Di perjalanan menuju Istana Lismore, kediaman Ratu Larissa, Ratu kaum Bangsa Kahyangan sekaligus ibu Klevance.
Klevance mendengus sebal di sepanjang perjalanan Ibukota yang menuju ke tempat kediaman Ratu Larissa. Bukannya apa, wanita berdarah campuran itu harus berjalan kaki ke Istana Lismore yang jaraknya sangat jauh dari Istana Orava---kira-kira sekitar tujuh kilometer jauhnya. Alasan lainnnya yang membuat wanita berdarah campuran satu ini merasa sebal di sepanjang jalan adalah karena dia harus kembali ke Istana Lismore setelah apa yang sudah dia perbuat di Istana Orava sebelumnya---dirinya menyinggung dan menyindir ibunya habis-habisan.
Sayap Klevance juga masih dalam tahap pemulihan dan belum bisa digunakan saat ini. "Kenapa aku bisa sesial ini di hari pertamaku kembali?!" desisnya kesal. Klevance mencoba mengepakkan sayapnya untuk memastikan apakah sayapnya sudah dapat berfungsi seperti semula atau belum.
Saat dirinya mulai mengepakkan sayapnya perlahan, tubuhnya meringis kesakitan karena lukanya menjadi terbuka lagi. "Oh, ayolah! Kenapa luka akibat senjata pusaka sungguh menyusahkan, sih?! Menyebalkan sekali!" Keadaan sebelah sayapnya kini malah semakin buruk akibat percobaannya itu.
Klevance mengusap wajahnya yang sudah sangat terlihat frustrasi dan mengacak-acak rambut hitam legamnya. Bola matanya yang berwarna padparadscha senada seperti warna safir ataupun batu permata yang sangat indah tersebut kini berubah warna menjadi ruby karena gejolak emosi yang sedang dirasakan dalam dirinya.
Seketika dia teringat dengan Nymph dan para Healer yang berada di Istana Orava, kediaman Dewi Aegle. Kenapa aku tidak memikirkannya? Sungguh sangat bodoh!
Setelah sudah menempuh setengah perjalanan dari Istana Orava menuju Istana Lismore dengan berjalan kaki, wanita berdarah campuran itu baru teringat kenapa tidak meminta bantuan para Nymph dan Healer untuk mengantarnya ke Istana Lismore, kediaman ibunya. Karena akan lebih mudah untuk membuat 'mereka' bekerjasama dan menutup mulu mereka dibandingkan dengan 'mereka' yang berada di luar Istana Orava.
Sederhananya seperti ini, semua makhluk dan spesies yang berada di kediaman Istana Orava adalah pengikut dan bawahan Dewi Aegle yang sudah mengucap sumpah untuk setia kepadanya sehingga semua yang berhubungan dengan Dewi Aegle dan apa yang terjadi di Istana Orava tidak akan tersebar keluar istana. Karena jika mereka mengingkar janji, mereka akan binasa dan semua keturunannya akan terlahir cacat. Selain mereka yang berada di Istana Orava merupakan pengikut dan bawahan sang Ratu. Sehingga sangat sulit jika ingin membuat sebuah kesepakatan dengan mereka tanpa terdengar dan sampai di telinga Ratu.
Sebenarnya dirinya bisa saja meminta bantuan para unicorn ataupun Bidadari dan Bidadara dan Nymph yang bertugas di Ibukota Irish selain Nymph dan Helaer yang berada di kediaman Istana Orava dan bekerja dengan Dewi Aegle. Dia bisa saja meminta bantuan mereka selaku Tuan Putri dan pewaris tunggal yang sah, namun karena alasan tadi yang membuatnya mengurungkan niat tersebut. Lalu pasti akan menyebabkan banyak sekali pertanyaan dan juga menimbulkan banyak rumor seperti 'sayap Tuan Putri yang abadi dan tidak dapat terluka kini terluka cukup dalam' dan masih banyak lagi rumor lainnya yang pasti akan beredar mengenai dirinya. Selain itu, mereka semua juga pasti akan panik dan menjadi sangat waspada mengingat kini kaum mereka bisa terluka dan bahkan mati.
