#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
31. Kekecewaan
"Kekecewaan yang sesungguhnya adalah di mana, mereka yang sudah dianggap sebagai keluarga tak pernah menanamkan sebuah kepercayaan."
***
"Ay, ayo bangun kita sudah sampai."
Samar Ayana mendengar suara sang mama yang menyuguhkan untuk segera bangun. Tak lupa tepukan kecil di pipinya membuat nyawanya lebih cepat terkumpul. Dia mengerjap lalu menguap lebar. Membuat Erin yang melihat kelakuan sang putri hanya menggelengkan kepalanya. Ayana menatap ke luar jendela, benar saja rumah sang oma nampak berdiri dengan gagah di depannya. Rumah dengan dua lantai dan juga besar itu masih tetap sama. Cat berwarna putih dipadukan dengan hitam dan juga pohon rambutan kesayangan Ayana pun masih berdiri di sana. Ayana dengan semangat langsung keluar bersama dengan sang mama.
"Oma! Ayana datang!" teriak gadis itu ketika memasuki pint
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku32. Penghibur"Kamu datang di saat aku bersedih, menghiburku, lalu menguatkanku. Seakan kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku."_Ayana_***Ayana berlari tak tahu arah. Dia hanya mengikuti kemana kedua kakinya melangkah. Isak tangisnya berlangsung sirna. Kini, hanya terlihat bekas air mata yang berada di pipi gadis itu. Cukup lama berjalan, gadis itu memilih duduk di sebuah taman yang tak sengaja dia lalui. Taman itu sangat teduh dan juga cukup ramai. Kebanyakan adalah anak-anak kecil yang bermain dengan kedua orang tuanya. Tetapi, ada juga beberapa remaja yang berlalu-lalang. Ayana memejamkan kedua matanya. Menghirup banyak-banyak oksigen. Lalu, mengembuskannya perlahan. Kelopak matanya terbuka ketika merasakan sinar mentari tidak menerpa wajahnya lagi. Bibirnya terkantup rapat ketika menyadari siapa yang kini berdiri di depannya."Ka
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku33. Teror"Menjadi orang baik saja sudah memiliki musuh, bagaimana jadinya seorang manusia yang jahat?"***Ayana menoleh ketika mendengar suara jendela kamarnya di ketuk. Merasa tidak ada seseorang di luar sana, gadis itu kembali fokus dengan buku-buku pelajarannya. Namun, suara ketukan itu kembali terdengar. Dia berpikir sejenak, siapa yang malam-malam begini datang dan mengetuk rumahnya. Ataukah itu seseorang yang dia kenali? Dengan rasa penasaran dia pun menyibak gorden. Menatap ke sekeliling, tidak ada orang. Mengembuskan napas panjang, menutup kedua matanya. Sepertinya itu adalah efek lelah. Pikir Ayana saat itu. Namun, betapa terkejutnya ketika dia membuka matanya, sosok dengan topeng menyeramkan dan hoodie hitam berdiri di balik jendelanya. Ketakutan Ayana tidak sampai di situ saja, ketika tanpa sengaja ekor matanya melihat benda mengkilap yang berada di tangan kanan sosok
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku34. Mentari Untuk Langit"Gue tahu, gue penuh dengan kegelapan. Maka dari itu, gue minta lo jadi sang mentari yang menerangi gue."_Marsel"Jika aku menjadi sang mentari? Lalu, bisakah Kakak menjadi sang langit yang selalu ada di samping mentari walaupun mentari itu tertutup oleh awan hitam?"_Ayana***Kini kondisi Ayana mulai membaik. Gadis itu tidak lagi terisak. Hanya sesekali gadis itu menarik ingusnya yang tiap kali akan menetes. Membuat Marsel terkekeh karena tingkah gadis itu. Keheningan mereka sirna ketika seorang anak kecil menawarkan jual dagangnya. Ayana yang tak tega pun mulai memilih makanan dan minuman yang hendak dia beli. Tetapi, suara Marsel membuat gerakan tangannya terhenti tergantikan dengan menatap kakak kelasnya itu dengan penuh arti."Berapa semuanya?"
