Saat ini di sebuah ruangan yang minim pencahayaan, terlihat sesosok pria yang sedang duduk di sebuah kursi mewah. Kedua tangannya saling bertautan dengan kedua siku bertumpu pada meja. Tatapannya tajam, pria itu seakan tak pernah terkena cahaya. Kulitnya yang putih kontraks dengan cahaya lampu yang remang-remang. Ia menatap seorang pria tampan yang sedang menyesap sebuah cairan berwarna merah di depannya.
Pria itu menaruh kembali gelasnya kemudian bertanya kepada pria yang terduduk pada kursi kerjanya. Ia tak menyangka bahwa sahabat sekaligus teman masa kecilnya itu menerima tawaran pernikahan dari sang paman yang hanya sebuah konspirasi untuk merebut perusahaannya.
“Kamu dari menemuinya?”
Ia bertanya dengan pelan. Suara baritonnya menusuk telinga pria yang duduk di depannya itu. Ia tahu bahwa sahabatnya mendengar apa yang ia katakan.
“Iya.”
Jawaban singkat itu membuat si pria tergelak kemudian menatap tajam ke depan.
Sementara itu, orang yang sedang diperbincangkan malah sedang memikirkan tentang Al. Ia berpikir pernah melihat mata indah Al yang begitu teduh dan menenangkan. Namun, menyimpan beribu misteri di dalamnya. Akan tetapi, dirinya lupa di mana ia pernah melihat sorot mata itu.“Seperinya perasaan itu asing. Aku hanya terlalu banyak berpikir. Lalu bagaimana dengan kabar perusahaanku sekarang, pasti mereka saat ini sedang berpesta karena aku telah tiada. Hu, dasar brengsek, akan kubalas perbuatan kalian cepat atau lambat tunggu saja tanggal mainnya.”Cklek ...!Kyara yang sedang bergelud dengan pikirannya lantas memperbaiki posisinya saat mendengar seseorang membuka pintu yang ternyata sang Ayahlah gerangan datang bertamu ke kamarnya untuk pertama kali setelah sekian lama.Kyara hanya menatap Bram datar tanpa mempersilahkannya untuk duduk. Ia belum merasa puas atau pun memaafkan Ayah dari Kyara ini. Ia terlalu membencinya.Bram lantas meminta
Suara pintu yang dibuka dengan kasar mengalihkan perhatian dua orang gadis cantik yang sedang asik berbincang di dalam kamar tersebut. Mereka tak lain adalah Alexa dan Alexina yang menunggu kabar gembira dari sang mama.“Bagaimana, Ma? Apa kamu telah memberi pelacur kecil itu pelajaran?” tanya Alexina antusias. Ia belum menyadari ekpresi muram di wajah sang mama.Dira tak memberikan respon apa pun dia hanya berjalan menuju ranjang king size di mana Alexa duduk di atas kasurnya. Ia memperhatikan raut wajah mamanya. Ia paham bahwa terjadi sesuatu di luar sana yang membuat ekspresi sang mama sangat muram.Dira tampak mengambil botol porselen dari laci meja dekat dengan tempat tidurnya. Alexa yang melihat tersebut sudah paham bahwa sang mama sedang menahan emosi sampai ia meminum obat penenang.“Sepertinya Mama tidak Baik-baik saja ‘kan?” tanya Alexa menebak kondisi Dira yang saat ini sudah sedikit leb
Alexa yang mendengar harganya juga sedikit terkejut meskipun hal itu tidak ada apa-apanya bagi Damien. Namun, tetap saja itu bukan jumlah yang bisa dibilang sedikit. Akan tetapi, selanjutnya ia menatap Kyara meremehkan karena dirinya tahu bahwa Kyara tak dapat membeli cincin seharga 200 juta itu.“Aku yakin kau tak dapat membayarnya ‘kan?” tebak Alexa yang membuat pelayan yang menatap Kyara ramah tadi perlahan mengikis pandangan dan menatap Kyara dan Al dengan pandangan menilai.Namun, jika ia melihat pakaian yang digunakan pria bodoh ini tidaklah murah. Itu semuanya berasal dari brand ternama seperti sepatu dari Gucci jaketnya dari brand Dior serta celananya berasal dari brand Bullberry. Namun, ia tetap diam menunggu apa yang akan terjadi bisa saja itu semuanya hanya sewaan semata.“Kalau begitu kau belilah,” ujar Kyara tenang, dan tidak melanjutkan perdebatan yang mungkin akan terjadi di antara me
Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh pasangan Kyara dan Al. Ya, karena hari ini adalah hari pertunangan Al dan Kyara yang dilangsungkan sehari setelah pertunangan Damien dan Alexa. Suasana hangat membanjiri pesta, semua tamu yang datang kebanyakan dari kalangan pengusaha yang tak lain kolega bisnis perusahaan Wijaya dan INC Group karena pemilik perusahaan tempat mereka bekerjasama sekarang telah melepas masa lajangnya. Mereka tak berani untuk tidak menghadiri acara tersebut karena walau bagaimanapun mereka harus tetap menghormati Al.Di sudut ruang pesta yang tidak terlalu ramai terlihat dua orang wanita yang sedang berbincang dengan sangat serius. Karena hotel tempat berlangsungnya pertunangan Kyarà dan Al sangat ramai jadi para tamu tak memperhatikan gerak-gerik mereka yang mencurigakan.Kedua wanita itu tak lain adalah Alexa dan Dira. Ibu dan anak itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang sangat penting.“Apakah rencananya sudah
Waktu yang ditunggu pun telah tiba, Bram bertindak sebagai MC untuk menyelesaikan beberapa kata tentang pertunangan putrinya dengan Al.“Selamat malam untuk semua tamu yang berkenan hadir di malam yang bahagia ini. Keluarga Wijaya mengucapkan banyak terima kasih untuk para tamu berkesempatan hadir di acara pertunangan putri kedua saya, yang akan bertunangan dengan Alviano Arga Dinata Presdir dari INC Group. Terima kasih, dan mari kita saksikan pertunangan ini.” Bram menutup pidatonya dengan diiringi tepuk tangan meriah dari para tamu.Prosesi pertunangan pun dimulai para tamu mendekat dan membentuk lingkaran dengan Kyara dan Al berada di tengah-tengah mereka hanya ada satu lampu yang menyorot mereka sehingga mereka terlihat bagaikan raja dan ratu. Al yang bertingkah polos dan tak berhenti tersenyum membuat suasana hati Kyara menjadi tenang.Sementara itu, Damien hanya menatap benci ke arah Al begitupula dengan Alexa yang menatap benci Kyara karena me
Saat ini Kyara telah kembali setelah diajak oleh Alexa untuk membahas sesuatu. Suasana pesta masih sama, ramai dan isi begitu banyak tamu dari kalangan pengusaha. Kyara yang menemukan Al masih senantiasa menunggunya menarik senyum kecil di bibir ranumnya kemudian kembali duduk di dekat Al yang sedang menyantap makanan yang tersedia di meja mereka.“Al, apa kamu tidak bosan?” tanya Kyara setelah duduk di dekat Al yang memakan makanannya bak anak kecil.“Eum, kita mau main apa? Di sini tidak ada taman bermain? “ tanya Al polos dan melihat sekitar yang hanya dipenuhi oleh tamu yang berhasil mengundang gelak tawa Kyara.“Kamu lucu sekali, bukan itu maksudku, tapi maksudku apa kamu tidak bosan menunggu di sini?” tanya Kyara lagi seraya tersenyum lembut.“Hum, Al bisa sekali, tapi Al harus nunggu gadis kecil sampai kembali lagi di sini. Supaya Al enggak bosan Al makan deh, makanannya enak jauh kalah sama yang ada di men
