Home / Pendekar / Sang Penguasa / Perseteruan

Share

Perseteruan

Author: SWEET_OWL
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Fang dan Tabib Tangan Dewa masih menunggu makanan pesanan mereka saat melihat sekelompok orang memasuki ruangan itu. Fang menyipitkan matanya mencoba mengenali mereka namun dia gagal mendapatkannya. Di sisi lain, Tabib Tangan Dewa tampak tidak terganggu maupun tertarik dengan keberadaan mereka.

Fang penasaran dengan reaksi muda-mudi yang duduk di meja tidak jauh dari mereka. Benar saja, dia melihat kedua pendekar muda itu tampak terganggu dengan kehadiran kelompok itu. Fang kemudian mencuri dengar pembicaraan mereka.

"Aiyo, tidak kusangka akan bertemu dengan murid berbakat sekte Pedang Surgawi sekaligus anak kesayangan patriak Shen Wang di tempat ini," ucap seorang pria paruh baya tertawa mengejek sembari memelintir kumisnya yang tebal.

"Kami juga tidak menduga bisa bertemu dengan salah satu tetua sekte Tiga Racun Kematian. Tidak disangka kalian punya nyali datang ke kota ini," balas pemuda yang belakangan diketahui bernama Shen Long. Dia merupakan putra sulu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Penguasa   Perseteruan II

    "Shen Long, Shen Yue, seharusnya kalian lebih bersikap sopan pada orang yang lebih tua. Apa ini yang diajarkan patriak Shen pada kalian?" Perkataan manajer Yan membuat kedua muda-mudi itu menundukkan kepalanya. Mereka menghormatinya karena pria itu kenalan baik ayahnya. "Senior, bukan begitu…" Shen Long mencoba menjelaskan namun perkataannya dipotong oleh manajer Yan. "Sudah, aku tidak perlu penjelasan. Sebaiknya kalian habiskan makanan dan tinggalkan tempat ini. Aku akan menemui patriak Shen nanti untuk mengadukan kalian." Mendengar hal itu, tetua sekte Tiga Racun Kematian tersenyum penuh kemenangan. Dia tersenyum mengejek ke Shen Long dan Shen Yue yang membuat kedua muda-mudi itu emosi. Shen Long langsung mencabut pedangnya dari sarung dan menyerang tetua sekte Tiga Racun Kematian yang belakangan diketahui bernama Gu Liang. Tetua Gu sudah mengantisipasi hal tersebut, dia menghindari serangan Shen Teng dengan mudah. Saat Shen Lo

  • Sang Penguasa   Menghadang

    "Aih, sudah lama aku tidak merasakan makanan senikmat ini." Tabib Tangan Dewa makan dengan lahap hidangan yang ada di hadapannya tanpa memperdulikan Fang di sampingnya. Dia lalu mencoba arak yang di pesan, "Tidak salah mengatakan ini arak terbaik yang ada di kekaisaran Yang. Selain rasanya yang begitu enak, minuman ini juga bisa menambah tenaga dalam meskipun sedikit." Setelah menghabiskan satu guci arak, Tabib Tangan Dewa memberi komentarnya. "Anda benar senior, bukan hanya arak ini namun makanan juga bisa menambah tenaga dalam." Fang sependapat dengan Tabib Tangan Dewa. "Tentu saja, itu karena semua bahan yang digunakan untuk membuat makanan maupun minuman di tempat ini berasal dari hewan dan tanaman gaib," balas tabib sepuh itu. Dia sudah menghabiskan tiga perempat dari makanan yang di pesan juga tiga guci arak. "Aku sudah kenyang, biasanya aku makan hanya sedikit tapi untuk menghargai dirimu, sebab itulah aku makan agak banyak." Tabib Tangan Dewa

  • Sang Penguasa   Tabib Tangan Dewa vs Tetua Gu

    Fang tersadar dari lamunannya ketika mendengar teriakkan keras dari lima orang anggota sekte Tiga Racun Kematian. Dia menyipitkan matanya, melihat lebih tajam dan menemukan kelima orang tersebut mengeluarkan darah segar dari kedua matanya masing-masing.Pemuda itu mengerutkan keningnya, belum menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Pandangannya kemudian tertuju pada Tabib Tangan Dewa yang sudah berdiri di sampingnya."Biarkan aku yang menghadapi mereka. Aku ingin melemaskan otot-otot tuaku ini."Ternyata Tabib Tangan Dewa melepaskan senjata tersembunyi miliknya yang berupa jarum sebesar lidi dupa untuk menyerang mata kelima anggota sekte Tiga Racun Kematian."Tarik aura pembunuhmu dari mereka, agar aku mendapatkan pertarungan yang memuaskan." Bersamaan dengan itu, Tabib T

