Share

Gala, Gila

last update Last Updated: 2021-05-13 00:43:35

"Cepat putar keran Shower nya!" Gala terus memerintah Zalila dari depan pintu kamar mandi.

Keluar rintik-rintik deras air dari Shower, sedikit membasahi baju Zalila.

"Sudah," ucap Zalila.

"Ya sudah, berdirilah kau di bawah air yang mengalir itu,"

Zalila merasa keheranan dengan apa yang diperintahkan Gala. Apa maksudnya menyuruh Zalila berdiri di bawah air mengalir itu, tentunya akan membuat bajunya basah kuyup. Tentunya pula memang itu yang di inginkan Gala.

Gala menjadikan Zalila pelampiasan dendamnya, sedangkan Zalila sendiri tidak tahu bahkan tidak paham sama sekali maksud semua ini. Tetapi Gala begitu menikmati melihat Zalila yang basah kuyup seluruh tubuhnya. Seakan dendamnya benar-benar telah Ia balas pada orang yang melakukannya.

"Tuan Muda, apakah sudah selesai? Sa-Saya kedinginan," ucap Zalila gemetar, kedua tangannya memeluk dirinya.

"Belum, tetaplah disitu!" teriak Gala.

Zalila merasa kedinginan badannya, Ia memang sedang merasa tak enak badan namun Ia tetap kuat seolah baik-baik saja di depan ibunya. Agar Ibunya tak merasa khawatir.

Brukkk...

Zalila jatuh pingsan, tubuhnya tak kuat lagi menahan kedinginan. Sontak membuat Gala yang tengah tertawa-tawa menjadi terkejut.

Sementara di ruang dapur, sang Bibik telah selesai melakukan pekerjaannya.

"Bagaimana dengan gadis itu, ya?"

"Sepertinya tak terjadi apa-apa?"

"Apa gadis itu melayani tuan muda dengan baik, sehingga tuan muda luluh? Ah masa sih, saya tahu persis bagaimana tuan muda. Dia itukan, tidak mudah dijinakkan,"

"Ups, maksud ku tidak muda luluh,"

Begitulah sang ART terus berucap sendiri, bertanya-tanya sendiri. Ia merasa tuan mudanya itu menjadi begitu sangar kini.

"Bik! Bibik...!" teriak Gala dari depan pintu kamarnya.

Teriakkan Gala itu membuatnya kaget bukan main, padahal baru saja Ia berpikir tidak terjadi apa-apa antara Zalila dan Gala.

"Iya, tuan muda!" sahutnya sambil berlari mendekat pada Gala.

Dilain sisi, Betara dan Indrita tengah kegirangan. Sebuah kerjasama bisnis telah mereka tanda tangani, dengan menanamkan modal hingga ratusan juta.

"Kita akan semakin kaya, Pi!" ucap Indrita diselingi tertawa cekikikan.

"Tentu saja, Mi. Kita yang lebih besar menanamkan modal, tentu keuntungan untuk kita yang lebih besar pula," timpal Betara juga diselingi tawa kegirangan.

"Ya sudah, kita pulang, yuk, Pi!" ajak Indrita.

"Ya, ayo," sahut Betara.

Sementara seseorang yang mereka panggil Jono yang juga adalah teman bisnis mereka, telah pulang terlebih dahulu usai menerima uang dari Betara secara cash dalam sebuah koper.

Berjalan dengan tertawa kegirangan Betara dan Indrita mulai masuk ke dalam rumahnya.

"Tuan muda ada apa dengan gadis ini, mengapa Ia sampai pingsan di kamar mandi? bajunya pun sampai basah semua begini?" tanya sang ART.

"Sudahlah, Kau tak perlu banyak bertanya. Pakaikan saja Ia handuk," perintah Gala.

Zalila telah dibaringkan di atas tempat tidur Gala, dengan diselimuti handuk lebar milik Gala.

Gala melirik pada Zalila yang masih terpejam dalam pingsannya. Ia melihat lagi Zalila dari atas hingga bawah, seperti saat pertama melihat Zalila.

Betara dan Indrita melepas lelah di sofa tamu, Mereka membanting saja tubuh mereka hingga mengambul pada sofa empuk itu.

"Bik...!" panggil Indrita kepada ART nya.

