Chelsea menyeringai putus asa. "Aku tahu. Mulai sekarang, aku cuma bisa membiarkan diriku dipukul dan aku nggak bisa melawan. Kalau aku melakukannya, semua yang tersisa sekarang akan diambil olehmu."Kata-kata Chelsea menyentak ingatan Tammy.Dengan Elliot dan Jun memberikan dukungan mereka untuknya, dia tidak akan pernah membiarkan Chelsea lolos!Dia bergegas ke Chelsea dan memberinya tamparan yang begitu cepat dan kencang, sehingga Chelsea bahkan tidak punya waktu untuk menutupi telinganya!Tamparan itu membuat topeng Chelsea terlepas."Kamu bajingan, Chelsea! Kamu nggak ingin siapa pun melihat wajahmu, tapi itulah yang akan aku lakukan! Kamu pantes dapatkan ini! Kamu akan mati dengan kematian yang paling menyedihkan!" Kemarahan Tammy tampaknya tidak berkurang sedikit pun dan dia mengangkat tangannya sekali lagi untuk melampiaskan semua amarah yang ada dalam dirinya.Elliot mengawasi dengan dingin tanpa ikut campur.Jun memeluk Tammy dan membalikkan tubuhnya. "Tammy! Kita di k
"Elliot." Dia memanggil namanya. "Makan dulu aja, ya!"Elliot tanpa sadar melengkungkan bibirnya menjadi senyum yang indah.Puas, dia berbalik dan mengikutinya ke ruang tamu.Ketika Nyonya Cooper melihat mereka berdua masuk, dia langsung tersenyum dan berkata, "Makan malam sudah siap. Saya akan cek dan lihat apa Layla udah selesaikan pekerjaan rumahnya."Layla baru saja masuk sekolah dasar. Dia punya pekerjaan rumah setiap hari, dan banyak juga.Avery memutuskan untuk menyewa seorang tutor hanya untuk mengawasi pekerjaan rumah harian Layla.Layla tidak terlalu antusias dalam belajar dan akan sangat sulit baginya untuk mengikuti jika dia tidak diberi dorongan yang diperlukan.Untungnya, Layla cukup patuh dan pada dasarnya bekerja keras untuk menyelesaikan tugas khusus yang diberikan Avery padanya.Elliot berjalan ke kamar dan ragu-ragu selama beberapa detik sebelum mengangkat Robert.Avery menegurnya, "Bukanya kamu bilang, kamu nggak punya energi untuk keluar dari halamanku kar
Elliot takut putrinya akan diganggu di sekolah dan merasa khawatir meskipun dia tahu bahwa kemungkinannya sangat kecil untuk itu terjadi.Putrinya sangat cantik dan memiliki karakter yang sangat tegas. Semuanya akan baik-baik saja dan keren jika tidak ada yang memprovokasi, tetapi jika seseorang menekan tombolnya, Layla pasti akan melawan, meskipun dia tidak bisa menang melawan mereka!Akibatnya, Elliot berbicara dengan sekolah secara pribadi."Kamu ayah yang luar biasa." Avery menggodanya."Aku tahu apa yang telah aku lakukan masih jauh dari cukup, tapi aku akan terus coba yang terbaik."Avery menatap Layla dan menjelaskan, "Kakak kamu akan kembali sedikit lebih lambat hari ini. Ayah kamu keluar sepanjang hari untuk jemput Bibi Tammy dan baru saja kembali. Itu hari yang cukup panjang bagi dia, jadi aku tinggalkan makanan untuk dia.""Oh." jawab Layla setelah mendengar penjelasannya.Karena ada penjelasan yang masuk akal, dia menyingkirkan sikap yang ditunjukkan kepada Elliot
Elliot berpikir bahwa menurunkan jendela mobil akan mengejutkan pria itu.Dia berpikir bahwa pria itu akan menundukkan kepalanya atau berbalik.Anehnya, pria itu mengangkat kepalanya dan menatap Elliot setelah dia menurunkan jendela mobil.Elliot mengernyit hampir seketika dan balas menatap pria itu!Sangat kontras dengan emosi marah Elliot, pria itu menyeringai dan tersenyum padanya!Keringat dingin muncul di punggung Elliot, bukan karena dia takut, tetapi karena orang itu benar-benar aneh.Tidak ada yang berani berkeliaran di dekat vila nya, apalagi meliriknya dengan berani begitu!Karena sulit untuk melihat dengan jelas di malam hari, dia hanya bisa samar-samar melihat siluet pria itu.Itu adalah pria paruh baya yang tinggi dan sedikit gemuk. Elliot bisa memastikan bahwa dia belum pernah melihat pria itu sebelumnya!Mengapa seseorang seperti itu muncul di luar vilanya di malam hari?Mobil langsung melaju ke halaman depan. Elliot turun dari mobil dan memberi pengawalnya beb