Karena situasi saat ini sama sekali belum Klevance pahami dan mengerti, oleh karena itu untuk saat ini Klevance akan sangat berhati-hati dengan segala tindakan dan ucapannya mengenai kejadian-kejadian ganjil dan sangat misteri yang terjadi di Ibukota Irish.
Sreekk...sreeekkk...sreekkk...
Bunyi dedaunan dan ranting yang saling bergesekan dengan jejak kaki terdengar jelas di telinga Klevance. Klevance mulai mengedarkan pandangannya dan segera waspada dengan sekelilingnya. Pandangannya mencari-cari arah datang suara tersebut, tapi suara itu hanya terjadi sekilas saja dan segera berhenti. Dia menajamkan kembali indera pendengaran dan penglihatannya, mencoba mencari tau kembali sumber dari suara tersebut. Namun hasilnya tetap nihil, dia tidak menemukan apapun hingga dirinya kembali menghadap kedepan dan mendapati dibawah kakinya ada sesuatu yang menahannya.
Klevance perlahan memalingkan pandangannya, menoleh ke arah yang dirasanya ada sesuatu yang sedang menahannya dan juga terasa berat. Jantungnya mulai berdegup kencang dan bulu kuduknya bergidik ngeri. Dia tidak tahu makhluk apa yang sedang menggelondoti kakinya itu dengan kuat. Perlahan tapi pasti, pandangannya kini sudah sepenuhnya diarahkan kebawah untuk melihat makhluk tersebut.
"Kucing putih?" seketika dirinya segera menghela napas lega dan mendorong kucing itu dengan sedikit kejam untuk membalaskan dendamnya karena telah membuat wanita berdarah campuran tersebut sedikit takut dan terkejut dibuatnya.
"Yang benar sajalah, Argan! Kenapa kau membuatku terkejut seperti ini, sialan?!" Klevance berteriak setelah menendang kucing putih tersebut dan membuatnya terpental cukup jauh akibat dorongan kakinya tersebut.
Kucing putih tersebut adalah jenis hewan hibrida hasil transformasi Argan. Argan bisa bertransformasi menjadi banyak sekali hewan kuat dan besar ataupun hewan kecil dan menggemaskan seperti wujudnya saat ini.
Setelah menerima dorongan kaki Klevance yang sangat kuat hingga membuatnya terpental cukup jauh, Argan segera mengubah wujud aslinya yang normal seperti pria biasa atau lebih tepatnya seperti manusia pada umumnya. "Klevance, kau itu wanita!" Argan meringis kesakitan di seluruh badannya akibat dorongan kaki atau lebih tepatnya aktivitas itu bisa disebut sebagai tendangan yang dilakukan oleh Klevance terhadap dirinya saking kuatnya.
Klevance mengernyitkan alisnya, "Lalu memangnya kenapa jika aku wanita, hah?!"
Argan menarik napasnya dalam-dalam frustrasi lama-kelamaan berhadapan dengan Klevance yang baru kembali ini. "Tenagamu semakin besar saja, Klevance. Lembutlah sedikit, jangan terlalu kasar dan bersikap seperti pria!"
Klevance menekuk bibirnya tidak peduli dengan ucapan Argan pada dirinya. "Cih, aku tidak peduli!" Klevance tersenyum miring pada Argan.
"Baiklah-baiklah, aku minta maaf karena mengejutkanmu dengan kehadiranku yang tiba-tiba seperti itu," ujar Argan meminta maaf dan mengalah pada Klevance.
"Kau pasti memiliki alasan dibalik kedatanganmu ini, bukan? Kenapa kau kemari dan mendatangiku? Cepat katakan dan jangan coba-coba berbohong kepadaku, Argan!" tukasnya tanpa menghiraukan permintaan maaf dari Argan pada dirinya tersebut.
Argan terkekeh mendengar ucapan Klevance yang begitu curigaan kepada siapapun dan selalu tahu maksud dan tujuan seseorang ketika menemuinya. Memang pewaris takhta dan Tuan Putri yang sangat unik. Argan lantas sengaja mengulur-ulur waktu untuk memberikan jawaban dan penjelasannya kepada Klevance karena masih ingin menggoda Tuan Putri yang super galak dan emosian di hadapannya itu.
