Beranda / Pendekar / Sang Penguasa / Membantai Perampok

Share

Membantai Perampok

Penulis: SWEET_OWL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Fang mematung sejenak setelah mendengar penjelasan putri kepala desa, kepalanya sakit tidak tahu harus mengambil langkah seperti apa. Dari cerita gadis itu, ayahnya melakukan perjanjian dengan para perampok yaitu melepaskan putrinya tetapi dengan syarat menukarnya dengan gadis-gadis dari Kiwi Emas. Kepala desa yang sudah tidak tahu harus melakukan apa untuk menyelematkan putrinya akhirnya mengikuti kemauan para perampok tersebut.

"Ku mohon jangan bunuh ayahku, ambil saja nyawaku." Isak tangis sang gadis memenuhi ruangan itu membuat para penjaga dan pelayan di rumah tersebut mulai berdatangan. Nyonya Lu yang juga penasaran dengan suara tangisan keras ikut mendatangi tempat itu.

Fang masih dalam kebingungan, namun setelah beberapa menit berpikir akhirnya ia menemukan jalan terbaik menurutnya. Fang meminta kepala desa untuk menunjukkan markas para perampok untuk menyelamatkan gadis-gadis desa yang diculik.

Kepala desa mengikuti kemauan Fang, ia meminta pemuda it

SWEET_OWL

Jangan lupa like, komen yang membangun, share, subscribe dan vote ya. Terima kasih sudah membaca, jangan lupa kembali.

| 8
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ali Ghucci Malik
tetap terus semangat bro
goodnovel comment avatar
Muchtar Albantani
truskan ditunggu
goodnovel comment avatar
Michale Huliselan
per bab nya terlalu pendek mungkin setengah halaman kah ? jgn makan untung bos!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penguasa   Kemarahan Fang

    Fng tidak langsung membunuh pemimpin perampok melainkan membawanya terbang meninggalkan tenda dan mencari anggota-anggota perampok yang lain untuk dibunuh. Tidak ada senyuman di wajah pemuda itu, tatapannya dingin, mukanya datar dan matanya terlihat memerah penuh amarah."Tuan pendekar ku mohon maafkan aku. Aku berjanji akan berubah menjadi manusia yang lebih baik." Pemimpin perampok itu memohon dengan suara parau karena air mata sudah membanjiri wajahnya.Fang tidak bergeming, ia terus mencari para perampok yang tersisa. Setiap kali ia melihat mereka, Fang langsung memenggal kepalanya dalam sekali tebasan. Ia menghela napas panjang setelah selesai mengelilingi tenda-tenda perampok dan membunuh mereka satu-persatu.Pemuda itu tidak menunjukkan kesenangan lebih tepatnya tidak ada reaksi apapun di wajahnya. Meskipun sudah membunuh semua perampok yang ada di tempat itu, namun Fang yakin pasti ada perampok lain yang sudah meninggalkan tempat itu untuk menyelamatkan

  • Sang Penguasa   Meninggalkan Desa Kiwi Emas

    Fang menghajar kepala desa hingga babak belur. Luka dan darah mulai terlihat di tubuh pria bertubuh gemuk itu. Para gadis yang ditolong sebelumnya menjadi kebingungan, bertanya-tanya apa kesalahan kepala desa mereka itu."Gara-gara keegoisanmu mereka menjadi korbannya." Fang berteriak sembari mencekik leher kepala desa dan mengangkatnya."Andai saja kau tidak membuat perjanjian dengan perampok brengsek itu, tidak mungkin semua ini akan terjadi." Ia lalu melemparkan tubuh kepala desa ke sebuah pohon. Membuat pria gemuk itu terbatuk keras dan mengeluarkan darah segar."Ampuni aku tuan pendekar, ku mohon aku mengaku salah!" Tidak ada perlawanan lain daripada kepala desa selain terus memohon dan meminta maaf.Sebenarnya Fang ingin mencabut nyawa kepala desa namun ia mengurungkan niatnya. Menurutnya lebih baik ia membiarkan para warga desa Kiwi Emas untuk menentukan hukuman kepada pria gemuk itu. Fang lalu mengajak sebagian gadis untuk kembali ke desa sementar