Tak langsung mendapat sahutan dari ART nya tersebut, Indrita mulai kesal.

"Mana sih, si Bibik?" Indrita bertanya sendiri sembari mendongakkan kepalanya ke arah dapur.

Indrita bermaksud untuk dibuatkan minum kepada ART nya itu.

"Kemana sih, si Bibik, Pi?" tanyanya pada Betara.

"Kok, tanya aku? mana ku tahu?" sahut Betara.

Melangkah menuju dapur, Indrita mendengar suara berisik dari kamar Gala. Tak menunda lagi, Ia langsung ke sana.

"Ini bagaimana, Tuan muda. Gadis ini belum juga siuman," ucap si Bibik.

"Heh, aku tidak peduli!" ketus Gala.

Indrita masuk ke kamar Gala yang tak tertutup. Ia melihat sang asisten rumah tangganya tengah mengibaskan tangannya ke wajah Zalila sambil duduk di sampingnya. Sedangkan Gala, memalingkan wajahnya kesamping walaupun posisinya menghadap pada tempat tidur dimana Zalila terbaring.

"Ada apa, ini?" tanyanya.

Gala dan si Bibik langsung menoleh pada Indrita.

"Apa yang terjadi? kenapa dengan gadis ini?" tanyanya lagi keheranan melihat Zalila terbaring dan terpejam dengan baju basahnya tertutup handuk Gala.

"Dia pingsan, Nyonya," jawab Bibik.

"Pingsan? memangnya kenapa?" Indrita semakin mendekati Zalila.

Gala yang menjadi penyebabnya, tak jua menyahut. Ia tetap terlihat acuh, namun sesekali melihat pada Zalila.

"Kenapa gadis ini basah begini?" Indrita membuka handuk yang menutupi Zalila dengan baju basahnya.

"Gala! apa kau yang melakukannya?" Indrita menatap penuh selidik pada Gala. Sementara yang ditatap, memalingkan wajahnya lagi.

"Gala, kau balas dendam padanya?" Indrita mempertegas pertanyaannya.

"Sudah ku katakan, aku tidak mau ada suster," sahutan tajam Gala.

"Bik, ambilkan hairdryer di kamar ku!" titahnya pada Bibik.

Si Bibik berlari, langsung menuruti perintah Nyonyanya.

Entah jin apa yang membantunya, hingga si Bibik cepat kembali dari mengambil hairdryer milik Indrita yang ada di kamarnya dilantai atas.

"Nyalakan dan keringkan tubuh gadis itu!" titah Indrita tak memberi kesempatan untuk si Bibik berkata."Ini Nyonya,"

Suara deru mesin pengering rambut itu terdengar. Perlahan hawa panas dari benda itu mengeringkan baju Zalila.

Zalila terbangun dari pingsannya, dan begitu terkejut dengan orang-orang yang Ia lihat disekelilingnya. Yang pertama Ia lihat tentu si Bibik yang lebih dekat lalu Indrita yang tengah berkacak pinggang dan terakhir Gala.

Pada terakhir orang yang dilihatnya, yakni Gala. Zalila terlihat ketakutan, ketika Ia mulai teringat apa yang di lakukan Gala padanya di kamar mandi tadi.

Indrita tak merasa keheranan dengan tingkah Zalila yang ini, berbeda dengan si Bibik asisten rumah tangga. Ia menyerengit kebingungan.

"Nyonya, saya ingin pulang!" kata Zalila ketakutan pada Gala.

"Enak saja, kau harus tetap menjalankan tugas mu!" sahut ketus Indrita.

Gala melihat pada Zalila yang dengan sangat memohon pada Indrita. Gala belum melihat ada sesuatu antara Zalila dan Indrita. Ia masih berpikir Zalila adalah seorang suster yang ditugaskan untuk merawatnya.

"Tapi Nyonya, saya tidak bisa merawat orang gi--," ucapan Zalila terhenti yang tadinya Ia ingin mengatakan Gala gila, yang seperti Ia dapat informasinya dari seorang Ibu, tadi.

"Hey, kau ingin mengatakan aku gila, begitu?" protes Gala, mengerti ucapan Zalila yang terpotong tadi.

"Apa benar begitu? bahwa ucapan selanjutnya kau ingin mengatakan, putraku gila, hah?" marah Indrita.

