Cupp!Satu kecupan lembut bibir Hanna segera menyentuh bibirnya dan cukuplama wanita itu bermain di sana hingga Satya bisa merasakan tubuhnya mendesir hebat oleh seranagn tiba-tiba Hanna tersebut."Hanna, ayolah baby ... jangan membuat kami kepanasan," ucap Tari.Hanna pun melepaskan pagutan bibirn
"Kau terkejut?" ucap Hanna sambil memandangi Satya. "Tentu saja aku terkejut, bagaimana bisa kau memiliki undangan itu?" jawab Satya. Hanna terpingkal-pingkal, wanita itu terbahak-bahak sangat lama dan berjalan sempuyungan karenanya sehingga membuat langkahnya terseok akibat rok pendek ketat yang
"Aku akan melakukannya sesuai dengan keinginan Anda, Tuan Juan." Juan kemudian memutuskan sambungan teleponnya dan mengambil kalender yang berada di depannya. Dia melingkari sebuah tanggal dimana dia akan kembali ke Indonesia. "Ayah sangat ingin menimang cucu darimu, Hanna." batin Juan sambil mem
"Eh, kamu beneran serius?" ucap Hanna dengan wajah yang mendadak tersapu rona kemerahan. "Lho, Tante ngajak nyicip kan?" bisik Satya sambil menarik tubuh Hanna mendekat kepadanya. "Satya! Jangan macem-macem ya!" "Hmm, Tante gugup, itu artinya Tante lagi mau kan?" "Sat-ya," ucap Hanna dengan te
Hanna dan Satya melangkah perlahan keluar dari mobil mereka. Malam itu, angin sepoi-sepoi bertiup lembut di sekitar mereka, menggandengkan kepingan kenangan di udara. Mereka tiba di tempat pesta pernikahan mantan mereka, Zee dan David. Kedua pasangan itu telah memutuskan untuk melanjutkan hidup masi
"Ayo kita pulang," bisik Hanna ketika pesta sudah semakin memanas sementara malam semakin larut. "Tunggu sebentar lagi, Sat." Hanna menjawab sambil terus memperhatikan di depan sana di mana pasangan pengantin masih menikmati pesta. Satya sendiri sudah tak terlalu tertarik dengan pesta ini yang men
"Tan, buahnya makan dulu biar seger." "Buah kamu aja deh Sat." "Ini segernya beda dong nanti Tan." "Sini aku suapin ya." Satya tak menolak, dia membiarkan Hanna menyuapinya. Dia memang masih sangat lapar setelah makanan di pesta tadi tak jelas kemana lewatnya. "Kamu makan yang banyak biar bis
Satya melangkah ke luar dari kamarnya. Dia menikmati kesejukan udara pagi yang menyapa wajahnya begitu ia membuka mata. Senyum tipis terukir di bibirnya saat ia menyadari bahwa hari itu adalah hari yang istimewa. Dengan langkah ringan, ia keluar dari kamar tidurnya, mencoba untuk tidak membuat suara
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
Pagi itu, suasana di ruangan bersalin terasa penuh haru dan kegembiraan. Hanna, wanita muda yang menjadi istri dari pewaris Soedibyo Group, sedang berjuang dalam proses kelahiran anak pertamanya. Dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar."Saya di sini, Hanna. Kamu
Kehadiran keluarga besar Soedibyo dalam acara baby shower Hanna menjadi sebuah penanda yang penting bagi Satya. Ini merupakan momen yang mengesankan karena keberadaannya yang diakui dan diterima sepenuhnya oleh keluarga besar kelas atas tersebut.Sebelumnya, Satya merasa sedikit cemas dan takut apak
Hari berganti menjadi minggu, dan minggu itu pun berubah menjadi bulan. Bagi Hanna, setiap detik yang berlalu adalah penuh dengan keajaiban. Dalam rahimnya, dua kehidupan kecil yang penuh dengan kebahagiaan terus tumbuh dengan sempurna. Setiap tendangan kecil yang dia rasakan menjadi pengingat akan
Meskipun melihat kondisi Hanna yang belum juga membaik, Satya merasa khawatir. Demam yang terus-menerus membuatnya semakin gelisah. Meskipun dokter sebelumnya memberikan penjelasan tentang penyebab demam, Satya tetap merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
Pagi itu, mentari mulai muncul dengan gemerlapnya, membangunkan Satya dari tidurnya yang nyenyak. Dia memandang istri tercintanya, Hanna, yang masih terlelap dengan damai di sampingnya. Dengan lembut, Satya mengusap mata Hanna dan mencium keningnya."Hanna, bangun sayang," bisik Satya dengan lembut