggara Saputra_Erin mendesah ketika melihat sosok Marsel masih setia menunggu putrinya yang belum kunjung membuka kedua matanya. Sudah satu minggu, Ayana tidak menampilkan tanda-tanda akan segera sadar dari komanya. Satu minggu itu pula, Marsel setia menunggu gadis itu seraya sesekali mengecup punggung tangan putrinya, atau mengajak mengobrol walau tidak mendapatkan respon, atau tidur di bangku samping brangkar gadis itu. Erin sendiri sudah beberapa kali menyuruh Marsel untuk beristirahat. Bahkan, cowok itu hanya pulang untuk mengisi perut dan mandi. Tetapi, setelah dua hari yang lalu, cowok itu memutuskan untuk menetap di rumah sakit ketika mendapati informasi bahwa gadisnya ngedrop. Membuat semakin cemas. Sekolah? Bahkan cowok itu mengambil izin hanya untuk menjaga gad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku81. Keduanya Pergi"Gue memang salah, tapi haruskah aku benar-benar ditinggalkan? Sendirian? Aku hanya butuh seseorang yang mau menuntun ke jalan kebenaran!"_Dia yang Ditinggalkan_***Kini Vanya sedang duduk seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap kosong ke langit malam. Berkali-kali terdengar helaan napas dari bibir mungil gadis itu. Hari itu juga, dia kehilangan sosok sahabat kecilnya, Marsel. Dia menoleh ketika mendengar suara dering dari ponselnya. Menatapnya sejenak sebelum mengangkat telepon tersebut. Farez, meneleponnya. Dia menepuk kening ketika baru mengingat bahwa cowok itu pulang ke Indonesia hari ini. Dia lupa tidak menyambut kedatangannya. Dengan segera dia mengangkat telepon. Tapi, sudah sepuluh menit, tidak ada yang bersuara. Vanya pun memilih diam, dia tidak tahu harus mengucapkan apa."Fa–""
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku80. Si Protagonis Berkedok Antagonis"Jangan hanya menilai buku dari covernya tapi, lihatlah isinya. Begitu pula dengan manusia."_Author_"Gue gak peduli semua orang melihat gue sebagai penjahat di kisah ini, karena gue hanya mengikuti alur yang mereka bicarakan."_Unknow_***"Gak guna lo, lukain diri sendiri kaya gitu." Ucapan seseorang membuat Marsel menoleh. Dia mengernyit mendapati seorang gadis yang kini berdiri di hadapannya dengan melipat kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum remeh ke arahnya."Lo ...."Cewek itu terkekeh, melihat raut wajah cowok di depannya. Mana yang sosok kakak kelasnya yang angkuh? Dia melangkah mendekat, menatap kakak kelasnya dari bawah sampai atas. Kacau, satu kata yang menilai penampilan Marsel. Kini, dia tidak bersama para teman-temannya, dia memilih
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku79. Kecelakaan"Aku bertanya padamu, aku di matamu adalah sebuah pohon atau bunga? Jika kau menjawab pohon, aku tak terkejut lagi sebab aku memang hanya sebatas sandaran lelah dan juga pelindungmu dari sang mentari. Tapi, jika kau menjawab bunga, aku cukup terkejut. Karena aku indah di matamu."_Ayana_***Ayana berlari dengan kencang, tidak peduli bahwa dia sudah menabrak para murid lain berkali-kali. Dia terus berlari, hatinya sungguh benar-benar sesak, air matanya terus meluncur dengan deras. Dia memilih keluar gerbang, tidak peduli satpam marah karena ulahnya. Tetapi, siapa sangka. Ada sebuah mobil melaju kencang dari arah samping. Suara klakson dari mobil membuat Ayana seketika menoleh. Kedua matanya membola dan pada hitungan detik kecelakaan terjadi. Tubuh Ayana terlempar beberapa meter. Sang pemilik mobil langsung mengerem, lalu berlari keluar. Zewa yang melihat kejad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku78. Murka"Kukira saat kau kudiamkan, kau akan menyadari kesalahanmu tetapi tetap saja. Cukup, aku melihatmu bahagia di atas keseihanku!"_Ayana_***Ayana mendengus. Dia kembali membuang muka, tidak tahan melihat tawa kedua manusia yang berada di jok depan mobil. Siapa lagi kalau bukan Ayana dan Marsel. Kini, gadis itu kembali menjadi yang kedua, di belakang! Padahal tadi jok depan yang diduduki Vanya adalah tempatnya. Maksudnya, tadi ya sebelum Marsel memutuskan untuk menjemput Vanya juga, membuat Ayana lagi harus mengalah dan duduk di jok belakang. Namun, apa? Sekarang dia seakan obat nyamuk di sana. Marsel bahkan tidak mengajaknya berbicara dan hanya asik dengan sang sahabatnya. Menyebalkan sekali. Ayana berdehem keras, membuat Marsel tersadar bahwa di jok belakang juga ada gadisnya. Kenapa dia mudah sekali melupakan Ayana jika dirinya ada di samping Vanya?
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku77. Satu Arah yang Selalu Sama"Kamu selalu mengatakan bahwa kau akan berlari ke arahku, tetapi nyatanya tidak. Kamu memilih berputar dan berlari ke arahnya. Lalu, aku harus apa?"***Malam sebelumnya, Marsel di rumah Vanya. Keduanya bercanda tawa bersama. Mereka memilih film komedi. Marsel yang memegang bungkus keripik singkong dan duduk di samping Vanya dengan Vanya yang begitu nyaman bersandar di dada bidang cowok itu sesekali mengambil keripik singkong yang Marsel pegang. Vanya tertawa terbahak-bahak ketika melihat adegan yang menurutnya lucu begitu pula dengan Marsel. Keduanya sangat menikmati film itu sampai tak sadar waktu terus berputar dan mulai menunjuk pukul tengah malam. Saat film itu usai, barulah keduanya tergeletak di atas lantai yang dingin seraya memegangi perut mereka yang kram karena tak henti-hentinya tertawa. Bahkan Vanya sampai mengeluarkan air matanya.