  • Sang Penguasa   Mendapatkan Bonus

    Tidak ada hambatan berarti bagi Fang diperjalanan. Ia membawa Lan Xuefeng kembali ke kota Jambu Batu tanpa kesulitan. Saat itu tengah malam, Fang memang menunggu hari mulai gelap untuk memasuki kota tersebut agar tidak terlalu menarik perhatian. Ia melompat dari satu atap ke atap lainnya dan mendarat di depan pintu restoran bubur yang ia datangi beberapa watu lalu.Fang mengetuk pintu restoran tersebut, selang beberapa menit nyonya Lin membuka dan terkejut melihat kedatangan Fang lagi. Yang membuatnya lebih terkejut karena melihat Lan Xuefeng dalam keadaan tidak sadarkan diri."Apa yang terjadi padanya tuan pendekar?" Tanya Nyonya Lin khawatir."Aku bisa menceritakannya nanti, apakah nyonya Lin bisa memberikan kami sebuah kamar?"Nyonya Lin mengangguk, ia mempersilahkan Fang masuk membawa Lan Xuefeng. Meskipun baru mengenal sang pemuda beberapa hari yang lalu namun nyonya Lin tidak segan untuk membantunya sebab ia tahu Fang adalah orang yang baik. Ia memb

  • Sang Penguasa   Mencari Tabib Terbaik

    Fang diminta menunggu sementara pelayan itu mencari informasi yang diperlukan sang pemuda di lemari khusus yang terjejer rapi di belakangnya. Sepuluh menit berlalu, sang pelayan memanggil Fang kembali sebab ia telah mendapatkan apa yang diminta."Menurut informasi yang terdapat dalam buku ini, tabib terbaik di Kekaisaran Yang bernama Yao Jiuzhu atau Tabib Tangan Dewa." Pelayan itu mulai menjelaskan.Yao Jiuzhu atau lebih dikenal luas di dunia persilatan sebagai Tabib Tangan Dewa merupakan pendekar sepuh yang sudah hidup lebih dari seratus tahun. Tidak ada yang mengetahui dengan pasti dimana letak kediamannya sebab pendekar senior itu sering berpindah tempat dari waktu ke waktu."Terakhir kabar yang terdengar, senior Yao ini tinggal di daerah selatan Kekaisaran Yang, Kota Merak Putih." pelayan itu kembali menjelaskan, "Tabib Tangan Dewa memiliki predikat tabib terbaik di Kekaisaran Yang sebab setiap pasien yang menggunakan jasanya selalu tertolong." lanjutnya.

  • Sang Penguasa   Masalah di Kota Mawar Hitam

    Fang meminta bintang kecil memperlambat langkahnya setelah melihat pintu gerbang sebuah kota dari kejauhan. Ia ingin membeli beberapa barang di kota itu sebelum melanjutkan perjalanan.Seperti di kota Jambu Batu sebelumnya, Fang dihentikan dua orang penjaga. Setelah menunjukkan kartu identitas dan memberikan tip, Fang bisa masuk dengan mudah. Kota tersebut bernama kota Seribu Bunga. Diberikan nama tersebut karena dari awal memasuki kota hingga akhir, pengunjung akan menemukan berbagai macam jenis bunga baik dari yang mudah ditemui ataupun langka.Fang memilih untuk berjalan setelah memasuki pasar kota, ia ingin menikmati pemandangan yang ada di sekelilingnya.. Dari pengamatannya, kota ini lebih kecil daripada kota Jambu Batu, setidaknya hanya berukuran setengah kota tersebut.Fang memandangi bangunan yang berjejer rapi di tempat itu, beberapa saat kemudian pandangannya tertuju kepada sebuah bangunan."Ternyata Paviliun Teratai Ungu juga melebarkan sayap m