Klevance yang mengetahui Argan sedang mempermainkannya pun segera melengos pergi dari hadapannya. Sebelum pergi dari hadapannya, dia menyempatkan untuk menatap tajam pria hibrida di depannya ini dan juga menunjukkan raut wajahnya yang sangat geram tanpa keraguan.
"Baiklah, jika kau tidak mau mengatakannya. Aku juga tidak tertarik!" sahutnya setelah sudah berhasil melewati pria di hadapannya tadi.
"Tunggu, Klevance. Baiklah aku mengakui, aku memang memiliki maksud dan tujuan sendiri dengan menemuimu disini." sahut Argan yang berhasil membuat langkah Klevance yang semakin menjauh darinya terhenti.
Setelah langkah kakinya sudah berhenti sepenuhnya, Klevance menoleh kearahnya dan meminta penjelasan lebih lanjut mengenai maksud ucapan pria tersebut. "Baiklah, cepat katakan."
Argan tersenyum melihat Klevance yang bersikap labil seperti itu. Bukannya tadi dia tidak tertarik dengan alasannya ini? Sungguh wanita yang sangat aneh tapi juga unik.
"Alasanku adalah..."
-Bersambung-
*Note* Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan. Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^ Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^ Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^ Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^ Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 12 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^ Salam hangat Chasalla16
"Rahasia," ujar Argan sambil tersenyum meledek Klevance. Klevance memicingkan matanya kesal melihat dirinya berulang kali berhasil dipermainkan oleh seorang pria hibrida di hadapannya ini. "Cih, dasar sialan!" Dia menatap tajam pria tersebut. Klevance lantas memaksa kembali dirinya untuk mencoba melebarkan sayapnya dan berusaha pergi dari hadapan Argan. Dia mencoba untuk pergi secepatnya darisana dengan cara memanfaatkan sayap hitam miliknya tersebut dan terbang mengudara di langit Ibukota. Dirinya meringis kesakitan bukan main dan amat sangat luar biasa saat memaksakan untuk terbang dengan sayap yang masih belum pulih tersebut. Belum sampai sayap Klevance berhasil mengudara dengan sempurna di langit, wanita berdarah campuran tersebut kehilangan keseimbangan dirinya dan bersiap jatuh menghantam tanah yang sudah menunggunya. Argan yang melihat Klevance akan segera jatuh tersebut segera sigap mengubah dirinya dan bertransformasi menjadi seekor n
Bangunan termegah di seantero Ibukota Irish, terlihat sangat sibuk mempersiapkan pesta penyambutan kembalinya tuan putri mereka. Para pelayan dari berbagai macam ras kaum Bangsa Kahyangan sibuk kesana-kemari mengerjakan tugas mereka. Para pelayan yang ada di kediaman Ratu Larissa, menggunakan sihir-sihir mereka untuk mempercantik acara. Mereka juga beterbangan dan mengudara dengan bebas di langit Istana Lismore untuk mengatur angle dan juga view yang tepat. Menghiasi langit dengan cuaca dan juga pemandangan yang indah dan mendukung, menumbuhkan semua tanaman kesukaan Tuan Putri Klevance, hingga membuat kata sambutan dengan sihir mereka dan dibuat seperti kembang api yang terus menyala di langit. Ratu Larissa meminta semua persiapan pesta tersebut ditata dengan sesempurna mungkin dan juga harus meninggalkan kesan yang mendalam bagi putrinya, Klevance. Dia menyuruh semua pelayannya dengan permintaan yang sangat spesifik, tidak terkecuali kepad
