TIBA-TIBA SAJA, wanita muda itu berjalan mendekati temannya yang ditugaskan untuk menjaga bagian penjualan pulsa dan kuota. Dia tanpa ba-bi-bu lagi langsung menanyakan perihal Riki yang baru saja membeli pulsa. Namun, Siska tak memberikan jawaban yang bisa memuaskan Ani sehingga wanita itu perlu untuk menanyakan langsung kepada Riki.
Tak perlu berpikir panjang, Ani langsung mengirim pesan kepada Riki. Namun, pesan yang dikirimnya pun tak kunjung dibalas oleh Riki. Ani berpikir ekstra dan hatinya merasa bersalah atas sikap yang selalu dia tampilkan kepada Riki. Dia pun berpikir, mungkin Riki tersinggung dan ingin menyerah untuk mendapatkan hatinya. Sungguh, wanita itu dibuat gelisah oleh sikap Riki kepadanya. Oleh karena itu, dia pun memutuskan untuk menelepon langsung nomor Riki dan menanyakan perihal dia cuek kepadanya.
Ani duduk di kursi sambil menelepon Riki dan lelaki itu pun hanya membal
HARI SEMAKIN SULIT DIJALANI OLEH RIKI, lelaki itu sangat pusing antara lanjut mengejar cinta Ani ataupun harus mundur. Dia berpikir dan sangat malu jika harus mundur dalam perburuan cinta Ani. Masa sekelas lelaki akan kalah oleh hal perburuan cinta. Kalau semua itu terjadi maka harus dibawa ke mana harga diri seorang lelaki, pikirannya pun selalu mengarah ke sana. Namun, dia sendiri merasa lelah dengan sikap yang ditampilkan oleh Ani kepadanya. Bayangkan saja, bagaimana tak lelah hati lelaki tampan itu, saban harinya dia menerima sikap penolakan dan sikap dingin oleh Ani kepadanya.Dia tak mungkin menyalahkan seorang wanita yang telah berhasil menembus hatinya. Namun, lelaki itu belum bisa memiliki wanita yang menembus hatinya itu. Sungguh terlalu, katanya. Dia tak mengerti kenapa perasaan jatuh cinta ini sangat sulit untuk diwujudkan agar bisa nyata. Kenapa harus penuh dengan perjuangan? Bahkan, perjuangan itu tak semudah membalikk
SIANG HARI, Riki mencoba metata hati kembali dan pergi ke rumah Ani dengan mental yang sudah membaik. Dia tak peduli sudah berapa kali cintanya ditolak oleh Ani. Akan tetapi, dia mempunyai pemikiran bahwa lelaki itu harus kuat dan jangan menyerah untuk berjuang mendapatkan wanita yang dicintainya. Dia tak ingin dicap sebagai lelaki pengecut yang baru ditolak beberapa kali pun sudah mundur. Ingat! Itu baru beberapa kali ditolak dan belum ratusan kali ditolak. Jadi, alangkah buruk sekali jikalau harus mundur dalam perburuan cinta Ani.Sewaktu kemarin-kemarin, memang Riki merasakan ada yang berbeda dari dirinya. Bahkan, lelaki itu pun merasa pusing yang ekstra sehingga dia tak nafsu untuk segala hal. Namun, lelaki muda itu masih untung karena dirinya terbilang cepat untuk bisa kembali bersemangat. Riki mulai merapikan pakaian yang dia pakai. Kemudian, dia berniat untuk pergi ke rumah wanita yang berhasil menembus hatinya; Ani.
