Tiba-tiba, sebuah kekuatan gelap mulai mengalir dari tubuh August. Dia mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari sebelumnya. Matanya memancarkan cahaya merah, dan aura kegelapan mengelilingi dirinya."Sekarang, kau akan merasakan kekuatanku yang sejati, Asahi!" bentak August dengan suara yang bergetar oleh kegilaannya.Dengan senyum kecil, Asahi mengatakan sesuatu. "Dasar orang bodoh ..."Kekuatan gelap itu terus mengalir dari tubuh August. Kemudian sabit itu berubah bentuk menjadi sesuatu yang berbeda. Dengan di tutupi cahaya merah, sabit itu berubah menjadi dua mata sabit. Namun pisaunya nampak mengecil dan nampak seperti sabit kecil namun ujung nya panjang. Jika di lihat juga itu nampak seperti Twinblade."Lihatlah, waktu juga berhenti ... jadi apapun yang kau lakukan akan sia sia saja ..." ucap August dengan angkuh."Siapa ...? mereka berdua adalah bawahan ku yang baik ..." ucap Asahi dengan tenang."Kau masih mengira dirimu itu Raja Iblis kah dasar Leluhur bodoh ...
"Tolong maafkan hamba Paduka Yang Mulia Raja Iblis Agung, Asahi Minobu-sama ..." ucap August."Ada apa ...? darimana kamu terakhir mengingatnya ...?" ucap Asahi.Asahi menatap August dengan tatapan tajam, perlahan August mengangkat wajahnya dan meneteskan air matanya. Setelah itu dia merunduk di depan Asahi sambil memeluk kakinya dan menangis."Maafkan bawahan mu yang bodoh ini ... aku bisa bisanya melupakan pahlawan yang telah menyelamatkan ku ... tolong sebagai ganti permintaan maaf, kepala ini siap untuk anda penggal kapan pun yang anda mau ..." ucapnya."Hentikan August, selain di hadapan ku ... kamu juga di depan para Dewi pendukung kita ..." ucap Asahi."Saya benar benar mohon maaf sebesar besarnya, bisa bisanya saya mengacungkan senjata kepada sosok yang paling saya hormati ..." ucap AugustAsahi pun menekuk kakinya dan duduk di depan August yang masih merunduk di depan Asahi. Dia menghibur August dengan menepuk pundaknya, "Sudahlah, aku telah memaafkan kesalahan mu ... bisa j
Suatu pagi damai yang cerah di Kerajaan Vurfield, sebuah akademi berdiri untuk mengenalkan para siswa untuk mengejar mimpi mereka menjadi Raja Iblis Sejati. Namun di pagi yang damai itu di pecahkan dengan suara jeritan seorang siswi di ruangan guru."WAAAA ...!!" teriak siswi tersebut.Seorang wanita berambut putih berlari ke sumber suara dan dia itu sadar kalau sumber suara itu berasal dari kantor atasan nya, Auriel. Dia berlari dan membuka pintu dengan keras karena ada teriakan disana. Namun saat di lihat benar saja ada siswi yang datang dan Auriel yang sedang duduk mematung sambil menatap siswi itu dengan tajam."Nona Auriel sudah di bilangin jangan suka menatap orang dengan tajam begitu ..." ucap wanita berambut putih itu."Tapi kau tahu, pose ini keren seperti raja iblis bukan ...?" balas Auriel."Nona Auriel ...!!" getak wanita itu."Ah kau ini terlalu serius Azusa ... tidak mudah dapat pasangan jika kau begitu terus loh ..." ucap Auriel, "Nona Auriel ...!!" getak Azusa."Jadi k
Setelah seharian di latih keras oleh Auriel, Asta dan Guphie merasa sangat kelelahan. Mereka tidak seperti Asahi yang tumbuh dengan tubuh tanpa konsep stamina, dengan kata lain dia tidak bisa merasa lelah. Kemudian Auriel mendatangi Asta dan Guphie,"Lemah ... fisik kalian berdua tidak cocok untuk masuk turnamen ... kenapa bisa kalian terpilih oleh tua bangka itu ...?" ketus Auriel."Sudahlah mereka kan memang bereinkarnasi dengan tubuh iblis biasa ..." ucap Asahi yang berjalan kearah mereka."Akan lebih baik jika Asahi saja yang ikut turnamen ..." ucap Auriel.Saat ingin membalasnya Asahi tiba tiba menoleh ke belakang, seperti ada yang sedang mengintip mereka dari luar. Auriel juga terkejut ketika Asahi tiba tiba menoleh ke belakang saat ingin mengatakan sesuatu."Siapa di sana ...! kau tidak sopan jika bersembunyi di saat ada Iblis Kuno Nona Auriel ada di sini ... keluarlah ...!!" ucap tegas Asahi yang menggetarkan Auriel seketika itu."A- aku ... aku ... Oh my ... dia keren banget
