Share

76

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-25 08:08:42

"Maaf Mas, apapun yang terjadi kedepannya tolong kendalikan istrimu. Aku akan berusaha kendalikan anak-anakku, tapi tolong minimalisir konflik yang terjadi."

"Ah, aku sakit kepala sekali, Hafsah."

"Setelah menikah apa kau akan terus tinggal di apartemen itu atau langsung pindah ke desa?"

"Kami akan pindah ke desa dalam waktu cepat setelah persiapan rumah kebun selesai direnovasi."

Tempat yang dimaksud oleh Mas Farid adalah perkebunan yang dulu selalu kami jadikan tempat menghabiskan waktu di peralihan musim dan akhir tahun. Dulu kami punya ratusan ekor sapi tapi setelah karir bisnis Mas parit menanjak aku mulai menjual hewan-hewan tersebut agar bisa diurus oleh orang lain, sisa tinggal beberapa ekor sapi, ladang yang luas dan sebuah rumah kayu yang hangat. Tempat itu cocok untuk di tanami jagung atau komoditas bernilai tinggi karena cukup subur dan berada di aliran sungai yang deras.

Kurasa jika kami menjualnya, nilai dari ladang tersebut cukup besar, tapi karena sekarang mas Farid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    77

    Selepas makan malam kami membahas perjalanan waktu dan kehidupan kami bersama anak-anak, bercerita tentang masa kecil mereka yang ceria, momen ulang tahun yang selalu penuh dengan hadiah dan kejutan, makan camilan sambil berseloroh, lalu membahas tentang kacaunya kehidupan Niken dan mas Farid.Bayangkan yang terjadi sekarang, portal berita online telah menerbitkan kekacauan yang terjadi di momen pernikahannya, ada banyak judul yang terdengar sangat memalukan dan melecehkan wanita itu. Contohnya: deadline tentang karangan bunga untuk seorang pelakor yang berhasil menghancurkan sebuah keluarga besar, ambisi akan kekayaan membuat wanita nekat melakukan segalanya demi mendapatkan direktur. Juga, betapa mengamuknya seorang wanita yang notabene hanya istri kedua karena protes ketiga anak suaminya.Setelah kacaunya keadaan di KUA, dia datang ke rumahku untuk marah pada anak-anak, tapi yang dia dapatkan malah tertawaan dari para staf dan kami hanya menyaksikan ekspresi kemarahan serta kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    78

    "Wah, wah, ada papa...." Alexa turun dari kamarnya diikuti oleh Handy yang juga sudah bangun.Kedua anakku menuruni tangga dengan antusias dan senyum lebar di wajah mereka. Mereka memeluk dan menyalami mas Farid seakan sudah tidak ada lagi dendam dan sakit hati diantara kami dan ayahnya."Pa, apa kabar?""Baik, Nak.""Tapi kenapa Papa terlihat kurus dan pucat seperti itu, mata Papa sampai cekung, seakan kurang tidur," ujar Alexa sambil memeriksa wajah ayahnya dengan seksama."Ayah baik baik saja.""Apa Papa stres karena wanita rewel itu ataukah sepanjang malam papa begadang untuk menggodanya?" godaan Handi seketika membuat kami tergelak bersama-sama."Sejujurnya aku gelisah dan tidak bisa tidur karena memikirkan kalian berempat, alih-alih bahagia dengan bulan madu, aku lebih sering merindukan mamamu.""Dasar tak tahu malu, sudah punya istri baru Papa masih saja mengungkapkan cinta dengan gamblang kepada Mama." Alexa berdecut sambil menggoda ayahnya dengan matanya."Mau bagaimana la

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    79

    Sungguhlah sakit hati kami menyaksikan mas Farid diperlakukan seperti itu Aku dan ketika anakku hanya bisa tertegun melihat cara dia menyeret Mas Farid tanpa rasa hormat sedikitpun. "Papa Apakah papa akan membiarkan wanita itu bersikap seperti ini kepadamu selamanya?" tanya Handi."Sepertinya ketegasan Papa hanya berlaku untuk kita sekeluarga," ujar Cindy."Entah dibutuhkan oleh cinta atau memang karena Papa menyayanginya tapi perlakuan Wanita itu sungguh tidak etis!" Imbuh Alexa.Mungkin terpengaruh oleh perkataan anaknya lelaki itu langsung berhenti dan menyentak tangan Niken dengan keras."Berhenti Niken, bukan begini caranya, aku adalah suamimu, saat kau menikah denganku kau tahu persis bahwa aku sudah punya anak dan penting bagiku untuk menghabiskan waktu bersama mereka.""Memangnya kapan aku melarangmu untuk bertemu anak-anakmu! Apakah harus sembunyi-sembunyi di belakangku, seakan aku adalah wanita yang tidak penting!" Wanita itu berteriak sambil berkacak pinggang dan semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    80

