Home / Thriller / Salah Kamar / 14. Ciuman Pertama Anes

Share

14. Ciuman Pertama Anes

last update Last Updated: 2021-07-30 14:42:01

POV Author

Anes masih tertawa terpingkal-pingkal karena ulah Taka. Ucapan pemuda polos itu membuat Anes yang seharusnya sangat terluka, mejadi tergelak tiada henti bagai orang gila. Taka hanya bisa menatap wanita aneh di depannya, tanpa tahu sebab. Dia tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya, tetapi kenapa wanita di epannya ini sangat aneh. Mereka sudah berlari sampai di bibir pantai. Tak ada yang memperhatikan keduanya karena semua orang sibuk dengan acara mereka masing-masing.

“Non, saya harus balik ke dapur ya. Besok lagi aja dilanjutkan. Saya gak bisa lama-lama. Ini saja, saya bilangnya ijin buang air,” terang Taka dengan wajah memelas.  Anes yang tertawa sampai membungkuk, akhirnya meluruskan tubuhnya. Kedua tangannya naik ke pipi, untuk memijatnya sekilas. Pipi nya terasa pegal karena tertawa. “Kamu pemuda aneh!” kembali Anes menggelengkan kepalanya.

“Ya udah, Non. Saya balik

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Leny Lestarie
kesian taka, nes... obatin tuh taka nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Salah Kamar   15. Memberi Perhatian

    Matahari mulai terbenam dan sorot lampu menyinari ruang perawatan kelas tiga. Anes duduk di kursi penunggu pasien. Berjarak cukup jauh dari Taka yang saat ini masih terlelap di atas brangkar. Wajah pemuda itu pucat dan Anes baru menyadari tubuh kurus milik pemuda itu. Dokter sampai menanyakan, apakah Taka berpuasa sepanjang hari?Hal ini yang ketika Taka bangun, akan segera ia tanyakan. Pemuda yang semakin hari, membuatnya semakin yakin, bahwa dia tidak bersalah. Ada orang yang menjebak mereka berdua.Saat Anes berbalik untuk membeli minuman di kantin rumah sakit, pemuda itu terbangun dan bergumam. "Di mana saya?" suara serak yang dapat ditangkap jelas oleh telinga Anes. Wanita itu menghentikan langkah, lalu berbalik manatap Taka."Di rumah sakit. Kamu pingsan saat kita memasuki Kota Surabaya, sehingga aku memutuskan untuk membawa kamu ke rumah sakit," terang Anes dengan suara datar. Wanita itu memilih berjalan mendekat pada Taka. Menatap kasih

    Last Updated : 2021-07-30
  • Salah Kamar   16. Kembali ke Jakarta

    POV AnesHal yang belum pernah kulakukan selama hidupku adalah menunggui orang sakit yang tidak cukup kukenal. Saat Julian dirawat beberapa pekan sebelum kami menikah, aku pun tidak menungguinya, hanya menjenguknya sesekali. Saat Mas Doni dirawat karena operasi usus buntu, aku pun tidak menungguinya sepanjang hari, karena sibuk dengan toko aksesoris rambut yang baru saja buka cabang di Mangga Dua.Berkat buat Taka, seorang pengusaha muda dan cantik sepertiku, malah sedang menjaganya siang dan malam selama tiga hari ini. Bosan sudah pasti. Ingin tidur di ranjang besar di dalam rumah. Berenang di kolam dan shopping aneka barang. Hidupku sangat rumit sejak menikah, untuk bernapas lega pun rasanya sulit. Mata lelaki itu masih terpejam. Taka tidur setelah diberikan obat nyeri oleh dokter. Kondisi tubuhnya memang sudah lebih sehat, tetapi tidak untuk kedua pahanya yang masih perlu mendapat perawatan. Paling tidak, surat ijin untuk keluar dari rumah sakit besok,

