Bahkan, Emran sempat kebingungan. Apa maksud perkataan Yanwar? Dia masih belum memahami situasi yang terjadi. Kapan dia memprovokasi Raja Naga?Raja Naga yang dia sebut barusan itu siapa? Apa itu Raja Naga dari Sekte Naga? Dia adalah pria yang luar biasa. Apa Emran berani berbicara seperti itu di hadapannya?Sebentar!Emran tiba-tiba menyadari sesuatu. Jangan-jangan bocah itu adalah Raja Naga?Tidak mungkin!Sama sekali tidak mungkin!Bukan hanya Emran, tetapi semuanya juga ikut memandang Tobi dengan tatapan kebingungan. Mereka juga memikirkan kemungkinan ini.Radit juga memikirkannya. Sorot matanya penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Mana mungkin?Dilan juga tidak paham dengan perkataan gurunya. Dia baru saja bersiap untuk menanyakan hal itu.Namun, Yanwar yang baru selesai menegur Emran langsung menoleh ke arah Tobi. Dia berlutut dengan satu kaki, kemudian berkata dengan hormat, "Yanwar, salah satu dari empat utusan Sekte Naga, Utusan Guntur, memberi hormat kepada Raja Na
Dibandingkan dengan kegembiraan ayah dan ibunya Julia, Emran sekeluarga merasakan emosi yang berbeda.Dia sering mendengar mengenai kekuatan misterius Raja Naga, apalagi dia selalu mendambakannya. Namun, dia tidak menyangka, dia akan berani bertindak sombong di hadapan Raja Naga.Bukankah situasi mereka saat ini bisa dikatakan 'bagai telur di ujung tanduk'? Jika mereka bisa selamat, bukankah itu sudah termasuk keajaiban? Saat menyadari tatapan dari yang lainnya, wajahnya langsung memucat, bahkan nyalinya juga menciut.Wajah Adel, ibunya Michael, juga berubah muram. Dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya. Apalagi, niat jahat yang terpampang di wajahnya barusan juga telah menghilang.Emran makin menyesali perbuatannya. Apalagi, saat teringat dengan perkataan Guru Nanda barusan. Padahal, Guru Nanda sudah mengingatkannya, tetapi dia malah tidak menyadarinya.Barusan, Emran telah dikuasai oleh emosi dan juga terlalu menyombongkan kekuatan Keluarga Jhonson mereka. Jika tidak, berdasarkan
Sekarang Emran bahkan langsung berlutut di depan mereka seperti ini?Bahkan, ibunya Michael juga memperlihatkan tatapan tidak percaya. Mereka tahu Emran sangat mementingkan harga dirinya, tetapi dia justru memutuskan untuk berlutut di saat seperti ini.Dia juga menyadari ketakutan yang ada di dalam hati suaminya.Emran bukan hanya berlutut, tetapi juga membentak istri dan anaknya di hadapan banyak orang. "Kenapa kalian berdua hanya berdiri di sana? Cepat kemari dan berlutut.""Kalau bukan gara-gara kalian, kejadian hari ini juga nggak akan terjadi. Kita juga nggak akan membuat Raja Naga tersinggung. Cepat kemari dan akui kesalahan kalian kepada Raja Naga."Emran diam-diam mengutuk dalam hatinya. Saat bertemu dengan Raja Naga, jangankan Emran, bahkan Yanwar yang punya pengaruh di Kota Doma dan banyak pejabat yang menjilatnya, pun harus berlutut.Mengapa mereka berani tidak berlutut?Karena alasan inilah, Emran langsung berlutut.Wajah Adel, ibunya Michael, jelas tidak senang, tetapi dia
Saat ini, tidak ada yang memperhatikan kalau Guru Nanda telah muncul di depan pintu secara diam-diam. Sebenarnya, dia masih penasaran dengan perkembangan masalah itu selanjutnya.Tak disangka, begitu diintip, dia mendapati Emran dan yang lainnya berlutut di depan Tobi. Terlihat jelas, sekeluarga itu sedang menunggu keputusan.Tiba-tiba, jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya berkeringat dingin.Nanda buru-buru membalikkan badannya dan bergegas menjauh dari tempat itu. Dia tidak berani memeriksa apa yang akan terjadi selanjutnya lagi.Candra jelas tidak menyangka kakak iparnya akan menyerahkan keputusan itu kepadanya. Namun, jelas sekali kakak iparnya sengaja membiarkannya menangani masalah itu agar Keluarga Santoso tahu dirinya memiliki status, apalagi kakak iparnya juga sangat baik kepadanya.Candra merasa tersentuh dan baru saja bersiap untuk berbicara.Emran terkejut. Dia terlihat cemas dan buru-buru berkata, "Tu, Tuan Candra, aku benar-benar menyesali perbuatanku. Kumohon, tolong