“Al, lepasin dulu, aku ingin mandi,” ucap Kyara sembari menyingkirkan dengan pelan kepala Al. Al kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Kyara dengan mata sayu efek dari kantuk yang menyerangnya. Namun, Kyara tak ingin membiarkan Al tidur dengan belum membilas tubuhnya karena pasti tubuhnya terasa sangat tidak nyaman.“Al mau tidur. Ngantuk,” ucapnya sembari menggosok mataya pelan. Kemudian mulai beranjak ke atas tempat tidur. Jamuny, dicegah oleh Kyara.“Jangan tidur dulu. Kamu mandi dulu. Aku tunggu kamu sampai selesai baru aku yang mandi ok.” Kyara mendorong tubuh Al yang setengah sadar itu menuju ke kamar mandi. Al dengan patuh masuk ke dalam kamar mandi karena ia sudah sangat mengantuk jadi ia ingin menyelesaikan ini dengan cepat. Padahal dirinya sangat susah untuk tidur bisa dikatakan ia terkena insomnia. Namun, setelah berada di dekat Kyara dan memeluknya tanpa sadar ia memejamkan mata dan dirinya menyadari ha
Plak!Bunyi nyaring dari tamparan itu membuat orang bergidik ngeri saking kerasnya. Damien memegang pipinya yang habis ditampar oleh sang ayah. Dia hanya mampu menggeram dalam hati karena tak dapat melakukan apa-apa.“Anak bodoh, kamu merusak nama besar Ayah, liat semua orang di luar sana mulai memandang Ayah rendah,” amuk William setelah memberikan tamparan keras di pipi putranya yang tak lain adalah Damien.“Tenanglah Pa, kita harus mendengar penjelasan dari Dami,” usul Amanda—ibu Damien ia berusaha menenangkan sang suami dan memberi tatapan keibuan ke arah Damien.“Maaf Ayah, Damien dijebak,” ucap Damien mulai mengeluarkan suaranya.“Apa maksudmu dijebak?” tanya William tidak sabaran. Namun, tetap mendengarkan ucapan sang putra.“Alexina mengirimiku sebuah pesan menyuruhku ke sebuah
Setelah mendapatkan kejutan yang sangat membahagiakan Al tak henti - hentinya tersenyum walaupun hanya senyum tipis yang membuat semua karyawan meleleh karenanya. "Feb, jam berapa saya akan bertemu dengan dia?" tanya Al dengan menekan kata dia pada ucapannya. "Saat jam makan siang," jawab Febian sekertaris sekaligus tangan kanan Al. "Baiklah, kau sudah menemukan bukti-bukti yang akan menyudutkannya?" tanya Al lagi dengan seringaian yang tersunging di bibir tipisnya. "Sudah, saya pastikan dia tidak bisa berkutik," tutur Febian ikut tersenyum. 'Tunggu dan lihat saja, ini sangat menyenangkan.' *** Di sebuah kamar nan mewah terlihat seorang wanita yang sedang memerah menatap layar monitor komputer. Entah apa yang dia lihat sehingga menimbulkan fantasi aneh di sekitarnya. "Ah, ya ampun Al kau membuatku bergairah," ujar wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Tessa saudari kandung dari Kyara. Tessa menatap layar monitor komputer yang menampakkan tubuh atletis Al yang dibalut ja
Al mengeram frustasi akibat apa yang dia alami. Lama berdiam diri mengontrol emosinya benda pipih di sampinya yang tadi sempat ia lempar kini berdering. Langsung saja Al mengambil benda pipih persegi empat itu untuk mejawab telepon yang masuk. "Iya, apa kau sudah mendapatkan kabarnya?" tanya Al to the point. "Ck, kenapa kerja kalian tidak ada yang becus." Setelah mengatakan hal itu Al mematikan telephone sepihak. Mengacak rambutnya frustasi karena tidak bisa mendapatkan kabar tentang sang istri. Sementara itu, ada tatapan khawatir yang menatapnya dari kejauhan. Jam sudah menunjukkan 11 : 57 dan Al belum beranjak dari sofa itu. Seketika lampu padam tidak ada penerangan di ruangan itu. Al mencoba mencari ponselnya sebagai penerangan. Belum lagi Al mengambil ponselnya di depan sana sudah ada cahaya temaran dari arah dapur. Di tengah ruangan lilin kecil menyala satu persatu hingga membentuk kata 'Happy Berstday Al' melihat hal itu Al baru paham belum lagi Al sempat tertegun. Semua lampu