    Last Updated : 2021-08-01
  • Salah Kamar   17. Handuk yang terlepas

    Ketika bertemu Arum, saat itu usiaku tiga belas tahun. Arum adalah pedagang donat keliling yang selalu menjajakan donatnya keliling komplek. Rasanya enak, empuk, dan tidak mudah keras bila lama didiamkan. Untuk itu, aku tidak pernah melewatkan jika Arum berteriak 'Donat' di depan rumahku.Semua adik-adikku suka, begitu juga kedua orang tuaku. Arum juga anak yang baik dan santun. Tidak pernah mau menerima kelebihan uang, karena memang bukan haknya. Selama tiga tahun, kami berlangganan donat keliling pada Arum. Lalu dia menghilang begitu saja. Tidak pernah muncul lagi di area komplek. Banyak anak-anak komplek yang menanti kedatangan Arum, tetapi hingga aku besar, Arum tidak pernah menampakkan diri lagi berkeliling.Kini, wanita yang mungkin hanya berbeda usia setahun saja denganku, tengah terbaring lemah di atas kasur busa. Sebelah kakinya lumpuh dan tubuhnya begitu kurus. Seberat apa hidup yang telah dilewati kakak beradik ini?"Non, taksinya sudah saya sur

    Last Updated : 2021-08-01
  • Salah Kamar   18. Entah Musibah atau Berkah

    Jika saja aku bisa menghilang saat ini juga, maka hal itu sudah kulakukan. Bagaimana bisa, hal memalukan lagi-lagi terjadi antara aku dan Taka. Ini memang bukan murni kesalahannya. Ini juga bagian dari kesalahanku yang tadi meminta Salma untuk mengijinkan Taka untuk masuk ke dalam ruangan.Kenapa aku bukannya menahan dahulu, sampai selesai mandi dan berganti pakaian. Jika sudah seperti ini, aku benar-benar tidak punya muka untuk bertemu Taka. Jika sebelumnya aku masuk ke kamar yang salah, hingga membawa petaka. Lalu di pinggir pantai malah mencium pemuda itu, dan hari ini dengan begitu dermawannya, aku memperlihatkan bagian atas tubuh ini secara sukarela. Sungguh sangat memalukan.Tidak, hari ini aku tidak bisa menemui Taka. Kami pasti akan sangat canggung. Setelah mengoleskan minyak urut pada dada dan juga perutku yang mencium lantai, aku pun mengambil ponsel, maksud hati akan meminta Taka datang beberapa hari lagi saja, dengan alasan aku sibuk.Mat

    Last Updated : 2021-08-06
  • Salah Kamar   19. Membela diri

    "Jadi, bisa tolong diceritakan bagaimana bisa bibir kalian itu saling beradu di bawah tadi?" kembali ludah ini terasa begitu pahit. Kututupi wajah ini dengan kedua tangan, agar Taka tidak melihat merahnya wajahku. Panas dan mungkin sebentar lagi akan terbakar.Papa meminta penjelasan yang aku sendiri tidak tahu, kenapa bibir ini jadi selalu ada di sana? Mau membela diri? Membela seperti apa? Taka juga bungkam seribu bahasa. Aku tahu dia malu sekaligus ketakutan."Jika kamu bukan istri Julian, sudah Papa nikahkan kamu dengan Taka. Ini kamu masih berstatus istri, tapi ciumannya dengan orang lain. Jadi, Papa harus bagaimana?""Pa, maaf, itu tadi tidak sengaja. Anes tersandung dan Taka menahan tubuh Anes biar tidak jatuh. Jadi, mungkin ...." Aku bingung mau melanjutkan kalimat seperti apa. Terpaksa diam saja, karena tidak punya bukti cukup untuk menghindar dari sebuah kesalahan."Papa lihat CCTV ruangan kamu!"Deg!Oh, ti

    Last Updated : 2021-08-06
  • Salah Kamar   20. Hamil

    POV TakaIngatan itu hadir lagi. Aku benar-benar tak ingin menyimpannya di memoriku. Ingin kubuang jauh, agar tidak membuat bulu tangan ini meremang. Sungguh sangat tidak sopan, jika aku terus saja mengingat ketidaksengajaan yang sudah terjadi antara aku dan Non Anes.Tidak mudah memang, karena itu pengalaman pertama bagiku. Normal bagi lelaki sepertiku, tetapi menjadi tidak normal, jika aku terus mengingatnya. Bahkan di mimpiku semalam, aku memegang dadanya. Ya ampun, mimpi mengesalkan."Kenapa, Ka? Kamu gak ke hotel? Bukannya kata Anes, kamu boleh bekerja lagi di sana?" tegur Teh Arum saat melihatku uring-uringan tidak jelas di kursi plastik, depan jendela kontrakan."Mm ... i-itu, Teh. Disuruh Minggu depan saja ke sana," jawabku asal. Tidak mungkin aku menceritakan hal yang sebenarnya pada Teh Arum. Bisa-bisa dia terkena serangan jantung."Oh, begitu. Kamu udah lama kenal Anes? Cantik ya orangnya? Udah nikah belum sih?" cecar Teh Arum deng