PADA SAAT KELUAR RUMAH, Ani benar-benar beruntung bahwa ucapan kakaknya itu tak bohong. Bahkan, dia sampai senyum-senyum sendiri. Riki melihat tingkah laku yang ditampilkan oleh Ani. Kedua mata yang dimiliki oleh Riki pun menatap tajam. Lelaki itu tak menyangka bahwa Ani mungkin saja menunggunya di rumah ini.Lelaki itu malah terdiam di hadapan Ani, tenggorokannya seperti ada yang mengganjal dan badannya seperti patung. Namun, keadaan pun berbanding terbalik yang mana Ani memandang Riki dengan tatapan serius. Lelaki itu menunduk. Ani langsung saja bertanya tanpa ba-bi-bu lagi kepada Riki. Wanita itu bertanya dengan nada yang lumayan terdengar serius tentang Riki cuek kepadanya. Lagi-lagi, laki-laki itu masih terdiam dan mulutnya pun serasa terkunci. Sampai-sampai, Ani pun dibuat kesal menunggu jawaban yang tak kunjung diterima. Kaki kanannya pun menghentak keramik dan kedua tangan wanita itu mengacak-acak rambut Riki yang rapi serta
MOMEN YANG TAK BISA DILUPAKAN OLEH ANI, dia tersipu malu di hadapan Riki. Dia belum percaya bahwa Riki bisa juga untuk memandangnya dengan tatapan tajam. Sungguh, batin wanita itu jadi dag-dig-dug. Kemudian, lelaki yang ada di depannya itu mengeluarkan suara dari mulutnya. Ya, momen itu pun yang ditunggu-tunggu Ani dari tadi.Namun, suara yang keluar dari mulut Riki pun tak banyak. Bahkan, kata-katanya pun bisa dihitung oleh jari tangan. Ani pun menghela napas panjang lalu menggaruk-garuk jilbab yang dia pakai. Dia bingung harus dengan cara apalagi menghadapi Riki yang menurutnya berubah 180* itu. Kemudian, dia termenung dan suasana pun mendadak hening.Sangat mengesalkan ketika setelah hening melanda, Riki malah tertawa di hadapan Ani. Wanita itu dibuat cemberut dan kesal dengan sikap yang ditampilkan Riki kepadanya. Tangan kanan Ani pun gemas lalu mencubit pinggang Riki. Lelaki itu tampak k
SETELAH BERBULAN-BULAN BOS ALEK PENDEKATAN DENGAN NUR, dia tambah yakin saja dengan wanita yang mempunyai rambut sebahu itu. Sungguh, tak bisa diragukan lagi untuk menjadikan wanita itu menjadi pendampingnya. Bos Alek tak memedulikan perjalanan suram yang telah menyerang Nur. Lelaki berhidung mancung itu hanya berpikir bahwa cinta suci akan datang kepada siapa pun. Dan mungkin saja, cinta suci dirinya datang dari Nur sehingga saban harinya dia selalu dimabuk asmara oleh wanita itu. Sungguh!Masa pendekatan pun berjalan mulus ditambah lagi mungkin Ani sangat menyetujui bahwa bosnya itu bisa menikahi kakaknya. Walaupun, Ani menyadari bahwa kakaknya tak mempunyai apa-apa dan Bos Alek adalah pebisnis muda yang lumayan sukses. Dia pun kadang merasa ciut membayangkan jika hal pernikahan kakaknya dan Bos Alek itu bisa terjadi. Namun, Ani mempunyai pikiran juga bahwa takdir cinta itu siapa yang tahu. Cinta bisa datang kepada siapa pun dan m
NUR TERDIAM KETIKA BOS ALEK MENYATAKAN NIAT UNTUK MENIKAHINYA. Dia tak menyangka bahwa cinta yang timbul dari Bos Alek itu begitu cepat. Bahkan, wanita berambut sebahu itu pun belum percaya dengan apa yang dialaminya. Mana mungkin dia begitu cepat bisa membuat Bos Alek menyukainya, pikiran wanita itu pun jadi terbang ke mana-mana. Dia benar-benar terdiam seperti patung dan tenggorokannya seperti ada yang mengganjal. Bos Alek pun menunggu dengan sabar jawaban yang akan dilontarkan Nur kepadanya. Namun, sampai menunggu beberapa jam, jawaban yang ditunggu Bos Alek pun tak kunjung datang. Akhirnya, lelaki itu berucap, "Saya siap untuk menunggu jawabannya, kok."Nur tak tahu harus menjawab apa kepada bosnya Ani itu. Dia benar-benar belum yakin dengan niat yang diinginkan oleh Bos Alek untuknya. Di samping itu juga Nur masih trauma membuka rasa untuk lelaki karena tak ingin rasanya dikhianati lagi. Akhirnya, Nur memaksa untuk mengeluarkan