Mungkinkah Keluarga Yudistira akan mengalami kemunduran seperti ini?"Para Leluhur, apa yang harus aku lakukan?""Apa Langit sungguh ingin menghancurkan Keluarga Yudistira?"Tepat di saat itu, sebuah bayangan hitam tiba-tiba muncul."Tuan Besar, aku menemukan kabar penting!" Pria berbaju hitam yang telah mengikuti Tuan Besar Ezra bertahun-tahun itu terlihat senang."Basyir, ada masalah apa? Kenapa kamu begitu senang?""Aku sudah menemukan putra Tuan Revan," jawab pria berbaju hitam itu dengan antusias."Apa!"Tuan Besar Ezra tampak kaget sekaligus senang. Dia kemudian bertanya dengan cepat, "Kamu yakin nggak salah?""Yakin sekali. Waktu itu, panti asuhan memang terbakar habis, tapi dia beruntung bisa selamat dari kejadian itu.""Lantas, bagaimana kabarnya sekarang? Siapa namanya? Dia tinggal di mana sekarang?" Tuan Besar Ezra tahu mengenai kebakaran panti asuhan, tetapi dia tidak tahu siapa yang melakukannya."Namanya Tobi Yudistira. Dia tinggal di Kota Tawuna. Sekarang dia lagi pergi
Di kediaman Santoso. Begitu melihat Keluarga Jhonson berlalu, Lukman berniat untuk angkat bicara, tetapi Radit malah mendahuluinya.Dia langsung menjatuhkan kedua kakinya dan berlutut di hadapan Tobi sambi berkata dengan panik, "Raja Naga, saya minta maaf. Barusan saya terlalu ceroboh dan membuat Anda tersinggung. Mohon maafkan saya kali ini. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi.""Aku juga, aku juga!"Dilan tidak tahu harus berkata apa, jadi dia pun mengikuti pamannya dan langsung berlutut.Tindakan itu tentu membuat Julia terkejut. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya.Candra dan Widia juga segera beranjak. Bagaimanapun, Candra masih menganggap mereka sebagai keluarga wanita yang dicintainya. Widia juga memiliki pemikiran yang sama.Tobi tidak terburu-buru seperti mereka, tetapi dia juga bangkit dan berkata dengan tenang, "Sudahlah, kalian berdiri saja. Demi Julia, aku juga nggak berniat untuk mempermasalahkan perilaku kalian. Jadi, kalian juga nggak perlu berlutut seperti
Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah, jangan dibahas lagi. Lagian, aku sudah bilang mau memberikannya kepada kalian. Aku nggak akan menarik kembali perkataanku. Candra, terima saja. Tapi ingat, kamu harus mengelolanya dengan baik dan buat pencapaian besar sebagai balasan untukku, mengerti?""Ya! Aku pasti akan berusaha. Terima kasih Kak Tobi!" ucap Candra terharu.Sebenarnya, ada makna yang dalam di balik semua pengaturan Tobi ini. Para tamu Hotel Anvaya kebanyakan sangat luar biasa. Hal ini juga bisa memberi Candra kesempatan untuk melatih dirinya.Melihat adegan itu, Lukman makin paham kalau Tobi sangat menjaga Candra. Dia diam-diam merasa senang. Apa pun yang terjadi, kelak Lukman pasti akan memperlakukan menantunya dengan baik.Pandangannya terhadap Candra kini juga berubah. Makin dipandang, dia makin menyukai menantunya ini.Memang benar, Candra masih belum sehebat Raja Naga. Andai Raja Naga bisa menjadi menantunya .... Namun, Lukman juga hanya membayangkannya sejenak
Setelah selesai bergelut, pipi Widia langsung memerah. Dia kemudian berkata dengan malu, "Dasar pria jahat. Kenapa kamu nggak bisa sedikit lebih lembut? Saking kasarnya, kamu sampai merobek pakaian dalamku.""Hehe. Seingatku, barusan kamu nggak bilang begitu.""Apa-apaan!"Memikirkan kejadian barusan, Widia bertambah malu dan wajahnya juga memanas."Ya sudah. Kebetulan aku punya waktu, bagaimana kalau aku bawa kamu pergi beli yang baru?""Siapa yang mau pergi beli bersamamu?" ucap Widia dengan kesal. Wajahnya bertambah merah. Mana mungkin dia mengajak Tobi pergi memilih pakaian dalam? Bukankah itu akan membuatnya canggung?"Kamu yakin nggak mau pakai lagi? Benar juga. Dengan begitu, nanti kita bisa melakukannya lebih cepat, 'kan?""Sembarangan!"Widia malu sekali. Tobi makin lama makin berani.Namun, entah kenapa, Widia malah menikmatinya.Jarang-jarang mereka bisa menghabiskan waktu berduaan. Widia juga tidak terburu-buru untuk kembali ke Kota Tawuna.Waktu berlalu dengan cepat. Malam