    Last Updated : 2021-08-06
  • Salah Kamar   21. Kehamilan yang tidak diharapkan

    "Aku akan menggugurkannya saja," tukasku dengan tatapan kosong."J-jangan, Non," sambung Taka dengan gugup dan wajah teramat pucat. Dia masih berdiri di depanku dengan kedua kaki gemetar. Menunduk dan sama sekali tidak berani menatap ke arahku.Kesialan yang sepertinya tidak pernah berujung dan kenapa harus aku? Aku menggigit kuku jari dengan tatapan kosong. Aku tidak tahu harus berkata apa pada kedua orang tuaku. Julian pasti membeberkan hal ini ke khalayak ramai. Bahwa anak pemilik hotel Shangrila hamil dan bukan anak suaminya. Ke mana aku harus bersembunyi?"Lalu, aku harus apa jika tidak menggugurkannya? Bayi ini tidak berdosa, tetapi kita yang membuatnya ada karena tidak memiliki pilihan. Dia tidak mungkin lahir, Ka. Tidak!""Non, saya mohon. Aborsi itu tidak baik. Selain menurut agama, dari segi kesehatan juga tidak baik untuk Non. S-sebaiknya kita pikirkan cara lain. Saya mohon, jangan menggugurkannya.""Lalu ak

    Last Updated : 2021-08-07
  • Salah Kamar   22. Ngidam Melihat Taka

    Jangan ditanya bagaimana perasaan ini. Sangat kesal dan kecewa. Bisa-bisanya tekanan darahku yang tidak pernah tinggi, mendadak melonjak, sehingga niatan untuk melakukan aborsi, tidak bisa dilakukan. Aku tidak tahu harus marah kepada siapa lagi? Mungkin aku hanya bisa marah dan mengumpat diri sendiri, karena tidak antisipasi sebelumnya. Aku sama sekali tidak ingat, jika saat itu aku benar-benar baru selesai datang bulan dan masuk masa subur. Jika sudah seperti ini, maka berteriak bagai orang gila pun percuma.Mau tidak mau, aku pulang ke rumah dengan perasaan hampa sekaligus bingung. Ingin kembali ke apartemen, tetapi tidak berani. Aku terlalu takut Julian datang dan kembali menggauliku dengan tidak berperasaan. Jadi keputuskan untuk kembali ke rumah Papa dan Bunda saja. Semoga mereka belum tahu keadaan sebenarnya dari Julian dan mereka juga tidak curiga padaku yang mulai pagi ini mulai morning sick.Mang Darto membukakan pagar tinggi rumahku, saat bunyi klakson dari m

    Last Updated : 2021-08-07

Latest chapter

  • Salah Kamar   54. Bulan Madu yang Panas

    -Dewasa_ Tak perlu ada adegan melucuti pakaian pengantin wanita kali ini, seperti yang biasa ada di dalam novel-novel yang pernah dibaca oleh Anes, karena wanita itu keluar dari dari kamar mandi sudah dengan handuk kimononya. Wajahnya segar sehabis mandi. Yah, setelah puas buang hajat, Anes merasa perlu mandi agar tubuhnya segar dan siap tempur sebentar lagi. Disajikan tampilan istri yang begitu segar dan menggoda, tentu saja jakun Taka naik turun. Tentu saja naik dan turun, kalau naik saja tidak turun-turun itu tandanya Taka sudah tak bernyawa. He he he … Anes berjalan meliak-liuk begitu menggoda di depan suaminya. Sambil menarik ujung rambutnya yang basah dan memainkannya d

  • Salah Kamar   53. Ekstra part 2

    Ekstrapart 2 Salah kamar Penerbangan ke Thailand lumayan lama dan membosankan bagi Taka. Maklum saja, seumur hidupnya belum pernah naik pesawat secara benar-benar terbang di udara. Pernah merasakan naik pesawat saat SMA, saat kunjungan ke Anjungan Transportasi di Taman Mini Indonesia Indah. Tentu pengalaman kali ini sungguh berbeda dan lebih seru baginya, karena ada sang istri tercinta yang sedari tadi menggandeng mesra tangannya, bahkan sesekali menggoda tangannya untuk berbuat mesum. Semoga pembaca memakluminya ya, namanya juga pengantin baru. Ketika pesawat sangat besar itu akhirnya mendarat, Taka berjalan seperti robot dengan kepala sedikit berkunang-kunang bersama dengan Anes ke dalam bandara untuk melewati bagian imigrasi