Halo semuanya! Apa kabar? Author baru saja mengedit dan merevisi hampir semua bab. Barangkali bingung, mungkin bisa dibaca dari awal lagi sambil menunggu chapter selanjutnya di update. Ada beberapa perubahan juga dalam ceritanya tetapi tidak terlalu jauh berbeda dari sebelumnya. Author juga tidak mengubah alurnya, hanya merevisi bagian-bagian yang harus dan perlu direvisi. Jadi tidak perlu khawatir mengenai alur ceritanya. Seperti sebutan untuk kaum hasil perkawinan Bangsa Kahyangan dengan Bangsa Manusia yang tadinya disebut Half-Vier, sekarang author ganti menjadi Half-Angel. Saran dan masukan sangat author terima ya^^ Semoga bermanfaat^^ Jika ada pertanyaan ataupun apapun, kalian bisa memberitahu author melalui kolom komentar ataupun kolom ulasan yang tersedia. Terima kasih banyak author ucapkan, sampai jumpa^^
"Kita sudah sampai," ucap seorang pria makhluk hibrida yang masih bertransformasi menjadi seekor naga berwarna amethyst yang sangat besar---makhluk hibrida tersebut adalah Argan. Dari atas langit tempat tersebut, Argan yang masih mengudara memberitahu Klevance bahwa mereka telah sampai di tempat yang dia maksud sebelumnya. "Dimana ini, Argan?" Klevance mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat tersebut, mengamati lebih jelas tempat yang dimaksud oleh pria hibrida yang sedang ia tumpangi saat ini. Argan lalu mendaratkan tubuhnya di tanah tepat di hadapan bangunan tersebut. Klevance segera turun dari tubuh Argan dan berdiri di sampingnya, menunggu pria tersebut berubah menjadi wujud manusianya. Setelah selesai mengubah wujudnya menjadi manusia kembali, Argan berkata, "Masuklah, akan kuberi tahu nanti tempat apa ini." Klevance mengernyitkan keningnya dan menatap Argan sejenak. Dia bingung apa tujuan Argan mengajak nya ke tempat tersebut. Klev
Keheningan menyelimuti taman belakang Istana Orava. Hanya embusan angin dan gemerisik dedaunan yang berjatuhan memenuhi atmosfer disana. Para Healer dan Nymph penjaga kepercayaan Dewi Aegle telah menunggu jawaban darinya mengenai pertanyaan yang Neva lontarkan sebelumnya. Mereka sama penasaran nya dengan Neva, terutama Nymph penjaga yang terlibat langsung di tempat kejadian tersebut. Dewi Aegle menatap para asisten kepercayaannya itu satu-persatu. Dia menyadari bahwa mereka sudah tidak sabar mendengar jawabannya. Lantas Dewi Aegle pun menghela napasnya dalam-dalam. "Apa kalian sangat penasaran bagaimana Lucifer tersebut bisa kabur tanpa terlihat oleh satupun penjaga?" tanya Dewi Aegle kepada mereka semua. Dengan serentak para asisten nya tersebut segera menganggukkan kepala mereka. "Tentu saja. Kami sangat penasaran, Dewi!" ucap mereka begitu antusias dengan kompak dan bersamaan. Kemudian para Healer dan Nymph
"Klevance—!” Mata Argan menyusuri sekelilingnya yang sangat tidak familiar, lalu berhenti ketika melihat seorang wanita yang sedang bersantai di atas sebuah kubus. "Ini—!” Argan lalu terfokus pada tubuhnya yang sudah kembali menjadi wujud manusianya. Pandangannya menyapu sekujur tubuhnya dan menyadari dia tidak bisa bertransformasi di dunia ini. "Cukup bermain-main nya, Argan! Aku akan memberikanmu sedikit pelajaran agar kau tidak kembali melakukan sesuatu yang sangat ekstrem dan membuat dirimu sendiri dalam bahaya!" teriak Klevance, suaranya menggema di seluruh sisi dunia elpízo---dunia khusus miliknya. Kemudian Klevance segera turun dari kubus yang dia tempati sebelumnya dan menghampiri Argan yang masih kebingungan dan terkejut. Klevance kemudian mengeluarkan sebuah senjata ilusi, lebih tepatnya pedang ilusi yang dia tiru dan buat dari senjata pedang pusaka asli miliknya---yang sekarang masih berada di Hutan Aurora bersama sebuah kotak misterius. Argan tida