    "A-aapa ....?" Wanita itu tergagap. "Kau bilang apa?"Tak menjawab, Handi hanya menggeleng pelan lalu naik ke mobil dan meluncur bersama kami "Ma, apa papa akan baik-baik saja berkendara dalam keadaan marah?""Ya, Mama yakin Papa mencoba untuk menenangkan dirinya setelah pertengkaran yang terjadi di hadapan orang ramai.""Niken Itu... Ada apa dengannya ya, apakah dia harus dibawa ke rumah sakit jiwa atau ada yang tidak beres dengan otaknya, kenapa dia begitu cemburu dan selalu menuduh Papa dengan tuduhan yang menyakitkan. Dia mencekal papa dan membuatnya tidak leluasa, apa kita yakin kalau papa akan bertahan dengan situasi seperti itu?" tanya Alexa."Aku rasa tidak.""Kalau sudah sampai di rumah teleponlah Papa kalian dan pastikan keadaannya.""Iya, Ma."**Kami tiba di rumah menjelang magrib, adzan berkumandang saat aku dan anak-anak membuka pintu utama, aku suruh mereka untuk langsung membersihkan diri dan menunaikan sangat sementara aku juga akan melakukan hal yang sama lalu mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    81

    "Papa janji, papa akan kembali, Nak. Secepatnya." Mencium kening anaknya satu persatu baru merangkul mereka dengan penuh keharuan, baru kali ini aku melihatnya menangis dengan air mata berderai sederas derasnya. "Ayolah berhentilah menciptakan suasana menyedihkan Ayo kita makan dan bergembira, bukankah ini adalah hari ulang tahun pernikahan Papa dan Mama. Kenapa kita harus menangis seperti ini?" "Iya, Ma, kita tidak seharusnya menangis," ucap Cindy yang langsung mengusap air matanya lalu tersenyum kepada ayahnya."Iya, pa, Ayo kita nikmati ayam goreng dan menghabiskan kuenya.""Iya, ayo."Kami menghapus air mata kami lalu melanjutkan sesi makan malam dan makan kue sambil berbahagia, menghidupkan kembali kenangan masa kecil anak-anak dengan menceritakan hal-hal konyol yang pernah mereka lakukan. Kami menghidupkan kembali kenangan tersebut, kenangan penuh canda tawa, contohnya: betapa Cindy menangis berguling-guling ketika melihat foto pernikahan kami dan memprotes kenapa dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    82

    Setelah sedikit siuman wanita itu diberi minum dan minyak kayu putih oleh pembantuku, kemudian dia diantar ke taksi untuk pulang. "Mana Mas Farid? Apa yang terjadi denganku!" tanyanya saat dia ingin bangkit dari posisinya yang berbaring di sofa ruang tamu kami."Dia sudah pergi!""Pergi ke mana, ke mana pria itu bisa pergi? Apa kalian menyembunyikannya di sini?""Untuk apa kami menyembunyikan pria dewasa yang punya prinsip dan keputusan dalam hidupnya. Lagi pula aku dan dia belum rujuk, sehingga lelaki itu tidak punya hak untuk bermalam di sini.""Ya tuhan kemana suamiku....""Sejak awal aku menasehatimu ... jika kau ingin mempertahankan suami dan rumah tanggamu, maka kau harus bersikap baik dan mengalah padanya.""Ya Tuhan...."Dengan dipapah oleh asistenku, wanita itu kemudian pergi dari rumah kami tanpa banyak bicara lagi. Hanya isakan tangis lemah yang mengiringi langkah kakinya, meluncur pergi menghilang bersama kepergian mobil taksi itu. "Setidaknya wanita itu tidak akan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    83