PAK KADES DAN ANDI KECEWA, mereka berdua kecewa karena sudah ditolak oleh Kakek Samad tentang perjodohan itu. Sampai, mereka berdua pun langsung pergi dari hadapan Kakek Samad dan istrinya. Kejadian siang yang begitu menyakitkan bagi mereka berdua. Hati Andi pun seperti tertusuk oleh katana, ya, begitu sangat sakit. Dia tak menyangka bahwa akan mendapatkan penolakan. Dia tak menyangka bahwa dengan modal sarjana pun belum bisa meyakinkan Kakek Samad untuk menyetujui perjodohannya itu.Pada siang hari, benar saja dugaan Kakek Samad bahwa Pak Kades dan putranya kembali lagi ke rumahnya. Dan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan pada saat pertama kalinya mereka bertandang ke rumah Kakek Samad. Lelaki tua berambut perak itu pun langsung saja tanpa ba-bi-bu bahwa dia melemparkan jawaban dengan penolakan. Setelah mendapatkan jawaban yang menyakitkan itu, wajah Andi tampak merah dan langsung saja pergi dari hadapan Kakek
SETELAH SEMINGGU LAMANYA, Nur berpikir tentang jawaban apa yang pas disampaikan kepada Bos Alek. Dia pun mengakui bahwa selama berkenalan dengan Bos Alek banyak perubahan. Dan tentunya, lelaki berhidung mancung itu membuat dirinya nyaman. Kadang lelaki itu pun membuat Nur merasa takjub dengan kegigihannya dalam bekerja. Oleh karena itu, dia pun tak bisa menampik bahwa ada rasa yang mulai timbul untuk Bos Alek.Apakah ini waktu yang tepat untuk memikirkan pasangan, kata Nur di kala berada di kamarnya. Dia terduduk di depan cermin sambil bicara dengan bayangannya. Sungguh, momen seperti ini membuat dirinya tambah dag-dig-dug saja di hati. Dia menyadarinya, mungkin Bos Alek di sana sedang menunggu jawaban pertanyaan darinya.Malam yang sepi sejuk, Nur keluar dari kamarnya dan langsung menuju beranda rumah. Kemudian, tangan kanannya memegang ponsel dan langsung saja mengirim satu pesan kepada Bos
SETELAH TADI PAGI MELAKSANAKAN ACARA AKAD PERNIKAHAN, Bos Alek pun sudah sah menjadi suami dari Nur. Ada rasa bahagia yang tergambar dari wajah pasangan baru itu. Sekarang pun hari sudah semakin sore. Entahlah, rasa lelah pun tergambar dari pasangan baru itu. Sampai-sampai, Bos Alek hanya bisa duduk saja di kursi beranda rumah sambil melihat pemandangan yang ada di depan matanya.Bos Alek tiba-tiba terdiam ketika mendengar suara Nur yang memanggil. Ya, itu suara Nur, kata dalam hatinya. Dia pun mencoba memalingkan wajah ke arah depan pintu rumah. Alangkah indahnya, lelaki berhidung mancung itu melihat bidadari yang sedang berdiri; Nur. Bidadari itu masih cantik oleh bekas make up yang dia pakai tadi pagi. Sungguh dan sungguh, Bos Alek malah menahan saliva sampai kedua matanya jadi susah berkedip.Nur pun tersenyum ketika melihat suaminya itu yang terlihat terpana olehnya. Sungguh, Nur malah menjadi salah tingkah sehingga dia pun