"Apa maksudmu? Sisi Putihku?" tukas Klevance kebingungan jiwanya disebut sebagai sisi putih dari dalam dirinya. "Ya, tentu saja karena kau adalah sisi putih diri kita atau lebih tepatnya sisi yang terlahir dari Bangsa Kahyangan. Dan aku..." "Perkenalkan, aku adalah sisi Hitammu dan anak kecil yang berada di sampingku ini adalah sisi Abu-abumu," ujar si Hitam memperkenalkan diri kepada si Putih. "Halo," sapa si Abu-abu sambil tersenyum riang kepada si Putih. Klevance atau yang lebih tepatnya sisi putihnya itu, tidak paham akan maksud dari si hitam dan si abu-abu padanya. "Apa maksud kalian? Aku sama sekali tidak paham ini semua!" tukasnya kesal dan mulai geram. "Lalu, kalian bilang kalian adalah bagian dari diriku juga? Sungguh tidak masuk akal! Bagaimana bisa satu tubuh dihuni oleh tiga jiwa yang berbeda seperti ini?! Apa kalian sedang mengelabuiku?!" teriak Klevance. Kemudian sisi Putih Klevance pun ingin segera mengeluarkan k
"Klevance juga memiliki mata ketiga?! Kenapa kau menyembunyikan banyak fakta tentangnya dariku, Ratu?" tutur Zelus terkejut sekaligus kecewa kepada sang Ratu Bangsa Kahyangan yang beridiri di hadapannya. "Itu karena ... aku tidak bisa mengatakan sebelumnya padamu karena aku takut akan lebih banyak orang yang mengetahui fakta tentang Putriku itu. Jika sudah seperti itu, Klevance akan berada dalam bahaya yang lebih besar setiap harinya," jelas sang Ratu dengan penuh kecemasan dan raut wajah gelisah terlukis dengan jelas. "Jadi selama ini kau tidak pernah percaya pada diriku, Ratu? Kukira kau selalu mempercayaiku sebagaimana kau mempercayai Putrimu, Klevance," timpal Zelus sedikit kesal. Sang Ratu Bangsa Kahyangan tersebut pun menoleh ke arah Dewa yang sedang mempertanyakan kepercayaannya itu. Dengan penuh penyesalan dia berkata, "Tidak, aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Aku mempercayai dan juga menyayangimu seperti anak kandungku sendiri. Tapi, aku j
"Jadi kau benar-benar putri tersebut! Pantas saja kau sangat berani juga sedikit tidak tahu sopan santun dengan seorang Dewi. Sudah lama tidak berjumpa, Putri Klevance.""Apa kau mengenalku?" Klevance memasang raut wajah bingung dengan pernyataan sang dewi yang seperti sudah mengenalnya sejak lama."Tentu saja aku mengenalmu. Kau adalah Putri pewaris tahta Bangsa Kahyangan. Tidak ada dewi atau pun dewa yang tidak mengenalmu.""Tapi kau tidak mengenalku di awal dan baru mengetahuiku saat aku memperkenalkan diri beberapa saat yang lalu!" sindir Klevance."Ya, tentu saja! Wajahmu sedikit berubah jika dibandingkan dengan dirimu waktu kecil. Aku bahkan tidak bisa mengenalimu sebelumnya."Klevance mengembuskan desah napas berat mendengar pernyataan sang dewi penjaga yang kini seperti seorang teman dekat yang telah lama tidak berjumpa satu sama lain.'Tetap fokus, Hitam. Waktu kita tidak tersisa banyak. Ingatlah bahwa Lucifer masih belum kau ke
"Selamat datang di duniaku. Kau bukanlah Baginda Ratu Larissa. Siapa kau? Mengapa memasuki dunia simbol yang bukan kawasanmu?" ujar seorang Dewi penjaga dunia simbol kepada Klevance.Klevance mengedarkan pandangannya dan mencari-cari dari mana asal suara yang sedang mengajaknya berbicara tersebut. Namun dia tidak dapat menemukan kehadiran siapapun di dalam dunia simbol tersebut. Dia hanya bisa melihat cahaya putih yang tak berujung di dalam dunia simbol tersebut. Sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan apapun.Ya, tak heran, bukan. Dunia simbol adalah pertahanan terakhir dari sistem keamanan gerbang belakang Istana Lismore yang jarang dikunjungi oleh siapapun. Tentu saja tidak ada kehidupan di dalam dunia tersebut selain dewi penghuninya."Siapa kau? Kenapa aku tidak bisa melihatmu?" tanya Klevance pada akhirnya karena dia tidak dapat menemukan orang yang mengajaknya berbicara."Tentu saja kau tidak bisa melihatku. Hanya Ratu Larissa yang dapa melihat kehadira