    "Apa wanita itu jatuh sakit karena papa tidak mau pulang ke rumahnya dan berniat menceraikannya?" "Iya, katanya dia drop." "Papa mau jenguk?" tanya Cindy."Tidak.""Baguslah, mereka yang sedang mencari cara agar papa terus menemui wanita itu dan luluh padanya. Mereka mencoba menciptakan suasana agar Papa merasa kasihan dan tidak meninggalkan Niken. Papa tidak boleh terpengaruh.""Aku tak akan terpengaruh, jangan khawatir.""Lalu sebagai pria sejati yang bijaksana, apa yang akan papa lakukan dalam situasi itu?""Tidak ada. Diam saja itu lebih baik, dia punya uang ke punden sapi yang banyak dia bisa menjual salah satunya. Jika dia butuh sekali biaya rumah sakit yang besar.""Tapi dalam sudut pandang mereka ... Papa adalah pria yang kejam, tega dan tidak berprasaan. Keluarga itu akan dendam, Pa." "Kalau aku tidak berperasaan maka akan kurampas semua yang kuberikan sebelumnya. Sudah bagus aku hanya diam saja atas semua tindakannya yang gegabah.""Menurutku apapun pilihan yang ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    84

    "Selamat datang di rumah kami," ucap anakku, dia mengulurkan tangan kepada ayah dan ibunya Niken, serta seorang paman dan seorang gadis berhijab yang mungkin adalah anak dari pria tersebut. Putraku tetap bersikap sopan dan ramah serta membungkuk hormat pada orang yang lebih tua.Sayangnya saat Handi hendak menyalami mereka, tidak satupun yang mau membalas ulurannya hingga putraku kembali tersenyum dan menarik kembali tangannya. "Silakan duduk.""Kami tidak akan membuang-buang waktu adik Karena kami tahu kalau adik sibuk sebagai seorang direktur," ucap Paman Niken."Iya, om. Kalau begitu langsung saja.""Kami ingin meminta dengan penuh hormat agar kalian tidak lagi ikut campur dalam rumah tangga Niken dan papa kalian.""Apa maksudnya?" Handi menggeleng tipis, seakan tidak mengerti apa alur pembicaraan dari orang-orang tersebut. "... Aku dan ibuku tidak pernah mencampuri urusan papa dan istri barunya.""Karena pengaruh kalian, Papa kalian sampai menjatuhkan talak pada Niken. Kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01

Bab terbaru

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    96

    Diam diam tanpa kusadari Mas Farid berusaha menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Entah apa yang dirasakan olehnya terhadap wanita yang pernah dicintainya. Lelaki itu mungkin masih menyimpan rasa ataukah dia hanya prihatin tentang apa yang terjadi pada Niken."Mas, tidaklah kita semua menghendaki ini, tapi begitulah alur yang harus dijalani oleh Niken disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayo pergi," ajakku sambil menggenggam tangan suami. "Iya, ayo pergi.""Farid!" Saat kami akan melangkahkan kaki meninggalkan pengadilan tiba-tiba suara familiar itu memanggil kami. Siapa lagi yang akan memanggil seberani itu kalau bukan ibunya Niken. Aku dan suamiku membalikkan badan lalu melihat wanita bergamis coklat itu menatap ke arah mas Farid dengan tatapan tajam dan air mata yang membasahi wajahnya."Kau puas melihat anakku terpuruk dalam kehidupannya? Kau puas melakukan ini padanya kau lupa bahwa apa yang terjadi disebabkan oleh perbuatanmu? Harusnya kau pun dihukum!""Bu, saya minta ma

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    95

    Keesokan hari, Aku terkejut sekali karena pagi-pagi rumah kami sudah ramai, anak-anak mengumpulkan anggota keluarga inti dan mengundang beberapa orang lelaki yang tidak kukenali. Usut punya usut, ternyata mereka adalah petugas KUA dan saksi yang sudah diatur oleh Handi jauh-jauh hari sebelum mas Farid pulang ke rumah. "Papa dan mama bisa menikah hari ini.""Kok bisa? Kapan kamu mengurus berkas?""Aku mah lupa kalau aku ada direktur utama yang punya banyak staf dan mereka bisa lakukan apapun untukku?""Mengejutkan sekali," jawabku, "bahkan Mama belum menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.""Sudah Ma, aku sudah menyiapkan segalanya jadi Mama tinggal menikah saja."Dengan dibantu oleh sepupunya dia membawa mas Farid ke ruang tamu, anggota keluarga kami duduk mengitari karpet besar sementara penghulu sudah ada di tengah tengah kami, diikuti oleh ayahku yang bertindak sebagai wali dan dua orang saksi."Kek, Saya meminta ridho dan restu agar kakek ikhlas menikahkan mama dan papa lagi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    94