SETELAH BERBULAN-BULAN MEMANTAPKAN PERSIAPAN PERNIKAHAN, Bos Alek pun tampak tak bisa tenang ketika tanggal pernikahan itu sudah ada di depan mata. Entahlah, apa yang sedang dirasakan oleh lelaki berhidung mancung itu. Namun, dia terlihat selalu berusaha untuk menutupi apa yang sedang dirasakan di dalam hatinya.Memang, suatu pernikahan itu adalah hal yang sangat serius. Oleh karena itu, hal semacam itu pun tak bisa disepelekan oleh Bos Alek. Tak bisa dielakkan lagi lelaki itu mulai seperti setrikaan yang sedang dipakai. Berjalan-jalan dari ruang tamu rumahnya ke dapur dan kembali lagi dari dapur ke ruang tamu. Hal semacam itu pun dia lakukan ketika waktu sudah malam.Di lain sisi, lelaki itu tak bisa lagi untuk menunggu dan terus menunggu tanggal yang sudah ditentukannya. Menurutnya, menunggu itu hal yang menyesalkan karena dari menunggu itu bisa menciptakan ketidaktenangan. Maka dari itulah
SETELAH SEMINGGU LAMANYA, Nur berpikir tentang jawaban apa yang pas disampaikan kepada Bos Alek. Dia pun mengakui bahwa selama berkenalan dengan Bos Alek banyak perubahan. Dan tentunya, lelaki berhidung mancung itu membuat dirinya nyaman. Kadang lelaki itu pun membuat Nur merasa takjub dengan kegigihannya dalam bekerja. Oleh karena itu, dia pun tak bisa menampik bahwa ada rasa yang mulai timbul untuk Bos Alek.Apakah ini waktu yang tepat untuk memikirkan pasangan, kata Nur di kala berada di kamarnya. Dia terduduk di depan cermin sambil bicara dengan bayangannya. Sungguh, momen seperti ini membuat dirinya tambah dag-dig-dug saja di hati. Dia menyadarinya, mungkin Bos Alek di sana sedang menunggu jawaban pertanyaan darinya.Malam yang sepi sejuk, Nur keluar dari kamarnya dan langsung menuju beranda rumah. Kemudian, tangan kanannya memegang ponsel dan langsung saja mengirim satu pesan kepada Bos
PAK KADES DAN ANDI KECEWA, mereka berdua kecewa karena sudah ditolak oleh Kakek Samad tentang perjodohan itu. Sampai, mereka berdua pun langsung pergi dari hadapan Kakek Samad dan istrinya. Kejadian siang yang begitu menyakitkan bagi mereka berdua. Hati Andi pun seperti tertusuk oleh katana, ya, begitu sangat sakit. Dia tak menyangka bahwa akan mendapatkan penolakan. Dia tak menyangka bahwa dengan modal sarjana pun belum bisa meyakinkan Kakek Samad untuk menyetujui perjodohannya itu.Pada siang hari, benar saja dugaan Kakek Samad bahwa Pak Kades dan putranya kembali lagi ke rumahnya. Dan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan pada saat pertama kalinya mereka bertandang ke rumah Kakek Samad. Lelaki tua berambut perak itu pun langsung saja tanpa ba-bi-bu bahwa dia melemparkan jawaban dengan penolakan. Setelah mendapatkan jawaban yang menyakitkan itu, wajah Andi tampak merah dan langsung saja pergi dari hadapan Kakek
NUR TERDIAM KETIKA BOS ALEK MENYATAKAN NIAT UNTUK MENIKAHINYA. Dia tak menyangka bahwa cinta yang timbul dari Bos Alek itu begitu cepat. Bahkan, wanita berambut sebahu itu pun belum percaya dengan apa yang dialaminya. Mana mungkin dia begitu cepat bisa membuat Bos Alek menyukainya, pikiran wanita itu pun jadi terbang ke mana-mana. Dia benar-benar terdiam seperti patung dan tenggorokannya seperti ada yang mengganjal. Bos Alek pun menunggu dengan sabar jawaban yang akan dilontarkan Nur kepadanya. Namun, sampai menunggu beberapa jam, jawaban yang ditunggu Bos Alek pun tak kunjung datang. Akhirnya, lelaki itu berucap, "Saya siap untuk menunggu jawabannya, kok."Nur tak tahu harus menjawab apa kepada bosnya Ani itu. Dia benar-benar belum yakin dengan niat yang diinginkan oleh Bos Alek untuknya. Di samping itu juga Nur masih trauma membuka rasa untuk lelaki karena tak ingin rasanya dikhianati lagi. Akhirnya, Nur memaksa untuk mengeluarkan
