Share

35. Mabuk Kepayang

last update Last Updated: 2021-05-23 22:30:59

Suara musik berjedag-jedug mendentum-dentum dari arah pantai. Gelak tawa orang-orang yang bahagia. Suara minuman dituang – free flow - nikmati sepuasmu! Kemeretak bara api ketika udang yang telah dimarinasi dan dioles madu diletakkan di atas pemanggang. Kudapan manis, kudapan gurih-asin, steak dari daging terbaik, aroma basil – oregano – parsley dan yang sejenisnya menguar di udara bebas. Debur ombak terdengar membikin aroma party malam minggu itu semakin menyenangkan. Agak jauh dari sana terkobar api unggun dengan tak jauh di sebelahnya lima ekor kambing guling. Siapa saja yang berkenan silakan nikmati.

“Ah, kamu di sini rupanya.”

Jessie mendongak. Ia nyengir begitu melihat Erika menyapanya. Temannya yang baik itu mengambil tempat duduk di sebelah. Ia memesan sepiring nasi goreng sea-food porsi jumbo.

“Aku laper banget,” katanya.

“Kok enggak gabung di sana aja?” tanya Jessie.

“Kamu sendiri kenapa enggak gabung ke sana juga?” balas Erika. Ia menerima pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   36. Terkesiap

    Tante Clarrisa hampir saja menjatuhkan gelasnya. Ia seperti melihat Jessie berjalan bersama Om Wisman menuju lobi penginapan. Dengan tangkas ia kembali menahan sehingga gelas minumannya tidak jatuh dan pecah.“Ada apa, Clarrisa?” tanya Pak Burhan.“Oh, tid – tidak apa-apa. Tanganku cuma sedikit basah. Kena embun es di permukaan gelas. Hampir saja tergelincir, tapi tidak apa-apa,” jawabnya dengan tersenyum manis.Pak Burhan mengangguk. Ia kembali pada pembicaraan ringan tentang bisnis villa dan penginapan di pulau ini. Sepertinya menjanjikan. Pak Burhan juga ingin mendirikan penginapan tapi menurutnya selama setahun ke depan lebih ia melakukan investasi terlebih dulu saja.Tante Clarrisa kembali melayangkan pandangan. Ia tak lagi melihat keponakannya. Jalanan menuju lobi hotel dipenuhi oleh tamu-tamu hilir mudik yang tak dikenalnya. ‘Mungkin aku kecapekan,’ batin Tante Clarrisa letih. Ia menenggak mojito-nya. Ia mengernyitkan wajah lalu merasakan kemepyar yang

    Last Updated : 2021-05-24
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   37. Si Gembel

    Pakansi Jessie kali ini tidak berjalan dengan lancar. Ia hanya ngendon di kamar. Om Wisman keluar sesuai keperluan, lalu kembali menghabiskan waktu dengan kekasih gelapnya.“It’s okay…,” katanya santai. “Rencana tidak harus berjalan sesuai kenyataan. Lagian, aku sudah sering liburan. Agak-agak gagal begini, kan, membikin pakansi kali ini jadi agak-agak berwarna.”Jessie merasa tidak enak. Tapi, kalau dipikir-pikir bukan salahnya juga kalau Tante Clarrisa dan Pak Burhan berada di tempat yang sama. Om Wisman tidak menyebut apa-apa tentang Clarrisa. Laki-laki itu juga tidak menyebut apa-apa tentang Pak Burhan. Jessie pun memilih untuk tidak bertanya padahal sebenarnya ia sangat penasaran.Mengapa Tante Clarrisa ada di sini? Dengan siapa dia datang – nunut undangan grand-opening party siapa, nih? Jangan-jangan Tante Clarrisa dibawa Pak Burhan?Jessie segera menepis kemungkinan. Sepertinya tidak mungkin kalau Tante Clarrisa dibawa Pak Burhan. Mereka kenal dari man

    Last Updated : 2021-05-25
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   38. Tugas Pertama