    "Aku nggak terima ini ... kalian pasti salah tangkap," desisnya sambil melotot ke arah polisi yang memegangi kedua tangannya. "Bawa saja dia Pak," balasku sambil membenahi posisi Mas Farid di ranjangnya.*Setelah ditangkapnya wanita itu aku dan anakku beserta mas Farid hanya terdiam, kami duduk di sofa dengan segala pemikiran masing-masing. Aku merenung sambil menopang lagu sementara Handi sibuk dengan ponselnya."Jadi, tahu dari mana kalau dia pelakunya?" tanya Mas Farid."Pemuda itu mengaku dia dibayar lima belas juta untuk menabrak Papa, tadinya dia akan kabur tapi ternyata kondisi komplek perumahan ramai karena kebetulan tetangga kita sedang mengadakan syukuran kehamilan istrinya.""Jadi Niken merencanakan untuk mencelakakanku?""Iya, Pa.""Kenapa bisa begitu ya....""Karena dia tidak terima ditinggal Papa.""Astaghfirullah." Mas Farid menggumam sambil mengusap wajahnya dengan keresahan yang terlihat begitu jelas di wajahnya. "Apa yang akan kita lakukan pada wanita itu, Pa?""L

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    93

    "Tidak Nyonya Saya tidak melakukan apapun. Saya sungguh tidak sengaja alih-alih mengerem mobil, saya malah panik dan tak sengaja menginjak pedal gas. Saya minta maaf Bu.""Apa kau mau dipenjara bertahun tahun penjara karena kelalaianmu berkendara?"Pemuda itu mendongak dan makin pucat ketakutan."Kudengar mobil itu adalah mobil sewa harian, aku juga dengar kalau kau berasal dari keluarga menengah ke bawah jadi dari manakah uang untuk menyewa mobil, apa yang kau lakukan dengan mobil, lalu sedang apa kau di komplek perumahan elit tempat tinggal para pengusaha! Apa yang kau lakukan?""Hanya jalan jalan, Bu.""Bukannya Ada petugas keamanan komplek yang akan menanyakan dan memeriksa pengunjung yang datang?""Saat itu security tidak ada, sayang iseng masuk ke perumahan karena saya dengar tempatnya sangat bagus, mewah, berkelas dan elit, tadinya saya mau bikin konten tapi ternyata saya tidak sengaja menabrak mobil suami ibu.""Jadi kau mengebut dalam berkendara sambil memegang ponsel? Maka

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    92

    "Mas Farid!" Aku terjatuh dalam pandangan mata yang sudah gelap dan berkunang kunang, melihat lelaki itu terakhir kali digotong oleh beberapa orang membuatku langsung lemas dan kehilangan kesadaran. *"Bu ... Bu, ibu dengar Bu?" Aku mencoba mengerjakan meski kelopak mata ini terasa begitu berat.Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi hingga aku tiba-tiba terkapar terbaring di kursi ruang tamu."Bu, Alhamdulillah ibu siuman," ujar Mbak Mina pembantuku."Iya, mana Bapak, Mbok?" Dalam keadaan yang masih pusing dan gemetar aku langsung bertanya tentang mas Farid."Sudah dibawa ke rumah sakit Bu.""Dibawa pakai ambulans atau mobil warga?""Mobil tetangga Bu.""Terus apa yang terjadi, Mbok." "Pengendara mobil hitamnya langsung diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi sementara mobilnya Tuan Farid sudah dibawa ke bengkel.""Kalau begitu, saya harus bersiap untuk melihat keadaan bapaknya anak-anak saya," balasku sambil berusaha bangkit, kepalaku masih pusing tapi aku berusaha b

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    91

    Hanya tertawa diri ini setelah memperhatikan sikap Niken yang berusaha menghalalkan segala cara untuk kembali mendapatkan mas Farid.Secara psikologi pria-pria tidak suka dengan wanita semacam itu, karena hal demikian membuat mereka risih dan tidak nyaman. Terlalu dikejar dengan obsesi yang menakutkan membuat pria jadi semakin menjauh dan kebencian di dalam diri mereka akan semakin timbul.Harusnya Niken bersikap lebih bijak dan tenang jika dia memang ingin memenangkan hati Mas Farid, dia harus menunjukkan iktikad baik dan penyesalan mendalam jika ingin mendapatkan pengampunan, lalu pelan-pelan merayu Mas Farid agar kembali ke dalam pelukannya. Sayangnya, wanita itu tidak cukup bijak memperhitungkan langkah. "Aku tidak kuasa menahan rasa geli di hatiku melihat wanita itu tiba-tiba mengaku hamil," ujarku membuka percakapan pada lelaki yang wajahnya dalam keadaan tegang. Kabar tentang kehamilan tentu saja mengguncang pikiran seorang lelaki meski dia pura-pura acuh tak acuh."Jika dia

