“Ke sana, kalian cepat kejar mereka, Den Rain di bawa oleh seseorang perempuan misterius dan Non Tania sedang mengejarnya” ucap Dokter Philip dengan nafas yang sepertinya hampir saja habis
“Baik Dok, Dokter tunggu sini, nanti kami kembali lagi” ucap anak buah Ali dan setelah itu mereka berdua pun megejar Tania yang masih mengejar perempuan misterius yang sedang membawa Rain pergi
Anak buah Tania berlari dengan sangat cepat hingga mereka bisa mengejar Tania, sementara itu perempuan misterius itu pun juga berusaha berlari sekuat tenaga ke mobil untuk membawa Rain pergi, namun sayangnya setelah perempuan misterius tersebut anak buah Ali sudah sampai di mobil tersebut dan menangkap perempuan misterius tersebut namun perempuan misterius tersebut melakukan perlawanan yang membuat anak buah Ali terkena pukulan dan setelah itu perempuan misterius tersebut langsung naik ke mobil dan langsung bergegas pergi menggunakan mobil tersebut tanpa membawa Rain ka
“Bi Tolong siapin makanan yang banyak ya sekarang, saya lagi perjalanan pulang nih, siapin agak banyakan ya Bi” ucap Tania pada Bi Inah dengan santai “Baik Non saya akan siapkan sekarang” ucap Bi Inah dan lanjut bilang “Non apa ada pesanan makanan khusus ?” tanya Bi Inah pada Tania “Sebentar Bi” jawab Tania dan setelah itu dia bertanya pada Rain
sementara itu Rain yang baru saja di periksa dia langsung ke spot yang paling dia suka di kamarnya, dia duduk di kaca besar yang langsung bisa melihat pemandangan di luar, dia duduk santai di sana sambil memandang keluar dan juga melihat ke langit yang di penuhi bintang-bintang yang indah. Selang beberapa menit, Tania pun langsung kembali lagi ke kamar Rain dan sudah mendapatkan Rain sedang duduk di depan kaca besar, dia pun menghampiri Rain dan duduk bersama Rain, setelah duduk di samping Rain, Tania masih tetap menanyai kondisi Rain sekarang.
“Kamu yah” ucap Tania yang tidak habis pikir Rain masih bisa bercanda dan setelah itu Tania memukul bahu Rain dengan sedikit keras yang membuat Rain kesakitan “Aw sakit” ucap Rain yang sebenarnya hanya pura-pura sakit saja “Aduh-aduh maaf, perasaan aku mukulnya pelan” ucap Tania yang langsung melihat lengan yang tadi dia pukul yang ternyata sedikit berubah warna menjadi merah muda
“Nyala kok mesin mobilnya dan bahkan tidak ada kendala sedikit pun” ucap Rain pada Tania dan juga Ali “Mobil aneh” ucap Tania dan setelah itu Tania menyuruh Rain untuk mematikan mesin mobilnya karena bahaya dan Rain pun langsung mematikan mesin mobilnya dan mesin mobil pun mati dengan sempurna “Kenapa ini bisa terjadi yah” ucap Tania dengan bingung
“Bunda baik sayang, dan bisnis di sini juga berjalan dengan lancar” jawab Bunda Laura “Oh iya Bibi Fetrin di sana bagaimana ?” tanya Rain menanyakan Bibi Fetrin “Bibi Fetrin juga baik-baik saja” jawab Bunda dengan santai “Bunda masih lama
“Kamu belum sarapan karena nungguin aku ?” tanya Tania memastikan hal tersebut“Iya aku nungguin kamu bangun biar sarapan bareng,” jawab Rain pada Tania“Uu so sweet” ucap Tania dengan senyum pada Tania“Udah ayo, aku dah lapar nih” ucap Rain langsung mengajak Tania untuk sarapan langsung“Iya ayo, aku juga udah lapar” ucap Tania juga yang sudah lapar juga dan setelah itu mereka pun bangun dari duduknya dan bergegas ke meja makan untuk sarapan pagiSambil berjalan Tania menanyakan hal semalam dan membujuk Rain agar mau mencari temannya yang membuat mobil kutukan tersebut“Rain” ucap Tania dengan lembut“Iya, kenapa ?” tanya Rain sambil mereka berjalan dengan santai ke meja makan“Kamu benar nggak mau cari teman kamu yang membuat mobil kutukan itu ?” tanya Tania mencoba untuk membujuk Rain agar mau mencari temannya yang membuat mobil
“Rain kamu mau kemana ?” tanya Tania setelah melihat Rain ingin bergegas pergi dari meja makan “Aku mau mandi dulu, belum mandi” jawab Rain dengan santai “Hari ini keluar yu, aku bosan di rumah” ucap Tania mengajak Rain untuk pergi keluar &ldqu
Berhenti di sebuah mall Diana pun langsung dengan cepat memberitahu lokasi Rain dan Tania sekarang dan setelah itu dia pun turun dan tetap mengikuti Rain dan Tania sampai di dalam dengan diam-diam. Dan Anna yang sudah tahu loksi Rain Anna pun langsung bergags ke sana.Sementara itu Rain dan Tania berjalan dengan santai sambil mengikuti Tania yang katanya ingin membeli suatu barang di Mall tersebut.“Tania kamu mau beli apa ?” tanya Rain karena dari tadi merekahanya berputar-putar saja“Aku mau beli kasing ponsel, yang ini udah jelek, aku mau ganti yang lagi tren” jawab Tania yang ternyata hanya ingin membeli kasing ponsel“Ya udah kalau begitu kita ke toko asesoris ponsel lah, kenapa dari tadi cuman mutar-mutar aja” ucap Rain protes pada Tania“Sekalian aku mau lihat barang-barang lain, siapa tahu ada yang bagus” ucap Tania pada Rain dan lanjut bilang “Kamu ada mau beli sesuatu nggak ?” ta
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u