    Jessie berusaha mengingat-ingat siapakah John Burgundy. Ia seperti pernah mendengar nama itu. Ia juga seperti pernah melihat wajah dengan rahang tegas itu. Tapi ia tak ingat sama sekali pernah bertemu di mana. Barangkali hanya sama nama dan sama wajah saja. John Burgundy dengan wajah tegas dan sorot mata disiplin bisa jadi siapa saja. Barangkali manajer di salah satu resort atau villa tempat ia dan Om Wisman berpakansi. Saking banyaknya Jessie tak mampu mengingat satu demi satu dengan detail.“Selamat datang di Flowery-Rose Ice Cream Resto, Nona Jessie,” sambut John dengan ramah. Sorot matanya tulus. Sikapnya begitu mengayomi. “Saya harap Anda mendapatkan banyak ilmu untuk menggantikan posisi saya kelak. Saya sangat bangga bisa membimbing Nona Jessie untuk menjadi yang terbaik.”Mommy terlihat sangat bahagia. Ia senang anak perempuannya akhirnya mau memegang salah satu cabang anak perusahaannya. Resto yang kecil-kecil dulu nggak apa-apa, deh, Jessie sudah mau terlibat sa

    Last Updated : 2021-05-26
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   39. Buat Ia Menderita

    Ponsel milik John mendentingkan notifikasi. Laki-laki itu cepat memeriksa pesan singkat yang dikirim Papi. ‘Siap memegang anak perusahaan di Cina, John? Perusahaan top. Nomor satu. Omzet ratusan milyar. Kepemimpinan John di sana pasti bisa membuatnya lebih pesat lagi.’John termenung-menung. Tawaran yang datang tepat pada waktunya. Selepas dari Flowery-Rose Ice Cream Resto sebaiknya ia pindah saja. Menjadi bos dan tak lagi jadi manajer di perusahaan orang lain benar-benar penawaran yang bagus. Sungguh, laki-laki itu selalu tertantang setiap kali diserahi tugas baru. Terutama tantangan membuat perusahaan menjadi semakin pesat maju.Hanya satu yang membuat John Burgundy masih bertahan sudi menjadi karyawan orang lain. Ia masih ingin mendapatkan cinta Lisa. Gadis cantik, muda, dan sukses. Sayangnya, gadis itu arogan luar biasa. Sulit dikendalikan.“Kalau aku berhasil sekali saja membuat Lisa takluk, aku akan terima tawaran Papi,” janji John

    Last Updated : 2021-05-26
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   40. Tepar

    “Es krim! Aku suka banget es krim! Ini buatku?” pekik Reni kesenangan. Sengak dan wibawa yang dibikin-bikin kayak biasanya mendadak lenyap. Ekspresinya kegirangan seperti anak SD yang mendapat mainan kesukaan.“Iya, Mbak. Ini buat teman-teman di sini. Eh, di sini cuma ada aku, Mbak Reni, Sisil, dan Mas Bambang, ya? Hehe. Yaa, buat kita semua,” jawab Jessie. “Tapi boleh ambil banyak-banyak. Aku juga bawa banyak banget.”“Sisanya simpan di freezer aja!” saran Reni.Jessie mengangguk. Ia membiarkan penyiar senior yang super-duper galak itu mengambil jatah premannya terlebih dulu. Ia tak menyangka Reni si jutek langsung berubah jadi ramah dan baik setelah diberi es krim.“Aku seneng banget sama es krim. Kecilnya dulu keluargaku orang susah. Mau es krim aja nggak bisa langsung beli. Kudu ngumpulin banyak duit dulu,” lanjut Reni.‘Oh, oke…,’ gumam Jessie di dalam hati. ‘

    Last Updated : 2021-05-27
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   41. Sekelebat

    Serrr….Jessie baru saja mengambil air putih di dapur. Tenggorokannya haus sekali. Ia banyak makan es krim di sela istirahat lalu kembali siaran. Bambang bertugas dengan semangat. Pasti karena banyak makan es krim juga. Reni tidak kelihatan batang hidungnya. Beberapa cup es krim berbagai rasa berkurang banyak dari freezer almari es. Mestinya dibawa gadis sengak itu di kamar karyawan. Dinikmati sendiri sampai mabuk lalu kekenyangan dan ketiduran.Segelas air putih dihabiskan. Haus di tenggorokan berkurang. Masih satu jam lagi jam siarannya. Jessie meregangkan tubuhnya. Lalu memutar pinggang hingga bunyi bergemerutuk.Serrr….Bulu kuduk Jessie meremang. Sekelebat bayangan hitam terlihat di pintu kaca pembatas koridor studio dan halaman belakang kantor. Ada yang barusan lewat.“Siapa, ya?” tanya Jessie. Ia melangkah pelan. Barangkali ada orang asing yang iseng biar dibentaknya pergi.Jessie melongok keluar. Pintu dibuka sedikit. Angin mala

    Last Updated : 2021-05-28
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   42. Pelayan!