Si Bibik menyembunyikan wajahnya tertawanya yang tertahan. Dalam pikirannya Ia membenarkan juga jika ucapan selanjutnya dari Zalila adalah ingin mengatakan Gala itu orang gila. Walaupun Ia tahu, Gala itu bukan orang gila tetapi sikap tuan mudanya itu memang seperti orang tidak waras.

Zalila bingung, bukan kah informasi yang Ia dapat memang begitu dan perlakuan Gala padanya membuatnya yakin jika informasi yang Ia ketahui adalah benar.

Related chapters

  • Rentenir Of Love   Zalila Melayani Gala

    "Sekarang juga, suruh suster ini pergi!" ketus Gala."Gala, dia itu memang harus melayani mu menuruti perintah mu, sebagai bayaran hutangnya," jelas Indrita."Maksud, mami? tanya Gala."Eeem..., maksud mami. Kalau dia pergi, dia akan berhutang karena mami sudah bayar dia," bohong Indrita.Sebenarnya sangat tidak setuju dengan apa yang di lakukan kedua orang tuanya ini, mengenai peminjaman uang yang berbunga. Karena itu, Ia memiliki usaha sendiri tanpa meminta bantuan dari kedua orang tuanya ini.Awalnya Gala tidak pernah mengetahuinya, karena banyak orang yang membicarakannya bahkan ada yang sampai melampiaskan kekesalan padanya barulah Ia mengetahuinya.Gala pun akhirnya marah kepada Betara dan Indrita, hingga mengancam akan pergi. Untuk mencegah Gala pergi, Betara dan Indrita mengatakan akan meninggalkan itu semua. Namun ternyata, Betara dan Indrita tak benar-benar melepas bisnis pinjaman uang berbunga nya itu. Karena begitu banyak keuntungan ya

    Last Updated : 2021-05-15
  • Rentenir Of Love   Lima Belas Menit

    Dibelakang Rumahnya terdapat hamparan air berukuran 3x7 meter. Ya, itu adalah sebuah kolam renang. Biasanya Gala yang paling sering menggunakannya, namun dengan kondisinya sekarang ini tentu sangat tidak memungkinkan.Tak berjauh jarak dari pinggir kolam renang itu terdapat payungan besar dengan kursi panjang dibawahnya sebagai tempat untuk berjemur seusai berenang, selayaknya nuansa pantai.Indrita merebahkan dirinya pada kursi panjang itu, melunjurkan kakinya."Kau dibawah!" perintahnya pada Zalila.Zalila menurut, duduk di bawah menghadap Indrita yang terbaring itu. Pastinya kursi pantai itu memang tidak tinggi."Pijatlah kakiku!" perintahnya lagi.Zalila pun menurut, perlahan Ia memegang kaki Indrita yang mulus. Kemudian Ia menggerakkannya keatas kebawah dengan sedikit menekannya. Ia sering melakukannya pada Ibunya."Hm, enak juga pijatan mu," ucap Indrita."Saya sering melakukannya pada Ibu saya, Nyonya," sahut Zalila."Oh b

    Last Updated : 2021-05-16
  • Rentenir Of Love   Zalila Memakai Baju Gala

    Kau harus di beri hukuman," ketus Gala."Walaupun hanya telat lima menit?" protes Zalila."Ya, itu telat juga, bukan?" elak Gala."Ya sudah, aku harus melakukan apa?" pasrah Zalila akhirnya.Gala menatap Zalila dengan tatapan seperti memikirkan sesuatu. Bibirnya yang tipis sedikit kemerahan menyunggingkan senyum tertanda ada sesuatu pula.Indrita telah pulang bersama Betara, entah bertemu dimana mereka. Betara yang pergi lebih dulu, tentu untuk urusan bisnisnya. Ia menggilai membangun perusahaan, saat ini proses pembangunan bangunannya sedang berjalan.Tak seperti Gala yang telah memiliki perusahaan sendiri dengan usahanya sendiri, walaupun perusahaan kecil. Betara yang sudah berencana telah lama, namun baru kali ini berjalan itupun baru hanya pembuatan bangunannya saja. Betara pun membangunnya dari hasil meminjamkan uang secara berbunga."Pi, mami mau ke kamar Gala dulu," katanya pada Betara yang seperti biasanya begitu mereka sampai, merek