Di tengah keramaian itu Asahi menengok kanan kiri dan melihat ada gadis yang dia kenal sebelumnya. Dia menyebut dirinya Kasha, tapi kenapa dia bisa lolos tes masuk nya padahal dia ini adalah Manusia bukanlah Iblis."Semoga aku tidak dilihatnya ..." ucap Asahi yang membuang mukanya agar tidak berkontak mata dengan gadis itu.Disaat Asahi memalingkan pandangan, gadis itu menoleh kearah Asahi. Walaupun cukup jauh tapi Asahi merasa sedang di tatap oleh gadis itu dengan tatapan dingin. Asahi gemetaran, bukan karena takut. Akan tetapi Asahi tidak ingin konflik dengan orang itu lagi."Di- dia melirikku ..." gumam Asahi gemetaran.Asahi berusaha mengendalikan dirinya, menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap tenang. Namun, pikirannya terus berputar, mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak menyenangkan. Kasha, gadis yang selalu tampak misterius dan penuh teka-teki, memiliki aura yang membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Meskipun dia manusia, dia memiliki kekuatan y
Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya babak semifinal yang ditunggu-tunggu dimulai. Hanya segelintir peserta yang berhasil melangkah sejauh ini, membuktikan kemampuan dan ketangguhan mereka dalam setiap tantangan yang dihadapi. Nama-nama yang kini bersinar di panggung semifinal adalah Asahi, Guphie, Asta, dan Lisa. Masing-masing dari mereka telah melewati rintangan yang luar biasa, menunjukkan bakat dan determinasi yang mengesankan.Kini, mereka akan bertarung satu lawan satu, mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan tiket emas menuju babak final. Setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap gerakan akan menentukan nasib mereka dalam kompetisi ini. Siapakah yang akan bertahan dan melangkah ke final? Saksikanlah pertarungan epik ini, di mana hanya yang terbaik dari yang terbaik yang akan keluar sebagai pemenang. Babak semifinal telah dimulai, dan perjalanan menuju kejayaan semakin mendekati puncaknya.Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya b
Babak yang telah lama dinanti-nanti, babak final, akhirnya dimulai. Sorakan penonton menggema di seluruh arena, menciptakan gelombang semangat yang tak tertahankan. Setelah melewati berbagai rintangan dan pertarungan sengit dalam turnamen ini, Asahi berhasil mencapai final. Kini, ia berdiri di tengah arena, siap untuk menghadapi lawan terkuatnya, Luna. Detik-detik menjelang pertandingan terasa seperti waktu berhenti, dengan udara yang dipenuhi antisipasi dan energi yang membara. Ini adalah momen yang akan menentukan segalanya.Tiba-tiba, suara komentator memecahkan keheningan dan ketegangan yang menyelimuti arena pertarungan. "Apa kalian sudah siap menantikan pertarungan terkuat ini ...!!" teriak sang komentator, suaranya menggema di setiap sudut arena. Sorakan penonton pun pecah, mengguncang seluruh penjuru arena dengan gelombang antusiasme dan semangat yang luar biasa. Suasana mendidih dengan adrenalin, semua mata tertuju pada dua sosok di tengah arena—Asahi dan Luna—yang kini siap
"Pemandangan yang luar biasa di mana sang tirani kini sudah kehilangan taringnya sejak bereinkarnasi..." ucap Asmodeus dengan angkuh, suaranya menggema di seluruh dimensi gelap ini.Asahi dan Luna berdiri di tengah medan pertempuran yang suram, dikelilingi oleh makhluk-makhluk mengerikan yang diciptakan oleh kekuatan gelap Asmodeus. Tanah di sekitar mereka retak dan berlubang, memancarkan uap panas yang beracun. Di kejauhan, terdengar geraman dan raungan para monster yang haus darah."Asahi, hati-hati!" teriak Luna, mengayunkan Nocturne untuk menangkis serangan seekor monster berkepala tiga yang melompat ke arahnya.Asahi berputar cepat, menebas salah satu makhluk yang mendekat dengan pedangnya, Hikari. Cahaya dari pedangnya memancar, menerangi kegelapan sejenak