    Ckrekk… ckrekk… ckrekkk….Jessie mencoba melepaskan pelukan Om Wisman yang terlalu erat. “Ih, Om. Jangan main peluk-peluk di ruang terbuka gini, dong. Malu kalau dilihat orang?”“Ini jam kerja, Sayang. Aku tidak bisa membawamu check-in ke hotel bintang tujuh lalu kita pelukan di sana.”Ckrekk… ckrekk… ckrekkk….Seketika itu juga wajah Jessie bersemburat merah. Dengan cepat ia menguasai kesadaran dirinya. Jangan sampai baper: karena digombali Om Wisman dan ini masih jam kerja – di ruang publik lagi. Pandangan Jessie bertatapan dengan Pak Sopir. Laki-laki yang bekerja sebagai sopir pribadi Om Wisman segera menyunggingkan senyum dan menggangguk sebagai bentuk sapaan. Jessie membalas sapaan itu dengan melakukan hal yang sama.“Ngapain kamu?” tanya Om Wisman menyelidik. Pelukannya sudah dilepaskan.“Kerja, Om,” jawab Jessie. “Om sendiri ngapain ke sini?”“Memeriksa keadaanmu,” Om Wisman ganti menjawab pertanyaan. “Pesan-pesanku tidaak kamu balas.

    Last Updated : 2021-05-29
  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   43. Utang Budi

    John Burgundy menahan diri. Rahangnya mengeras. Si Gembel benar-benar mengerjainya. Gadis itu memanfaatkan keadaan dengan baik. Jangan-jangan Om Wisman hari ini datang juga karena aduan Jessie?“Hmm… ya, rasanya enak. Tentu saja,” jawab John. “Itu mengapa menu itu menjadi nomor satu di Flowery-Rose Ice Cream Resto yang sebentar lagi akan Kak Jessie manajeri.”“Hmmm… ya, ya, ya,” tanggap Jessie dengan manggut-mangut. Di dalam hatinya ia menahan geli. John Burgundy mengubah sikapnya hampir 100%. Terbersit rasa heran di dalam hatinya Jessie. Mengapa laki-laki itu seperti begitu menaruh hormat pada Om Wisman.“Kok, tidak dicoba Om es krimnya?” tanya John.“Oh?” Om Wisman yang mengikuti percakapan itu seperti tersadar. “Oh, ya, ya, ya. Aku sedang mengikuti perbicangan kalian berdua. Menarik sekali. Sepertinya Jessie mendapat banyak ilmu yang bermanfaat dari John, ya.”Om Wisman mencoba es krim rekomendasi John.John mendelik ke arah Jessie.

    Last Updated : 2021-05-30

Latest chapter

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   51. Rasa Kehilangan

    Seeerrr….Jessie berhenti di depan pintu toilet. Ia merasakan bulu kuduknya kembali meremang. Ia belum melanjutkan ceritanya tentang patah hati. Tiba-tiba saja ia kebelet pipis. Sehingga meminta jeda pada Bambang. Bambang mengagguk oke bahwa ia setuju. Ketika Jessie melontarkan pertanyaan; sudah siap mendengarkan kisah patah hati Jessie, Bambang segera menimpalinya dengan sebuah lagu. Lagu melankolis baru dari penyanyi yang baru saja muncul di kancah dunia musik. Lady Jaijai dengan lagu barunya yang berjudul Can’t Stop Loving You.Seusai menunaikan hajat Jessie mencuci bersih tangannya. Ia juga mencuci muka agar tak mengantuk. Tak lupa mengusap tengkuknya dengan telapak tangan yang sudah dibasahi air dingin. Matanya kembali melek. Badannya terasa kembali bugar. Ia harus cepat kembali untuk memandu program Siaran Tengah Malam.Seeerrr….Sesuatu berwarna hitam berkelebat lewat pintu kaca yang berbatasan langsung dengan halaman kebun bela

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   50. Patah Hati

    Seerrrr…..Jessie baru saja keluar dari pantry. Ia telah menghabiskan segelas susu hangat. Perutnya tiba-tiba keroncongan. Lapar. Padahal seingatnya sebelum berangkat ke radio tadi ia sudah makan malam. Ah, paling gara-gara udara dingin jadi perutnya gampang sekali kosong.Seerrr….Tengkuk Jessie meremang. Bulu kuduknya merinding. Ia seperti melihat sesuatu berjalan di antara koridor ruang depan kantor. Gadis itu mencoba memeriksa bagian depan. Siapa tahu ada tamu yang kebetulan telah menunggu lama. Atau maling? Wah, semoga aja tidak. Kalau maling ia hanya akan bisa berteriak minta tolong.Ada Bambang di ruangan siaran. Tapi beneran, deh, lebih baik bukan maling. Lebih baik kalau juga bukan setan.Jessie berjalan mengendap. Ia melongokkan kepala di dinding pembatas ruangan.Ruang depan kantor lengang. Tak terlihat ada siapa-siapa di sana. Halaman depan terlihat terang oleh lampu taman. Tak banyak orang lewat di jalanan. L