  • Sang Penguasa   Menemukan Keanehan

    Fang yang menggendong tubuh Tabib Tangan Dewa karena pria sepuh itu masih belum bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa tiba ke depan sebuah penginapan. Mereka memilih untuk menginap di sana, menghabiskan malam atau sekedar beristirahat.Keduanya disambut pemilik penginapan, Fang langsung memesan sebuah kamar untuk mereka berdua."Bibi, beri kami kamar yang paling besar di tempat ini. Masalah uang tidak perlu Anda pikirkan." Fang mengeluarkan kain hitam yang berisi sepuluh keping emas lalu memberikannya pada pemilik penginapan."Apakah ini cukup untuk semalam?" tanyanya memastikan.Pemilik penginapan mengambil setengahnya, lalu berkata "Ini sudah cukup." Mereka lalu diantarkan ke kamar yang dimaksud.Tidak lupa, Fang membua

  • Sang Penguasa   Pencerahan

    Fang menghentikan langkahnya ketika melihat salah satu pengemis yang ditemui sebelumnya mendapatkan beberapa roti kering dari warga yang melintas.Pada dasarnya, para pengemis memiliki ego yang tinggi dan hanya mementingkan diri sendiri. Mereka tidak akan mau berbagi antar sesama dan bahkan bisa saling berkelahi untuk memperebutkan makanan ataupun uang. Setidaknya, itu yang Fang ketahui tentang mereka.Akan tetapi, pengemis yang dilihatnya kali ini jauh berbeda. Dia memanggil pengemis lainnya dan membagikan roti kering yang didapatkan. Dari pengamatan Fang, dia bisa memastikan bahwa para pengemis itu mengenal satu sama lain. Hal ini membuatnya kembali berpikir keras."Berasal dari dunia persilatan, pendekar yang memiliki kemampuan cukup tinggi, saling mengenal satu sama lain, tampaknya benar-benar ada yang tidak ber

  • Sang Penguasa   Undangan

    Masa pemulihan Tabib Tangan Dewa menghabiskan waktu selama seminggu. Jurus Pukulan Kelabang Merah Kembar ternyata begitu kuat. Tak heran banyak pendekar yang tidak selamat setelah menerima pukulan tersebut. Tabib Tangan Dewa beruntung karena pengetahuannya pada pengobatan begitu tinggi membuatnya bisa mempertahankan nyawa. Tentu saja Fang juga berperan penting dengan kesembuhannya.Hari ini, pemilik penginapan tiba-tiba mengetuk pintu kamar Fang dan Tabib Tangan Dewa. Fang yang berada tidak jauh dari sana membukakannya. Lalu menanyakan alasan wanita paruh baya itu menemui mereka."Tuan muda, ada yang mencarimu di depan."Fang menaikkan alisnya, berpikir sosok yang ingin menemuinya. Tidak memiliki gambaran, Fang menanyakannya."Mereka prajurit Kekaisaran Yang, tuan muda."

  • Sang Penguasa   Tiba di Istana

    Langkah Fang dihentikan oleh prajurit ketika tiba di depan pintu gerbang istana. Prajurit berjumlah dua orang itu menanyakan tujuan kedatangannya ke sana.Fang mengeluarkan gulungan kertas yang diterima sebelumnya. Para prajurit yang awalnya bersikap tegas dan dingin berubah menjadi gemetaran dan memberikan hormat yang mendalam padanya. Kedua penjaga itu sudah mendengar bahwa kaisar Li mengundang seorang pendekar muda dan meminta tidak ada prajurit yang mempersulitnya."Silahkan ikuti hamba, tuan pendekar." Salah satu prajurit mengajak Fang memasuki halaman istana.Fang mematung, matanya membesar ketika pandangannya menyapu seluruh halaman yang luas serta bangunan megah yang berdiri tepat di depannya. Ini pertama kali dirinya menginjakkan kaki di tempat kelahirannya."Tidak kusangka istana semegah ini," ucapnya dalam hati ketika memandangi bangunan besar yang terbuat dari emas sepenuhnya itu. Di bagian depan, terdapat beberapa patung yang diukir dengan sa

  • Sang Penguasa   Bertemu pangeran Li Jianchen

    Pelayan yang memiliki wajah cantik dengan alis di sulam rapi dan bibir yang seksi serta penuh dengan riasan tebal memandang lekat muka Fang yang tengah memejamkan mata. Sang gadis begitu kagum karena ini kali pertama tamu istana yang tidak ingin menggunakan jasanya. Padahal, dialah pelayan yang paling cantik di tempat itu."Pemuda itu sangat menjaga kehormatan wanita. Siapapun gadis yang menjadi pasangannya, tentu akan sangat beruntung." gumamnya dalam hati.Di sisi lain, pelayan yang memiliki warna kulit sawo matang dan senyum manis dengan lesung pipi tergambar di wajahnya juga merasakan hal yang sama.Keduanya kemudian larut dalam pikirannya masing-masing sembari menunggu Fang menyelesaikan latihannya.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, matahari telah bersinar tepat di tengah langit dan memancarkan terik yang membakar kulit siapa saja di bawahnya. Pintu ruangan Fang kembali diketuk, membuat sang pemuda membuka matanya perlahan."Saudara Fang

Latest chapter

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status