    Last Updated : 2021-05-17
  • Rentenir Of Love   Salah Pengertian

    "Tuan muda, kau membuatku terkejut," ucap Zalila sambil memegang dadanya, karena kagetnya."Siapa yang menelepon, mu? pacarmu?" tanya Gala."Itu tadi pak Denis, bos saya di tempat kerja," jawab Zalila."Memangnya apa yang dia katakan?" tanya Gala lagi."Dia meminta saya masuk, jam tiga sore nanti," sahut Zalila."Begitu!" mengertinya Gala.Namun mengertinya Gala tentang Denis yang dikatakan bos ditempat kerja oleh Zalila adalah bosnya di tempatnya bekerja disebuah penyalur perawat atau suster pribadi. Karena yang masih Gala tahu, Zalila adalah seorang suster pribadi yang dikirim oleh penyalur tersebut.Gala memperhatikan Zalila, Ia merasa aneh mengapa Zalila selalu berpakaian bebas seperti saat ini, mengapa Zalila tak memakai seragam susternya."Ada apa, tuan muda?" tanya Zalila merasa dilihat seperti itu."Antar aku ke kolam renang," pinta Gala."Kolam renang? tuan muda ingin berenang?" tanya ragu Zalila.

    Last Updated : 2021-05-18
  • Rentenir Of Love   Ambilkan Tomat

    Zalila dan Gala melewati Indrita di balik pohon hias tadi. Keduanya melihat Indrita, begitu pun Indrita."Mami," ucap Gala."Sedang apa kalian, dipinggir kolam?" tanya ketus Indrita."Aku hanya rindu berenang," sahut Gala."Ayo, Zalila antar aku ke kamar," lanjut Gala.Zalila melanjutkan mendorong Gala, ekor mata Indrita mengikuti langkah Zalila.Tadinya Indrita terenyuh dengan jawaban Gala, melihat kondisi Gala sekarang ini yang tidak mungkin lagi untuk berenang. Jika dulunya Ia selalu rajin berenang, tetapi kemudian Ia teringat kembali dengan apa yang Ia lihat dari jendela tadi. Seperti ada yang serius yang mereka bicarakan, menurutnya.Masuk ke kamar Gala, Zalila bersiap untuk keluar lagi dan akan pergi menuruti permintaan Gala tadi."Mau kemana, kau?" tanya Gala."Bukannya, tuan muda menyuruh saya pergi tadi?" jawab Zalila balik bertanya."Jadi, kau benar-benar tak menganggap ku?" Gala mulai marah lagi.

    Last Updated : 2021-06-14
  • Rentenir Of Love   Tuan Muda Pemarah

    Tak akan ada yang berani menolak, jika Gala yang meminta. Hingga akhirnya semua duduk manis menghadap meja makan dengan berbagai masakan. Dengan si Bibik yang juga turun tangan untuk memasak bersama Zalila."Sepertinya harus ada yang dipecat," ucap Betara melirik pada si Bibik yang sedang menuangkan minum.Sang ART itu pun menjadi ketakutan, terlihat berusaha raut wajahnya."Masakan mu, kalah enak," ucap Betara lagi."Jangan tuan, jangan pecat saya," sahut sang ART, panik dan ketakutan.Indrita, Gala dan Zalila melihat kompak pada Betara dan si Bibik. Mereka itu terlihat lucu sebenarnya, apalagi sang ART yang sangat ketakutan dipecat.Walaupun Betara dan Indrita ini rentenir kejam, tetapi jika tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka itu. Mereka berdua ini menjadi normal seperti kebanyakan orang pada umumnya."Aku tidak sekejam itu, memecat mu," ucap Betara akhirnya, menyudahi dari menakut-nakuti ART nya itu.Fuhhh...S