Reaksi Jun mengejutkan orang tuanya.Tammy terjebak di antara mereka dan dia merasa tersesat karena dia tidak tahu bagaimana meredakan ketegangan dalam hubungan mereka.Tepat saat dia akan mengatakan sesuatu, ibu Jun berkomentar dengan sinis, "Anak yang berharga? Apa kamu masih menganggap diri kamu seorang anak ketika kamu sudah berusia tiga puluh tahun?""Meski aku sudah enam puluh tahun, aku tetap anak kamu!" protes Jun. Pipinya telah berubah menjadi merah.Hilda mengambil cangkir teh dan meminumnya dengan santai.Harold mencibir. "Ibu kamu dan aku sudah setuju untuk membiarkan kamu tinggal bersama Tammy. Kamu, kan yang bilang dia minta kamu tinggal bersama keluarganya?"Jun terdiam.Hilda menoleh ke Tammy. “Sini kamu."Detak jantung Tammy semakin cepat saat dia berjalan ke arah ibu mertuanya."Ayah Jun dan aku telah merenungkan segalanya selama dua hari terakhir. Reaksi kami terhadap apa yang terjadi di masa lalu padamu benar-benar nggak pantas. Kegigihan Jun telah menunjuk
Ini paket dari luar negeri.Dia pernah menerima paket internasional sebelumnya. Saat itu, dia membukanya dan melihat jari Wesley.Itu adalah mimpi buruk yang akan menghantuinya selama sisa hidupnya.Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata kepada Nyonya Cooper, "Boleh tolong bantu bukain?""Oke, saya akan buka di luar." Nyonya Cooper mengambil bungkusan itu dan berjalan keluar.Layla suka membongkar bingkisan, jadi dia mengikuti di belakang Nyonya Cooper untuk melihat apa yang ada di dalamnya."Sini aku sisir rambut kamu, Layla." Avery menghentikan putrinya. "Nyonya Cooper akan bawakan isi bingkisan itu untuk kita lihat nanti.""Oh oke!" Layla kembali ke Avery dan berkata dengan aneh, "Bu, menurut Ibu apa mungkin bingkisan itu hadiah ulang tahun untuk aku dan Hayden?"Avery tersenyum dan berkata, "Terus menurut kamu siapa yang mengirimnya.""Aku nggak tahu." Layla berpikir sejenak dan tidak tahu siapa itu. Namun, dia tampak sangat percaya diri ketika berkata, "Aku pikir itu a
Pengawal itu telah memeriksa rekaman pengawasan dari malam sebelumnya dan menemukan ketika pria itu datang.Pria itu datang setelah matahari terbenam dan menunggu di sana selama sekitar 20 menit sampai Elliot kembali.Dia pergi begitu melihat Elliot.Mobilnya diparkir di titik buta kamera pengintai dan karena itu tidak bisa terlihat. Tanpa nomor plat mobil, tidak ada cara untuk mengetahui informasi pribadinya.Kamera pengintai juga tidak menangkap potret wajahnya dengan jelas, karena dia menundukkan kepalanya saat melihat Elliot.Hanya ketika dia dan Elliot saling memandang, wajahnya tertangkap kamera.Namun, kurangnya pencahayaan yang tepat membuat gambar menjadi sangat buram.Pengawal itu mengambil tangkapan layar video dan mencetaknya untuk ditunjukkan kepada Elliot.Elliot melihat foto itu berulang kali tetapi tidak dapat mengingat di mana dia pernah melihat orang itu sebelumnya. Namun, untuk beberapa alasan aneh, dia merasa orang itu cukup familier.Seseorang bahkan tidak
Avery juga menatapnya dengan berani.Dia, seperti Elliot, berdandan sangat rapi juga, karena dia mengenakan gaun paling mahal di lemari pakaiannya. Riasannya ringan dan halus sementara rambutnya diikat secara alami, melengkapi penampilannya yang elegan dan bergaya."Ayo masuk," katanya."Kamu pergi masuk aja dulu! Aku akan tunggu di sini." Avery sedang menunggu Tammy.Elliot mengerutkan kening. "Bukannya kamu nunggu aku?"Avery memutar bola matanya. "Itu angan-angan yang bikin kamu memanjakan diri kamu sendiri. Belum lagi kenggaktahuan kamu. Aku di sini untuk menyambut tamu aku dan aku menunggu mereka semua datang. Tapi itu nggak termasuk kamu meskipun kamu ada di daftar tamu."Elliot melirik para tamu di aula perjamuan dan berkata kepadanya, "Kamu harus masuk dan istirahat sebentar. Aku akan sambut para tamu di sini.""Tammy dan Jun aja yang nggak ada di sini," katanya. "Bisa nggak kamu telepon Jun dan tanya ke mereka?"Elliot mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor Jun, teta