SETELAH BERBULAN-BULAN BOS ALEK PENDEKATAN DENGAN NUR, dia tambah yakin saja dengan wanita yang mempunyai rambut sebahu itu. Sungguh, tak bisa diragukan lagi untuk menjadikan wanita itu menjadi pendampingnya. Bos Alek tak memedulikan perjalanan suram yang telah menyerang Nur. Lelaki berhidung mancung itu hanya berpikir bahwa cinta suci akan datang kepada siapa pun. Dan mungkin saja, cinta suci dirinya datang dari Nur sehingga saban harinya dia selalu dimabuk asmara oleh wanita itu. Sungguh!Masa pendekatan pun berjalan mulus ditambah lagi mungkin Ani sangat menyetujui bahwa bosnya itu bisa menikahi kakaknya. Walaupun, Ani menyadari bahwa kakaknya tak mempunyai apa-apa dan Bos Alek adalah pebisnis muda yang lumayan sukses. Dia pun kadang merasa ciut membayangkan jika hal pernikahan kakaknya dan Bos Alek itu bisa terjadi. Namun, Ani mempunyai pikiran juga bahwa takdir cinta itu siapa yang tahu. Cinta bisa datang kepada siapa pun dan m
MOMEN YANG TAK BISA DILUPAKAN OLEH ANI, dia tersipu malu di hadapan Riki. Dia belum percaya bahwa Riki bisa juga untuk memandangnya dengan tatapan tajam. Sungguh, batin wanita itu jadi dag-dig-dug. Kemudian, lelaki yang ada di depannya itu mengeluarkan suara dari mulutnya. Ya, momen itu pun yang ditunggu-tunggu Ani dari tadi.Namun, suara yang keluar dari mulut Riki pun tak banyak. Bahkan, kata-katanya pun bisa dihitung oleh jari tangan. Ani pun menghela napas panjang lalu menggaruk-garuk jilbab yang dia pakai. Dia bingung harus dengan cara apalagi menghadapi Riki yang menurutnya berubah 180* itu. Kemudian, dia termenung dan suasana pun mendadak hening.Sangat mengesalkan ketika setelah hening melanda, Riki malah tertawa di hadapan Ani. Wanita itu dibuat cemberut dan kesal dengan sikap yang ditampilkan Riki kepadanya. Tangan kanan Ani pun gemas lalu mencubit pinggang Riki. Lelaki itu tampak k
PADA SAAT KELUAR RUMAH, Ani benar-benar beruntung bahwa ucapan kakaknya itu tak bohong. Bahkan, dia sampai senyum-senyum sendiri. Riki melihat tingkah laku yang ditampilkan oleh Ani. Kedua mata yang dimiliki oleh Riki pun menatap tajam. Lelaki itu tak menyangka bahwa Ani mungkin saja menunggunya di rumah ini.Lelaki itu malah terdiam di hadapan Ani, tenggorokannya seperti ada yang mengganjal dan badannya seperti patung. Namun, keadaan pun berbanding terbalik yang mana Ani memandang Riki dengan tatapan serius. Lelaki itu menunduk. Ani langsung saja bertanya tanpa ba-bi-bu lagi kepada Riki. Wanita itu bertanya dengan nada yang lumayan terdengar serius tentang Riki cuek kepadanya. Lagi-lagi, laki-laki itu masih terdiam dan mulutnya pun serasa terkunci. Sampai-sampai, Ani pun dibuat kesal menunggu jawaban yang tak kunjung diterima. Kaki kanannya pun menghentak keramik dan kedua tangan wanita itu mengacak-acak rambut Riki yang rapi serta
SIANG HARI, Riki mencoba metata hati kembali dan pergi ke rumah Ani dengan mental yang sudah membaik. Dia tak peduli sudah berapa kali cintanya ditolak oleh Ani. Akan tetapi, dia mempunyai pemikiran bahwa lelaki itu harus kuat dan jangan menyerah untuk berjuang mendapatkan wanita yang dicintainya. Dia tak ingin dicap sebagai lelaki pengecut yang baru ditolak beberapa kali pun sudah mundur. Ingat! Itu baru beberapa kali ditolak dan belum ratusan kali ditolak. Jadi, alangkah buruk sekali jikalau harus mundur dalam perburuan cinta Ani.Sewaktu kemarin-kemarin, memang Riki merasakan ada yang berbeda dari dirinya. Bahkan, lelaki itu pun merasa pusing yang ekstra sehingga dia tak nafsu untuk segala hal. Namun, lelaki muda itu masih untung karena dirinya terbilang cepat untuk bisa kembali bersemangat. Riki mulai merapikan pakaian yang dia pakai. Kemudian, dia berniat untuk pergi ke rumah wanita yang berhasil menembus hatinya; Ani.