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   49. Terima Kasih

    Flowery-Rose Ice Cream Resto pagi itu terlihat sejuk dan asri. Karyawan yang biasanya bertugas di dapur membantu menyiram tanaman. Tanaman-tanaman hijau di halaman depan terlihat segar dan menyenangkan. Bunga-bunganya mekar dengan baik.“Selamat pagi, Pak…,” sapa si karyawan begitu melihat John berjalan masuk.John Burgundy membalas saaan itu dengan baik. “Selamat pagi.” Ia melanjutkan perjalanannya menuju ruangannya. Hari ini terasa begitu ringan dan membahagiakan bagi John. Laki-laki itu menikmati duduknya di kursi pimpinan yang empuk. Sebentar lagi ia akan cabut dari sini. Segala drama yang berhubungan dengan si Gembel dan lisa akan segera usai. Ia akan menempuh hidup baru. Mengurus perusahaan baru, dan tak lagi perlu repot-repot mengurusi hal-hal sepele seperti cinta dan sebagainya.Cklek klinting…Bel di pintu berdenting. John lupa menahan pintu agar tak kembali menutup. Saat pagi memang pintu itu dibiarkan terbu

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   48. Enjoy!

    John mematut-matut dirinya. Rambutnya telah disisir rapi. Jambangnya yang telah dicukur bersih seminggu lalu kini muncul sedikit-sedikit. Tidak apa-apa. Tidak usah dicukur bersih lagi. Malah bagus begini. Ia terlihat lebih matang dan macho. Rahangnya tegas dan terlihat menawan.Tak ada perempuan yang meragukan ketampanan John Burgundy. Hanya sayangnya satu wanita ini, Lisa, tak juga tergerak hatinya untuk mengakui bahwa John adalah yang terbaik.Malam ini, ya, malam ini keadaan telah berubah. Berbalik 180 derajat. Tentu saja hal ini karena kedermawanan hati John Burgundy. Ia memberi kabar bahwa Si Gembel bekerja di tempatnya. Ia mematuhi perintah Lisa untuk menekan Si Gembel dengan semena-mena memberinya tugas yang tak terkira – meski pada akhirnya John agak sungkan dan tersentil saat Om Wisman bertandang ke resto mereka. Ah, urusan Om Wisman dipikir nanti saja.Kini kembali pada Lisa. John berdebar tak sabar menunggu hingga ketemu dengan gadis cantik itu.

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   47. Janjian dengan John

    Alfin tergeragap bangun. Ia merasakan ada yang menindih dadanya. Laki-laki melongok lalu kembali merebahkan kepalanya dengan penyesalan yang sangat besar.Lisa tidur pulas. Kedua matanya terpejam erat. Kepalanya berbantalkan dada bidang Alfin. Napasnya teratur. Mereka berdua tidak mengenakan pakaian sama sekali. Tidur hanya bertutupkan selimut lebar.“Ya ampun. Apa yang telah aku perbuat?” Alfin menepuk jidatnya. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum tepar tidur karena kelelahan ‘bertempur’. “Ah, iya. Aku berniat memanas-manasi Jessie. Gadis itu harus cemburu karena aku kembali akrab dengan Lisa. Alih-alih kesal, gadis itu malah terlihat biasa saja. Ia benar-benar tidak menyukaiku sedikit pun?” gumam Alfin dengan suara serak.Tubuh Lisa semakin dekat dan merapat. Gadis itu merengek pelan – sepertinya hanya mengigau. “Kamu hebat banget, Sayang…,” gumamnya masih dengan suara parau. “Sudah lam

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   46. Terjebak Masa Lalu

    Alfin dan Lisa saling melepaskan diri. Napas mereka terengah-engah. Lisa mengembangkan senyum. Kepalanya sedikit keliyengan karena rasa cinta yang begitu membuncah.“Aku… aku….”Alfin merasa sedikit bingung. Kepalanya juga sedikit pusing. Pesona Lisa begitu memenuhi benak dan pikirannya. Ciuman tadi sengaja ia lakukan hanya untuk memanas-manasi Jessie. Pada mulanya rencana itu ia anggap berhasil. Namun, laki-laki itu terseret oleh pesona Lisa yang dulu pernah dicecapnya. Memori yang kembali hadir menjadi kenyataan; begitu lembut, begitu manis, begitu memabukkan.“Sudah siap memesan, Tuan?” tawar Jessie masih dengan mengembangkan senyum. Ia sudah siap dengan catatan untuk mencatat setiap permintaan Alfin.“Aku… aku….” Alfin masih puyeng. Ia memerhatikan gadis di hadapannya sekali lagi. Lisa membetulkan kembali lipstiknya. Gadis itu bahkan tak perlu merasa sungkan pada Jessie. Tenang saja ia kembali mengoleskan lipstik dan lip-tint-nya untuk membenahi solekannya yang