    Last Updated : 2021-06-16
  • Rentenir Of Love   Gala Cemburu

    "Dasar wanita, kalian semua sama saja. Murahan," marah Gala sendirian, menggebrak kursi rodanya.Ya, Gala lah yang tadi melihat Zalila yang seperti memeluk Denis disaat hampir terjatuhnya tadi. Ia bersama Betara mengikuti Zalila sampai Rumahnya. Tentu itu atas kemauan Gala yang sebenarnya berniat ingin lebih jauh mengenal Zalila.Gala begitu marah melihat kejadian tadi. Ia mengira Zalila benar-benar memeluk Denis. Entah Ia cemburu atau tidak suka dengan wanita yang menurutnya begitu mudah jatuh ke pelukan seorang pria.Dada Gala begitu terbakar rasa marah kepada Zalila, Ia tadinya Ia berfikir jika Zalila berbeda dengan gadis atau wanita lain yang selama ini Ia temui. Namun akhirnya pandangan predikat wanita baik terhadap Zalila, kini terpatahkan dengan peristiwa tadi.Sementara Betara pun mengadukan apa yang dialaminya bersama Gala tadi kepada Indrita."Gala terlihat cemburu, saat gadis miskin itu bersama laki-laki lain?" ulang Indrita bertanya usa

    Last Updated : 2021-06-17
  • Rentenir Of Love   Mulai Belajar Berjalan

    "Kau bilang tidak akan melanjutkan perjanjian dengan gadis itu. Tapi kau biarkan dia bersama Gala," Ucap Betara seraya menuruni anak tangga."Ya biarkanlah, Pi. Lagi pula aku sudah mengancam dia agar tidak main-main," jawab Indrita sambil melangkah menuju sofa, kemudian Ia duduk di sana."Aku tidak yakin si Bibik bisa menjalani dua pekerjaan sekaligus, bisa tidak masak dia," lanjutnya."Dia itu lamban sekali dalam bekerja," katanya lagi."Ya sudah, jika begitu maunya mami," balas Betara."Oh ya, Pi. Jam sembilan nanti jadikan, kita survei lokasi lagi," tanya Indrita."Ya, dari semalam aku menghubungi si Jhon. Tapi tidak diangkat juga, dia juga belum telpon balik." Betara kebingungan tentang orang yang pernah mengadakan kerjasama dengannya, bahkan Ia yang telah menginvestasikan lebih banyak."Masih sibuk mungkin, si Johan," tebak Indrita.Matahari semakin bersinar seiring berjalannya waktu. Zalila mengajak Gala menghirup udara d

    Last Updated : 2021-07-02

Latest chapter

  • Rentenir Of Love   Siapa Yang Berbohong

    Dengan mendorong kursi rodanya sendiri, Gala lebih mendekat pada Zalila, Denis dan si bibi yang tengah membicarakannya."Nah, tu dia. Si tuan muda!" Pekik Denis.Zalila menatap nanar pada Gala, entah rasa apa yang dirasakannya. Ia pun tidak mengerti."Zalila!" Panggil Gala."Hey, tuan muda. Berdirilah, tunjukkan pada Zalila kalau kau sudah bisa berjalan," ucap Denis tajam.Gala tidak menyahut, Ia tetap duduk tenang pada kursi rodanya."Apa aku harus memaksamu?" Denis semakin mendekati Gala kemudian Ia memegang kerah baju Gala dengan kasar."Mas Denis!" Teriak Zalila terkejut.Si Bibi pun terkejut dengan apa yang dilakukan

  • Rentenir Of Love   Apa Benar?

    "Baiklah, aku akan datang," ucap Zalila menutup perbincangannya melalui telepon.Di Lain tempat, Indrita turun dari lantai atas rumahnya tepatnya keluar dari kamarnya. Berniat untuk mengambil makanan di lemari es untuk menemaninya membaca novel, karena merasa belum mengantuk. Bak nyonya besar piyama yang ia kenakan pun terlihat mewah.Belum sampai pada lemari es langkahnya terhenti, Ia terkejut melihat Gala. Kemudian Ia segera sembunyi di balik tembok.'Gala!' gumamnya dengan wajah dan mata yang begitu terkejut. Dari balik tembok ia terus memperhatikan Gala sampai putranya itu masuk ke dalam kamarnya.Begitu Gala menutup pintu kamarnya, Indrita segera berlari menaiki tangga dengan tergesa-gesa.Terengah-engah masuk ke kamarnya, melihat pada Betara yang sudah terti