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku35. KembaliKabar mengenai kembalinya Ayana dan Marsel langsung tersebar luas. Apalagi kini, Marsel tengah membukakan pintu mobilnya untuk Ayana. Sedangkan, Ayana tampak memerah menahan malu. Ayolah, Marsel terlalu berlebihan. Tadi pagi, dia dikejutkan dengan kedatangan Marsel dengan mobil mewahnya yang sudah berada di depan rumahnya. Membuat para tetangga keluar, penasaran dengan sang pemilik mobil mewah itu. Sedangkan Erin hanya tersenyum saja. Jika bahagia, maka dia juga akan bahagia. Ayana tersadar dari lamunannya ketika Marsel menggenggam erat tangan kanannya lalu, menuntunnya untuk pergi ke kelasnya.Bukan seperti biasanya, tidak ada bisikan hanya ada tatapan yang Ayana dapatkan. Suasana hening itu, membuat langkah kaki sepasang kekasih itu tampak terdengar nyaring. Marsel dengan senang hati mengantar sang pacar hingga sampai di kelas."Belajar yang rajin-ra
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku36. Sesak"Salahkah gue bila ingin menjaga dua hati perempuan yang gue sayangi setelah ibu?"_Marsel"Gue sayang lo, tidak bisakah lo buat nengok ke belakang. Lihat! Gue setia nunggu lo."_Vanya"Aku tidak tahu takdir yang ditentukan oleh Tuhan kepadaku, tetapi salahkah aku mencoba untuk menentukan takdirku sendiri?"_Ayana***Marsel terus melangkah mencari sosok sahabat masa kecilnya dan juga perempuan yang dia sayangi setelah ibunya. Napasnya naik-turun dikarenakan terus saja berlari sejak tadi. Dia terdiam, di mana kiranya tempat Vanya yang selalu dia datangi untuk merenung. Jika Ayana selalu lari ke taman belakang, Vanya akan pergi ke ... rooftop! Bodoh! Kenapa dia tidak mengingatnya sejak tadi! Dengan langkah lebar dia melangkah menuju ke rooftop sekolah. Benar saja! Gadis yang dia cari tengah be
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku37. Ajaran Sesat Marsel"Hidup itu tak selamanya serius, bercanda pun diperlukan agar otak lo gak mendidih terus meledak!"_Marsel***"Kak Mars!"Marsel yang dipanggil pun menatap ke arah tangga, di mana sang adik perempuannya tengah berlari menuruni ajak tangga seraya membawa buku dan juga pensil di tangan kanannya. Marsel yang tahu apa yang akan dilakukan sang adik, diam-diam ingin mencoba kabur tetapi suara Hera yang menggelegar membuatnya berhenti seraya menyengir."Mau ke mana, Marsel?" tanya Hera dengan tatapan tajamnya."Anu, Bun. Marsel kebelet," dustanya. Hera berkacak pinggang. Dia tahu bahwa putranya itu tengah berbohong dengannya. Dengan keras dia menarik hidung sang putra membuat Marsel menjerit kesakitan."Ajarin adikmu, Bang!" tegas Hera tak
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku38. Penjagaan Ketat"Kamu itu sumber kebahagiaanku, sekaligus alasan aku meneteskan air mata."_Ayana:)***Seperti yang dijanjikan Marsel semalam, kini cowok itu siap untuk menuju ke rumah sang kekasih. Pipi kanannya sudah berwarna ungu karena hadiah dari sang ayah. Tadi pagi, Putra yang melihat putranya turun dari tangga langsung memberikan sebuah bogeman mentah kepada Marsel. Hera yang melihat itu sontak menutup mata Ila. Tentu saja hadiah itu karena dia mengajarkan Ila dengan seenak jidat. Putra yang melihat putranya terbaring di atas lantai seraya meringis pun puas. Menepuk-nepukkan kedua tangannya dan kembali melakukan sarapannya yang tertunda.Tidak terasa kini, Marsel sudah sampai di depan rumah Ayana. Dia mengetuk pintu dan langsung mendapati gadisnya. Baru saja dia mengulas senyum dan hendak menyapa gadisnya, dia malah mendapatkan sembura
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku39. Calon Mantu Keluarga Saputra"Kamu memang memiliki sejuta cara untuk membuatku tersenyum. Lantas, salahkah aku bila terus mengharapkan kamu menjadi sosok pendamping masa depanku?"_Ayana_***"Pulangnya jangan malam-malam," peringat Erin yang langsung dihadiahi hormat oleh Marsel.Membuat Erin tersenyum lalu, mengelus lembut pucuk kepala cowok itu. Ayana mencium punggung tangan sang mama diikuti oleh Marsel. Kini, keduanya menaiki motor milik Marsel. Ayana hanya diam, menikmati angin sore yang membelai wajahnya. Marsel pun hanya tersenyum, tidak mau mengganggu ketenangan gadisnya. Dengan kecepatan rata-rata dia membawa sepeda motornya menuju ke mansion keluarganya. Membuat Ayana yang tersadar pun meremas ujung jaket yang Marsel gunakan. Marsel paham bahwa gadisnya tengah gugup sekarang. Dengan lembut dia menggenggam tangan kanan Ayana, menatapn