  • Sang Penguasa   Menginap

    Walikota Zhou memukul meja dihadapannya setelah membaca isi gulungan kertas yang dibawa asisten pribadinya, Ze Ryu. Pria paruh baya itu sangat murka sebab kertas tersebut berisi pemberitahuan dari sosok misterius yang menggemparkan kota Mawar Hitam beberapa hari terakhir akan membunuh beberapa bangsawan malam ini."Tuan besar, apa yang akan kita lakukan. Bagaimana jika kita meminta bantuan Paviliun Teratai Ungu?" Ze Ryu memberi saran."Sebenarnya aku terlalu malu untuk meminta bantuan dari mereka. Kita berasal dari dunia persilatan sama seperti mereka, tetapi tidak mampu menangkap sosok misterius itu." Sederhananya, walikota Zhou tidak ingin melibatkan Paviliun Teratai Ungu."Tapi tuan besar, jika terus seperti ini. Maka tidak akan ada lagi kedamaian di kota Mawar Hitam." Ze Ryu membujuk walikota Zhou."Menurutmu jika kita meminta bantuan Paviliun Teratai Ungu, apakah mereka juga bisa menyelesaikan masalah ini?" Pertanyaan itu membuat Ze Ryu terdiam tidak

  • Sang Penguasa   Pembunuhan Bangsawan

    Fang menyantap makanan yang dihidangkan pemilik penginapan sementara wanita paruh baya itu langsung meninggalkannya dan mendatangi pemuda yang baru saja tiba."Ah pendekar Huoyan, sudah beberapa hari aku tidak melihatmu, kemana saja kau?" Dari pertanyaan yang dilontarkan pemilik penginapan, pemuda itu bukanlah orang yang baru mendatangi tempat ini. Keduanya juga terlihat akrab."Beberapa hari terakhir ini aku banyak kesibukan, bibi Luo." Pemuda yang dipanggil Pendekar Huoyan itu menjawab."Hidangkan aku makanan seperti yang ada di meja pemuda itu!" Huoyan menunjuk meja Fang."Baiklah, tunggu sebentar." Bibi Luo meninggalkan Huoyan dan pergi ke dapur."Kenapa kau terus memperhatikanku dari waktu ke waktu? Apakah ada yang salah denganku?" Huoyan berkata pelan namun bisa didengar dengan jelas oleh Fang. Fang juga menyadari pemuda tersebut sedang berbicara padanya."Ah itu, maafkan aku senior. Aku hanya penasaran, maaf jika itu menyinggung mu."

  • Sang Penguasa   Misteri Pembunuhan

    Satu jam telah berlalu, terlihat di kejauhan tiga buah kuda yang lengkap dengan penunggangnya mendekati tempat jenazah bangsawan yang menjadi korban pembunuhan. Di belakang mereka terdapat pasukan kecil yang berjalan terdiri dari enam orang memakai pakaian prajurit lengkap."Walikota Zhou datang!" Teriak seorang warga, mereka lalu membuka jalan untuk pasukan tersebut.Dari cerita warga, Fang mengenali walikota Zhou adalah pria paruh baya dengan tubuh kekar yang menunggangi kuda perkasa berwarna kehitaman itu. Sementara dua orang yang terlihat masih muda di sebelah kanan dan kirinya merupakan pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaannya.Fang meneliti lebih jauh walikota Zhou dan dua pengawal pribadinya itu, ia mendapati ketiganya seorang pendekar. Fang memeriksa prajurit yang ada di belakang mereka, pemuda itu mendapati mereka juga berasal dari dunia persilatan.Walikota Zhou turun dari kudanya bersama Ze Ryu di sebelah kanannya dan Yan Hui di sebelah

Bab terbaru

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status