Arkg! “Kenapa bisa begini!” Seorang pria tampan menggeram frustasi di ruangannya. Pria itu mengamuk karena semua penginvestasi menolak bekerjasama dengan perusahaannya lagi. Jadi, perusahaannya berada dalam masa yang sulit. Tok! Tok! Tok! “Masuk!” seru Daniel. Ya, pria itu adalah Daniel mantan kekasih dari Kyara di masa lalu. Sepertinya Al dan Kyara telah bergerak—Daniel akan mendapatkan hukuman berat karena telah mengkhianati Kyara di masa lalu. Masuklah seorang wanita yang merupakan sekertaris Daniel, seperinya dia ingin melaporkan sesuatu kepada atasannya. “Maaf Pak,” ujar sekertaris Daniel dengan hati-hati karena ia tahu suasana hati bosnya tidak dalam kondisi yang baik. “Iya, ada apa Bella?” tanya Daniel to the point. “Begini Pak, perusahaan TU Company menerima bekerjasama dengan Anda dengan syarat Anda mau bertemu dengan pemimpin dari TU Company,” jelas wanita itu yang bername tag Bella. Bagaikan d
“Alfiano Arga Dinata, CEO INC Group. Pria muda berumur 28 tahun ini sukses membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan.” Tessa membaca profil Al. Ia sudah jatuh cinta pada pria itu pada saat bertemu di mall kemarin.‘Oh, beruntung sekali aku jika bisa bersading dengannya masih muda, tampan dan yang lebih penting sukses. Al tidak ada tandingannya. Apa lagi ANS Grub dalam masa yang sulit saat ini tiba-tiba saham turun drastis walaupun itu perusahaan Kakakku yang bodoh, tapi masa bodohlah aku tidak ingin ambil pusing yang terpenting aku harus bisa menarik perhatian Al,’ pikir Tessa berfantasi sendiri mengenai Al. Pikirannya telah kacau akibat fantasi liar yang ia ciptakan sendiri. Tidak mengetahui bahwa Al sendiri tak terlalu menempatkan dirinya di pandangan Al.Tessa yang sedang berfantasi tentang Al. Sosok tampan itu sekarang malah memandang sosok jelita di sampingnya.Menurut Al, Kyara adalah anugrah terin
“Ada apa ini?” Terdengar sebuah suara bas nan seksi menghentikan pembicaraan mereka.Tessa tertegun menatap sosok tampan di depannya itu.‘Omg! Tampannya, Daniel saja akan kalah dengan ketampanan pria ini. Astaga! Dia ... dia adalah Alviano Arga Dinata dari INC Group. Ternyata aslinya sangatlah tampan,’ ujar Tessa membatin. Netranya menatap Al dengan sangat intens seakan jika ia berkedip, maka Al akan hilang dari pandangannya.“Dady!” teriak Angel yang langsung membuyarkan fantasi Tessa tentang Al. Angel langsung saja memeluk sang dady di hadapan semua orang.Orang-orang yang melihat kedatangan salah satu pengusaha sukses itu lantas memotretnya. Blis camera mengenai sosok mereka tanpa jedah. Tempat itu, semakin ramai sejak kedatangan Al.Al langsung saja mengkode Febian agar membubarkan massa tersebut yang mulai menatap mereka penuh minat.Sedangkan Tessa dibuat terkejut, karena