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku85. Endingnya"Sebenarnya tidak ada kata 'ending' di setiap kisah. Karena hidup terus berlanjut walaupun kematian tengah menunggu."_Author_***Di atas panggung mewah di depan sana, berdiri sepasang suami-istri, yang baru saja resmi. Ayana dan Marsel tampak sangat bahagia. Senyum terus terpatri di wajah mereka. Hari ini, mereka sudah benar-benar resmi memiliki satu sama lain. Tidak berselang lama, Rain, Vanya, Jasmin, Zewa, Ale, dan Farez datang mendekati mereka dengan saling berpasangan dengan pasangan mereka masing-masing."Cie udah nikah!" ujar Rain dan langsung memeluk tubuh Ayana erat."Cepet nyusul," ujar Ayana seraya terkekeh. Mendengar itu Rain mengerucutkan bibirnya. Menatap sinis ke arah Ale."Noh, dianya aja yang gak peka-peka!" sungut Rain seraya menghentak-hentakkan kedua kak
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku84. Truth or Dare!Bisa lepas dari bau-bau obat dan juga makanan hambar, Ayana menghirup kembali udara bebas banyak-banyak. Padahal gadis itu sudah pulang sejak tiga hari yang lalu. Marsel yang berdiri di samping gadis itu tersenyum tipis. Rambut panjang Ayana bertebaran tertiup angin. Senyum manis terbit wajah gadis itu. Kedua mata gadis itu tampak terpejam menikmati belaian lembut sang angin. Sinar mentari yang tak terlalu terik membuat suasana semakin membuat suasana semakin sejuk. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat pagar pembatas rooftop. Marsel perlahan menggenggam tangan kiri gadis itu, lalu menautkannya dengan tangan kanannya membuat kedua mata cantik Ayana terbuka."Seneng?" tanya Marsel. Ayana mengangguk semangat."Banget!" jawabnya menggebu-gebu. Kini, keduanya tengah menghabiskan waktu bersama di rooftop. Bel masuk beberapa menit yang lalu membuat
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku83. Dia Kembali"Sang mentari redup, membuat dunia tenggelam dalam kegelapan. Menyisakan rasa kesedihan dan juga kehampaan. Hingga semuanya terobati akan kembali sang mentari."_Marsel_***Kedua manik mata yang sudah sebulan itu tak pernah terbuka perlahan terbuka. Kedua mata indah itu menatap ke sekeliling, dia tahu sekarang dirinya berada di mana. Rumah sakit. Gadis itu menoleh ketika merasakan tangan kanannya berat seakan ada sesuatu yang menimpanya. Seulas senyum terpatri di wajah pucat itu ketika mengetahui seseorang yang amat dia cintai kini tertidur di sampingnya dengan tangan kiri cowok itu menggenggam erat tangan kanan miliknya. Namun, bayangan di mana perlakuan cowok itu, membuat senyum indah itu pudar bergantikan dengan hembusan napas panjang. Perlahan dia melepaskan cengkraman tangan itu dengan sangat amat pelan. Tetapi, rupanya pergerakannya membuat cowok itu t
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku82. Menanti"Aku tahu Tuhan sedang menghukumku, tapi aku tidak akan lelah untuk menunggumu kembali menyapaku."_Marsel Anggara Saputra_Erin mendesah ketika melihat sosok Marsel masih setia menunggu putrinya yang belum kunjung membuka kedua matanya. Sudah satu minggu, Ayana tidak menampilkan tanda-tanda akan segera sadar dari komanya. Satu minggu itu pula, Marsel setia menunggu gadis itu seraya sesekali mengecup punggung tangan putrinya, atau mengajak mengobrol walau tidak mendapatkan respon, atau tidur di bangku samping brangkar gadis itu. Erin sendiri sudah beberapa kali menyuruh Marsel untuk beristirahat. Bahkan, cowok itu hanya pulang untuk mengisi perut dan mandi. Tetapi, setelah dua hari yang lalu, cowok itu memutuskan untuk menetap di rumah sakit ketika mendapati informasi bahwa gadisnya ngedrop. Membuat semakin cemas. Sekolah? Bahkan cowok itu mengambil izin hanya untuk menjaga gad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku81. Keduanya Pergi"Gue memang salah, tapi haruskah aku benar-benar ditinggalkan? Sendirian? Aku hanya butuh seseorang yang mau menuntun ke jalan kebenaran!"_Dia yang Ditinggalkan_***Kini Vanya sedang duduk seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap kosong ke langit malam. Berkali-kali terdengar helaan napas dari bibir mungil gadis itu. Hari itu juga, dia kehilangan sosok sahabat kecilnya, Marsel. Dia menoleh ketika mendengar suara dering dari ponselnya. Menatapnya sejenak sebelum mengangkat telepon tersebut. Farez, meneleponnya. Dia menepuk kening ketika baru mengingat bahwa cowok itu pulang ke Indonesia hari ini. Dia lupa tidak menyambut kedatangannya. Dengan segera dia mengangkat telepon. Tapi, sudah sepuluh menit, tidak ada yang bersuara. Vanya pun memilih diam, dia tidak tahu harus mengucapkan apa."Fa–""