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   45. Rasa yang Dulu Pernah Ada

    Alfin menjemput Lisa di coffeshop. Gadis itu mengaku baru saja selesai meeting dengan klien. Tapi melihat dari pakaiannya yang masih bau toko dan make-up-nya yang tebal – terlihat seperti baru saja dari salon.“Kita berangkat sekarang?” tawar Alfin.“Yuk!” Lisa segera bergegas pergi. Ia mencoba menggandeng tangan Alfin. Laki-laki dengan halus menyingkir hingga gandengan tangan Lisa berlalu begitu saja.“Kita naik kendaraan sendiri-sendiri, ya?”Lisa merengut. “Ih! Nggak romantis banget-lah! Masa naik kendaraan sendiri-sendiri!?”“Nanti malam aku sudah ada janji. Nggak bisa antar kamu pulang terlebih dulu. Kudu buru-buru.” Alfin menunggu dengan tidak sabar. “Gimana? Jadi, nggak?”“Oke, deh!” Lisa menyusul Alfin masih dengan cemberut. Gadis itu merasa seperti dimanfaatkan. Tapi mau bagaimana lagi? Ajakan Alfin sore ini terasa seperti hujan di gurun gersang. Lisa selalu mencoba menghubungi laki-laki itu – tapi selalu tak ada tanggapan. Lisa selalu me

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   44. Janjian Kencan

    Alfin memandangi foto Jessie. Itu foto mereka ketika upacara kelulusan kuliah. Mereka wefie dengan wajah ceria. Senyum yang begitu lebar. Mata yang berbinar-binar. Penolakan Jessie beberapa waktu yang lalu akhirnya membuat hubungan pertemanan mereka menjadi dingin juga renggang. Boro-boro jadian, saling kontak saja sudah tidak pernah lagi. Persahabatan mereka yang baik menjadi turun level menjadi dua orang yang bersikap seolah tidak saling kenal.Seandainya saja malam itu Alfin tidak menuruti keinginannya. Tapi ia sudah tidak tahan lagi. Keinginannya telah begitu besar untuk bisa memiliki Jessie. Alfin sudah mencoba mencari perempuan yang lain. Perempuan yang baik, perempuan yang ceria, perempuan yang cerdas dan tangkas, perempuan yang mampu menjalankan perusahaan dengan baik, bertanggung jawab dan memiliki etos kerja yang tinggi namun juga lembut dan penuh kasih sayang.Perempuan itu ada. Bahkan yang jauh lebih baik dari Jessie juga banyak. Tapi tak ada satu pun yang kl

  • S.T.M. (Siaran Tengah Malam)   43. Utang Budi

    John Burgundy menahan diri. Rahangnya mengeras. Si Gembel benar-benar mengerjainya. Gadis itu memanfaatkan keadaan dengan baik. Jangan-jangan Om Wisman hari ini datang juga karena aduan Jessie?“Hmm… ya, rasanya enak. Tentu saja,” jawab John. “Itu mengapa menu itu menjadi nomor satu di Flowery-Rose Ice Cream Resto yang sebentar lagi akan Kak Jessie manajeri.”“Hmmm… ya, ya, ya,” tanggap Jessie dengan manggut-mangut. Di dalam hatinya ia menahan geli. John Burgundy mengubah sikapnya hampir 100%. Terbersit rasa heran di dalam hatinya Jessie. Mengapa laki-laki itu seperti begitu menaruh hormat pada Om Wisman.“Kok, tidak dicoba Om es krimnya?” tanya John.“Oh?” Om Wisman yang mengikuti percakapan itu seperti tersadar. “Oh, ya, ya, ya. Aku sedang mengikuti perbicangan kalian berdua. Menarik sekali. Sepertinya Jessie mendapat banyak ilmu yang bermanfaat dari John, ya.”Om Wisman mencoba es krim rekomendasi John.John mendelik ke arah Jessie.

DMCA.com Protection Status