  • Rentenir Of Love   Gala Tak Mau Berlatih lagi

    "Pulang denganku, kau mau kan, Zalila?" Tanya Arkan yang sebenarnya hanya untuk memancing kecemburuan Lucy."Oh, tentu aku mau. Kau tidak membawaku di depan, bukan? Lalu Lucy dibelakang," bercandanya Zalila.Arkan pernah meledek Zalila dengan tubuhnya yang imut, Arkan berkata akan membonceng Zalila tetapi posisinya Zalila di depan kemudi layaknya membawa anak kecil.Arkan dan Zalila tertawa bersamaan membuat Lucy semakin cemberut."Sudahlah, Arkan. Kau jangan membuat Lucy marah," ucap Zalila usai tawanya terhenti."Aku duluan, ya!" Pamit Zalila akhirnya."Hati-hati di jalan, okey!" Teriak Arkan."Oke, akur-akur lah kalian berdua," balas Zalila kemudian berlalu.****Zalila kembali menemui Gala yang tengah bersama kedua orang tuanya.Tak berkata-kata, Indrita dan Betara meninggalkan Gala bersamaan mendekatnya Zalila.Zalila tak mengerti dan tak mengetahui apa yang dibahas keluarga kecil itu, yang pasti tak a

  • Rentenir Of Love   Kecemburuan Lucy

    "Bisakah kau pulangkan Zalila? ibunya sakit," ucap Denis menjawab pertanyaan Gala."Apa? Ibu sakit?" sosor Zalila mengambil handphone Gala dari tangan Gala.Gala yang sempat terkejut dengan aksi Zalila kini melihat Zalila sambil mengerutkan keningnya."Mas Denis! mas Denis! bagaimana keadaan ibu sekarang?" cecar Zalila panik."Ya, kau pulang dulu saja," sahut Denis."Iya, iya, Mas Denis. Aku pulang," sahut balas Zalila.Percakapan dalam sambungan telepon pun berakhir. Zalila baru tersadar jika kini Ia telah memegang handphone Gala."Maaf, tuan muda. Ini...handphonenya," perlahan dan malu-malu Zalila mengembalikan ponsel Gala."Tadinya kau bilang aku saja yang terima, akhirnya kau rebut juga handphoneku," ledek Gala."Maaf, tuan muda," wajah Zalila memerah."Tuan muda, saya harus segera pulang. Ibu saya, ibu saya," panik Zalila seketika teringat ibunya."Ya, pulang lah!" sahut Gala."Terimakasih, tuan

  • Rentenir Of Love   Zalila dan Gala Semakin Dekat

    "Mas Denis memang atasan saya, tapi kami sudah pernah bertemu sebelumnya. Jadi sedikit akrab," jelas Zalila sambil menatap Gala."Oh!" timpal Gala pendek.Pagi harinya, Zalila memang tak pulang lagi semalam."Terimakasih, Mas Denis!" ucap Zalila mengakhiri dari menelpon Denis, untuk meminta lagi pertolongannya memberi kabar kepada Ibunya."Ini tuan muda, handphonenya." Zalila mengembalikan ponsel milik Gala yang Ia pinjam untuk menelpon Denis."Kau boleh pulang, Zalila! lupakan kesempatanmu dengan Mami," ucap Gala setelah menerima handphonenya."Maafkan aku!"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku pikir, kau adalah seorang suster yang bekerja untuk merawat ku, ternyata ini adalah tuntutan dari keluarga ku." Gala membelakangi Zalila, merasa tak enak dengan Zalila."Jadi, selama ini tuan muda tidak tahu siapa saya?" Zalila terhenyak. Dia mengira Gala telah tahu tentangnya dan perjanjiannya."Jadi...!" henyak Zalil

  • Rentenir Of Love   Gala Tahu Yang Sebenarnya

    'Cepat datang kesini sekarang juga!' ucap Indrita dalam sambungan telepon.'Tapi, Nyonya, ini sudah malam sekali' sahut Zalila.'Saya tidak peduli' tandas Indrita.Tut...Sambungan telpon pun terputus.Zalila kebingungan dengan apa ia akan kesana, kendaraan umum tidak mungkin ada jam segini. Namun ada hal lain yang membuatnya lebih bertanya-tanya lagi, apa yang membuat Nyonya besar itu menyuruhnya datang semalam ini.'Apa ada hubungannya dengan tuan Gala? tapi apa yang terjadi dengan tuan Gala?' gumam Zalila.'Oh, Tuhan. aku sangat mengkhawatirkannya' gumamnya semakin khawatir.Tiba-tiba, Zalila teringat satu nama.'Mas Denis!'Zalila teringat akan ucapan Denis.'Kalau ada apa-apa, kau boleh meminta bantuan ku''Tapi, apa aku tidak mengganggunya malam-malam begini meminta bantuannya?' pikir Zalila.Zalila mondar-mandir kebingungan. Apakah Ia akan meminta bantuan Denis yang adalah bosnya.