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku80. Si Protagonis Berkedok Antagonis"Jangan hanya menilai buku dari covernya tapi, lihatlah isinya. Begitu pula dengan manusia."_Author_"Gue gak peduli semua orang melihat gue sebagai penjahat di kisah ini, karena gue hanya mengikuti alur yang mereka bicarakan."_Unknow_***"Gak guna lo, lukain diri sendiri kaya gitu." Ucapan seseorang membuat Marsel menoleh. Dia mengernyit mendapati seorang gadis yang kini berdiri di hadapannya dengan melipat kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum remeh ke arahnya."Lo ...."Cewek itu terkekeh, melihat raut wajah cowok di depannya. Mana yang sosok kakak kelasnya yang angkuh? Dia melangkah mendekat, menatap kakak kelasnya dari bawah sampai atas. Kacau, satu kata yang menilai penampilan Marsel. Kini, dia tidak bersama para teman-temannya, dia memilih
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku79. Kecelakaan"Aku bertanya padamu, aku di matamu adalah sebuah pohon atau bunga? Jika kau menjawab pohon, aku tak terkejut lagi sebab aku memang hanya sebatas sandaran lelah dan juga pelindungmu dari sang mentari. Tapi, jika kau menjawab bunga, aku cukup terkejut. Karena aku indah di matamu."_Ayana_***Ayana berlari dengan kencang, tidak peduli bahwa dia sudah menabrak para murid lain berkali-kali. Dia terus berlari, hatinya sungguh benar-benar sesak, air matanya terus meluncur dengan deras. Dia memilih keluar gerbang, tidak peduli satpam marah karena ulahnya. Tetapi, siapa sangka. Ada sebuah mobil melaju kencang dari arah samping. Suara klakson dari mobil membuat Ayana seketika menoleh. Kedua matanya membola dan pada hitungan detik kecelakaan terjadi. Tubuh Ayana terlempar beberapa meter. Sang pemilik mobil langsung mengerem, lalu berlari keluar. Zewa yang melihat kejad
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku78. Murka"Kukira saat kau kudiamkan, kau akan menyadari kesalahanmu tetapi tetap saja. Cukup, aku melihatmu bahagia di atas keseihanku!"_Ayana_***Ayana mendengus. Dia kembali membuang muka, tidak tahan melihat tawa kedua manusia yang berada di jok depan mobil. Siapa lagi kalau bukan Ayana dan Marsel. Kini, gadis itu kembali menjadi yang kedua, di belakang! Padahal tadi jok depan yang diduduki Vanya adalah tempatnya. Maksudnya, tadi ya sebelum Marsel memutuskan untuk menjemput Vanya juga, membuat Ayana lagi harus mengalah dan duduk di jok belakang. Namun, apa? Sekarang dia seakan obat nyamuk di sana. Marsel bahkan tidak mengajaknya berbicara dan hanya asik dengan sang sahabatnya. Menyebalkan sekali. Ayana berdehem keras, membuat Marsel tersadar bahwa di jok belakang juga ada gadisnya. Kenapa dia mudah sekali melupakan Ayana jika dirinya ada di samping Vanya?
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku77. Satu Arah yang Selalu Sama"Kamu selalu mengatakan bahwa kau akan berlari ke arahku, tetapi nyatanya tidak. Kamu memilih berputar dan berlari ke arahnya. Lalu, aku harus apa?"***Malam sebelumnya, Marsel di rumah Vanya. Keduanya bercanda tawa bersama. Mereka memilih film komedi. Marsel yang memegang bungkus keripik singkong dan duduk di samping Vanya dengan Vanya yang begitu nyaman bersandar di dada bidang cowok itu sesekali mengambil keripik singkong yang Marsel pegang. Vanya tertawa terbahak-bahak ketika melihat adegan yang menurutnya lucu begitu pula dengan Marsel. Keduanya sangat menikmati film itu sampai tak sadar waktu terus berputar dan mulai menunjuk pukul tengah malam. Saat film itu usai, barulah keduanya tergeletak di atas lantai yang dingin seraya memegangi perut mereka yang kram karena tak henti-hentinya tertawa. Bahkan Vanya sampai mengeluarkan air matanya.