  • Salah Kamar   53. Ekstrapart 1

    Taka memeluk istrinya dengan erat, lalu kembali menciumi pipi berisi itu sampai berkali-kali. Keduanya kembali berciuman seakan tiada waktu esok untuk mengulanginya. Hubungan yang sudah halal di mata Tuhan dan negara. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari semua ini selain bersama seseorang yang sangat mencintaimu.Tubuh Anes masih bergetar oleh sisa-sisa kenikmatan yang baru sepuluh menit ia lalui bersama Taka. Bukan hanya satu kali, dia menjerit bahkan sampai tiga kali. Hingga tenggorokannya terasa begitu kering saat ini. Taka pun merasakan hal yang sama. Mendayung menuju puncak memang tidak mudah, hingga suara dan tenaganya sampai terkuras habis. Dengan tubuh polosnya Taka turun dari ranjang, lalu menuangkan air ke dalam dua gelas yang memang sudah disediakan di kamarnya. Air putih itu terasa dingin menyentuh tenggorokan.Taka memberikan satu gelas penuh pada Anes dan memperhatikan sang istri minum dengan sangat rakus. Mata pemuda itu kembali berbinar cepat d

  • Salah Kamar   52. Pesta Pernikahan Anes dan Taka

    Khusus Dewasa dan setengah tua ya.+++++Hari ini di tangannya, Anes menerima akta cerai yang ia nantikan selama dua bulan. Beberapa lembar surat itu sangat berarti bagi masa depan yang akan ia bangun bersama Taka. Sudah tak sabar rasanya menjadi pengantin dan istri sesungguhnya dari pria yang mencintainya dengan sepenuh hati.Anes memotret beberapa lembar kertas itu, lalu mengirimkannya pada Taka. Ia tahu, pasti calon suaminya itu pasti akan sangat lega dengan hal ini. Ada banyak hal yang perlu disiapkan dengan cepat agar niatan mereka segera terlaksana dengan lancar.TokTok"Nes, boleh Bunda masuk," seru Laili dari balik pintu. Anes menoleh, lalu menjawab,"boleh, Bun, masuk saja." Anes merapikan kembali berkas itu untuk dimasukkan ke dalam amplop coklat besar."Surat dari siapa tadi?" tanya Laili yang kini sudah duduk di sampingnya."Ini, Bun, akta cerai dari pengadilan. Hhuuft ... Anes benar-benar lega," ujar Anes s

  • Salah Kamar   51. Salma

    "Mbak Salma, ini Heri;tehnisi yang kemarin Mbak tanyain," seru Fajar salah seorang staf yang bertugas di lantai yang sama dengannya. Salma yang sedang membawakan kopi hitam panas untuk Anes berhenti sejenak, lalu tersenyum untuk menyapa."Mari, Mas, ikuti saya." Salma berjalan terlebih dahulu. Ia lupa memberitahu Anes, bahwa akan ada tehnisi yang memperbaiki komputer dan juga CCTV di ruangan Anes. Di atas nampan ia membawakan dua cangkir teh, karena ia tahu Anes sedang bersama suaminya. Si tehnisi berdiri tidak jauh dari Salma, menunggu arahan kapan bisa memulai pekerjaannya.TokTok"Permisi, Bu." Karena pintu tidak tertutup rapat, Salma mendorong sedikit daun pintu dan matanya mendelik kaget melihat Anes tengah ditindih paksa oleh suaminya di atas karpet, tepat di depan meja kerja."Bajingan!" hardik Anes sambil meronta-ronta, membuat Salma terkesiap. Posisi Julian sedang memunggungi pintu masuk sehingga lelaki itu tidak tahu, jika ada seseorang ya