  • Rentenir Of Love   Semangat Untuk Gala

    Gala menatap Zalila tajam, membuat Zalila mundur beberapa langkah."Kenapa tidak kau lakukan saja apa yang ingin lakukan tadi, sekarang?" ucap Gala."Meskipun aku tidak dalam keadaan tidur pun, aku tidak bisa melawan, bukan?" Gala melemahkan ucapannya merasa dirinya lemah."Ti-tidak, tuan muda. Tuan muda, hebat kok," timpal Zalila tergagap."Bilang saja aku ini laki-laki lumpuh tidak berguna." Gala memalingkan wajahnya menyembunyikan sendunya."Tuan Gala, diluar sana pasti sudah menunggu orang-orang yang dulu mengenal tuan yang gagah. Aku yakin mereka merasa kehilangan tuan Gala saat ini," hibur Zalila."Karena itu demi orang-orang yang mencintai tuan. Anda harus bisa bangkit lagi, tuan harus bisa berjalan lagi kemudian hadir di hadapan mereka." Zalila terus memberi semangat kepada Gala.Ujaran semangat Zalila ternyata mengena di hati Gala."Kau yakin seperti itu?" tanya Gala."Yakin Tuan! Ayo, kita belajar berjalan lagi

  • Rentenir Of Love   Mulai Belajar Berjalan

    "Kau bilang tidak akan melanjutkan perjanjian dengan gadis itu. Tapi kau biarkan dia bersama Gala," Ucap Betara seraya menuruni anak tangga."Ya biarkanlah, Pi. Lagi pula aku sudah mengancam dia agar tidak main-main," jawab Indrita sambil melangkah menuju sofa, kemudian Ia duduk di sana."Aku tidak yakin si Bibik bisa menjalani dua pekerjaan sekaligus, bisa tidak masak dia," lanjutnya."Dia itu lamban sekali dalam bekerja," katanya lagi."Ya sudah, jika begitu maunya mami," balas Betara."Oh ya, Pi. Jam sembilan nanti jadikan, kita survei lokasi lagi," tanya Indrita."Ya, dari semalam aku menghubungi si Jhon. Tapi tidak diangkat juga, dia juga belum telpon balik." Betara kebingungan tentang orang yang pernah mengadakan kerjasama dengannya, bahkan Ia yang telah menginvestasikan lebih banyak."Masih sibuk mungkin, si Johan," tebak Indrita.Matahari semakin bersinar seiring berjalannya waktu. Zalila mengajak Gala menghirup udara d

  • Rentenir Of Love   Gala Cemburu

    "Dasar wanita, kalian semua sama saja. Murahan," marah Gala sendirian, menggebrak kursi rodanya.Ya, Gala lah yang tadi melihat Zalila yang seperti memeluk Denis disaat hampir terjatuhnya tadi. Ia bersama Betara mengikuti Zalila sampai Rumahnya. Tentu itu atas kemauan Gala yang sebenarnya berniat ingin lebih jauh mengenal Zalila.Gala begitu marah melihat kejadian tadi. Ia mengira Zalila benar-benar memeluk Denis. Entah Ia cemburu atau tidak suka dengan wanita yang menurutnya begitu mudah jatuh ke pelukan seorang pria.Dada Gala begitu terbakar rasa marah kepada Zalila, Ia tadinya Ia berfikir jika Zalila berbeda dengan gadis atau wanita lain yang selama ini Ia temui. Namun akhirnya pandangan predikat wanita baik terhadap Zalila, kini terpatahkan dengan peristiwa tadi.Sementara Betara pun mengadukan apa yang dialaminya bersama Gala tadi kepada Indrita."Gala terlihat cemburu, saat gadis miskin itu bersama laki-laki lain?" ulang Indrita bertanya usa

DMCA.com Protection Status