Bunyi kicauan burung yang begitu nyaring menandakan hari sudah kembali pagi dalam pergantian waktu di Bangsa Kahyangan. Namun sinar matahari masih terlihat begitu redup dan juga belum menampakkan diri serta keluar dari tempat persembunyian nya. Klevance terlihat tengah menyelinap untuk keluar dari kediaman sang ratu. Dia dengan sangat hati-hati melangkah perlahan menuju gerbang belakang Istana Lismore. Di mana pada gerbang belakang tersebut tidak ada satu pun bawahan sang ratu yang berjaga. Gerbang belakang Istana Lismore adalah tempat yang sangat jarang dikunjungi oleh sang ratu sehingga keamanan di sana jauh dari kata ketat. Dengan melewati gerbang belakang tersebut memudahkan Klevance untuk keluar dari istana milik ibunya tanpa ketahuan oleh satu penjaga pun. 'Abu-abu, apa kau tidak berniat membantuku?! Cepat bertukar jiwa, akan sangat merepotkan jika aku ketahuan sekarang!' ucap si Hitam kepada si Abu-abu. 'Ck, kau payah sekali, Hitam! Kenapa tidak bertuk
"Hei, Aegle. Menurutmu apa maksud dari ucapan Zelus padaku beberapa saat yang lalu? Apa yang harus kusiapkan besok? Apa mereka semua berspekulasi bahwa aku yang melakukan pembantaian terhadap kaumku dan juga bangsa manusia sekaligus Half-Angel di Hutan Aurora?" tanya Klevance dengan begitu penasaran akan maksud dari perkataan Zelus kepadanya. Dewi Aegle mengeluarkan desah napas berat. "Sepertinya begitu, Klevance." Klevance sontak tertegun sejenak. 'Mereka benar-benar mengira aku yang melakukan pembantaian itu? Sungguh? Kenapa tidak ada satu pun yang mempercayai diriku. Terutama Ibu ....' Dewi Aegle kemudian menoleh sekilas ke arah Klevance yang masih terdiam dan sedang bergelut dalam pikirannya. Dia lalu menepuk pelan pundak Klevance dan berkata, "Menurut informasi yang kudapatkan dari kantor Wali Kota, Zelus menemukan beberapa helai sayapmu di tempat kejadian tersebut dan dia telah melaporkannya kepada Ratu." Klevance lalu memandan
Dor ... dorr ... dorrr .... Bunyi kembang api yang meledak di langit-langit Bangsa Kahayangan terdengar dengan jelas hingga ke penjuru sisi. Semua orang, terutama penduduk Bangsa Kahyangan terlihat memenuhi Istana Lismore sang Ratu. Para tamu yang hadir sangat menikmati pesta yang dibuat oleh sang Ratu Bangsa Kahyangan tersebut. Lantaran pesta tersebut adalah pesta termegah kedua selain pesta pernikahan sang Ratu dengan Raja Bangsa Kegelapan. Alih-alih ikut menikmati dan merasakan suasana yang meriah, Klevance tampak murung dan sama sekali tidak bersemangat. Dia berulang kali menghelakan napas berat sembari memandang ke langit-langit yang dipenuhi dengan kembang api yang indah. Akan tetapi, tatapannya terlihat sangat kosong. Bukannya tidak ingin menikmati, tetapi dia tidak bisa berpesta di tengah situasi yang sedang kacau dan tidak terkendali pada Bangsa Kahyangan. Selain itu, banyak sekali fakta dan juga misteri yang baru saja terungkap serta dia ket