  • Salah Kamar   50. Pernikahan Doni dan Arum

    Ririn beserta suaminya, serta Arya dan juga Laili sudah berada di rumah Taka untuk menyaksikan pernikahan siri dari Doni dan Arum. Ada Bude dan beberapa perangkat lingkungan serta tetangga yang juga hadir di sana. Doni sudah siap melakukan ijab kabul dengan meminjam baju koko muslim milik Taka. Sedangkan Arum sudah dirias sederhana oleh ibu-ibu tetangga. Arum mengenakan kebaya yang dipinjam dari tetangga. Walau sedikit kebesaran, tetapi Arum tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin juga di menikah dengan baju daster batik'kan?"Bisa kita mulai?" tanya Pak Ustadz pada semua yang hadir di sana."Dicepatin aja, Pak. Saya sudah siap," balas Doni dengan penuh semangat. Tamu yang hadir di sana pun akhirnya tertawa. Semua wajah memandang Arum dengan penuh suka cita. Akhirnya, masa jandanya berakhir dengan mendapatkan jodoh dokter muda, perjaka pula.Banyak tetangga juga yang iri pada keberuntungan Arum. Termasuk Taka dan Anes yang duduk berdampingan sambil menahan

  • Salah Kamar   49. OTW Menjanda

    Jika ada kontes pria paling menyebalkan se-Indonesia, maka Julian sudah pasti sebagai pemenangnya. Bagaimana bisa lelaki itu dengan mudahnya berakting koma untuk sekian lama hanya agar tidak diceraikan oleh istrinya? Apakah kecelakaan ini juga termasuk dalam skenarionya?Anes tidak mau memikirkan apapun. Kakinya melangkah lebar dan cepat untuk segera meninggalkan rumah sakit. Tidak perlu menunggu sampai besok, sore ini juga dia akan ke Pengadilan Agama untuk mengajukan gugatan perceraian pada Julian.Teriakan dari ibu mertuanya sudah tidak lagi ia hiraukan. Air bening menggenang di matanya dan siap terjun bebas membasahi kedua pipinya. Ada perasaan lega, sekaligus kecewa dan juga kesal. Lega karena sebentar lagi niatannya menjadi janda semakin cepat terealisasi, tetapi sekaligus kecewa dan juga kesal dengan Julian dan dirinya sendiri.Bisa-bisanya ia tertipu kembali dengan kelakuan Julian yang sungguh tega dengan dirinya. Jika kemarin ia masih memili

  • Salah Kamar   48. Restu untuk Doni, tidak untuk Anes

    “Lalu … bagaimana dengan Doni, Pa? Apakah hubungan Doni dengan Arum harus ditunda juga sampai urusan dengan Julian selesai?” tanya Doni dengan takut-takut. Keringat sudah membanjiri kening dan juga baju kaus kemeja yang ia pakai. Sungguh bagaikan tengah ditanya oleh malaikat maut jika seperti ini. Detak jantungnya semakin tidak karuan, saat melirik Arum yang juga sama basahnya seperti dirinya.“Memangnya yang mau bercerai dari Julian itu kamu?” balas Arya sambil menahan gelak tawanya. Laili dan Anes pun hampir pecah tawanya mendengar jawaban sang suami. Wajah garang Arya sudah mencair. Lelaki paruh baya itu memang tidak ada masalah dengan hubungan Doni dan juga Arum. Walau wanita yang dicintai putranya itu memiliki keterbatasan, ia sama sekali tidak keberatan.“Ish, Papa! Memangnya Doni alemong?” semua kembali tertawa dan suasana kembali bersahaja. Arum juga akhirnya bisa bernapas lega dengan respon yang diberikan keluarga Don

  • Salah Kamar   47. Bercerai dari Julian

    Semua penghuni rumah Anes keluar begitu mendengar suara gaduh di depan rumah. Arya mematung dengan mulut setengah terbuka melihat ada pertunjukan topeng monyet di pekarangan rumahnya. Baliho berukuran sedang yang berisi kalimat pengungkapan isi hati seorang yang tengah dilanda mabuk asmara, membuat Arya yang tengah berdiri di teras ikut tergelak.Sama halnya dengan Arya, Anes dan Laili pun tertawa terpingkal-pingkal dengan atraksi topeng monyet yang sangat menghibur. Jika biasanya mereka hanya tampil lima menit untuk satu pertunjukan, kali ini, hampir setengah jam topeng monyet itu beratraksi. Dua adik kembar Anes yang sedang duduk di bangku SMP pun ikut tergelak menonton topeng monyet.Atraksi selesai. Taka mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya, lalu diberikan pada dua orang dalang topeng monyet. Baliho yang membentang sudah dilipat kembali oleh Taka. Sungguh pemandangan yang sangat konyol bagi keluarga Arya. Doni pun ternyata ada di sana membantu Taka membe

DMCA.com Protection Status