Bias cahaya matahari tampak malu-malu memasuki kuseng-kuseng jendela sebuah kamar. Di sana dua insan masih terlelap dalam tidurnya. Jam pada dinding kamar sudah menunjukkan pukul setegah tujuh. Namun, masih belum ada tanda-tanda dari kedua insan itu untuk bangun. “Engh ...!” Lenguhan kecil keluar dari bibir sang wanita. Perlahan, tapi pasti matanya mulai mengerjap ‘tuk menyesuaikan cahaya yang masuk di netranya. Pupil mata yang berwarna coklat terang itu menyapa dunia, bulu matanya yang lentik tampak bergerak-gerak tak kala anila menerpanya. Wanita itu bernama Kyara Angela Wijaya—pandangannya menyapu area kamar. Sampai tatapannya jatuh pada seorang pria tampan berkulit putih dan memiliki rambut hitam legam yang sehalus sutra. Kyara menyelusuri wajah suaminya yang tanpah celah itu. Suami? Ya, mereka telah menikah lima tahun lalu. Di mana sebuah insiden berdarah terjadi yang membuat hari bahagia itu menjadi hari yang penuh
Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit, ahirnya Kyara di perbolehkan untuk pulang oleh dokter. “Yes, akhirnya bebas dari tempat terkutuk ini,” ujar Kyara senang. Al yang melihat tingkah sang istri hanya geleng-geleng kepala. “Semuanya sudah siap?” tanya Al memastikan tidak ada lagi yang tertinggal. “Iya, ayo kita pulang,” ucap Kyara bersemangat yang dibalas angukan oleh Al. Hanya ada Al yang menemani kepulangan Kyara karena Anna dan juga bram tiba-tiba mempunyai urusan yang tidak dapat ditinggalkan ataupun diwakili entah apa itu mereka tidak ingin mengambil pusing. Namun, yang Al tahu ini mengenai kontrak kerjasama yang akan dilakukan oleh Bram dengan perusahaan itu. Setelah menempuh perjalanan yang kurang dari tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah rumah bergaya eropa klasik, mereka sekarang berada di rumah Al, rumah yang tampak dijaga oleh banyak pria yang menggunakan rompi dan senja lengkap, di rumah itu suda
Seorang pria yang memiliki paras tampan terduduk di kursi rumah sakit yang disediakan untuk menjenguk pasien. Pria tampan itu adalah Alviano Arga Dinata yang sedang menatap seorang wanita yang tertidur pulas di ranjang rumah sakit seakan tidak terpengaruh akan keributan yang terjadi di dunia luar, manik indahnya masih senantiasa bersembunyi enggan untuk menyapa dunia kembali. “Ra, bangunlah, Sayang,” gumam Al parau sambil sesekali mengecup tangan mulus Kyara yang tak terpasang selang infus. Al tanpak kacau pakaian yang semalam yang ia kenakan masih melekat di tubuhnya tanpa ada niatan untuk menggantinya. Ceklek! Suara pintu dibuka, Bram berdiri di ambang pintu sembari menatap tak berdaya menantunya yang masih menunggu istirnya untuk segera sadar, ia kemudian menghampiri sang menantu yang nampak sangat kacau dari semalam ia telah menemani gadisnya yang masih tertidur pulas di rajang rumah sakit. Walaupun gadis itu telah dipindahka
Mereka telah sampai di rumah sakit yang masih di bawah naungan perusahaan Alviano, Al yang penuh kepanikan langsung menggendong tubuh lemah Kyara yang sudah kehilangan rona hidup masuk ke dalam rumah sakit. “Suster!” teriak Al panik dan membuat beberapa pasien terjengit kaget. Beberapa perawat rumah sakit langsung mengambil brangkar untuk digunakan membawa Kyara ke ruang ICU. Al langsung meletakkan Kyara ke tempat tidur rumah sakit tersebut, kemudian membantu suster untuk mendorongnya menuju ke ruang ICU. “Please, selamatkan istri saya,” mohon Al kepada dokter yang datang setelah melihat pemilik rumah sakit itu membawa seorang gadis yang mereka yakini adalah istrinya karena terbukti dengan gaun pengantin yang dikenakan oleh Kyara, gaun putih itu telah kehilangan keindahannya akibat warna merah pekat menghiasi. “Baik, Pak, kami akan melakukan yang terbaik,” jawab dokter itu kepada Al. Kyara langsung dimasukkan ke ruang ICU