"Apa Klevance sudah sampai di kediaman Ratu Larissa? Kenapa aku tiba-tiba mengkhawatirkan perempuan menyebalkan itu?!" desis Dewi Aegle pelan kepada dirinya sendiri. "Aku akan meminta Kilorn untuk memastikannya," lanjut Dewi Aegle bergumam dan segera menghubungi Kilorn melalui telepatinya. Seteleh selesai melakukan telepati dengan Kilorn, Dewi Aegle mendapatkan sebuah pesan dari Bangsa Kegelapan. Surat itu diberikan oleh Kilorn kepadanya saat mereka berdua sedang melakukan telepati satu sama lain. Dewi Aegle segera membaca surat yang sudah terpapar dengan jelas isinya di dalam benaknya tersebut. Namun, sepertinya pesan tersebut dikirimkan oleh seorang Dewi juga. Yang mana Dewi yang mengirimkan pesannya kepada Dewi Aegle berasal dari Bangsa Kegelapan. Sehingga pesan tersebut dapat berbunyi dan terhubung satu sama lain seperti sedang berkomunikasi dua arah dalam jangkauan jarak yang dekat. 'Ini aku Mahakali, Aegle. Apakah kau yang menyembuhkan L
Tak berselang lama, Klevance dan Argan pun keluar dari dalam dunia khusus jiwa si Putih Klevance.Angin kencang menyambut kedatangan mereka setibanya mereka di dunia normal---Bangsa Kahyangan. Si Putih menggunakan kesempatan ini untuk bertukar lagi dengan si Hitam, sementara Argan masih berusaha beradaptasi kembali dengan dunia normal ini.Tak butuh waktu lama untuk si Putih dan si Hitam bertukar, kini si Hitam sudah sepenuhnya mengendalikan tubuh Klevance kembali.Seperti sudah diperhitungkan dengan matang oleh si Putih sebelumnya, pergantian jiwa dirinya dan si Hitam selesai tepat sebelum Argan benar-benar tersadar dari adaptasi nya. Si Hitam---Klevance menghela napas lega setelahnya.Untung saja! Waktunya sangat tepat! Kalau tidak, aku tidak tahu harus bagaimana, batin si Hitam.'Jangan lengah, Hitam. Cepat kembali ke Istana Lismore dan temui Ibu. Lalu malam nanti kau harus bergegas mencari Lucifer yang menghilang,' sahut si Pu
'HAHAHA, DASAR BODOH!' teriak si Putih sambil tertawa terbahak-bahak melihat si Hitam tidak mengetahui cara keluar dari dunia khususnya ini. Diam kau, Putih! Cepat katakan padaku bagaimana keluar dari tempat ini?! 'Tidak ada cara lain untuk keluar dari dunia khususku selain menyentuh pedang yang berada di puncak kubus bewarna ungu.' Brengsek kau! Bukankah sebelumnya kau mengatakan padaku untuk tidak menyentuh pedang apapun di dunia khususmu ini?! Dan sekarang dengan mudahnya kau mengatakan padaku untuk menyentuh pedang yang berada di puncak kubus? Kau berencana membunuhku, ya?! "Klevance? Ada apa dengan raut wajahmu itu? Apakah ada masalah?" ujar Argan yang membuat perbincangan si Hitam dengan si Putih menjadi terhenti sejenak. Si Hitam---Klevance sontak sedikit terkesiap dan segera menatap Argan dengan sewajarnya agar tidak dicurigai oleh pria itu. Kemudian dia menggeleng pelan, sebagai tanda dirinya tidak
Si Hitam mencoba berjalan menyusuri dunia elpízo milik si Putih terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar dari sana. Dia ingin melihat dan mengamati cara kerja dunia ini. Dengan penuh hati-hati, si Hitam melewati jalan yang masih dalam bentuk labirin tersebut. Namun, saat dia menelusurinya selama beberapa saat, dia tidak berhasil menemukan ujung dari labirin tersebut. Dia pun lantas menggunakan sayapnya dan terbang mengudara di dunia elpízo untuk melihat lebih jelas segala sesuatu yang berada di sana. Si Hitam mengedarkan pandangannya ke segala penjuru di dunia elpízo dengan saksama. Matanya menyisir segala sisi tanpa ada yang terlewat sedikit pun dari penglihatannya yang tajam. Begitu banyak pedang di dunia ini. Sebenarnya apa fungsi dari pedang-pedang tersebut? Aku jadi penasaran! Kemudian dia mengehentikan pengamatannya saat melihat seorang laki-laki yang masih terjebak di dalam dunia elpízo milik Klevance. Laki-laki itu terlihat ber