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    90

    Beginilah aku dan dia berdiri di depan gedung berlantai tiga, yang pernah jadi alasan perpisahan kami. Aku dan dia datang untuk kedua kalinya namun dalam konteks yang berbeda. Aku menemaninya sebagai bentuk dukungan bahwa lelaki itu masih punya orang-orang yang berdiri di dekatnya.Mengingat bagaimana dia akan menghadapi kerasnya hati Niken dan betapa nekatnya keluarga wanita itu, aku rasa ini adalah tantangan terberat di mana ia butuh teman untuk menopangkan beban tersebut. "Aku merasa trauma dan tidak nyaman hati datang ke tempat ini, aku benar-benar tidak nyaman," ujar mas Farid dengan mimik wajah sedikit khawatir dan aku bisa menangkap ketidaknyamanan yang benar-benar kentara. "Kenapa?""Dua kali aku membina keluarga dua kali juga hancur. Sungguh ini adalah tempat yang paling ingin kuhindari dalam hidupku tapi entah kenapa aku terus datang ke sini berulang kali," jawabnya mendesah."Anggap ini adalah jalan hidup yang harus sekali kita lewati Mas.""Melihat dirimu tetap ada disi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    89

    "Jadi, kemana sapi sapi itu?""Ada di kebun temanku. Kebetulan ayahnya punya lahan dan lahannya tidak terpakai jadi sapinya aku pindahkan ke sana.""Jadi polisi tidak mempersoalkan apapun tentangmu?""Ya, karena mereka tahu siapa Ayahku.""Jadi kau memakai reputasiku untuk melindungi dirimu?" tanya mas Farid pada anak gadis kami yang terus tersenyum-senyum dan merasa memenangkan sesuatu yang besar."Iya, berhubung papaku sangat kaya, berkuasa dan bisa membeli setengah dari kota ini. Jadi, aku menggunakan kekuasaan itu untuk bersikap sedikit sombong," jawabnya cekikikan."Ya ampun." Mas Farid hanya menepuk keningnya berkali-kali."Kalau memang sudah tidak ada masalah lagi, sebaiknya kita pulang.""Iya, Ma, ayo kita pulang.""Tapi Niken tak akan melepaskanmu sampai kau mengembalikan sapi-sapi itu ke tempatnya.""Dia tidak tahu apapun Pa, yang dia tahu aku sudah menjualnya, jadi sapi itu tidak akan kembali ke tangannya.""Tapi uangnya ada padamu?""Aku tidak mau tahu Ayah, apa yang kua

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    88

    Selagi aku berdiri di pintu gerbang dan mendengar informasi dari penjaga yang sudah menunggu perkebunan selama 15 tahun, dari kejauhan ternyata diken dan orang tuanya menyaksikan kedatangan kami.Posisi villa yang berada di atas bukit sementara kandang hewan dan tempat pemerahan susu berada di bawahnya, membuat dia bisa leluasa melihat siapa saja yang berkunjung ke perkebunan. Aku dan dia saling menatap dari kejauhan Lalu Tak lama kemudian wanita itu mengambil motor dan melajukannya pada kami."Wanita itu datang," ujarku dalam hati. Bersamaan dengan perasaan hatiku yang mulai membuncah dengan kecemasan, di saat itu pula Mas Farid tiba di perkebunan. "Mas!""Mana Alexa!""Pak Ujang bilang, dia ditahan di Polsek.""Apa dia berhasil mengambil sapi?" tanya mantan suamiku sambil memegang kedua bahu ini."Iya, Tuan, sudah dijual subuh tadi, sesaat sebelum Nyonya Niken tiba dari rumah sakit. Tadinya non Alexa sudah mau pulang, tapi dia kedapatan oleh Nyonya Niken, mereka ribut, berdebat d

DMCA.com Protection Status